• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi Dukungan Terhadap Pembangunan Infrastruktur Strategis Lainnya Untuk Maluku, yaitu:

B. SEKTOR PERHUBUNGAN

B.1. Sub Sektor Perhubungan Laut

5. Komisi V DPR RI mendukung pembangunan pelabuhan hub di Provinsi Maluku yang telah disesuaikan dengan Tatanan Kepelabuhan Indonesia sesuai dengan amanah UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Untuk itu, Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera melakukan studi mendetail terkait pengembangan Pelabuhan di Provinsi Maluku dengan memperhatikan keberadaan pelabuhan-pelabuhan yang telah ada dan usulan pengembangan pelabuhan lainnya untuk menjadi calon pelabuhan Internasional hub.

6. Terkait dengan adanya sejumlah kendala di pelabuhan-pelabuhan di Maluku, maka Komisi V DPR RI akan menjadwalkan pembahasan mengenai solusi terhadap kendala dan rencana-rencana besar dari pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, utamanya pelabuhan di Maluku, utamanya terhadap pelabuhan Tulehu, Pelabuhan Tual dan pelabuhan-pelabuhan laut di wilayah Maluku Tenggara.

7. Komisi V DPR RI akan menjadwalkan pertemuan dengan Menteri Perhubungan untuk mempertanyakan overview seluruh pelabuhan yang ada.

8. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera melaksanakan amanah UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran terkait penegasan fungsi regulator dan operator sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pengutamaan aspek keselamatan dan keamanan Pelayaran serta pengelolaan Pelabuhan di Provinsi Maluku di masa mendatang.

9. Komisi V DPR RI meminta pemerintah daerah provinsi Maluku untuk mempromosikan pelabuhan-pelabuhan laut di wilayah Maluku, agar operator-operator dapat tertarik menanamkan investasinya di

10. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera membenahi permasalahan lapangan penumpukan kontainer di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.

11. Komisi V DPR RI mendukung pengembangan Pelabuhan Laut Gudang Arang, Kota Ambon, termasuk fasilitas pendukung pelabuhan berupa dermaga dan pergudangan, termasuk mendukung kegiatan-kegiatan untuk keselamatan pelayaran yang dilaksanakan Coast Guard Ambon, antara lain: pekerjaan upper structure dermaga dan talud sepanjang 100 m, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2,9 Milyar pada APBN TA 2010

12. Komisi V DPR RI mendukung usulan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara pada program/kegiatan Pembangunan dan Pengembangan

small port untuk pertumbuhan Pelayaran Rakyat pada titik-titik

pelayanan perhubungan antara pulau, di Kabupaten Maluku Tenggara.

13. Komisi V DPR RI menyesalkan ketidakintegrasinya program/kegiatan yang berakibat tidak bermanfaat langsung kepada masyarakat, seperti temuan lapangan di Dermaga Pelabuhan Laut Kenavigasian dan penjagaan laut dan pantai Tual di Danar. Selanjutnya Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera melakukan pengadaan kapal navigasi dan kapal penjagaan laut dan pantai (coast

guard) untuk kepentingan keselamatan dan keamanan pelayaran dan

optimalisasi dermaga pelabuhan tersebut sesuai dengan amanat UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

14. Terkait dengan usulan pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara untuk mengoptimalkan dermaga navigasi di Danar sebagai pelabuhan dengan kepentingan perikanan dan kontainer, maka Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk melakukan kajian mendalam dan hasilnya disampaikan ke Komisi V DPR RI.

B.2. Sub Sektor Perhubungan Darat

1. Komisi V DPR RI mendukung program/kegiatan prioritas sub sektir perhubungan darat pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara, yaitu:

a. Pembangunan dan Pengembangan Terminal Kota Langur dan Terminal Luar Kota, di Kabupaten Maluku Tenggara, untuk menunjang tata transportasi umum di Kei Kecil.

b. Pembangunan dan Pengembangan Dermaga

Penyeberangan di Langgur, dan Elat, Kabupaten Maluku Tenggara untuk menunjang angkutan penyeberangan antara Kai Kecil dan Pulau Kei Besar.

2. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Perhubungan untuk mengkaji lebih dalam rencana pengembangan fasilitas di dermaga penyeberangan dan kapal penyeberangan Galala-Poka, agar tidak tumpang tindih dengan program/kegiatan Jembatan Merah Putih.

3. Komisi V DPR RI mendukung program/kegiatan pengembangan pelabuhan penyeberangan yang melayani masyarakat pada:

a. Pelabuhan penyeberangan Wahai terletak di (P. Seram) Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

b. Pelabuhan Penyeberangan Kisar terletak di Provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

c. Pelabuhan Penyeberangan Tepa terletak di P. Babar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

d. Pelabuhan Penyeberangan Nusa Laut terletak di P. Nusa Laut, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku

e. Pelabuhan Penyeberangan Lakor terletak di P. Lakor, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

f. Pelabuhan Penyeberangan Wailey terletak di P. Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat, provinsi Maluku.

g. Pelabuhan Penyeberangan Air Manang terletak di P. Seram, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.

4. Komisi V DPR RI mendukung program/kegiatan pembangunan:

a. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Tepa Tahap IV (selesai) termasuk Supervisi Rp. 7.805.857.000,-

b. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kisar Tahap II termasuk supervisi Rp. 11.600.000.000,-

c. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Nusa Laut Tahap II termasuk supervisi Rp. 7.000.000.000,-

d. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lakor Tahap II termasuk supervisi Rp. 7.000.000.000,-

e. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Wailey Tahap I termasuk supervisi Rp. 4.000.000.000,-

f. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Air Manang Tahap I termasuk supervisi Rp. 4.000.000.000,-

g. Pengadaan/pembangunan Kapal penyeberangan perintis 500 GT lintas Namlea – Sanana Tahap I Rp. 3.500.000.000,- h. Pengadaan/Pemasangan SBNP di Pelabuhan Penyeberangan

Saumlaki, wahai, Ilwaki, larat termasuk desain dan supervisi Rp. 3.500.000.000,-

5. Komisi V DPR RI menyesalkan ketidakintegrasinya program/kegiatan yang berakibat tidak bermanfaat langsung kepada masyarakat, seperti temuan lapangan tidak terdapatnya tempat berlabuh dermaga penyeberangan untuk KMP Bukit Massait. Selanjutnya Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera melakukan mengadakan fasilitas dermaga penyeberangan mengoptimalkan manfaat program/kegiatan.

6. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera menyelesaikan pembangunan Terminal di Kota Tual, yaitu Terminal Lodar El dan Terminal Wara, agar dapat segera melayani rute angkutan pedesaan dan angkutan pada trayek-treyak dalam Kota Tual dan Angkutan antar/lintas Kabupaten Kota, dengan tetap mengacu pada integrasi multimoda sesuai UU No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ.

B. 3. Sub Sektor Perhubungan Udara

1. Komisi V DPR RI menyatakan turut prihatin dan mengharapkan PT Angkasa Pura I untuk memperhatikan laba-rugi. Untuk itu, Komisi V DPR RI mendukung rencana investasi untuk pengembangan Bandara Pattimura Ambon. Selanjutnya PT Angkasa Pura I agar menyampaikan secara tertulis apa dan bagaimana fokus pengembangan yang akan dilakukan untuk 5 (lima) tahun ke depan, sesuai dengan tatanan kebandarudaraan.

2. Komisi V DPR RI memahami Bandara Pattimura sebagai bandara yang memegang peran penting di Kawasan Timur Indonesia. Dalam kerangka Tatanan Kebandarudaraan Indonesia, Komisi V DPR RI juga mendorong Pemerintah untuk mengembangkan bandara-bandara lain, utamanya terkait sarana transportasi ke pulau-pulau terpencil.

