• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

3.5 Data dan Sumber Data

3.5.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data-data pendukung di luar data primer, baik buku-buku pendukung maupun data-data dari internet yang berguna bagi penelitian ini.

BAB IV

ANALISIS FEMINISME RADIKAL DALAM NOVEL THE COLOR PURPLE KARYA ALICE WALKER

Dalam Bab IV ini diuraikan analisis data yang merupakan jawaban terhadap permasalahan–permasalahan yang telah dikemukakan dalam Bab Pendahuluan. Novel The Color Purple dianalisis dengan menggunakan pendekatan Feminisme Radikal.

Analisis tersebut guna menjawab permasalahan–permasalahan yang berkenaan dengan unsur-unsur feminisme radikal dalam novel tersebut yaitu tindakan-tindakan tokoh-tokoh perempuan, Celie, Shug Avery, Sofia, dan Nettie, dalam menghadapi permasalahan-permasalahan seperti : patriarkis, kekerasan seksual fisik dan mental, dan seksualitas (lesbianisme). Pembahasan dalam sub bab berikutnya akan dilakukan dengan cara menganalisis data berupa uraian cerita, ungkapan, pernyataan, kata-kata, dan perilaku yang digambarkan oleh beberapa tokoh-tokoh terpilih di dalam novel The Color Purple yang menyiratkan adanya unsur-unsur feminisme radikal.

Djajanegara (Sugihasti, 2002: 135) menyatakan bahwa salah satu dari beberapa ragam kritik sastra feminis itu dalah kritik ideologis. Kritik sastra feminis yang paling banyak dan sekiranya sederhana, mudah dan cepat dipakai adalah kritik ideologis. Kritik sastra feminis ini melibatkan perempuan, khususnya kaum feminis, sebagai pembaca. Yang menjadi pusat perhatian pembaca adalah citra serta stereotipe perempuan dalam karya sastra. Bila dikaitkan dengan analisis ini Alice Walker sebagai pengarang novel, berusaha mengangkat bagaimana stereotipe citra perempuan yang terjadi pada novel The Color Purple ini, yaitu Celie, Shug Avery,

Sofia, dan Nettie, dan kemudian tokoh–tokoh perempuan yang dijadikan objek analisis ini menunjukkan bagaimana mereka menghadapi dan melawan stereotipestereotipe yang ada di masyarakat tersebut.

Berikut adalah uraian analisisnya.

4.1 Feminisme Radikal Dalam Novel The Color Purple 4.1.1 Celie

Awal cerita novel ini, Celie adalah seorang perempuan muda kulit hitam berumur 14 tahun yang rentan tertindas. Masa mudanya penuh dengan penindasan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri, yang belakangan diketahui sebagai ayah tirinya, Alfonso.

Alfonso jugalah yang telah memaksa Celie untuk menikah dengan laki–laki pilihannya, Mr._____ (Albert). Masa–masa pernikahan Celie dengan Mr._____

dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan Mr._____ terhadap Celie. Namun, pada akhirnya, tiga puluh tahun kemudian, Celie akhirnya memutuskan untuk meninggalkan suaminya itu. Kemudian akan dijelaskan bagaimana Celie menjalani masa–masa sulit dalam hidupnya sejak Ia belum menikah, kemudian masuk ke kehidupan pernikahannya, dan pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan rumah suaminya dan memulai hidup baru.

Segala rintangan Celie hadapi dalam hidupnya untuk mencapai kebahagiaan dan pada akhirnya kebebasan dan hak-haknya sebagai perempuan. Berbagai unsur-unsur feminisme yang Celie tunjukkan dalam menghadapi penindasan yang dilakukan beberapa kaum lelaki di dalam kehidupannya.

Berikut ini akan dianalisis bagaimana Celie menghadapi stereotipe–stereotipe yang terjadi padanya sebagai salah satu tokoh perempuan dalam novel ini.

4.1.1.1 Patriarkis

Ollenburger dan Moore (1996: 27-29) dalam buku yang berjudul Sosiologi Wanita, menyatakan bahwa di dalam beberapa perspektif feminisme radikal, digambarkan bahwa perempuan ditindas oleh sistem-sistem sosial patriarkis.

