diterima semasa hidupnya.
Da.w iki pedi a.o rg/w iki /A lfred_W egener
50 W a r t a G e o l o g i . M a r e t 2 0 0 7
G e o f a k t a
kemudian menjadi lebih tertarik pada akan orang seperti itu tidak layak duduk di
meteorologi; selama hidupnya, dia kursi dunia ilmu pengetahuan yang luas.” berpartisipasi dalam beberapa ekspedisi
Ironisnya, tak lama setelah dia mencapai meteorologis ke Greenland. Dengan
tujuan akademiknya, Wegener meninggal sifatnya yang ulet, Wegener menghabiskan
dunia dalam sebuah ekspedisi meteorologis sebagian besar masa dewasanya untuk
ke Greenland. Georgi telah meminta mempertahankan teorinya tersebut. Sejak
Wegener untuk mengkoordinasikan dikemukakannya, teori tentang apungan
sebuah ekspedisi untuk mendirikan stasiun
benua sering diserang dengan sengit dan
cuaca musim dingin, guna mempelajari tidak pernah diterima dalam masa
arus jet (serangan badai) di atmosfir bagian hidupnya. Meskipun banyak kritik atas
atas. Dengan enggan Wegener menyetujui dirinya dari para ahli geologi terkenal, yang
permintaan tersebut. Setelah mengalami m e n g a n g g a p n y a
keterlambatan karena cuaca buruk, hanyalah seorang ahli
Wegener dan 14 orang lainnya berangkat m e t e o r o l o g i d a n
menuju stasiun musim dingin pada bulan bukan ahli dibidang
September 1930 dengan 15 kereta luncur geologi, Wegener
dan 4000 pon (± 6000 kg) perbekalan. tidak pernah mundur.
Udara dingin yang ekstrim membuat 13 Dia bahkan semakin
orang Greenland kembali lagi, tetapi bekerja keras untuk
Wegener terus bersikeras untuk sampai di memperkuat teorinya
stasiun tersebut. Di stasiun tersebut Georgi itu.
d a n p a r a p e n e l i t i l a i n n y a a m a t B e b e r a p a t a h u n membutuhkan perbekalan yang dibawa
s e b e l u m Wegener. Dengan berjalan di bawah
k e m a t i a n n y a , kondisi yang membekukan, dengan suhu o
minus 54 Celsius, Wegener sampai di Wegener akhirnya
stasiun tersebut lima minggu kemudian. memperoleh salah
Karena ingin segera pulang, dia memaksa satu tujuan hidupnya,
kembali ke base camp besok paginya. Tetapi yaitu posisi akademik.
tapi tak dia tidak pernah kembali, dan mayatnya Setelah sekian lama mencari (
berhasil) posisi di sebuah universitas di ditemukan pada musim panas. Jerman, dia diterima sebagai profesor di
Pada saat meninggalnya (pada usia 50 Universitas Graz di Austria. Rasa frustrasi
tahun), Wegener masih sebagai seorang dan keterlambatannya dalam memperoleh
peneliti yang energetik dan brilian. Setahun posisi di universitas mungkin berasal dari
sebelum kematiannya, terbit edisi keempat minat ilmiah Wegener yang amat luas.
buku klasiknya yang telah diperbarui Seperti dicatat oleh Johannes Georgi,
(1929); dalam edisi ini dia telah melakukan seorang teman lama dan koleganya,
observasi signifikan, bahwa samudera yang “Berkali-kali dia gagal untuk mendapatkan
lebih dangkal secara geologis umurnya posisi tertentu disebabkan karena, dan
lebih muda. Seandainya dia tidak mungkin pada derajat tertentu, dia tertarik
meninggal dunia pada tahun 1930, bisa juga pada hal-hal di luar ketentuan, seakan-
Alfred Wegener (kiri) dan seorang pemandu Innuit pada 1 November 1930 saat ekspedisi akhir meteorologis di Greenland. Ini merupakan foto terakhir Wegener, yang meninggal kemudian dalam ekspedisi itu.
