• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setting Penelitian Informan 6 (Yogi)

4.2 Temuan Data

4.2.6 Setting Penelitian Informan 6 (Yogi)

Observasi yang dilakukan peneliti terhadap informan dilakukan pada tanggal 31 Maret 2011 pukul 13.44, dan pada tanggal 14 April 2011, pukul 12.10. Pelaksanaan wawancara dilakukan dalam dua pertemuan, karena peneliti masih memiliki pertanyaan yang harus dijawab oleh Yogi. Dalam setiap pertemuannya, baik dalam pertemuan pertama dan pertemuan kedua, peneliti bertemu dan melakukan wawancara di kantor tempat dia bekerja. Pada pertemuan pertama, setelah peneliti sampai di kantor tempat Yogi bekerja, peneliti kemudian meminta ijin kepada pemilik kantor tersebut untuk melakukan wawancara dengan Yogi. Setelah meminta ijin, kemudin peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti

kepada informan. Setelah cukup jelas, maka peneliti memutarkan kembali video the master.

Video yang diputar tersebut merupakan video pada acara The master berupa penampilan dari Joe Sandy, Limbad, dan Rizuki. Dalam video tersebut terdapat permainan dari Joe Sandy yang berupa Joe Sandy dapat menghitung secara cepat, dan mangalahkan orang yang menghitung dengan menggunakan alat bantu hitung juga seorang anak yang menjuarai olimpiade matematika sebagai wakil dari Indonesia. Pertunjukan berikutnya adalah pertunjukan dari Limbad yang menaiki bilah-bilah pedang untuk mengambil linggis, kemudian membengkokkan linggis dengan menggunakan leher. Terakhir adalah pertunjukan dari Rizuki yang memainkan permainan mengeluarkan kartu dari tangan kosong. Pemutaran video berlangsung sekitar 40 menit. Ketika video diputar peneliti berada di ruang lain agar tercipta kondisi yang alamiah.

4.2.6.1 Penerimaan Yogi terhadap aliran Mentalist oleh Joe Sandy

Yogi memberikan pernyataan bahwa ia menyukai aliran mentalist yang di bawakan oleh Joe Sandy. Yogi menyukai permainan dari Joe Sandy dikarenakan kecepatannya dalam berpikir. Dan menurutnya permainan Joe Sandy itu bisa diterima dengan baik.

‘Yah.. bagus ya… saya suka dengan Joe Sandy, karena kehebatannya dalam kecepatan berpikirnya itu lo… kok rasanya hebat sekali bisa berpikir dengan cepat gitu..’

‘Dia itu kan punya kemampuan buat berpikir atau menghitung sesuatu dengan cepat. Jadi kalau kita orang awam itu belum kepikiran sampai situ, dia sudah sampai situ. Jadi seperti dua langkah lebih cepat dari kita begitu.’

Bagi Yogi, Joe sandy dapat melakukan hal-hal seperti itu karena Joe Sandy melatih kemampuan otaknya sehingga dapat berpikir dengan cepat.

‘Mungkin karena dia melatih terus kemampuan otaknya, jadi dia terbiasa berpikir cepat’

‘Ya dia melatih terus otaknya, kemampuan berpikir cepatnya dilatih, mungkin seperti berlatih menghapal sesuatu barang dalam jumlah sedikit,

lalu jumlah nya menjadi banyak atau mungkin seperti menghapal urutan angka, pertamanya cuma 5 angka trus menjadi sepuluh trus menjadi dua puluh trus jadi banyak.’

Pernyataannya mengenai permainan Mentalist yang dibawakan oleh Joe Sandy tidak menggunakan hal-hal mistis juga terlihat dari pernyataannya sebagai berikut

‘Saya rasa sih tidak, karena itu cukup hanya dengan menggunakan kemampuan otak saja bisa, asal dilatih terus. Kan sekarang juga banyak latihan kemampuan otak tengah itu juga.’

