• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah peneliti laksanakan, maka dapat disimpulkan:

1. Pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi

a. Realita menunjukkan bahwa sejauh ini KTSP sudah dilaksanakan dengan

berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendiddikan (SNP), Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan dan Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

b. Pengembangan silabus berdasarkan prinsip pengembangan silabus

dibawah dinas pendidikan Kab/Kota yang telah ditetapkan, sehingga silabus yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar telah memenuhi syarat pengembangan silabus. Prinsip pengembangan silabus yang dimaksud meliputi: Prinsip Ilmiah, Prinsip Relevan, Prinsip Sistematis, Prinsip Konsisten, Prinsip Memadai, Prinsip Aktual dan Kontekstual, Prinsip Fleksibel, Prinsip Menyeluruh.

c. Pelaksanaan KTSP mengalami kemajuan kearah yang lebih baik, hal ini

disebabkan sekolah berpartisipasi dalam memberikan sosialisasi KTSP kepada para guru, namun dalam pelaksanaannya tidak semua guru berpartisipasi secara maksimal dalam pelaksanaan KTSP. Walaupun terdapat sebagian kecil guru tidak berbartisipasi secara menyeluruh dalam pelaksanaan KTSP hasil yang diperoleh menunjukkan pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 1 Surakarta mengalami kemajuan kearah yang lebih baik bila dibandingkan pada saat ditetapkan KTSP pada tahun 2006.

commit to user

d. Pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran kurang mengandung unsur

Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan (PAIKEM). Hal tersebut disebabkan metode pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang konvensional, kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran ekonomi, para guru ekonomi sebagian besar tidak memanfaatkan fasilitas modern yang disediakan oleh sekolah, dan para guru tidak membuat RPP berdasarkan karakteristik peserta didik, Sehingga menimbulkan pembelajaran yang kurang kondusif di dalam kelas.

e. Pendekatan psikologis dan sosio-kultur dilakukan para guru ekonomi,

berusaha memberikan pelayanan yang sama kepada semua siswa, guru tidak membeda-bedakan perbedaan karakteristik pada siswa, memberikan motivasi agar menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa.

f. Penilaian belajar yang baik dilakukan oleh guru sesuai dengan materi yang

diajarkan sebelumnya, penilaian dilakukan secara berkelanjutan. Bentuk dan jenis tagihan bervariasi setiap ulangan. Hasil penilain siswa kurang transparan disebabkan terdapat guru langsung menyajikan nilai jadi dalam bentuk raport.

g. Terdapat program perbaikan dan program pengayaan mata pelajaran

ekonomi. Program perbaikan dilakukan dengan memberikan remidiasi kepada siswa. Pengadaan program pengayaan ditujukan untuk mempersiapkan siswa-siswi dalam mengikuti perlombaan ekonomi (akuntansi) baik tingkat kabupaten/kota, propinsi maupun tingkat nasional.

2. Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran

ekonomi

Pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi terdapat bagian yang sudah efektif dan terdapat bagian yang belum efektif, yang dibuktikan dengan:

a. Kurikulum dan program pengajaran yang sudah efektif

commit to user

2) Pengembangan silabus berdasarkan prinsip pengembangan silabus

dibawah dinas pendidikan Kab/Kota.

3) Pelaksanaan KTSP mengalami kemajuan kearah yang lebih baik.

4) Keadaan dan potensi sekolah yang memadai.

5) Pendekatan pikologis dan sosio-culture yang baik.

6) Penilain belajar yang baik.

7) Terdapat program perbaikan bagi siswa yang belum memenuhi KKM

8) Terdapat program pengayaan bagi siswa yang berpotensi

b. Kurikulum dan program pengajaran yang belum efektif

1) RPP tidak dibuat secara maksimal

2) Metode pembelajaran yang konvensional

3) Kegiatan pembelajaran yang kurang kondusif di dalam kelas

4) Pengawasan proses yang belum maksimal, dalam memantau kualitas

dan kuantitas pembuatan RPP dan pelaksanaannya di dalam kelas.

