• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP TERKAIT KOMPETENSI DKV Proaktif

Dalam dokumen Aplikasi Gaya Pop dan Unsur Budaya Indon (Halaman 40-45)

Foundation Year DKV UMN

SIKAP TERKAIT KOMPETENSI DKV Proaktif

Competent

Perseverence Terlibat aktif dalam proses kuliah

Curiosity Curiosity Keinginan menyelidiki sesuatu

Observatif Perseverence Terbuka dan jeli terhadap hal-hal baru

Ekspresif Honesty Berani memunculkan citra diri

Ketelitian Perseverence Cermat dalam memandang sesuatu

Improvisasi Creativity Berani berekspresi di luar batasan

Apresiatif Making Relationship Mampu menilai dan mengargumen suatu

karya dan pemikiran akademik

Kreativitas Creativity Berani memunculkan ide-ide baru

Komunikatif Making Relationship Mampu menyampaikan ekspresi dan

apresiasi secara lisan dan tulisan

Eksploratif Perseverence Mampu mencari dan mengupdate infor-

masi secara menyeluruh

Berdasarkan tabel 4 di atas, didapatkan usulan evaluasi jalannya pendidikan foundation year

yang koordinasi dan alurnya diterjemahkan dalam bagan di bawah ini berdasarkan pada penge-

Gambar 3

Penerapan alur tersebut, dalam foundation year dapat diterjemahkan realisasinya ke dalam

pelaksanaan proses perkuliahan setiap mata ku-

liah dengan beracuan pada tabel 4 tentang real-

isasi tindakan yang terlihat. Proses penilaian val-

ue sikap dapat dikelompokkan dan diobservasi

berdasarkan kriteria-kriteria pada tabel 4 dalam setiap mata kuliah. Contoh penjabaran dan draft kodifikasinya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini, yang disusun menurut aktivitas mahasiswa selama mata perkuliahan berlangsung:

Tabel 5

Draft Kodifikasi Sikap Selama Berlangsungnya Kelas Perkuliahan DKV di Foundation Year

Aktivitas Masuk Kelas Proses Perkuliahan Usai Kelas

Mahasiswa Atribut sesuai dress code kampus.

Absen & datang sebelum jam perkuliahan. Memenuhi deretan depan bangku kuliah. Mempersiapkan materi kuliah yang dibutuhkan sesuai mata kuliah. Mempersiapkan peralatan dan bahan kuliah yang dibutuhkan sesuai mata kuliah.

Membawa tugas yang akan dikumpulkan. Menunggu dosen yang belum datang maupun yang sedang mempersiapkan materi perkuliahan dengan tenang. Tidak mengerjakan tugas yang belum selesai di dalam kelas.

Aktif dalam merespons dan menanggap pertanyaan dosen jika tidak atau kurang paham terhadap materi perkuliahan.

Inisiatif dalam merespons dan bertindak untuk kelancaran kuliah.

Mampu melaksanakan tugas dosen dengan benar sesuai perintah dan kesepakatan terhadap waktu, format, dan jenis media tugas.

Bertanggung jawab terhadap diri sendiri selama perkuliahan, termasuk kesiapan diri saat tugas, tes, dan ketersediaan perangkat kuliah.

Inisiatif membentuk atau bergabung dengan suatu tim kerja apabila diperlukan.

Mampu bekerja dalam tim sesuai dengan porsi dan tanggung jawabnya untuk kelancaran bersama. Mampu memunculkan ide-ide berdasarkan bekal observasi dan literatur yang tepat.

Mampu melakukan proses asistensi dengan dosen dengan baik, terencana, dan sesuai kesepakatan. Mampu melakukan analisis secara teliti, detail, dan menyeluruh.

Mampu mengungkapkan analisis dan ide-ide ke dalam bentuk tulisan dengan baik dan benar.

Mampu melakukan proses mendesain dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang benar. Mampu mempresentasikan dan mengatur jalannya presentasi tulisan dan desain dengan benar. Mampu melakukan proses mendesain dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang benar.

Membereskan peralatan sendiri, membuang sisa-sisa dan sampah perkuliahan yang tidak berguna lagi di tempat sampah.

Membersihkan dan menata kembali utility kampus di ruangan kuliah yang kotor atau berantakan akibat proses perkuliahan.

Membantu dosen dalam membereskan peralatan presentasi.

Tidak keluar ruangan sebelum dosen meninggalkan ruangan kuliah lebih dulu.

Mematikan peralatan listrik, termasuk komputer dan proyektor sebelum keluar ruangan.

Mengatur janji dengan dosen jika membutuhkan tatap muka dan diskusi kuliah lebih lanjut, dan menghubungi staf BAAK jika membutuhkan ruangan dan jam khusus untuk proses tersebut.

Mampu mempresentasikan dan mengatur jalannya presentasi tulisan dan desain dengan benar. Mampu mengatasi masalah yang terjadi selama perkuliahan.

Mampu menjaga sikap perilaku sebagai mahasiswa tertib dan sopan selama berlangsungnya perkuliahan. Mampu menghormati hubungan antara mahasiswa dan mahasiswa-dosen selama jalannya perkuliahan. Mampu mengikuti jalannya perkuliahan hingga selesai jam kuliah.

