• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

3. Tinjauan Program Pengajaran

a. Pengertian Program Pengajaran

Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yang diwujudkan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional,

commit to user

kurikuler dan instruksional. Agar proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Dalam manajemen program pengajaran terdapat suatu perencanaan pengajaran yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengajaran oleh guru. Dengan adanya perencanaan maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan akan lebih terstuktur dan terinci dengan baik karena dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan.

E. Mulyasa (2007: 41) menyatakan bahwa “manajemen atau administrasi pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan di bidang pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien”. Dengan demikian segala sesuatu yang berhubungan dan mendukung kegiatan pengajaran dapat dinyatakan dalam aktivitas manajemen pengajaran, dimana manajemen pengajaran tersebut bertujuan untuk menciptakan kegiatan pengajaran yang lebih efektif dan efisien.

Perencanaan pengajaran menurut Abdul Majid (2008: 17) “dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”. Berdasarkan deskripsi tersebut

lingkup manajemen program pengajaran lebih terdeskripsikan bila

dibandingkan dengan pengertian sebelumnya, karena dalam pengertian tersebut dijelaskan secara rinci bagian apa saja yang menjadi lingkup dari program pengajaran, yaitu: materi pelajaran, media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian.

Sedangkan menurut Oemar hamalik (2003: 55) menyatakan bahwa

“pengajaran atau instruction adalah a goal-directed teaching process which is

more or less pre-planned” . Dalam pengajaran, perumusan tujuan adalah hal utama dan setiap proses pengajaran senantiasa diarahkan untuk mencapai

commit to user

tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu proses pengajaran harus direncanakan. Lebih lengkapnya definisi pengajaran atau pembelajaran oleh Oemar hamalik (2003: 57) menyatakan bahwa “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawai, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan program pengajaran merupakan sebuah proses disiplin ilmu pengetahuan, system, dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi satuan pendidikan dan lingkungan sekitar merupakan hal penting jangan sampai diabaikan.

b. Rencana Pelaksanan Pembelajaran

Tugas utama guru dalam kaitannya dengan dokumen kurikulum adalah membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun guru harus membuat RPP, karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran. Seperti yang dinyatakan oleh E. Mulyasa (2009: 154) “Guru boleh saja tidak membuat kurikulum, boleh juga tidak membuat alat peraga, bahkan dalam hal tertentu tidak melakukan penilaian, tetapi tidak boleh tidak membuat perencanaan”. Dengan demikian pembuatan perencanaan (RPP) merupakan hal wajib yang harus dibuat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran, karena merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Departemen Pendidikan Nasional (2007: 144) menyatakan bahwa

“Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas (satu) kali pertemuan atau lebih”. Dengan

commit to user

demikian rencana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukan kompetensi yang akan diharapkan. Dalam hal ini, guru harus menjabarkan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) dalam bidangnya untuk jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, RPP memiliki kedudukan yang esensial dalam pembelajaran yang efektif karena akan membantu membuat disiplin kerja yang baik, suasana yang lebih menarik, pembelajaran yang diorganisasikan dengan baik, relevan dan akurat.

c. Pengembangan Rencana Pelaksaan Pembelajaran

Pengembangan rencana pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak boleh menyimpang dalam peraturan yang telah ditetapkan, dalam pengembangan rencana pembelajaran minimal harus memuat komponen-komponen berikut:

1) Tujuan pembelajaran

2) Materi pembelajaran

3) Metode pembelajaran

4) Sumber belajar

5) Penilaian hasil belajar (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 145)

Sedangkan menurut ahli lain, Muhammad Joko Susilo (2007:146-148) pengembangan RPP dapat memuat komponen-komponen berikut:

1) Identitas mata pelajaran

2) Standar kompetensi 3) Kompetensi dasar 4) Materi pokok 5) Materi pembelajaran 6) Strategi pembelajaran 7) Media pembelajaran

8) Penilaian/asesmen dan tindak lanjut

9) Sumber bacaan

Pengembangan rencana pembelajaran harus mengacu pada

kompetensi dasar yang ada dalam silabus. Guru bebas mengembangkan kompetensi standar tersebut kedalam sejumlah kompetensi yang diperlukan oleh peserta didik, sesuai dengan karakteristik dan kondisi lingkungan serta kebutuhan daerah dan kebutuhan sekolah.

commit to user

Pengembangan RPP dalam implementasi KTSP dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, menambah kolom lebih rinci pada format silabus. Kedua, membuat format terpisah dalam bentuk satuan pelajaran (Satpel). (E. Mulyasa, 2009: 162). Dapat dikatakan cara pertama lebih tepat dilakukan oleh guru yang sudah berpengalaman, sedangkan cara kedua lebih cocok digunakan oleh guru pemula atau oleh para calon guru. Guru yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan dengan guru yang sudah berpengalaman dalam bidangnya. Berikut merupakan contoh pengembangan RPP dalam bentuk format silabus dan bentuk Satuan Pelajaran: MATRIK RPP Kelas :……….. Standar Kompetensi :……….. Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Belajar Penilaian Instrumen Penilaian Tugas Alokasi Waktu Sumber Belajar Pendahuluan Pembentukan kompetensi Penutup

Gambar 2. Matrik RPP Format Silabus

Sumber: E. Mulyasa, 2009; p: 163

Matrik di atas memberikan kemudahan, karena guru hanya mengisi matrik tersebut sesuai dengan kompetensi yang akan ditanamkan kepada siswa. Format tersebut dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah serta dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Selanjutnya kemampuan guru sendiri yang akan mengembangkan persiapan belajar, dan akan yang akan melakukan proses pembelajaran.

commit to user

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Mata pelajaran : ……….

Satuan pendidikan : ……….

Kelas/semester : ……….

Pertemuan ke : ……….

Alokasi waktu : ……….

II. KOMPETENSI DASAR

………. ……….

III. INDIKATOR

………. ……….

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

……… ………

V. MATERI STANDAR

……… ………

VI. METODE PEMBELAJARAN

……… ………

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan awal ………. ………. Kegiatan inti ……… ……… Kegiatan akhir ……….. ………..

VIII. ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR

……….. ………...

commit to user

IX. PENILAIAN

……… ………

Gambar 3. Matrik RPP Format Satpel

Sumber: E. Mulyasa, 2009; p: 164-165

Pengembangan RPP dengan format Satpel lebih rinci, sehingga menggunakan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan cara pertama. Pembuatannya pun perlu dilakukan beberapa kali, mungkin untuk satu silabus perlu tiga sampai lima Satpel. Sedangkan cara pertama, silabus langsung berfungsi sebagai satpel, setelah ditambah beberapa kolom.

Dokumen terkait