Dalam novel ini, digambarkan bagaimana perempuan-perempuan berkulit hitam mendapatkan penindasan berganda (Ollenburger, 1996). Tidak hanya penindasan rasisme yang didapat dari kulit putih, namun juga tindakan kekerasan partiarkis yang dilakukan oleh laki-laki berkulit hitam itu sendiri.

Dan kemudian diceritakan dalam novel ini, bagaimana perempuan-perempuan berkulit hitam Amerika melakukan perlawanan terhadap laki-laki berkulit hitam.

Namun dalam hal ini, tokoh Celie yang di analisis terlebih dahulu. Masa–masa mudanya bersama keluarganya, Celie adalah anak perempuan yang penakut, Ia tidak berani melawan penindasan–penindasan yang dihadapinya, terutama yang dilakukan oleh ayah tirinya, Alfonso. Ibunya yang sakit parah sebelum dia meninggal , membuat Celie harus menanggung semua pekerjaan di rumahnya sebagai anak perempuan tertua, termasuk melayani ayahnya. Berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya itu. Ayahnya, Alfonso, bertindak kasar dan sangat membatasi pergaulan Celie ke masyarakat. Namun Celie muda pada saat itu, tidak bisa berbuat apa – apa. Celie hanya bisa meratapi nasibnya dan berbicara kepada Tuhan atas semua penderitannya.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, Celie pun menikah dengan Mr_____. Pada masa pernikahannya, Celie bertemu dengan Shug, perempuan selingkuhan suaminya. Awal pertemuannya dengan shug, Celie membencinya.

Namun seiring dengan waktu, mereka tinggal di rumah yang sama, Celie lebih mengenal kharakter Shug dan mulai terpengaruh dengan cara pandang Shug sebagai seorang perempuan yang lebih kuat.

Celie pun perlahan–lahan menyadari posisinya sebagai seorang perempuan, yang mempunyai derajat yang sama dengan laki–laki. Berikut ini akan di analisis beberapa kutipan–kutipan dari novel tersebut, The Color Purple.

What your real name? I ast her. She say, Mary Agnes.

Make Harpo call you by your real name, I say, Then maybe he see you even when he trouble. (Walker, 1982:84)

„Siapa nama asli kamu? Saya bertanya. Dia berkata, Mary Agnes.

Suruh harpo memanggil kamu dengan nama asli, Saya berkata, Mungkin nanti dia akan sadar akan kehadiranmu bahkan pada saat Ia bermasalah.‟

Dari kutipan diatas, Celie menasehati kekasih anak laki–lakinya (Harpo), bernama Mary Agnes, untuk meminta Harpo memanggilnya dengan sebutan nama aslinya. Disini Celie bermaksud menggambarkan bahwa perempuan juga punya hak yang sama dalam masalah pengakuan sebagai sesama manusia, perempuan dan laki–

laki mempunyai derajat yang sama dalam identitas diri. Seorang perempuan juga mempunyai hak yang sama dalam menunjukkan identitas diri.

You a lowdown dog is whas wrong, I say. Its time to leave you and enter into the Creation. And your dead body just the welcome mat I need. (Walker, 1982:199)

„Anda anjing rendahan yang ada apa, saya berkata. Ini saatnya untuk meninggalkan Anda dan masuk ke dalam Penciptaan. Dan mayat Anda hanya keset yang saya butuhkan.‟

Dari kutipan di atas, Celie dengan beraninya menyebut suaminya, Mr._____, dengan sebutan dog (anjing). Selama ini untuk menentang perkataan suaminya saja, Celie tidak berani. Kemudian Celie menyatakan keinginannya untuk meninggalkan suaminya itu, dan membentuk kehidupan barunya, tanpa suaminya. Padahal pada masa itu, seorang istri tidak boleh sama sekali meninggalkan suaminya, seorang istri seharusnya tetap berada di rumah.

Hold on, say Harpo.

Oh, hold on hell, I say. If you hadn’t tried to rule over Sofia the white folks never would have caught her.