3. Hambatan dan pemecahan masalah pelaksanaan kurikulum dan program

pengajaran mata pelajaran ekonomi

a. Hambatan yang dialami para guru ekonomi

1) Bertambahnya beban guru dari segi administrasi, guru harus

melengkapi berbagai tuntutan administrasi seperti menyusun silabus, menjabarkan silabus dalam bentuk RPP dan guru harus mencari kelengkapan materi kompetensi yang belum lengkap.

2) Media pembelajaran yang kurang memadai untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan belajar mrngajar

3) Keterbatasan dalam penguasaan teknologi pembelajaran bagi sebagian

besar guru ekonomi

b. Hambatan yang dialami para siswa

1) Metode guru dalam mengajar kurang bervariasi, cara mengajar yang

commit to user

2) Kondisi kelas yang kurang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar

sehingga menimbulkan rasa bosan, mengantuk dan terjadi aktivitas lain diluar kegiatan belajar mengajar pada diri siswa.

3) Tingkat pemahaman siswa terhadap materi belum begitu mendalam,

yang disebabkan kurangnya percontohan dalam soal dan analisis masalah ekonomi.

a. Pemecahan masalah yang dilakukan guru

1) Guru berpartisipasi dalam pengadaan media pembelajaran secara

mandiri

2) Siswa yang berperan dalam penggunaan teknologi

3) Guru bekerjasama dalam memenuhi kewajiban administrasi

b. Pemecahan masalah yang dilakukan siswa

1) Bertanya kepada teman yang lebih paham

2) Mengikuti program bimbingan belajar dan les privat

3) Mencari referensi buku lain di perpustakaan

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah peneliti kemukakan di atas, maka dapat dikaji implikasinya, baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis.

1. Implikasi Teoritis

KTSP telah diatur dan ditetapkan dengan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendiddikan (SNP), Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, maka setiap sekolah hendaknya melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan untuk pedoman dalam melaksankan Kegiatan Belajar mengajar (KMB) di sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

commit to user

2. Implikasi Praktis

a. Proses pelaksanaan KTSP melibatkan peran serta guru, maka diperlukan

kebijakan yang jelas untuk mengatur kegiatn guru selain melaksanakan KBM dan seharusnya setiap guru aktif berpartisipasi dalam proses pelaksanaan KTSP ini.

b. Metode pembelajaran sangat berpengaruh dalam pelaksaan pembelajaran,

maka metode pembelajaran yang bervariasi perlu dilaksanakan.

c. Peran media yaitu membantu memudahkan siswa dalam memahami materi,

maka program pengadaan media perlu segera dilaksanakan.

d. Pendekatan pikologis dan sosio-culture yang baik sangat membantu dalam

pelaksanaan KMB di dalam kelas.

e. Program perbaikan dan program pengayaan yang dilaksanakan setiap

sekolah memerlukan bimbingan yang intensif dari guru agar menambah kualitas peserta didik.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi guru:

a. Para guru ekonomi pada khususnya dan para guru mata pelajaran yang lain

pada umumnya di SMA Negeri 1 Surakarta untuk lebih berpartisipasi dalam mengimplementasikan pelaksanaan KTSP, yaitu selalu berpedoman pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan KTSP dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar.

b. Hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan

koorperatif, sehingga akan menciptakan pembelajaran yang kondusif di dalam kelas dan mengangdung pembelajaran yang aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan.

commit to user

2. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya mendukung para guru dalam upaya pelaksanaan KTSP

dengan menyediakan media yang dibutuhkan guru dalam proses KBM.

b. Berkoordinasi dengan institusi pendidikan tinggi untuk mengadakan

pelatihan, seminar dan lokakarya tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Misalnya pelatihan bagi para guru tentang metode pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan menghadirkan dosen atau dengan menghadirkan jajaran Badan Standar Nasional pendidikan (BNSP).

c. Berkoordinasi dengan para siswa untuk mengadakan sharing untuk

membicarakan berbagai permasalahan siswa yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Dokumen terkait