• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simbol Dalam Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Dalam dokumen Kelas 12 SMA Seni Budaya Guru (Halaman 45-52)

Peta Materi

2. Simbol Dalam Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Di antara karya seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. adalah patung, tugu dan monumen. Kebiasaan untuk membuat karya seni rupa tiga dimensi yang melambangkan atau menyimbolkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Karya seni rupa tiga dimensi ini terbuat dari berbagai material seperti kayu, batu, logam, dan sebagainya. Karya-karya seni rupa ini dibuat untuk memperingati tokoh, peristiwa penting atau untuk menandai tempat-tempat bersejarah. Tokoh orang yang berjasa atau yang dihormati oleh masyarakat sering dibuatkan patungnya. Patung itu menjadi simbol ketokohannya melambangkan kekuatan, kepahlawanan dan perjuangannya. Banyak tokoh orang yang berjasa di negara kita. Ketokohan dan perjuangan orang–orang tersebut dikenang hingga saat ini, dijadikan tauladan bagi masyarakat dan bangsa.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional dan http://id.wikipedia.org/ wiki/Tugu_Yogyakarta

Gambar 2.1 Tugu dan Monumen yang menjadi simbol kota

Seseorang yang dianggap, pahlawan, berjasa atau dihormati sering dibuatkan patungnya. Patung itu menjadi simbol kekuatan, kepahlawanan dan perjuangannya. Kebiasaan untuk membuat tokoh orang yang berjasa atau dihormati ini dilakukan oleh hampir semua suku bangsa di dunia. Patung-patung ini ditempatkan di ruang-ruang publik untuk diapresiasi tidak hanya keindahan atau keunikan bentuknya saja tetapi juga untuk mengenang jasa dari para tokoh tersebut.

Sumber: http://www.kaskus.co.id

Gambar 2.2 Patung tokoh pahlawan, Lokasi Museum Keperajuritan TMII Jakarta

Karya seni rupa tiga dimensi memiliki unsur-unsur rupa warna, garis, bidang, bentuk, dan sebagainya seperti halnya karya seni rupa dua dimensi. Unsur-unsur rupa ini digunakan selain untuk memperindah bentuknya dapat saja memiliki makna simbolik. Kesan garis tebal, garis tipis, garis lurus, garis lengkung memiliki makna simbolik yang berbeda-beda. Warna merah, hitam, putih dan sebagainya juga memiliki makna simbolik yang berbeda-beda. Makna-makna simbolik ini mungkin saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai contoh, warna hitam seringkali digunakan sebagai lambang duka cita, tetapi suku bangsa tertentu menggunakan warna kuning atau putih sebagai lambang berduka cita.

etis Karya Seni Rupa 3

Dimens

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran pengertian dan jenis karya seni rupa tiga dimensi, siswa diharapkan mampu.

1. Mengidentiikasi unsur estetis dalam karya seni rupa tiga dimensi.

2. Mendeskripsikan nilai estetis dalam karya seni rupa tiga dimensi. 3. Membandingkan nilai estetis dalam karya seni rupa tiga dimensi.

3. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika dan keindahan. Bahkan ada yang berpendapat bahwa estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat tersebut tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Sebagai guru seni rupa, pemahaman terhadap persoalan estetika ini wajib dikuasai dengan baik. Melalui contoh-contoh perkembangan konsep dan bentuk karya seni, guru dapat menjelaskan mengapa, persoalan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada karya seni yang indah dan sedap dipandang mata. Melalui bimbingan guru siswa diharapkan memahhami persoalan estetika menjadi semakin baik sehingga wawasannya dalam melakukan apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka. Dengan demikian ketika dihadapkan pada karya-karya seni yang dikategorikan “tidak indah”, siswa tidak sekonyong-konyong memberikan penilaian buruk, tidak pantas dan sebagainya, tetapi merka akan meninjau terlebih dahulu latar belakang di balik penciptaannya, mencari nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dari karya tersebut. Hal ini akan membantu siswa menjadi seorang kreator, apresiator, dan kritikus seni yang baik.

Pada bab sebelumnya telah disampaikan bahwa nilai estetis pada sebuah karya seni rupa bersifat objektif dan subjektif. Nilai estetis bersifat objektif ketika memandang keindahan sebuah karya seni rupa berdasarkan keselarasan dalam pemilihan dan penataan unsur-unsur visualnya. Keselarasan atau keharmonisan ini dapat dikatakan sebagai salah satu nilai estetis yang dimiliki oleh sebuah karya seni rupa. Dengan kata lain nilai estetis sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri. Nilai estetis ini cenderung bersifat universal.

Berbeda halnya dengan nilai estetis yang bersifat subjektif, keindahan tidak

pada unsur-unsur isik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan

oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai contoh ketika siswa diperlihatkan sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak, siswa mungkin dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut walaupun dengan sudut penilaian yang berbeda-beda. Guru kemudian menjelaskan perbedaan penilaian tersebut dengan menunjukkan nilai estetis dari masing-masing pendapat yang dikemukakan siswa. Perbedaan tersebut digunakan sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subjektif.

rupa tiga dimensi menggunakan pendekatan saintiik (mengamati, menanya,

Secara umum langkah-langkah pendekatan saintiik dalam proses

• •

Proses pembelajaran kreasi jenis, simbol dan nilai estetis karya seni

rupa tiga dimensi menggunakan pendekatan saintiik (mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan). Model pembelajaran yang digunakan dapat memilih beberapa model yang relevan seperti model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis projek dan sebagainya.