Sofia so surprise to hear me speak up she ain’t chewed for ten minutes. (Walker, 1982:200)

„Tunggu, Harpo berkata.

Oh, enak saja tunggu, saya berkata. Jika kamu tidak mencoba untuk menguasai Sofia orang – orang berkulit putih tidak akan menangkapnya.

Sofia sangat terkejut karena mendengar saya berbicara Ia tidak mengunyah selama sepuluh menit.‟

Kutipan di atas menunjukkan bahwa I (sebagai Celie), mengekspresikan pendapatnya bahwa Harpo selama ini berusaha untuk mengatur hidup istrinya, Sofia, hal inilah justru yang membuat Sofia berubah menjadi pribadi yang pemberontak.

Memang sejak awal alur cerita pada novel ini, karakter seorang Sofia sudah terlihat

sebagai perempuan yang tangguh. Kemudian Celie berpendapat bahwa Harpo lah yang bertanggung jawab atas perbuatan Sofia yang pernah melakukan tindakan kekerasan fisik yang Sofia lakukan terhadap dua orang berkulit putih. Harpo telah merubah Sofia menjadi seorang perempuan yang sanggup melakukan kriminal.

Well, say Grady, trying to bring light. A woman can’t git a man if peoples talk.

Shug look at me and us giggle. Then us laugh sure nuff. Then Squek start to laugh. Then Sofia. All of us laugh and laugh.

Shug say, Ain’t they something? Us say um hum, and slap the table, wipe the water from our eyes.

Harpo look at Squeak. Shut up Squeak, he say. It bad luck for women to laugh at men. (Walker, 1982:200-201)

„Nah, Grady berkata, berusaha memperjelas. Seorang perempuan tidak akan mendapatkan laki – laki jika orang – orang membicarakan.

Shug melihatku dan kami tertawa. Kemudian kami pun langsung tertawa. Kemudian Squeak ikut tertawa. Lalu Sofia. Kemudian kami semua tertawa dan tertawa.

Jelas sekali dari kutipan di atas bahwa laki – laki, dalam kutipan ini diwakili oleh tokoh Grady dan Harpo, berpendapat perempuan tidak akan bisa mendapatkan laki – laki apabila orang – orang membicarakan atau membuat gosip tentang perempuan tersebut. Hal ini membuat Celie tidak bisa menahan tawanya atas

anggapan tersebut. Ini mencerminkan bahwa Celie tidak setuju dengan anggapan tersebut.

Kemudian Harpo mengatakan bahwa perempuan akan mendapatkan kesialan apabila menertawakan laki – laki. Tetapi tetap saja Celie dan beberapa perempuan tertawa. Ini menunjukkan bahwa Celie tidak percaya akan pendapat – pendapat negatif tentang perempuan yang ada di masyarakat pada masa itu. Celie menolak dominan laki – laki.

I sit in the dining room making pants after pants. I got pants now in every color and size under the sun. Since us started making pants down home, I ain’t been able to stop. (Walker, 1982:211)

„Saya duduk di ruang makan sambil membuat celana – celana.

Saya mempunyai celana – celana dengan berbagai warna dan ukuran yang sedang di jemur. Sejak kami mulai membuat celana – celana di rumah, Saya tidak bisa berhenti.‟

Latar belakang cerita novel ini diceritakan bahwa semua perempuan memakai gaun di kehidupan sehari – hari mereka. Celana biasanya hanya dipakai oleh laki – laki. Namun dari kutipan di atas, Celie membuat banyak celana untuk Ia pakai sendiri dan kemudian Celie membuat celana – celana untuk perempuan- perempuan lainnya dalam cerita novel ini.

One day when Shug come home, I say, You know, I love doing this, but i got to git out and make a living pretty soon. Look like this just holding my back.

She laugh. Let’s us put a few advertisements in the paper, she say.

And let’s us raise your prices a hefty notch. And let’s us just go ahead and give you this diningroom for your factory and git you

some more women in here to cut and sew, while you sit back and design. You making your living, Celie, she say. Girl, you on your way. (Walker, 1982:213-214)

„Suatu hari ketika Shug pulang, Saya berkata, kamu tahu, Saya suka melakukan ini, tetapi saya harus keluar dan mencari kehidupan dalam waktu dekat. Kelihatannya ini hanya menahan saya.

