• Tidak ada hasil yang ditemukan

SESI PERTAMA (10.00-12.30) Moderator : Khairul Fahm

Dalam dokumen PROSIDING KNHTN 3 (Halaman 117-128)

PARALLEL GROUP RUANGAN

1. SESI PERTAMA (10.00-12.30) Moderator : Khairul Fahm

Pembicara :

-Simon butt

-M. Romahurmuziy (PPP) -Prof. Mahruarar Siahaan Notulensi : Sarisas Anggaraini

Moderator: Khairul Fahmi

jadi nanti ada dua tema. Saya tidak akan membatasi Bapak/Ibu apakah akan berbicara mengenai penyelesaian sengketa partai politik dengan hubungan partai politik dipusat dengan di daerah, tapi yang pasti dua-duanya akan kita bahas bersama dipenghujung. Ini ada beliau pemancing diskusi didepan kita bersama (menunjuk para narasumber). Dan ada 22 orang, 23 orang yang masuk dalam daftar peserta ke panitia, yang ada didepan saya ini yang tergabung dalam PGD II, mari kita perkenalkan satu persatu. Yang pertama ada pak dodi, Ada pak zulfa, Ada bapak imam ropi i, Ada pak Ahmad Fahrudin, Ada pak adi, kemudian ada pak Bacthiar, Ada pak Bambang Ariyanto, Ada Ibu Emy Hajar Abra, Lalu ada Ibu Hesty, Ada bapak fadli ramadanil, ada bapak Fauzin, ini wajahnya akrab sekali ini, ada wajah orang kampungnya bapak Mahfud kayaknya, Ada Bapak Ibrahim, ada Ibu Eka Putri, Ada bapak Ilhamdi taufik, Ada bapak lutfi, Ada Ibu Maria, Ada bapak Nurdin Hady, Ada Bapak Putra Perdana, Ibu rosyita Ada Bapak Ardilafiza, Ada Bapak Nuruddin Hady, bapak Sirajudin, Ada bapak Thamrin, dan juga disini tertulis Ahmad Satria Erawan, tapi mungkin beliau sedang berhalangan hadir ya.

Bapak ibu yang saya hormati, kita sudah dihadiri pemancing diskusi, tentu kita harapkan beliau menyampaikan materi yang sesuai dengan tema kita. Dengan waktu yang memang agak terbatas. kita serahkan kepada para pemateri untuk me Selajutnya, kita sudah telat 30 menit memulai, semoga nanti kita bisa selesai nanti dijam 12.30 atau setelat-telat nya dijam 12.45. tapi setelah itu kitapunya waktu rehat dan mulai ke sesi selanjutnya di PGD.

Sebelum masuk ke sesi pertama, saya ingin jelaskan sedikit. Kita mulai dari beliau bertiga. Nanti siang ada sesi yang sudah dijelaskan disitu. sartu pemancing diskusi, dan satu lagi dari bapak/ ibu peserta. yang pimpin diskusinya nanti juga dari bapak/ ibu peserta dengan catata bahwa besok kita sudah punya rekomendasi terkait dengan tema yang kita bahas di focus diskusi pgd II ini. kita beri kesempatan pertama kepada Prof. Dr. Simon Butt, beliau adalah assisten direktur ..grup.

Saya berikan kesempatan pertama kurang lebih 10 sampai 15 menit lah ya untuk menyampaikan pemaparan makalah beliau. Kepada beliau prof. simon saya persilahkan.

Simon butt:

Hantaran professor hukum di Sidney law school. Hukum Indonesia lebih baik dari hukum di Australia. The theme is bout the intern conflict of the politic party.

Australian political system

Terimakasih banyak. Saya gak tau mau pakai bahasa Indonesia atau bahasa inggris, boleh campur sedikit?

Forum: boleeeeeh.