Geofakta 51 dipastikan Wegener akan menyambut baik data
batimetri Atlantik yang baru, yang didapat oleh kapal peneliti Jerman Meteor pada akhir tahun 1920-an. Data ini menunjukkan adanya lembah tengah yang memanjang, dimana terdapat sebagian besar puncak Punggungan Tengah Samudera Atlantik (Mid-Atlantic Ridge). Dengan pikirannya yang jernih, Wegener mungkin bisa saja mengenali Mid-Atlantic Ridge yang dangkal sebagai fitur yang secara geologis adalah berumur muda, sebagai akibat dari ekspansi termal, dan lembah tengah sebagai palung (rift valley) akibat dari pemekaran kerak samudera. Dari kerak muda yang mekar di tengah samudera hingga pemekaran lantai samudera dan tektonik lempeng (plate tectonics) hanyalah sebuah
lompatan yang pendek bagi pemikir besar seperti Wegener. Menurut Dr. Peter R. Vogt (US Naval Research Laboratory, Washington, DC), seorang ahli di bidang tektonik lempeng, “Wegener mungkin saja menjadi bagian dari revolusi tektonik lempeng, jika dia berumur panjang...”. Bagaimanapun, banyak gagasan Wegener yang menjadi katalis dan kerangka kerja bagi pengembangan teori tektonik lempeng pada tiga dekade kemudian.n
Diterjemahkan oleh: Julianty M sumber: USGS
Dengan sifatnya yang ulet,
Wegener menghabiskan
sebagian besar masa
dewasanya untuk
mempertahankan teori
tersebut. Sejak
dikemukakan, teori tentang
apungan benua itu
sering mendapat serangan
sengit dan tidak pernah
diterima semasa hidupnya.
Da.w iki pedi a.o rg/w iki /A lfred_W egener
52 W a r t a G e o l o g i . M a r e t 2 0 0 7 Profil 53
Budi,
Pengamat Gunung
Api Gede
alan menuju Pos Gunung Gede sangat sempit. Jika berpapasan dengan mobil lain,
J
salah satunya mesti mengalah. Beruntung kendaraan dinas yang kami naiki tidak berpapasan dengan mobil lain. Hanya di dua lokasi kami terpaksa berhenti karena ada ranting dan dahan pohon yang tumbang menghalangi jalan. Angin dingin terasa keras menerpa tubuhsaat kami keluar dari mobil hingga kami sampai di lokasi Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gede. Rasa kuatir kami berkurang saat Budi yang bekerja di PGA Gede menjelaskan bahwa cuaca memang kurang bersahabat beberapa hari ini. “Hari ini mendingan, namun, 3 hari lalu kabut menutupi pos ini”, kata Rohman, rekan Budi menyambut kami.
P r o f i l
unung Gede yang memiliki nama lain Gunung Gedeh, Gunung Ageung, atau Gunung Agung ini secara geografis
o
G
terletak pada koordinat 6 47' LSo
dan 106 59' BT, dan secara administratif termasuk ke dalam Wilayah Cipanas, Kabupaten Cianjur dan sebagiannya lagi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Terletak pada ketinggian 2.958 m di atas permukaan laut rata-rata (dpl) atau sekitar 1.850 m dari kota Pacet, Cianjur, Gunung Gede merupakan gunung api Strato Tipe A dengan tujuh kawah. Ketujuh kawah itu adalah G u m u r u h , G e d e , S e l a , K a w a h r a t u , Kawahlanang, Kawahwadon, dan Kawahbaru. Penduduk yang bertempat tinggal di sekitar Gunung Gede cukup padat. Seperti layaknya gunung api lainnya Gunung Gede merupakan lahan yang subur untuk pertanian, oleh karena itu sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Di Kecamatan Sukaraja misalnya 70% dari penduduknya adalah petani. Di lereng- lereng Gunung Gede ditemukan beberapa sumber mata air panas dan air terjun. Namun hingga saat ini belum ada data inventarisasi sumber daya Gunung Gede yang rinci.
Gunung Gede dan lingkungannya sebenarnya memiliki daya tarik tersendiri. Hutan sekitar Gunung Gede merupakan lingkungan alam yang subur, indah, sejuk, tempat tumbuhnya aneka jenis tumbuhan; dan merupakan hutan atau taman wisata yang strategis yang terletak di antara dua kota besar di Jawa Barat. Pengunjung Taman Nasional Gede Pangrango, sebagai contoh, mencapai lebih dari 60.000 orang/tahun dan jumlahnya cenderung naik tiap tahunnya. Para pendaki dan pencinta alam sering naik Gunung Gede ini dari berbagai arah. Mereka kadang-kadang memilih jalan yang tidak biasa dilalui, sehingga acap kali menimbulkan korban.