• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS FEMINISME RADIKAL DALAM NOVEL THE COLOR

4.1.2 Shug Avery

Shug Avery adalah perempuan berkulit hitam yang berprofesi sebagai penyanyi. Shug bekerja sebagai penyanyi dari satu kota ke kota yang lain. Shug adalah mantan kekasih Mr._____ di masa lampau. Dan sekarang Ia adalah selingkuhan suami Celie, Mr_____(Albert). Shug Avery tinggal di kediaman Mr._____ karena sakit yang dideritanya. Celie, istri Mr._____ awalnya tidak menyetujui kehadiran Shug di rumahnya. Namun, Celie tidak bisa membantah kemauan suaminya yang membawa Shug untuk tinggal bersama mereka. Shug awalnya berkelakuan kasar terhadap Celie, kemudian Shug merasa simpati terhadap Celie yang kerap kali mendapatkan perlakuan kasar dari Mr._____.

4.1.2.1 Patriarkis

Shug menolak menikah pada Mr ____ (Albert), karena Shug menganggap bahwa Ia tidak ingin menikahi laki-laki yang lemah seperti Albert. Pada awal kedatangan Shug ke kediaman Mr._____ dan Celie, Shug dan Celie tidak terlalu bersahabat satu sama lain. Kemudian perlahan – lahan Shug merasa simpati kepada Celie yang dilihatnya seperti budak Mr._____. Seiring waktu, Shug dan Celie menjadi sangat akrab. Shug sering memberikan nasehat – nasehat dan saran – sarannya kepada Celie tentang bagaimana mempertahankan martabat sebagai seorang perempuan di hadapan laki – laki.

Mr._____ be in the room with her all time of the night or day. He don’t hold her hand though. She too evil for that. Turn loose my goddam hand, she say to Mr. _____ What matter with you, you crazy? I don’t need no weak little boy can’t say no to his daddy hanging on me. I need a man, she say. A man. She look at him and roll her eyes and laugh. It not much a laugh but it keep him away from the bed... (Walker, 1982:47)

„Tuan._____ berada di kamar tidur dengannya setiap siang dan malam. Walaupun Ia tidak menggandeng tangannya. Ia terlalu jahat untuk itu. Lepaskan tangan saya, Ia berkata kepada Tuan._____. Ada apa dengan kamu, kamu gila? Saya tidak butuh laki – laki lemah yang tidak bisa bilang tidak kepada ayahnya sendiri untuk bersama saya. Saya butuh laki – laki, Ia katakan.

Seorang laki – laki. Ia melihat kepadanya dan memutar matanya dan tertawa. Itu bukanlah benar – benar tertawaan tetapi cukup untuk membuatnya menjauh dari tempat tidur...‟

Shug avery berusaha mengingatkan Mr._____, bagaimana dulu Mr.______

tidak berada di sisi Shug dan melawan ayah Mr.______, yang tidak menyetujui

hubungan mereka berdua. Dari kutipan di atas, Shug dengan beraninya menyatakan kepada Mr._____ bahwa Shug kecewa terhadap Mr._____, yang dianggap Shug bukanlah seorang laki – laki. Shug menganggap Mr._____ tidak berani adalah laki – laki lemah yang tidak bisa mempertahankan keinginannya sendiri dalam hidupnya.

Dalam hal ini kisah cinta antara mereka berdua. Hal ini mencerminkan sikap Shug yang tidak takut mengungkapkan hal – hal yang mengkritik laki – laki. Shug tidak takut terhadap Mr. _____ yang kemungkinan akan melawan Shug atas pernyataannya itu.

Mr._____ mutter, putting on his clothes. My wife can’t do this.

My wife can’t do that. No wife of mines... He go on and on.

Shug Avery finally say, Good thing I ain’t your damn wife.

(Walker, 1982:72)

„Tuan._____ bergumam, meletakkan baju – bajunya. Istriku tidak bisa melakukan ini. Istriku tidak bisa lakukan itu. Tidak satu istriku pun.... Ia terus – terusan bergumam.

Shug Avery akhirnya berkata, syukurnya saya bukan istri kamu.‟

Dari kutipan di atas Shug mengungkapkan bagaimana Mr._____ selalu mengeluh tentang apa yang dikerjakan istrinya, Celie, sehari – hari. Mr._____ selalu merasa tidak puas atas apa yang dikerjakan Celie untuknya. Hal ini membuat Shug merasa bersyukur karena tidak menjadi istrinya. Dari pernyataan Shug ini bisa dilihat bahwa Ia tidak takut mengatakan hal seperti ini di depan laki – laki, dalam hal ini Mr.