Saya wong jowo. Saya sebenarnya professor hukum di Sidney University Australia, dengan keahliannya hukum Indonesia. Tapi saya malah diminta untuk memaparkan bagaimana hukum di Australia. jadi saya agak bingung mulainya dimana. Dan ini saya promosikan dulu, ini adalah buku saya, merupakan buku tentang hukum di Indonesia. Hukum Indonesia memang lebih baik dari hukum Australia. Ini buku terakhir saya, the legal constitution of the government in Indonesia, Itu kena charges besar sekali, jadi saya siap memberi setiap copy elektrolik kepada setiap orang yang ada disini. Forum: tepuk tangan

Yang hardcopynya 150 euro, okeeey, saya sedikit homesick ya. dan saya juga merupakan professor hukum di UGM. Mengajar di UGM

Lanjut, hari ini akan saya bahas sedikit mengenai partai politik di Australia, lebih spesifik lagi bagaimana cara menyelesaikan konflik ditingkat internal partai atau intra partai. Saya ingin mulai dengan

Konflik didalam partai sangat sering terjadi, amat sering terjadi. Jadi ada perdebatan yang keras. Mengenai posisi partai, Terkait kebijakan-kebiojakan yang ingin dikeluarkan sebagainya. Tapi hampir semua konflik itu dilakukan dengan rumah/kamar tertutup. Setelah ada perdebatan dalam yang damanya kamar partai, Posisi partai menjadi bulat. Kalau ada yang berani melawan posisi partai yang bulat, mungkin selesai, itu akan diusir dari partai, atau di sanksi dengan sanksi yang lain diancam didalam partai. Hamper tidak ada kasus yang diajukan dipengadilan. Yang mau bawa kepengadilan, kesempatannya sedikit sekali.

Mungkin pakai suara besar saja ya. Nah supaya apa yang saya sampaikan tadi masuk akal, lebih rasional dan dapat diterima, lebih baik saya sampaikan dulu system politik di Australia. Bahas mengenai politik Australia, diaustralia ada parlemet nasional dan ada dua kamar, seperti dpr dan dpd. Perbedaannya openhouse bisa memblok. bisa menolak. Halau dpd hanya bisa mengusulkan. Kira-kira 150 member. Di Australia Ada dua partai yang besar. Ini perbedaan mendasar dengan Indonesia dengan Australia yang menonjol, ada ALP (Australian Labor Party) dan LIBERAL Party. Ada partai yang kecil, tapi pengaruhnya besar. Jika hasil pemilu ada yang beda sedikit, partai kecil bisa menentukan posisi yang pasti dan siapa pemenangnya. Dari 150 kursi

diparlement Australia, perbedaannya memang tipis seakli untuk partai yang besar sangat besar. Dia memperoleh 76. Sedangkan partai labor 69. Jika partai kecil berkoalisi dengan labor, labor bisa menag. Tapi dia memang, tapi kok labor party bisa memenangkan Posisi labor party itu sangat dangeours, apa bahasa indonesianya, sangat beresiko tinggi.

Sebenarnya sering sekali say abaca di surat kabar, perbedaan partai. Mereka seing sekali pertabrakan.

Contohnya,

Kalau dia, saya kenal sangat konsertif sekali. Tapi dia seluruh pers agak dikontroli oleh fraksi konserfatif dipartainya, jadi dia tidak bisa melakukan perubahan yang mendasar. kok bisa seperti itu.

Perbedaan fraksi-fraksi didalam partai yang besar. 1. Ada fraksi konserfatif dalam partainya. 2. Perdana mentri

Sering sekali ada perdebatan yang ganas didalam fraksi-fraksi partai di parlement, tapi tidak dibuka untuk umum. Memang ada beberapa proses yang memastikan bahwa member-member akan tetap pada party line atau posisi partai. Ada 2 proses untuk melawan partai.

1. crossing the floor

Mereka bisa berpindah tempat kepartai lawan untuk melakukan vote. itu bisa dilakukan secara fisik. Ini jarang sekali terjadi. Kalau cross the floor itu berpindah tempoat. Pasti ada sanksi dari partai.

2. Conscience vote

Pemimpin partai memberikan kebebasan kepada anggota partai untuk menentukan vote sesuai pilihannya. Seperti kawin sesame jenis, pasti ada sakit. Hal-hal mengenai, jadi itu merupakan hal yang sangat pribadi. Jadi partai memberikan kebebasan kepada membernya untuk vote secara bebas. Jadi waktu itu ada dikoran mengenai con. Tapi sering sekali ada perdebatan didalam partai, apakah mereka akan mengijinkan member partainya, untuk vote

Oke, nah, Bagaimana partai yang sudah mendapatkan posisi bulat, bisa memastikan bahwa anggotanya tidak akan menyimpang dari posisi partai, caranya:

1. Party discipline

Sifatnya adalah kal. Ini. it s the fight of the party room. Not on the floor of house. That means Segala sesuatu terjadi didalam partai, dikamar partai, jadi wajah partai itu bulat. Kenapa itu dianggap strategis sekali? jika dia satu pendapat dia akan dianggap kuat. Jika terlalu banyak perdebatan, kapal akan tenggelam. Jika sudah ada kesepakatan akan lebih mudah untuk mengambil keputusan. Semua anggota dipilih oleh orang setempat, yang dipilih bisa menolak permintaan, mempermudah proses demokrasi

Diaustrallia sebenarnya jauh lebih banyak bulu domba daripada manusia. Itu akan menjadi gampang bagi anggota partai jika dia ikut saja. Dia hanya perlu melihat posisi partai. Yang menaik bagi saya adalah proses pemilihan di

Australia sama dengan di Indonesia. Dimana masyarakat memilih pemimpin didaerahnya seperti pemilu. Tapi orang yang dipilih itu dia bisa mengatakan bahwa dia tidak bisa mengikuti keinginan orang yang memilih saya, tapi saya harus mengikuti posisi partai. Oleh karena itu mempermudah proses negosiasi anggota parlement. Jadi itu filsafatnya. Jadi partai belum kuat untuk itu.

2. Sanctions

Seringkali anggota partai dipecat oleh yang disebut ... Dicambuk atau sanksi yang paling berat diusir dari partai. Jadi setiap orang memiliki orang kepercayaan yang ditujukan untuk menjaga kedisiplinan partai. Namun sistem yang paling berat di Australi adalah dimana untuk dijadikan kandidat, itu perlu persetujuan pimpinan-pimpinan partai. Jadi bukan saja orang yang mau masuk, orang yang mau dipilih kembali dia harus mendapat support dari partainya.

3. Lack of justiciability

Itu tidak memungkinkan orang yang tidak senang dengan partainya membawa ke pengadilan. Beberapa decade yang lalu. Dulu partai politik disamakan dengan organisasi lainnya, seperti sama dengan social club. Maksud saya posisinya diperlakukan sama, contohnya organisasi golf, atau golf club. Parpol tidak dikhususkan pada posisi yang kusus dalam partai politik. Oleh karena itu ketika terjadi konflik dan diajukan kepengadilan, pengadilan akan menganggap itu bukan kewenangannya, karena organisasi politik sama dengan organisasi olahraga. Lama kelamaan parpol sudah diakui oleh UU sehingga pengaturannya juga harus dibenahi, lama-lama pengadilan siap mempersiapkan anggaran dasar partai politik. Jadi jika mengajukan konflik, bebarti sudah bisa diterima pengadilan.

Kalau bisa saya simpulkan, apakah memang partai itu untuk prosesnya harus demokratik? Jawabannya adalah tidak. Sistem nya memang otoriter. Tapi apakah sistem di Australia demokrasi? Apakah sistem demokrasi bisa berfungsi jka partainya tidak bisa disamakan? Jika partai disiplin tidak bisa mencapai itu. Jadi itu kontribusi dari Australia.

Moderator: Khairul Fahmi

Terimakasih pak Simon. Ada beberapa hal ya yang kita tangkap. Pertama berkaitan dengan mekanisme internal partai, ada yang bisa di bawa ke pengadilan. Saya perkenalkan pembicara ketiga kita beliau sekarang sebagai pemimpin umum partai P3. Jadi nanti silahkan bapak itu, kalau mau mempersolakan langkah politik P3 silahkan

Assalamualaikum wrwb. Terimakasih saya ucapkan Bapak Moderator, para pembicara, Pak Simon dan Pak syamsudin Haris

Saya merasa mendapatkan kehormat bisa menjelaskan secara langsung, berbicara didalam forum akademik yang sangat kecil konflik, sangat berbeda dengan partai politik. Perbedaan pendapat itu biasa, tapi tidak perlu disingkapi dengan konflik. Itu nikmatnya dunia akademik. Partai politik memang berisi dengan actor yang bentrok dengan kepentingannya yang berbeda-beda. Inilah partai politik.

