• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serealia Lainnya

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2014 KATA PENGANTAR (Halaman 63-68)

Luas Panen (Ha)

INDONESIA Provinsi

3. Serealia Lainnya

Tanaman serealia lain khususnya sorgum mempunyai keunggulan komparatif yaitu tahan kekeringan dan dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi sumber air terbatas, selain itu juga kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dan dikonsumsi dalam bentuk nasi atau bubur maupun diolah menjadi tepung sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan. Tanaman sorgum mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia terutama dalam memanfaatkan lahan kering maupun lahan marginal yang potensi lahannya masih cukup luas.Sehingga melalui dukungan APBN tahun 2014 di fokuskan hanya pada fasilitasi kemitraan.

Pelaksanaan kegiatan serealia lain tahun 2014 dialokasikan kegiatan fisik berupa bantuan pertemuan fasilitasi kemitraan (dekon), namun kegiatan dem farm melalui dana APBN pengembangan komoditas serealia lain sudah ditiadakan, sehingga diharapkan daerah dapat mengembangkannya melalui dana APBD I dan II serta pengusaha lokal.

Program pengembangan serealia lain (sorgum, gandum, jewawut dan hotong) tahun 2014 dilaksanakan dalam rangka mendukung diversifikasi pangan,

36.000 37.000 38.000 39.000 40.000 41.000 42.000 43.000 44.000 Realisasi MT.13/14 & MT.14 Rerata 5 MT Terakhir Realisasi Tahun Lalu MT.12/13 & MT.13 Sasaran MT.13/14 &MT.14 ( h e k ta r)

Direktorat Budidaya Serealia 55

didalam upaya pengembangan konsumsi beras 5% selama 5 tahun sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan permintaan akan beras sebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang belum diusahakan (lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman lain tidak dapat tumbuh dengan baik karena terbatasnya air.

Untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain diperlukan dukungan seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah mengingat komoditas ini masih belum berkembang secara maksimal di lapangan.

Dalam upaya pengembangan komoditas serealia lain, pada tahun 2014 telah dilakukan upaya – upaya antara lain:

a. Upaya Ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru

Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada daerah–daerah bukaan baru, lahan kering maupun lahan marginal yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta, maupun petani lokal.

b. Pembinaan dan Pengembangan Daerah Sentra

Pembinaan dan Pengembangan daerah sentra dilakukan di lahan milik petani, yang sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas serealia lain secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan dengan meningkatkan perluasan areal tanam menuju usahatani yang memenuhi skala ekonomi.Selain itu juga dilakukan sosialisasi pola kemitraan bagi petani untuk mendukung pemasaran hasil produksinya. Khusus untuk daerah sentra seperti provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi Sulawesi Selatan, provinsi Nusa Tenggara Barat adalah merupakan salah satu daerah sumber penangkaran benih yang perlu ditingkatkan.

c. Pengembangan pola kemitraan di daerah sentra produksi

Pengembangan pola kemitraan di sentra produksi merupakan upaya pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis melalui pola kemitraan yang berkelanjutan.

Pengembangan pola kemitraan sentra produksi ini dilakukan dengan pendekatan :

- Fasilitasi kemitraan di sentra produksi berskala ekonomis berbasis kabupaten andalan seperti provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi Nusa Tenggara Barat, provinsi Sulawesi Selatan, provinsi Jawa Barat, provinsi Jawa Tengah, provinsi Banten dan provinsi Maluku.

- Pemantapan peran pengusaha lokal melalui pertemuan fasilitasi kemitraan di provinsi (dana Dekon).

- Kegiatan yang dikembangkan dalam subsistem budidaya dalam sentra produksi perlu dipadukan dengan subsistem lainnya seperti penyediaan benih oleh Balitser, pengelolaan kelompok tani di pedesaan, pemasaran

56 Direktorat Budidaya Serealia oleh Bogasari dan lain–lain sehingga tercipta keterpaduan dan keharmonisan pengembangan agribisnis secara utuh di tingkat petani d. Penguatan kelembagaan

Strategi pengembangan komoditas serealia lain melalui penguatan kelembagaan yang meliputi kegiatan fasilitasi pertemuan kemitraan dengan:

- Kelompok tani / Gapoktan

- Penangkar benih (BPSB), diupayakan dilakukan oleh pengusaha swasta untuk mendukung salah satu usaha dalam pengembangan komoditas serealia lain yaitu penyediaan benih yang terbatas sehingga perlu adanya pemberdayaan penangkar benih melalui dukungan dana APBD dan kemitraan usaha untuk penyiapan kebutuhan benih

- Peran Asosiasi pengguna tepung seperti PT. Bogasari, pengusaha lokal dan pemerhati sorgum perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan serealia lain dan terwujudnya diversifikasi pangan

- Peningkatan pengembangan budidaya, pengolahan dan pemasaran seperti PT. Batan Teknologi (Persero) dan PT. I-pasar.

- Pembiayaan usaha tani melalui KKPE serta kemitraan dengan

stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung

keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain.