Tidak mengerjakan tugas lain dan konsentrasi dengan tugas yang diberikan selama kelas berlangsung. Tidak melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan materi perkuliahan selama kelas berlangsung. Mampu menerima konsekuensi terhadap tindakan yang merugikan dan merusak, baik diri sendiri maupun orang lain serta terhadap sarana dan prasarana selama proses perkuliahan berlangsung.

Mampu menerima dengan lapang dada dan rendah hati apabila menyadari ataupun disadarkan terhadap kesalahan dan kekurangan diri sendiri, baik dari dosen maupun dari sesama mahasiswa.

Meminta izin dosen dengan sopan apabila terpaksa meninggalkan kuliah atau keluar ruangan selama perkuliahan berlangsung.

Penutup

Pencapaian value akademik yang optimal sebaik-

nya didampingi dengan pencapaian pembentuk-

an sikap yang sesuai, baik sebagai karakteristik

seorang akademisi secara umum, maupun yang

sesuai dengan kompetensinya karena ilmu yang baik akan lebih bermanfaat apabila dapat disa- lurkan dan diaplikasikan oleh seorang individu

yang baik pula. Nilai sikap mahasiswa yang

didapatkan melalui evaluasi fenomena yang

terjadi selama perkuliahan di foundation year

DKV ternyata menghasilkan value sikap spesi-

fik sesuai kompetensi yang dibutuhkan dalam

program studi tersebut. Paper ini diharapkan

mampu mendasari dan memunculkan nilai-nilai

dan kriteria penilaian sikap yang sesuai tersebut

dengan yang dibutuhkan di perkuliahan founda-

tion year di program studi Desain Komunikasi Visual.

Dalam program studi Desain Komunikasi

Visual, khususnya pada Fakultas Seni & Desain

Universitas Multimedia Nusantara, langkah-

langkah dalam mencapai hal tersebut senantiasa dioptimalkan dan diaplikasikan untuk menjadi-

kan mahasiswa desain, khususnya dalam masa

foundation year menjadi lebih terasah dari segi

sikap dan perilaku sehingga mampu membawa

kebiasaan sikap yang baik tersebut selama pro- ses perkuliahan berlangsung hingga ke tingkat

semester yang lebih lanjut dan mencapai gelar sarjananya dengan optimal.

Daftar Pustaka

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2007. Pedoman Tata Cara Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indo-

nesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan

Pelatihan dan Produktivitas.

Dokumen DKV UMN. 2012. Distribusi Mata Ku-

liah Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni & Desain. Tangerang: UMN.

Dokumen DKV UMN. 2012. Dokumen rapat evaluasi DKV Minggu ke-10 semester genap

2012. Tangerang: UMN.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011.

Slide Presentasi: Kebijakan Ditjen Pendidikan

Tinggi tentang Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia. Jakarta.

Lampiran Peraturan Presiden Republik Indone-

sia No. 8 Tahun 2012. 2012. Deskripsi Jenjang Kualifikasi KKNI. Jakarta.

Tabrani, Primadi. 2000. Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. Bandung: Penerbit ITB.

UMN. 2010. Panduan Kegiatan Mahasiswa 2010­

2011. Tangerang: UMN.

UMN. 2010. Panduan Kurikulum 2010­2011 Pro-

gram Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni & Desain. Tangerang: UMN.

UMN. 2012. Panduan Kegiatan Mahasiswa 2012­

2013. Tangerang: UMN.

Website Knowledge Management Kompas Gra-

media.2012. http://km.kompasgramedia.

Pendahuluan

Iklan bukanlah sekadar terdiri atas teks dan gam- bar. Lebih dari itu, iklan mengandung makna yang dalam. Makna hakiki sebuah iklan bukan hanya yang tampak dalam teks dan gambar, na- mun kerap terselubung dalam apa yang disebut dengan “deep structure”.

Demikianlah halnya iklan “Seruan Pontia- nak” yang dimuat tiga koran besar di Kaliman-

tan Barat, yakni Borneo Tribune, Tribun Pontianak,

dan Pontianak Post pada Senin, 28 September 2009. Untuk mengetahui latar belakang, tujuan, dan mengapa sejumlah tokoh masyarakat Ka- limantan Barat menyerukan pesan perdamai an dalam bentuk iklan yang diberi nama “Seruan

Pontianak”, perlu kiranya mencermati tiga hal berikut ini.

Pertama, mengapa para tokoh Kalimantan Barat memutuskan untuk mengiklankan pesan perdamaian “Seruan Pontianak” di tiga media yang berbasis di Pontianak?

Kedua, bagaimana struktur iklan “Seruan Pontianak”?

Ketiga, membandingkan realitas dalam teks iklan “Seruan Pontianak” sebagai bagian utuh dari media dengan realitas dunia nyata. Be- narkah iklan “Seruan Pontianak” merupakan

symbolic reality yang merepresentasikan peris-

tiwa konflik yang terjadi di Kalimantan Barat?

Sebelum membahas proses kreatif dan struk- tur iklan “Seruan Pontianak”, penting untuk di-

Proses Kreatif

Dalam dokumen Aplikasi Gaya Pop dan Unsur Budaya Indon (Halaman 40-45)