_____.

She say, I got what you call a passion for him. If I was ever going to have a husband he’d a been it. But he weak, she say.

Can’t make up his mind what he want. And from what you tell me he a bully. Some things I love about him though, she say. He smell right to me. He so little. He make me laugh. (Walker, 1982:76-77)

„Ia bilang, Saya mengerti apa yang kamu sebut hasrat untuknya.

Jika saya pernah ingin mempunyai seorang suami dia mungkin salah satunya. Tetapi dia lemah, Ia katakan. Tidak bisa memutuskan apa yang dia inginkan. Dan dari apa yang kamu katakan kepada saya bahwa dia adalah pengganggu. Tetapi beberapa hal yang saya suka dari dirinya, Ia katakan. Dia terasa dekat denganku. Dia sangat kecil. Dia membuat saya tertawa.‟

Shug mengungkapkan lebih jelas alasannya mengapa Ia tidak mau Mr._____

menjadi suaminya. Shug mengungkapkan bahwa Ia tidak menginginkan laki – laki yang lemah dalam hidupnya. Shug menganggap bahwa Mr._____ adalah lelaki yang tidak bisa mempertahankan keinginannya sendiri. Mr._____ adalah laki – laki yang lemah. Dari kutipan ini bisa dilihat bahwa Shug adalah perempuan yang mempunyai karakter yang kuat, tidak lemah menghadapi laki – laki dan Ia juga mengharapkan laki – laki yang kuat juga dalam hidupnya.

Shug standing back with a big grin.

This Grady, she say. This my husband. (Walker, 1982:107-108)

„Shug berdiri kembali dengan senyuman lebar.

Ini Grady, Ia berkata. Dia adalah suami saya.‟

Shug tidak seperti kebanyakan perempuan, berkulit hitam khususnya, yang dengan bangga memperkenalkan suaminya kepada orang lain. Biasanya laki – laki

lah yang memperkenalkan istri – istri mereka pada orang lain. Ini salah satu bentuk patriarki Shug terhadap dominan laki – laki.

She singing all over the country these days. Everybody know her name. She know everybody, too. Know Sophie Tucker, know Duke Ellington, know folks I ain’t never heard of. And money. She make me so much money she don’t know what to do with it. She got a fine house in Memphis, another car. She got one hundred pretty dresses. A room full of shoes. She buy Grady anything he think he want. (Walker, 1982:109)

„Ia bernyanyi ke seluruh penjuru negara ini beberapa hari ini.

Semua orang tahu namanya. Ia kenal semua orang juga. Ia kenal Sophie Tucker, bangsawan Ellington, kenal orang – orang yang belum pernah aku dengar. Dan uang. Ia menghasilkan banyak uang untukku yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara menghabiskannya. Ia mempunyai rumah yang bagus di Memphis, mobil juga. Ia mempunyai ratusan gaun cantik. Sebuah ruangan yang penuh dengan sepatu – sepatu. Ia membelikan apa saja yang diinginkan Grady.‟

Shug berbeda dengan kebanyakan perempuan pada masa itu. Ia bekerja keras untuk mencari nafkah. Shug menjadi tulang punggung keluarga. Ia bahkan membiayai kehidupan suaminya sendiri. Shug tidak tunduk terhadap gambaran seorang perempuan yang biasanya tidak mungkin membiayai sepenuhnya keuangan keluarga pada masa itu. Shug menempatkan dirinya selayaknya sebagai kepala keluarga, yang biasanya tugas suami.

Aw, she say. That old stuff finally over with. You and Albert feel just like family now. Anyhow, once you told me he beat you, and won’t work, I felt different about him. If you was my wife, she

say, I’d cover you up with kisses stead of licks, and work hard

Dari kutipan di atas, Shug mengungkapkan bagaimana seharusnya seorang suami memperlakukan istrinya. Shug berpendapat bahwa seorang suami seharusnya menyayangi dengan tulus daripada melakukan tindakan kekerasan terhadap istrinya.

Ia juga berpendapat sebaiknya seorang suami bekerja keras untuk istrinya daripada menjadikan istrinya layaknya seorang budak atau pelayan.

But, he weak, she say. His daddy told him I’m trash, my mama trash before me. His brother say the same. Albert try to stand up for us, git knock down. One reason they give him for not marrying me is cause I have children.

But they his, I told old Mr._____.

How us know? He ast. (Walker, 1982:122)

„Tetapi, dia lemah, Ia katakan. Ayahnya mengatakan kepadanya bahwa saya sampah, ibu saya juga sebelumnya sampah. Saudara laki – lakinya juga berkata hal yang sama. Albert berusaha untuk bertahan buat kami, disiksa. Satu alasan yang membuatnya tidak menikahi saya adalah karena saya mempunyai anak – anak.