Adapun skenario pengembangan komoditas serealia lain tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 26. Pengembangan Komoditas Serealia Lain Tahun 2014

No Komoditas Pengembangan (Ha) Kemitraan (Ha) Swadaya Masyarakat (Ha) Revolving APBN (Ha) Total (Ha) 1 Gandum 2.550 - - 100 2.650 2 Sorgum 552 1.102 990 - 2,644 3 Hotong 100 - 30 - 130 4 Jewawut 50 - 40 - 90 Catatan :*BUMN

Upaya pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : a. Areal Pengembangan

Areal pengembangan merupakan upaya pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan.Areal pengembangan ini dikembangkan dalam subsistem usahatani on-farm yang dipadukan dengan subsistem lainnya, terutama subsistem hilir yakni

Direktorat Budidaya Serealia 57

pasca panen, pemasaran dan kemitraan. Areal pertanaman tahun lalu melalui Dem Area dana sumber dari APBD, Swasta dan swadaya diharapkan dapat melaksanakan penanaman komoditas serealia lain kembali sehingga dapat menjadi areal pengembangan, sehingga pertanaman tidak terputus (berkelanjutan)

b. Swadaya Petani

Peningkatan produksi komoditas serealia lain gandum dan sorgum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan khususnya dengan adanya perubahan iklim global mengakibatkan sistim pola tanam gandum di Amerika dan Eropa menurun, sehingga harga gandum di pasaran dunia meningkat. Oleh karena itu peran petani Indonesia berpeluang besar untuk meningkatkan produksinya. Dengan demikian akan meningkatkan daya tarik petani untuk menanam secara swadaya. Demikian juga komoditas hotong dan jewawut telah dibudidayakan secara intensif dibeberapa daerah dan sudah menjadi konsumsi pangan lokal dan meningkat dari tahun ketahun seperti komoditas hotong sudah lama dikenal dan dibudidayakan di Pulau Buru, Maluku dan menjadi sumber karbohidrat alternatif.Jewawut di provinsi Sulawesi Barat merupakan komoditas strategis kawasan lahan kering beriklim kering untuk mendukung ketahanan pangan lokal.

c. Pola Kemitraan

Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas serealia lain khususnya gandum dan sorgum sudah berjalan dengan baik yang didukung oleh Kementerian BUMN dan Kementerian Koordinasi Perekonomian. Pada tahun 2014 ini sudah dilakukan pengembangan sorgum seluas 400 Ha diKabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan Kementerian Koordinator Perekonomian sudah melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi (Universitas Andalas) dalam rangka persiapan pencanangan pertanaman gandum Indonesia pada tahun 2014. Saat ini yang sudah berjalan dengan baik adalah PT. Batan Teknologi, PT. Bogasari, PT. Berdikari, PT. Sarrotama, PT. Semen Tonasa, dan PT. Bosowa.

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Serealia Lain Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 27. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Serealia Lain Tahun 2014

No Komoditas

L.Tanam L. Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)

1 Sorgum 2.550 240 30.00 7.200

2 Gandum 250 210 30,00 630

3 Hotong 100 80 10.00 80

58 Direktorat Budidaya Serealia Tabel 28. Pelaksanaan Pengembangan DEM Area Komoditas Serealia

Lain Tahun 2014

GANDUM SORGUM HOTONG

1 Aceh Bener Meriah Timang Gajah 10 Univ. Andalas

2 Sumbar Solok Selatan Pauh Duo Alam Pauh Duo 10 Univ. Andalas

Agam Baso Koto Tinggi

50 Kota Luak Mungo

Tanah Datar X Koto Koto Laweh

3 Bengkulu Rejang Lebong Curup Air Bangis 10 Univ. Andalas

Selupu Rejang Sumber Urip 4 Banten

5 Jabar Sukabumi Sukaraja Suka Mekar 10 Univ. Andalas

Kab. Bandung

6 Jateng Banjarnegara Batur Sumber Rejo 10 Univ. Andalas

Wanayasa Sibebek

Banjarnegara Kalibening 60 APBD I

Demak 20 APBD I

Wonogiri 40 APBD I

7 DIY Bantul 400 swadaya

Gunung Kidul 500 swadaya

8 Jatim Pasuruan Tosari Ngadiwono 10 APBD I

Tosari Tosari Tosari Podokoyo Lumajang 5 FFD APBD I Probolinggo 5 FFD APBD I Lamongan 5 FFD APBD I Bangkalan 5 FFD APBD I Sampang 5 FFD APBD I

Banyuwangi 1.000 Kemen BUMN

9 Sulsel Sinjai Sinjai Gunung Perak 10 Univ. Andalas

Sinjai Arabika

Sidrap 50 Kemen BUMN

Maros Toraja Utara Enrekang Gowa 10 NTB Bima 5 APBD II 11 NTT

TTS Batu Putih 10 KADIN

Belu 1.000 Kemen BUMN

Rotendao 200 APBD II

12 Maluku Buru 50 APBD II

13 KALSEL Tanah Laut 10 Kemen BUMN

130

3.260 50 JUMLAH

NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA / DEM FARM (Ha) SUMBER DANA NAGARI

Direktorat Budidaya Serealia 59

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2014 KATA PENGANTAR (Halaman 63-68)