Dia tertawa. Mari kita membuat iklan di kertas, Ia berkata. Dan mari kita naikkan harga jasamu yang sepadan. Dan mari kita lanjutkan saja dan membuat ruang makan ini sebagai tempat kerjamu dan kita cari beberapa karyawan untuk memotong dan menjahit, sementara kamu duduk dan merancang. Kamu sedang membuat kehidupan kamu, Celie, Ia berkata. Wahai perempuan, kamu sedang dalam jalanmu sekarang.‟

Celie jelas sekali mencintai apa yang dia lakukan yaitu membuat celana.

Tetapi Celie ingin sekali hidupnya lebih maju lagi dan membiayai hidupnya sendiri.

Kemudian Shug mempunyai ide untuk memasarkan hasil pembuatan celana Celie dan juga mempe kerjakan beberapa orang untuk membantu Celie membuat celana. Pada akhirnya Celie mempunyai industri rumah celananya sendiri. Hal ini tentu saja mencerminkan keberanian Celie dalam memajukan hidupnya dan mempunyai keinginan untuk kemajuan masa depannya walaupun tanpa lelaki yang ada di kehudupannya. Terlebih lagi Celie berani memproduksi celana dalam skala besar, hal ini tentu saja mencerminkan keberaniannya untuk mempengaruhi perempuan – perempuan lain untuk tidak sungkan memakai celana, yang biasanya dipakai kaum laki – laki.

I’m busy making pants for Sofia now. One leg be purple, one leg be red. I dream Sofia wearing these pants, one day she was jumping over the moon. (Walker, 1982:216)

„Saya sibuk membuat celana – celana untuk Sofia sekarang. Satu sisi celananya berwarna ungu, satu sisi lainnya berwarna merah.

Saya berimajinasi Sofia memakai celana – celana ini, suatu hari Ia akan melompat ke bulan.‟

Terlebih lagi dari kutipan di atas, Celie bahkan mendesain sebuah celana yang jarang dibuat oleh orang – orang kebanyakan, satu sisi celana berwarna ungu dan satu sisi lagi berwarna merah, untuk Sofia. Hal ini tentu saja merupakan cerminan bahwa Celie tidak hanya berani mencoba untuk meruntuhan anggapan bahwa hanya laki – laki yang biasanya memakai celana, tetapi juga Celie berani membuat desain celana yang berbeda dari buatan orang – orang kebanyakan. Celie berani mengekspresikan kreatifitasnya.

Kemudian pada akhir cerita novel ini, Celie meyakinkan hidupnya melawan dominasi laki-laki dan isu ras di masyarakat. Salah satu bentuk perlawanannya adalah Celie mulai membuat banyak celana, yang mana pada masa itu, celana hanyalah dianggap pantas dikenakan oleh pria.

Novel The Color Puple ini ditulis dalam bentuk buku harian yang ditulis oleh tokoh utama bernama, Celie. Celie menuliskan nama suaminya tidak dengan nama aslinya, Albert, melainkan hanya dengan simbol Mr.______ . Ini juga salah satu bentuk sikap perlawanan Celie atas dominan suaminya itu yang telah banyak menguasai kehidupannya dan semena – mena terhadapnya.

4.1.1.2 Kekerasan seksual fisik dan mental

Dworkin (1974) berpandangan bahwa penindasan atas perempuan terutama terjadi karena patriarki, yang beroperasi baik pada level keluarga dan dan pada harapan atas heteroseksualitas wajib dan pada level budaya, di mana citra seksis perempuan diobjektifkan sehingga menindas mereka (Agger, 2003:221).

Perempuan kulit hitam harus mensosialisasikan semua anak mereka terhadap kenyataan rasisme. Untuk mempersiapkan anak-anak perempuan, pada khususnya dalam menghadapi masalah rasisme dan seksisme. Anak perempuan tidak aman meskipun dalam keluarganya sendiri. Anak perempuan rentan mendapatkan kekerasan. Inilah yang terjadi pada Celie sejak Ia masih sangat muda. Ayah tirinya, Alphonso memperkosanya pada saat Ia berusia 14 tahun dan hal ini terus berlanjut, sehingga Celie mempunyai dua anak dari ayah tirinya itu. Namun, Alphonso menjauhkan Celie dari anak - anaknya sejak dilahirkan.