Yang kedua saya berterimakasih kepada Pusako, dan KN-HTN yang telah mengundang, kalau prof. Saldi Mengatakan kemaren itu maksud dari mengundang itu adalah meminta langsung dari tangan pertama mengenai informasi terkait praktek langsung dipartai politik. Dan menurut saya penting untuk memastikan sistem lingkup kita mengenai penyelesaian sengketa.

Kemudian ini mengenai mekanisme penyelesaian sengketa saya kira saya tdak akan mengutak atik hal didalam UU no 2 tahun 2011. Ini undang-undang ini muncul antara lain waktu itu muncul karena konflik PKB yang secara senonoh waktu itu kita katakana ini Partai Konflik Berkelanjutan. Jadi lahir UU 2 no 11 itu karena cerita PKB. Sejak lahir UU, bukannya menyelesaian permasalahan satu partai, malahan dua partai yang berkonflik. Tapi saya kita perlu pemberbaikian itu, karena setelah diskusi memang banyak yang bertikai. Saya ingin langsung pelajaran yang dialami P3. Saya sudah membuat sedikit coretan-coretan. Tapi saya ingin menegaskan bahwa konflik disetiap partai politik itu sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan politik. Tergantung apakah parpol itu mampu mengelola atyau tidak, jika tidak tentu ada konsekuensi. Jangan sampai partai baru masuk dengan mudah mendeklarasikan keberadaannya. Yang kedua bisa saja dia mengalami reproduksi semakin kecil karena actor-aktor yang ada didalam itu melompat secara personal ke partai-partai yang lain. Yang ketiga partai ini terus berjalan dengan konflik membara. Ini sejak republic ini ada bahkan sebelum republic ini ada, pertikaian itu sudah mewarnai kehidupan dinamika negara kita.

Pada waktu itu, jika kita lihat PNI yang didirikan Bung Karno sudah ada konflik sehingga lahir partai lainnya. PSI juga pecah menjadi merah dan putih. Yang jelas ini adalah cerita pada masa pergerakan nasional. Masa kemerdekaan kita tahu persis masyarakat Islam yang waktu itu tergabung dalam MASYUMI, Partai Serikat Islam, dan Nahdatul Ulama. Inilah yang menjadi peserta pemilu tahun 1955. Partai Indonesia Raya pada waktu itu juga ada dua. Diera orde baru yang mengalami konflik adalah P3 dan PDI. Karena tidak ada figure sentral yang dominan. Semua pada waktu itu takut pada pak Harto. Sengketa dipelihara dengan baik dan Manage the Conflict oleh Pak Harto. Di P3 waktu itu masalahnya klasik yaitu sengketa antar fraksi. Di PDI juga sama. Pada masa reformasi ynag menarik adalah bahwa sengketa itu lebih sering frekuensinya dan permasalahan yang lebih tinggi. Partai politik pada masa orde baru melahirkan banyak partai politik baru baik karna konflik maupun lahirnya ideology baru. Hamper semua parpol mengalami euphoria Lebih tinggi frequensi dan lebih tinggi intensitasnya. Semua parpol mengalami euphoria. Kalau kita liaht arah

konsolidasi, arah demokrasi kita sudah betul. Tapi yang perlu dipertanyakan kualitas demokrasi. Menurut survey jumlah partai politik saat ini sampai 50 sampai 57 partai. Kalau mau dibagi nasionalis kanan kiri islamis dan idiologi pancasila kira-kira begitu. Partai politik biasanya didirikan berdasarkan visi misi parpol tersebut. Problemnya adalah partai politik hasil pemilu dibagi berdasarkan jumlah suara dan kursi yang di dapatnya. Bahwa PAN, P3 adalah parpol yang relative didahulukan karna suaranya tidak terlalu banyak disbanding kursinya sehingga itu menimbulkan semangat idealitas bersatu, tapi aka nada kesulitan hari ini. Dari sisi insentif atau apa saja berujung pada kursi.

Pada dasarnya sengketa terjadi karna penyatuan ideology yang tidak tuntas dalam sebuah partai politik dan perbedaan berkenaan dengan hasi pemilu. doktrin dan idologi prtai harus menjadi satu kesatuan dua sisi mata uang sehingaa konsep amau ma ruf nahi munkar bisa di aplikasikan dalam kekuasaan

Inilah gambaran sengketa yang berlangsung. Parpol didirikan dengan visi misi tersendiri. Jadi dari sisi intensif partai, intensif intercolar itu sangat dibutuhkan. Perbedaan ideology yang sering berkembang. Menurut saya masalah penyelesaian sengketa dalam UU no 2 tahun 2011 melakukan penyelesaian sengketa internal kemudian melangkah langsung ke pengadilan dengan sura edaran MA diharuskan untuk mengembalikan permasalahan dimulai dari mahkamah paratai.