Tetapi mereka adalah anak – anaknya, Saya katakan itu pada Tuan._____.

Bagaimana kita bisa mengetahuinya? Ia bertanya.‟

Shug masih saja menjelaskan kepada Celie bagaimana lemahnya Mr.______

dulu saat mereka masih punya hubungan kekasih. Shug berpendapat bahwa Mr._____

lemah karena tidak berani melawan keluarganya yang tidak menyetujui hubungan mereka dulu. Mr._____ tidak bisa mempertahankan martabat Shug sebagai seorang perempuan dihadapan keluarga Mr._____. Bahkan Mr.______ tidak mengakui anak yang dikandungnya dulu. Namun Shug tidak takut meninggalkan Mr._____. Ia bahkan bersyukur tidak menjadi istrinya.

She say, Times like this, lulls, us ought to do something different.

Like what? I ast.

Well, she say, looking me up and down, let’s make you some pants.

What I need pants for? I say. I ain’t no man.

Don’t git uppity, she say. But you don’t have a dress do nothing for you. You not made like no dress pattern, neither.

I don’t know, I say. Mr._____ not going to let his wife wear pants.

Why not? Say Shug. You do all the work around here. It’s a scandless, the way you look out there plowing in a dress. How you keep from falling over it or getting the plow caught in it is beyond me. (Walker, 1982:146-147)

Saya tidak tahu, saya berkata. Tuan._____ tidak akan membiarkan istrinya memakai celana.

Kenapa tidak? Shug berkata. Kamu mengerjakan semua pekerjaan disini. Itu adalah keji, dengan melihat kamu membajak menggunakan gaun. Bagaimana kamu menjaga agar tidak terjatuh karenanya atau menjauhkannya tersangkut bajakan adalah diluar pemikiran saya.‟

Ide membuat celana pertama sekali tercetus oleh Shug. Ia mempunyai pemikiran bahwa tidak masalah bagi seorang perempuan memakai celana sama seperti laki – laki. Shug justru berpikiran bahwa dengan memakai celana lebih memudahkan untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Shug beranggapan berbeda dengan masyarakat pada masa itu yang beranggapan bahwa perempuan tidak layak memakai celana. yourself. I believe God is everything, say Shug. Everything that is or ever was or ever will be. And when you can feel that, and be happy to feel that, you’ve found it. (Walker, 1982:195)

„Itu? Saya bertanya.

Yeah, itu. Tuhan bukanlahh seorang laki – laki atau perempuan, tetapi sesuatu.

Tetapi terlihat seperti apa itu? Saya bertanya.

Tidak terlihat seperti apapun, ia berkata. Itu bukanlah gambaran sesuatu. Itu bukanlah sesuatu yang bisa kamu lihat dari stu bahagian apapun, termasuk dirimu sendiri. Saya yaking bahwa Tuhan adalah segalanya, Shug katakan. Segalanya sekarang atau dahulu atau yang akan datang. Dan ketika kamu bisa

merasakannya, dan bahagia merasakannya, maka kamu menemukannya.‟

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Shug tidak mempunyai gambaran tentang seorang Tuhan adalah seorang perempuan atau laki – laki. Tuhan tidak bisa digambarkan bagaimana bentuknya. Namun Tuhan bisa dirasakan kehadiranNya di dalam hati.

Man corrupt everything, say Shug. He on your box of grits, in your head, and all over the radio. He try to make you think he everywhere. Soon as you think he everywhere, you think he God.

But he ain’t. Whenever you trying to pay, and man plop himself on the other end of it, tell him to git lost, say Shug. Conjure up flowers, wind, water, a big rock. (Walker, 1982:197)

„Laki – laki mengkorupsi segalanya, Shug berkata. Dia berada di kotak jagung gilingmu, di dalam kepalamu, dan disemua radio.

Dia berusaha membuat kamu berpikir bahwa dimana – mana.