Begitu juga dengan kehidupan pernikahannya dengan Mr._____ yang dianggapnya tidak pernah mendapatkan kebahagiaan. Mr.______ tidak pernah menganggapnya layaknya sebagai seorang istri. Mr._____ selalu membebankan Celie dengan berbagai pekerjaan rumah, bahkan juga bekerja keras di ladang miliknya.

Sampai pada akhirnya Celie memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi bersama Shug, selingkuhan suaminya yang malah menjadi teman baiknya dan juga bersama Grady, kekasih baru Shug.

Celie is coming with us, say Shug.

Mr._____’s head swivel back straight. Say what? He ast.

Celie is coming to Memphis with me.

Over my dead body, Mr._____ say.

You satisfied that what you want, Shug say, cool as clabber.

Mr.______ start up from his seat, look at Shug, plop back down again. He look over at me. I thought you was finally happy, he say. What wrong now?

You a lowdown dog is whas wrong, I say. Its time to leave you and enter into the Creation. And your dead body just the welcome mat I need. (Walker, 1982:199)

„Celie akan ikut dengan kami, Shug berkata.

Kepala Tuan.______ kembali tegak lurus. Apa kamu katakan? Ia bertanya.

Celie akan ikut ke Memphis denganku.

Langkahi dahulu mayatku, Tuan._____ berkata.

Kamu sudah puas dengan apa yang kamu inginkan, Shug berkata, sedingin susu asam kental.

Tuan._____ berdiri dari tempat duduknya, memandang ke arah Shug, kemudian duduk kembali. Ia melihat ke arahku. Saya kira kamu akhirnya bahagia, Ia berkata. Apa yang salah sekarang?

Anda anjing rendahan yang ada apa, saya berkata. Ini saatnya untuk meninggalkan Anda dan masuk ke dalam Penciptaan. Dan mayat Anda hanya keset yang saya butuhkan.‟

Dari kutipan di atas diketahui bahwa Mr._____ menentang keras keinginan Celie untuk meninggalkan rumahnya. Bahkan iya mengancam untuk melangkahi dulu mayatnya daripada Celie pergi dari rumahnya. Pada saat inilah untuk pertama sekali Celie melakukan perlawanan kepada Mr._____. Celie bahkan melawan akan ancaman dari Mr.______. Celie menyatakan bahwa dengan senang hati dia akan melangkahii mayat Mr._____ untuk pergi dari rumah itu.

Mr._____ reach over to slap me. I jab my case knife in his hand.

(Walker, 1982:200)

„Tuan._____ berusaha menampar saya. Saya tusuk pisau ke tangannya‟

Kutipan ini salah satu bukti bahwa Mr._____ melakukan tindakan kekerasan fisik kepada Celie. Pada saat inilah untuk pertama kalinya Celie berani melawan tindakan kekerasan suaminya itu. Selama ini Celie hanya pasrah saja atas semua tindakan kekerasan baik fisik maupun mental bahkan kekerasan seksual yang dilakukan oleh suaminya itu. Bahkan Celie tidak segan – segan melawan Mr._____

dengan pisaunya karena Ia akan ditampar oleh Mr.______.

4.1.1.3 Seksualitas (termasuk lesbianisme)

Feminisme lesbian juga pantas dimasukkan dalam kerangka feminisme radikal. Kaum feminis lesbian menegaskan kebebasan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan di dalam ruang pribadinya, seperti pilihan seksual, menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk melenyapkan penindasan individual dan juga penindasan terhadap orang-orang lain. (Ollenburger, 1996: 27-29).