Jangan sampai pemimpin merasa malu karna diingatkan sehingga malu untuk menjalankan fungsinya.

Agama dan kekuasaan itu ibarat saudara kembar. Menjadi kesatuan dari dua sisi mata uang. amal ma ruf nahi mungkar. Tangan yang kuat dari kekuasaan.

Jika penyelesaian konflik lebih dari dua tahun, maka partai akan pecah

Uu no 2 tahun 2011. Siapa pun yang melangkah langsung kepengadilan, maka hakim mengembalikan, karna memang harus dimulai dari mahkamah partai.

3 jenis sengketa:

1. Sengketa pembentukan partai politik dalam pasal 8

2. Sengketa forum tertinggi contohnya adalah minas dan muncab dalam pasal 24 3. Sengketa dibawah forum tertinggi pasal 32 dan 33 uu no 2 tahun 2011

Kalau kita mneyoal mahkamah partai ini menyelesaikan pertikaian antar 2 partai itu tidak akan bisa terjadi sehingga permasalahan ini harus diserahkan kepada kemenkumham, menurut saya UU ini harus di revisi kembali semoga forum ini mampu memberikan rekomendasi

Pelajaran dari PPP

1. Ada majelis-majelis partai: majelis syariah, majelis pertimbangan dan majelis pakar. Sering terjadi perpecahan didalam prtai dan didalam majelis karena perbedaan pendpat. Majelisih syariahnya juga pecah, majelis pertimbangannya juga pecah. Ini sengketa yang terjadi peling besar setelah 43 tahun terakhir. 2. Apakah sengketa harus dimulai dari mahkamah partai dan dilanjutkan ke

3. Apakah posita dan petitum itu berasal dari mahkamah partai? padahal tidak, itu berasal dari actor dalam sengketa partai.

4. Apakah hakim wajib menyelesaikan sengketa dan memutuskan atau diserahkan kepada DPP

5. Bagaimana jika keputusan pengadilan bersifat tidak bisa di eksekusi.

Tidak ada kondennasi dengan kepenkumham karna dia bukan para pihak. Sehingga tidak disebutkan didalam uu. Ada perbedaan nama dalam akta keperngurusan dengan kenyataan dapat dieksekusi oleh mentri hukum dan ham?

Saya mengibaratkan benar atau tidak? Saya insinyur, tidak memeiliki ilmu politik dan hukum. Saya lihat pola nya sama dengan sengketa pertanahan, dia tidak langsung memutuskan apakah sengketa hak milik dimenangkan oleh siapa.

Ada pula anggota parpol yangtidak pernah menajdi pengurus, namun langsung diangkat menjadi ketua umum. Tidak melalui proses yang panjang. Dan yang terjadi adalah persoalan khusus yang mungkin akan mengasilkan kesadaran sendiri.

Golkar setiap permasalahnnya cepat selesai. Karena disitu ada pemimpin yang meniti politik dari tingkat bawah, kader. Sehingga setiap persolaan berada diatas pribadi. Saat mengatasi konflik bisa bersatu. Saya kita itu, kemudian terakhir rekomedasi:

1. Saya kira politik dan hukum harus ditepatkan satu sama lain diatas segalanya

2. Dalam UU no 2 tahun 2011 ini barang kali bisa difikirkan apakah internal itu benar-benar mampu menyelesaikan setiap dinamika. Tidak hanya kepengurusan tapi seluruhnya.

3. Kalau bicara UU hari ini sengketa partai memang diselesaikan oleh mahkamah partai tapi ada solusi terhadap pemasalahn yang lebih tinggi 4. Penyempurnaan terhadap UU menjadi penting dilakukan.

Kami di DPR tengah melakukan penyempurnaan UU parpol. Masukan-masukan dari akademik sangat penting. Syarat dengan nilai. Ini yang kemudian menjadi posisi akademik dan parpol penting disinkronkan satu sama lain. Terimakasih Assalamualaikum Wrr Wb.