Dengan segera kamu berpikir dia dimana – mana, kamu berpikir dia adalah Tuhan. Tetapi dia bukan. Kapan saja kamumulai berpikir itu, dan akhirnya laki – laki tiba – tiba terlintas, katakan padanya untuk pergi, Shug katakan. Bayangkanlah bunga – bungaan, angin, air, sebuah batu besar.‟

Shug mencoba menjelaskan pandangannya bagaimana laki – laki pada masa itu mendominasi hampir semua unsur kehidupan. Laki – laki mendominasi dalam segala sektor kehidupan. Laki – laki ada dimana – mana dan berusaha untuk mengambil alih kehidupan perempuan. Hal – hal inilah yang menurut Shug membuat perempuan berpikir bahwa laki – laki sudah menguasai pikiran perempuan –

perempuan, sheingga ketika perempuan memikirkan tentang Tuhan, gambaran Tuhan adalah sesosok laki – laki lah yang ada. Kemudian Shug mempunyai ide pada saat gambaran laki – laki mulai memasuki seluruh pikiran perempuan – perempuan, maka perempuan harus membuang jauh – jauh pikiran itu, dan mulailah memikirkan hal – hal indah lainnya dalam hidup ini.

Well, say Grady, trying to bring light. A woman can’t git a man if peoples talk.

Shug look at me and us giggle. Then us laugh sure nuff. Then Squek start to laugh. Then Sofia. All of us laugh and laugh.

Shug say, Ain’t they something? Us say um hum, and slap the table, wipe the water from our eyes.

Harpo look at Squeak. Shut up Squeak, he say. It bad luck for women to laugh at men. (Walker, 1982:200-201)

„Nah, Grady berkata, berusaha memperjelas. Seorang perempuan tidak akan mendapatkan laki – laki jika orang – orang membicarakan.

Shug melihatku dan kami tertawa. Kemudian kami pun langsung tertawa. Kemudian Squeak ikut tertawa. Lalu Sofia. Kemudian kami semua tertawa dan tertawa.

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Shug menertawakan pernyataan dari Grady, suaminya sendiri, yang menyatakan bahwa kalau seorang perempuan tidak akan mendapatkan laki – laki apabila orang – orang mulai membicarakan

perepmpuan itu hal – hal yang tidak menyenangkan. Hal ini tentu saja ditertawakan oleh Shug karena baginya hal tersebut tidak benar. Shug percaya bahwa perempuan bisa mendapatkan laki – laki dan Shug mempunyai pendapat yang berbeda dengan pemikiran orang – orang pada umumnya.

She laugh. Let’s us put a few advertisements in the paper, she say.

And let’s us raise your prices a hefty notch. And let’s us just go ahead and give you this diningroom for your factory and git you some more women in here to cut and sew, while you sit back and design. You making your living, Celie, she say. Girl, you on your way. (Walker, 1982:213-214)

„Dia tertawa. Mari kita membuat iklan di kertas, Ia berkata. Dn mari kita naikkan harga jasamu yang sepadan. Dan mari kita lanjutkan saja dan membuat ruang makan ini sebagai tempat kerjamu dan kita cari beberapa karyawan untuk memotong dan menjahit, sementara kamu duduk dan merancang. Kamu sedan membuat kehidupan kamu, Celie, Ia berkata. Wahai perempuan, kamu sedang dalam jalanmu sekarang.‟

Shug berbeda dengan perempuan kebanyakan pada masa itu yang biasanya tidak berani membuka usaha sendiri atau mencari nafkah sendiri tanpa bantuan suaminya. Pada masa itu, kebanyakan perempuan – perempuan hanya mengandalkan suaminya yang mencari nafkah dan tidak berani memulai usaha sendiri. Shug berbeda, Ia memberikan saran kepada Celie untuk membuka usaha sendiri, berupa industri rumah tangga yang membuat celana untuk laki – laki dan perempuan juga.

Dan pada akhirnya Shug mempunyai tujuan agar Celie bisa membangun usahanya sendiri dan mempunyai mata pencahariannya sendiri.

Mr._____ ast me the other day what it is I love you so much bout Shug. He say he love her style. He say to tell the truth, Shug act more manly than most men. I mean she upright, honest. Speak her mind and the devil take the hindmost, he say. You know Shug will fight, he say. Just like Sofia. She bound to live her life and be herself no matter what. (Walker, 1982:269)

„Tuan._____ bertanya kepadaku dahulu apa yang membuat saya sangat mencintai Shug. Ia berkata ia suka gayanya. Ia berkata sesungguhnya, Shug berkelakuan lebih jantan daripada laki – laki kebanyakan. Maksud saya Ia tulus hati, jujur. Mengatakan apa yang di pikirannya dan iblis mengambil alih belakangan, Ia katakan. Kamu tahu Shug mau berkelahi, Ia katakan. Sama seperti Sofia. Ia terkita dengan kehidupannya dan menjadi dirinya sendiri apapun yang terjadi.‟

Dari kutipan di atas terlihat bahwa salah satu tokoh laki – laki dalam novel ini mengakui bahwa Shug adalah seorang perempuan yang sangat berani. Shug bahkan bisa bersikap lebih berani dari seorang laki – laki. Shug tidak takut melawan demi mempertahankan hak – haknya. Hal ini tentu saja membuktikan bahwa Shug adalah seorang perempuan yang mempertahankan hak – haknya sebagai seorang perempuan, karena seorang laki – laki, contohnya Mr._____ saja, mengakui hal tersebut.