Feminisme radikal sering dikaitkan dengan lesbianism atau separatism lesbian dalam kritiknya atas keluarga heteroseksis sebagai sumber utama penindasan atas perempuan. Namun, tidak semua feminism radikal adalah separatis lesbian karena separatis lesbian pada dasarnya menyarankan perempuan untuk berpasangan hanya dengan perempuan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Celie tidak pernah menikmati hubungan intimnya baik dengan suaminya, Mr._____. Kehadiran Shug Avery dalam rumah tangganya membuat Celie memiliki orientasi seks yang berbeda. Shug Avery menyadari bahwa Celie tidak pernah menikmati hubungan intimnya dengan suaminya, maka Ia berusaha untuk mendidik Celie bagaimana mendapatkan

kesenangan dari seks. Semakin jauh hubungan mereka berdua, akhirnya Celie merasakan ketertarikan terhadap Shug Avery.

All the man got the eyes glued to Shug’s bosom. I got my eyes glued there too. I feel my nipples harden under my dress. My little button sort of perk up too. Shug I say to her in my mind, Girl, you looks like a real good time, the Good Lord knows you do. (Walker, 1982:81)

„Semua laki – laki matanya tertuju ke dada Shug. Mata saya juga tertuju kesana juga. Saya merasakan puting susu saya mengeras dalam bajuku. Semacam tombol kecil saya juga bergairah.nOhh Shug saya berkata dalam pikiranku, wahai perempuan, kamu terlihat seperti benar – benar menyenangkan, Tuhan tahu itu.‟

Inilah pertama kalinya Celie merasa ada keterkaitan seksual antara dirinya dengan Shug. Celie mulai mengagumi Shug baik secara fisik maupun pribadinya.

She say, I love you, Miss Celie. And then she haul off and kiss me on the mouth.

Um, she say, like she surprise. I kiss her back, say, um, too. Us kiss and kiss till us can’t hardly kiss no more.Then us touch each other. (Walker, 1982:113)

„Ia berkata, Saya cinta kamu, Nona Celie. Dan kemudian Ia menyeret dan mencium saya di mulut.

Um, Ia berkata, terlihat seperti terkejut. Saya balik menciumnya, berkata, um, juga. Kami masih berciuman hingga kami tidak sanggup mencium lagi. Dan kemudian kami saling menyentuh.‟

Dari kutipan di atas, Celie membalas perkataan Shug yang menyatakan cinta kepadanya. Mereka berdua kemudian berciuman layaknya pasangan laki – laki dan

perempuan. Tergambar jelas bahwa Celie jatuh cinta kepada Shug. Celie mulai merasa lebih nyaman bersama Shug.

Me and Shug sound asleep. Her back to me, my arms around her waist. What it like? Little like sleeping with mama, only I can’t hardly remember ever sleeping with her. Little like sleeping with Nettie, only sleeping with Nettie never feel this good. It warm and cushiony, and I feel Shug’s big tits sorta flop over my arms like suds. It feel like heaven is what it feel like, not like sleeping with Mr._____ at all. (Walker, 1982:114)

„Saya dan Shug terdengar sudah tertidur. Ia membelakangi saya, lengan saya melingkar di pinggangnya. Bagaimana rasanya?

Sedikit seperti tidur dengan mama, hanya saja Saya sulit mengingat pernah tidur dengannya. Sedikit seperti tidur dengan Nettie, hanya saja tidur dengan Nettie tidak pernah terasa sebaik ini. Terasa hangat dan nyaman, dan saya merasakan dada besar Shug seperti busa di lenganku. Ini terasa seperti surga, todak seperti tidur dengan Tuan._____ sama sekali.‟

Celie mengekspresikan bagaimana Ia sangat menikmati saat – saat bersama Shug. Celie merasa berpelukan dengan Shug adalah pelukan yang paling nyaman yang pernah Ia dapatkan. Celie bahkan mengungkapkan perasaannya layaknya berada di surga. Celie juga menyatakan tidur bersama Shug sangat jauh berbeda dengan pada

Celie mengekspresikan bagaimana Ia sangat menikmati saat – saat bersama Shug. Celie merasa berpelukan dengan Shug adalah pelukan yang paling nyaman yang pernah Ia dapatkan. Celie bahkan mengungkapkan perasaannya layaknya berada di surga. Celie juga menyatakan tidur bersama Shug sangat jauh berbeda dengan pada

Dokumen terkait