Moderator: Khairul Fahmi

Terimakasih Pak Romi atas share pengalaman beliau yang telah merekayasa konflik hingga menyelesaikan konflik itu sendiri. Tapi mengenai mekanisme yang penting bahwa adalah diatur mengenai Arbitrase untuk local. Ini bisa menjadi alternative.

Tapi kalau konfliknya diforum tertinggi partai, mau tidak mau kita harus bawa ke ranah peradilan.

Kemudian yang disampaikan pak romi tadi juga tentang hukum acara. Sengketa nya hanya deklatoril, tidak mengikat. Saya kira ini ada ahlinya disini .

Mahruarrar Siahaan:

Terimakasih, tapi sebelum saya mulai, Ini beban berat ini sudah saya bilang kepanitia, jangan sebut prof. kalau di perguruan tinggi ini berat ini. tapi kalau saya ambil model prancis, semua guru dipanggil prof, dan saya guru sebenarnya. Kalau bicara tentang mahkamah partai ini. Saya berpengalaman ikut soal golkar. tetapi intinya kalau saya perhatikan bahwa UU partai politik itu berawal dari, itu memang accident, kalau saya ikuti pak arif berbicara tentang itu di komisi dua, demokrasi itu harus di kawal oleh hukukm tidak terbayangkan bahwa ada demokrasi tapi tidak dikawal oleh hukum.

mencoba menawarkan cek and balance didalam partai itu, tapi yang menjadi konsep dibadan peradilan juga ini sejalan dengan konsep precinencent of innouncent, bagaimana semua persoalan bermuara di peradilan, karna disamping banjir sekali urusannya itu, apakah akan selesai dipengadilan. Kalau pengalaman saya mebgikuti masalah ini, saya percayta bahwa partai itu diberikan kewenangan. tapi celakanya disatu sisi tentang kepengurusan, rapi jika kewenangannya menyangkut dengan masalah yang lain. tidak boleh ada undang-undang baru.

Dalam putusan menurut saya tidak tercapai masalah penulisannya. Kalau ketemu senior tidak pernah kita biacarakan ini, tapi kalau bisik-bisik dengan kawan ini seperti tidak dikontrol penulisan. Muncul pemikiran bahwa mahkamah partai belum mencapai putusan.

Konflik internal kepengurusan partai. yang menurut saya sama sekali tidak takut dengan apa yang dihasilkannya. undang-undang yang memberikan kompetisi ambsolut kepada mahkamah partai, itu yang harus dipertahankan. Bahwa suatu keputusan sudah dicapai.

Tidak ada forum yang lain. Artinya selesai. final and binding. Tetapi celakanya, memutus sengketa mengenai ARB 4 mahkamah partai dari golkar juga sebenarnya. Menurut saya tidak terlalku penbting. salah satunya adalah hakim konstitusi,

Dulu diputusan konstitusi dijelaskna, tidak boleh ada norma baru, tapi banyak itu tentang sengketa, kecuali tentang kepenfurusan, itu banyak tejadi, tapi

Control penulisan keputusan. Kalau sudah dapat putusan, sudah selesai putusan. Tapi jika ada multitafsir, maka ada hukuman tata hukum oleh forum solving. Masalah selesai, tapi belum puas.

Senior tidak dikontrol hasil putusannya, tetapi intinya sudah dibicarajb disitu, tetapi yang. Hukuman tata hukum,

Putusan = pendapat tertulis

Menjadi persoalan, apa yang jadi ukuran suatu putusan, Ada 3: 1. Terbukti, tolak

2. Tidak terbukti, kabulkan 3. Lo

Suatu putusan yang sudah deklaratis menjadi kewajiban mentri hukum dan ham untuk menafsirkannya. Halaman 136 menyebutan tidak akan mengurus tapi memberikan kepengadilan negri untuk diselesaikan.

Putusan Menkumham adalah putusan mengikat. Tidak bsa dipermasalahkan dari sudut mana dia di daftarkan. Saya memberikan pendapat, anda memutuskan. Bukan memperdebatkan. Tunjukkan kenetralan. Fakta dipengadilan belum tentu menjadi bukti. Golkar tetap solid. Partai diberi mandate untuk menyelesaikan secara

Dalam dokumen PROSIDING KNHTN 3 (Halaman 117-128)