4.2.6.2 Penerimaan Yogi terhadap aliran Fakir/Bizzare oleh Limbad

Yogi beranggapan bahwa apa yang ditampilkan oleh Limbad ini tidak bisa dijelaskan secara logika dan tidak dapat dipelajari.

‘Kalau limbad itu sih menurut saya ada unsur mistisnya, karena masa orang dipukul, kena pedang, kena linggis trus digantung pakai kawat seperti itu tapi tidak mengeluarkan darah dan sakit sama sekali. Jadi mestinya kan ada unsur-unsur yang lain gitu.’

Yogi menjelaskan bahwa kalau dalam permaianan lain masih bisa dijelaskkan secara logika seperti permainannya Rizuki yang dapat mengeluarkan kartu, payung dan sebagainya itu dilakukan dengan menggunakan kecepatan tangan. Berbeda dengan permaianan Limbad yang tidak bisa dijelaskan karena ada unsur-unsur yang tidak diketahui.

‘Ya unsur – unsur yang kita tidak tau kenapa bisa seperti itu. Unsur – unsurnya bisa hal-hal mistis juga. Karena kalau yang lain kan bisa dilogika seperti joe sandy itu kan menggunakan kemampuan berpikirnya, rizuki menggunakan kecepatan tangan dan itu masih bisa di logika, tapi kalau limbad ini kan tidak mungkin untuk dilakukan’

Sikap oppositional-nya juga ditunjukan dari pernyataanya yaitu:

‘Ya susah dilogika, itu kan mirip-mirip sama kalau orang yang bisa memasukan makhluk halus ke sebuah benda, trus benda itu bisa gerak-gerak sendiri, itu kan tidak bisa di jelaskan logika, karena dunianya berbeda’

Informan menceritakan bahwa dirinya mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan mistis, seperti yang dikatakannya kalau Yogi mempunyai teman yang pernah menunjukan trick magic kepadanya.

‘ punya teman yang pernah menunjukan trick magic kepada saya, teman saya itu bisa memasukan makhluk halus ke sebuah benda, jadi benda tersebut bisa bergerak-gerak sendiri dan kita bisa berinteraksi dengan benda itu.’

‘kalau pada saat itu teman saya memasukan makhluk halus tersebut ke sebuah cincin lalu cincin tersebut bisa bergerak naik turun sendiri.’

4.2.6.3 Penerimaan Yogi terhadap aliran Sleight of Hand oleh Rizuki

Yogi beranggapan bahwa apa yang ditampilkan oleh Rizuki ini dapat dijelaskan dengan logika yaitu Rizuki dapat melakukan permainan tersebut karena mempuyai kecepatan tangan yang dapat dilatih.

‘Kalau permainannya Rizuki sih hanya kecepatan tangan saja, jadi itu kemampuan pesulapnya sehingga gerakannya sangat cepat sehingga tidak dilihat oleh mata penonton, karena saking cepatnya’

Yogi juga menyatakan bahwa kemampuan Rizuki untuk memunculkan ataupun menghilangkan benda secara tiba-tiba ini selain kecepatan tangan juga penggunaan alat-alat sulap, jadi tidak ada unsur mistisnya.

‘O.. kalau itu sih tidak karena itu hanya tinggal latihan saja, dan sudah ada alat-alatnya.’

‘Itu ada alat khususnya yang digunakan pesulap seperti kartunya.’

Yogi menyatakan bahwa ia mempunyai teman-teman yang juga bisa sulap yang sering mempertontonkan keahlian mereka bermain sulap menggunakan alat sulap yang berupa kartu.

‘O.. kalau itu karena saya sudah biasa ditunjukan sulap sama teman-teman saya, mereka juga bisa sulap, dan alat-alatnya seperti kartunya itu khusus, bukan kartu sembarangan, jadi supaya bisa sulap harus punya kartu itu.’