4.1.2.2 Kekerasan seksual, fisik, dan mental

Shug avery adalah tokoh perempuan yang paling beruntung dalam novel ini karena Ia termasuk tokoh perempuan yang paling sedikit mendapatkan tindakan kekerasan yang dilakukan laki – laki. Shug termasuk salah satu perempuan yang berkarakter kuat dan tidak takut pada laki – laki. Shug mempunyai prinsip – prinsip

yang kuat dan tidak tunduk terhadap dominan laki – laki. Mungkin hal – hal inilah yang membentuk pribadi yang berani dan cenderung sedikit mendapatkan tindakan kekerasan dari laki – laki.

Oh, Miss Celie, she say, and put her arms around me.

Us sit like that for maybe half a hour. Then she kiss me on the fleshy part of my shoulder and stand up.

I won’t leave, she say, untill I know Albert won’t even think about beating you. (Walker, 1982:74-75)

„Ia memukul saya ketika kamu tidak berada disini, Saya berkata.

Siapa yang lakukan, I berkata, Albert?

Tuan._____, Saya katakan.

Saya tidak percaya ini, Ia berkata. Ia duduk di bangku sebelahku dengan keras, seperti terjatuh.

Untuk apa dia memukulmu? Ia bertanya.

Karena menjadi diriku bukan kamu.

Oh, Nona Celie, Ia berkata, dan merangkulku.

Kami duduk seperti itu mungkin selama setengah jam. Kemudian Ia mencium di bahagian bahu gemukku dan berdiri.

Saya tidak akan pergi, Ia berkata, samapai saya yakin Albert tidak akan pernah berpikir untuk memukul kamu.‟

Mr._____ melakukan tidakan kekerasan terhadap istrinya, Celie. Dapat terlihat bahwa Shug perduli dengan keadaan Celie sebagai sesama perempuan yang dianiaya oleh suaminya sendiri. Hal ini membuat Shug berjanji tidak akan

meninggalkan rumah itu, sebelum Mr._____ menghentikan tindakan kekerasannya terhadap Celie.

He ain’t beat much since you made him quit. I say. Just a slap now and then when he ain’t got nothing else to do. (Walker, 1982:109)

„Dia tidak sering memukul saya sejak kamu menyuruhnya untuk berhenti. Saya berkata. Hanya sebuah tamparan sekarang dan hanya pada saat dia tidak mempunyai apapun untuk dilakukan.‟

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Shug berusaha untuk mempengaruhi Mr._____ untuk tidak melakukan tidakan kekerasan terhadap Celie. Walaupun itu tidak mudah, namun menurut Celie Mr._____ sedikit berubah sejak kedatangan Shug kerumahnya. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa Shug tidak setuju dengan adanya kekerasan dalam rumah tangga, khususnya perlakuan suami terhadap istrinya.

But, he weak, she say. His daddy told him I’m trash, my mama trash before me. His brother say the same. Albert try to stand up for us, git knock down. One reason they give him for not marrying me is cause I have children.

But they his, I told old Mr._____.

How us know? He ast.

Poor Annie Julia, Shug say. She never had a chance. I was so mean, and so wild, Lord. I used to go around saying, I don’t care who he married to, I’m gonna fuck him. She stop talking a minute.

Then she say, And I did too. Us fuck so much in the open us give fucking a bad name. (Walker, 1982:122)

„Tetapi, dia lemah, Ia katakan. Ayahnya mengatakan kepadanya bahwa saya sampah, ibu saya juga sebelumnya sampah. Saudara laki – lakinya juga berkata hal yang sama. Albert berusaha untuk bertahan buat kami, disiksa. Satu alasan yang membuatnya tidak menikahi saya adalah karena saya mempunyai anak – anak.

Tetapi mereka adalah anak – anaknya, Saya katakan itu pada Tuan._____.

Bagaimana kita bisa mengetahuinya? Ia bertanya.‟

Kasihan Annie Julia, Shug berkata. Ia tidak pernah mempunyai kesempatan. Saya dahulu sangat kejam, dan sangat liar. Tuhan.

Kasihan Annie Julia, Shug berkata. Ia tidak pernah mempunyai kesempatan. Saya dahulu sangat kejam, dan sangat liar. Tuhan.

Dokumen terkait