• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Simpulan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan unit usaha yang dikelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga. UMKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebab selain memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Perkembangan usaha kecil dan menengah seringkali menghadapi kendala baik internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Permasalahan lain yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja.

Sebuah usaha mikro kecil dan menengah membutuhkan strategi pengolahan keuangan, dimana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UMKM tersebut dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas usahanya. Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki oleh UMKM jika mereka ingin mengembangkan usahanya. Laporan keuangan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan usaha dan juga dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengajuan permintaan pinjaman bantuan modal kepada para kreditur misalnya pihak perbankan. Di sinilah salah satu permasalahan utama, mayoritas UMKM masih belum menyadari pentingnya membuat bentuk laporan keuangan yang efektif yang sesuai dengan SAK.

Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan para pelaku UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana tentang SAK dikarenakan sebagian besar hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA/STM. Hal ini menyebabkan para pemilik UMKM kurang begitu mengetahui mengenai SAK dalam membuat bentuk laporan keuangan sehingga para pemilik UMKM membuat laporan keuangan sesuai dengan kemampuan mereka tanpa mengacu pada SAK. Maka muncul berbagai macam bentuk laporan keuangan tetapi sudah

commit to user

66 efektifkah laporan keuangan yang dibuat oleh para pemilik UMKM. Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan

Semua UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana telah membuat laporan keuangan tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK.

a. Pembukuan

Dari hasil penelitian semua UMKM melakukan pembukuan, pembukuan yang dilakukan yaitu buku kas harian, buku penjualan, buku pembelian, buku utang, buku piutang, buku persediaan bahan baku dan buku gaji karyawan

b. Pencatatan

Pencatatan yaitu menganalisis bukti-bukti transaksi yang dilakukan untuk kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi-transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah dianalisis kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal umum ke buku besar. Dari 10 UMKM hanya 4 UMKM yang melakukan pencatatan yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass.

c. Laporan Keuangan

Dari 10 UMKM yang dijadikan sampel penelitian ada 4 UMKM yang menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK. UMKM yang telah membuat laporan keuangan yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Empat UMKM tersebut telah membuat laporan keuangan walaupun hanya membuat Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas.

d. Laporan Bisnis

Laporan bisnis adalah bentuk laporan keuangan yang tidak sesuai dengan SAK tetapi UMKM menganggapnya sebagai laporan keuangan. Dari 10 UMKM yang diteliti, 6 UMKM membuat laporan bisnis yaitu Tarindo Kuningan, Sinar Raya Logam, Bawi Brass, Karya Logam, Wartindo Brass dan Kanigoro Tukang Krom.

commit to user

2. Efektivitas Bentuk Penyajian Laporan Keuanagan

Semua UMKM menyatakan bahwa laporan keuangan yang mereka buat sudah efektif artinya tujuan mereka membuat laporan keuangan telah tercapai yaitu informasi yang ingin didapatkan dari laporan keuangan yang telah dibuat telah dicapai. Hanya 1 UMKM yang meuyatakan laporan keuangan yang mereka buat tidak efektif yaitu Karya Logam, mereka menganggap laporan keuangan yang mereka buat karena jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan jumlah pemasukan. Hal ini disebabkan karena UMKM terlalu banyak menjual barang secara kredit dan tidak adanya penjadwalan pembayaran piutang oleh UMKM. Ukuran efektif sendiri diukur melaui 2 pihak yaitu pihak ektern dan intern, pihak intern adalah pemilik UMKM sedangkan pihak ekstern adalah pihak luar UMKM yaitu pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM. Pihak ekstern bisa membaca laporan keuangan UMKM jika laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan SAK. Jadi laporan yang efektif menurut pihak ekstern adalah laporan keuangan yang sesuai dengan SAK. Dari 10 UMKM yang membuat laporan sesuai dengan SAK hanya 4 UMKM saja, maka laporan keuangan yang efektif adalah laporan yang dibuat oleh Sampurna Kuningan, Sampurna Dua kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Sementara 6 UMKM lain membuat laporan keuangan tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK atau hanya membuat laporan bisnis saja, walaupun menurut UMKM laporan yang telah mereka buat sudah efektif tapi laporan tersebut tidak efektif bagi pihak ekstern.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menguatkan teori bahwa bentuk laporan keuangan yang efektif adalah bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK. Bentuk laporan yang efektif harus bisa dibaca oleh pihak intern (UMKM) dan pihak ekstern. Bentuk laporan keuangan yang efektif bagi pihak ekstern dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan terhadap UMKM, misal pihak pemberi kredit

commit to user

68 dapat menentukan berapa pinjaman yang bisa mereka terima dari laporan keuangan yang sudah dibuat atau pemerintah yang menentukan tarif pajak yang harus dibayar UMKM melalui laporan keuangan yang mereka buat. Untuk pihak intern (UMKM) laporan yang mereka buat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai jumlah produksi yang bulan depan atau persediaan bahan baku yang dibutuhkan. Bentuk laporan yang efektif diharapkan mampu membantu UMKM untuk menjalankan usaha supaya berjalan dengan lancar.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui bentuk-bentuk laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan yang dibuat oleh usaha kecil dan menengah. Dari bentuk laporan keuangan yang telah dibuat akan digunakan untuk membuat suatu kebijakan yang digunakan mendukung kelanjutan usaha yang dijalankan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan antara lain:

a. Kebijakan untuk menyusun bentuk laporan keuangan yang efektif.

b. Kebijakan dalam menentukan jumlah produksi diwaktu yang akan datang. c. Kebijakan untuk membeli persediaan bahan baku yang akan digunakan

untuk produksi di waktu yang akan datang.

d. Kebijakan dalam memberikan bonus pada karyawan yang telah bekerja dengan baik.

e. Kebijakan menekan biaya produksi dan biaya-biaya lain untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

f. Kebijakan untuk pengambilan hutang pada bank atau pemberi pinjaman g. Kebijakan menentukan jadwal pembayaran utang atau piutang UMKM h. Kebijakan UMKM untuk membayar pajak kepada pemerintah.

commit to user

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

a. Bagi UMKM

1. Bentuk-bentuk laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM kelompok pengerajin kuningan dikecamatan Juwana sudah efektif tapi hanya untuk pihak intern (UMKM), untuk membuat bentuk laporan keuangan yang sudah efektif baik bagi pihak intern dan pihak ekstern maka UMKM perlu membuat bentuk laporan keuangan sesuai dengan SAK. 2. Dari bentuk laporan keuangan yang telah dibuat, UMKM harus bisa

menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat agar kegiatan usaha yang dilakukan oleh UMKM bisa berjalan dengan lancar dan berkembang dengan baik.

3. Untuk UMKM Karya Logam diharapkan bisa menghitung berapa jumlah penjualan kreditnya dan menjadwalkan pembayaran piutang. Agar jumlah pemasukan bisa lebih besar atau minimal imbang dengan jumlah pengeluaranya.

b. Bagi Pemerintah

Pemerintah bisa membantu UMKM untuk memberi pelatihan penyusunan Laporan Keuangan yang sesuai dengan SAK/SAK-ETAP agar pemilik UMKM lebih paham mengenai SAK/SAK-ETAP

c. Bagi Universitas

Universitas bisa bekerjasama dengan UMKM untuk program KKL/magang, agar mahasiswa bisa membantu UMKM menyusun bentuk penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAK/SAK-ETAP