Secara umum langkah-langkah pendekatan saintiik dalam proses

pembelajaran apresiasi karya seni rupa tiga dimensi dapat diuraikan sebagai berikut.

• Setelah memberikan pengantar singkat, siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk melihat karya seni rupa tiga dimensi melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dan sebagainya.), media elektronik, internet, dan kegiatan pameran.

• Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk mengamati proses pembuatan karya seni rupa tiga dimensi.

Jika memungkinkan guru dapat membawa dan menunjukkan secara langsung beberapa contoh karya seni rupa 3 dimnesi di depan kelas atau secara tidak langsung menggunakan media pembelajaran seperti telah disebutkan di atas. Kegiatan pengamatan ini digunakan juga untuk menstimulasi siswa bertanya.

• Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk bertanya tentang jenis, simbol dan nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi berdasarkan contoh yang disampaikan oleh guru.

• Sebelum guru memberikan jawaban, berilah kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan yang diajukan temannya.

• Fasilitasi siswa untuk memperoleh jawabannya melalui kisi-kisi yang disampaikan guru.

Proses Pembelajaran

Mengamati

• Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk mengumpulkan informasi tentang jenis, simbol, dan nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi secara berkelompok maupun perorangan. Apabila tidak memungkinkan dilakukan sekaligus di dalam kelas guru dapat memberikan tugas perorangannya (individu) sebagai tugas rumah.

• Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk membandingkan dan mengevaluasi karya seni rupa tiga dimensi, mengenai: jenis, simbol dan nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.

• Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh.

• Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk mempertanggung jawabkan secara lisan atau tulisan mengenai simpulan informasi yang diperoleh tentang nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi.

Karya seni rupa memiliki perbedaan jenis berdasarkan kategorisasi dimensi, fungsi, medium, bahan dan teknik pembuatannya.

Estetika identik dengan seni dan keindahan, tetapi tidak selalu merujuk kepada karya seni yang secara visual indah dan enak dipandang mata. Karya seni yang secara visual tidak indah dan tidak enak dipandang mata tetap

Mengeksplorasi

Mengasosiasi

Mengomunikasikan

memiliki nilai keindahan baik secara keseluruhan maupun bagian perbagian pada unsur-unsur pembentuknya atau pada isi dan pesan yang terdapat dalam karya tersebut.

Dalam pembelajaran seni rupa, simbol dapat diartikan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik pada wujud objeknya maupun pada unsur-unsur rupanya. Pemaknaan ini sangat mungkin berbeda sesuai dengan wawasan, sistem pengetahuan dan sistem gagasan (kebudayaan) yang dianut masing-masing orang, kelompok atau masyarakat tersebut.

Dalam pembelajaran apresiasi karya seni rupa tiga dimensi ini, pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut.

1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya karya seni rupa tiga dimensi baik yang tergolong karya seni rupa terapan maupun karya seni rupa murni. Berikan pula contoh karya seni rupa terapan yang dimanfaatkan sebagai benda hias atau estetis saja.

2. Menunjukkan berbagai contoh karya seni rupa tiga dimensi dengan penataan unsur-unsur visualnya secara sederhana maupun yang kompleks. Berikan contoh karya seni rupa tradisional maupun modern, karya seni rupa daerah, nasional maupun mancanegara.

3. memberikan contoh-contoh bahan, medium, alat, dan teknik yang digunakan dalam berkarya seni rupa dua dimensi tidak hanya bahan, medium, alat dan teknik yang konvensional (umum digunakan) tetapi juga bahan, medium, alat dan teknik yang nonkonvensional (tidak umum digunakan).

4. Berikan contoh karya seni rupa tiga dimensi yang secara visual indah dan enak di pandang mata serta contoh karya seni rupa tiga dimensi yang secara visual ”tidak indah” dan tidak enak dipandang mata, kemudian beri penjelasan nilai estetis pada karya-karya tersebut khususnya karya-karya yang tergolong ”tidak indah”.

Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran seni rupa tiga dimensi ini sangat bermanfaat untuk membuka wawasan siswa, memberikan stimulus untuk berpikir dan berkarya secara lebih kreatif. Pengalaman estetis memberikan tanggapan terhadap berbagai jenis karya dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengayaan pembelajaran sikap apresiatif terhadap perbedaan yang dijumpai siswa diluar pembelajaran seni rupa. Guru diharapkan melihat kembali materi pembelajaran di kelas X dan XI agar dapat memberikan lebih banyak contoh karya yang belum pernah disampaikan sebelumnya.

Materi dalam buku siswa telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap pencapaian kompetensi siswa. Beberapa latihan dalam buku siswa yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran apresiasi karya seni rupa tiga dimensi ini diantaranya sebagai berikut.

Contoh Test pengetahuan apresiasi karya seni rupa tiga dimensi.

Contoh 1. Test pemahaman apresiasi karya seni rupa tiga dimensi.

Pada buku siswa terdapat beberapa latihan untuk menstimulasi siswa memahami jenis karya seni rupa tiga dimensi. Salah satu contoh format latihan untuk memahami jenis karya seni rupa tiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut.

Penilaian

Dalam dokumen Kelas 12 SMA Seni Budaya Guru (Halaman 45-52)