3. Terkait masalah pasokan listrik ke Bandara Pattimura, Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk memberi perhatian serius, agar tidak mengganggu aktivitas penerbangan di wilayah Maluku.

4. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa, melalui peningkatan sarana dan prasarana Bandara.

Terkait dengan hal itu, Pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Udara untuk menyampaikan laporan hasil audit Bandara seluruh Indonesia, khususnya Bandara di wilayah provinsi Maluku, kepada Komisi V DPR RI, sebelum dilaksanakannya rapat terkait percepatan pembangunan dan pengembangan Bandar Udara.

5. Komisi V DPR RI memberi apresiasi kepada operator (maskapai) penerbangan swasta utamanya dalam memberikan pelayanan keperintisan ke daerah-daerah terpencil.

6. Komisi V DPR RI mendukung upaya pembangunan dan pengembangan: 1) Bandar Udara Kota Tual

2) Bandar Udara Ibra Kabupaten Tual

3) Bandar Udara Olilit-Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat 4) Bandar Udara/ Lapangan Terbang di daerah-daerah yang

berbatasan langsung dengan perbatasan negara lain, yaitu Australia dan Timor Leste, dengan panjang run way minimal 1300 m.

Selanjutnya, Komisi V DPR RI menunggu hasil kajian antara Departemen Perhubungan khususnya Ditjen Perhubungan Udara dan Pemerintah Provinsi Maluku yang disesuaikan dengan Tatanan Kebandarudaraan sesuai dengan amanah UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, termasuk kajian atas sumber pendanaan lain selain APBN, untuk dibicarakan lebih lanjut.

7. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk melibatkan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders), termasuk pihak PT Angkasa Pura, dalam pengembangan Bandar Udara Pattimura. Sejalan dengan hal tersebut, Komisi V DPR RI selanjutnya akan menggelar rapat terkait percepatan pembangunan dan pengembangan Bandar Udara.

8. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera melakukan program/kegiatan yang menjamin keselamatan penerbangan, utamanya di landas pacu Bandara Dumatubun, Kabupaten Maluku Tenggara.

9. Komisi V DPR RI mendesak Ditjen Perhubungan Udara untuk segera melakukan evaluasi terkait pengenaan harga tiket melebihi ketentuan yang menjadi saat kunjungan kerja di Kabupaten Maluku Tenggara. Untuk itu, Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk penertiban sehingga tidak meresahkan konsumen pengguna jasa.

10. Komisi V DPR RI mendukung Kementerian Perhubungan untuk segera menyelesaikan program/kegiatan pembangunan bandara Ibra di Kabupaten Maluku Tenggara dengan tetap mengacu pada UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan studi kelayakan investasi.

11. Komisi V DPR RI sepakat dengan Kementerian Perhubungan untuk memperjuangkan penambahan pembiayaan Bandar Udara Olilit, Saumlaki untuk penyelesaian pekerjaan konstruksi landasan Landas Pacu sebesar Rp. 47,132 Miliar.

12. Komisi V DPR RI mendukung upaya pembangunan Bandar Udara, Saumlaki Baru untuk mengejar ketertinggalan dari wilayah lainnya, dengan tetap mengacu pada UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan koordinasi dengan Bandar Udara di sekitarnya.

13. Komisi V DPR RI meminta pemerintah daerah di Kabupaten Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat agar segera menyelesaikan persoalan lahan masyarakat setempat dengan menggunakan pendekatan persuasif, agar tidak mengganggu program/kegiatan pembangunan Bandar-bandar udara yang ada.

14. Terhadap usulan pembangunan lapangan terbang perintis oleh pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya, Komisi V DPR RI meminta Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk menindaklanjuti usulan pembangunan lapangan terbang perintis di Tiakur, dengan mempertimbangkan Tatanan Kebandarudaraan sesuai UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dan mempertimbangkan fungsi pertahanan dan keamanan NKRI.