• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian penelitian diakhiri dengan simpulan dan saran berdasarkan temuan penelitian berkaitan dengan pengembangan model implementasi makroekonomi dan struktur modal terhadap likuiditas dalam meningkatkan kinerja bank asing di Indonesia.

5.1. Simpulan

Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel makroekonomi dan struktur modal yang paling berperan dalam

menentukan tingkat likuiditas bank asing di Indonesia adalah variabel BI Rate/BI7DRR dan leverage to total asset (LTA) dimana likuiditas precautionary tidak sensitif terhadap perubahan BI Rate, LTA berbanding terbalik dengan likuiditas precautionary dan berbanding lurus terhadap likuiditas involuntary.

2. Variabel BI Rate merupakan faktor yang paling berperan dalam menentukan kinerja bank asing di Indonesia. Kenaikan BI Rate akan meningkatkan kinerja bank asing, baik terhadap ROA, ROE dan NIM.

3. Semakin tinggi likuiditas precautionary yang dipelihara oleh bank, akan menurunkan kinerja bank, sebaliknya semakin tinggi persediaan likuiditas involuntary akan meningkatkan kinerja bank, baik terhadap ROA, ROE dan NIM.

4. Kinerja bank asing ditentukan secara langsung oleh makroekonomi, struktur modal dan likuiditas. Selain itu likuiditas juga mampu berperan sebagai mediator dalam menunjukan pengaruh tidak langsung makroekonomi dan struktur modal terhadap pencapaian kinerja bank asing baik ROA, ROE dan NIM, tapi terbatas pada likuiditas precautionary.

5. Peran makroekonomi lebih dominan mempengaruhi kinerja bank asing dibandingkan dengan struktur modal, karena strategi manajemen sumber dana bank asing dalam memenuhi kebutuhan likuiditas sudah teruji dan terbukti sangat kuat melalui dukungan dana dari kantor pusatnya.

6. Dalam memulai suatu bisnis disuatu negara maupun selama menjalankan operasionalnya pada negara tujuan, strategi bank asing lebih fokus pada faktor eksternal (opportunities and threats) yaitu faktor perubahan kebijakan makroekonomi dibandingkan faktor internal (strengths and weaknesses). 7. Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi pergeseran penggunaan sumber dana

oleh bank asing. Semula lebih mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) namun saat ini lebih mengutamakan borrowing.

8. Meskipun terdapat pergeseran penggunaan sumber dana dari DPK ke borrowing, namun struktur modal bank asing di Indonesia tetap mengikuti pola pecking order theory atau sama dengan bank-bank nasional, karena bank asing tetap mengutamakan peningkatan DPK yang dianggap sebagai dana murah dibandingkan dengan borrowing maupun ekuitas. Meskipun kedepannya bisa saja berubah akibat persaingan suku bunga sehingga DPK menjadi lebih mahal dibanding borrowing.

5.2. Saran-Saran

Penelitian disertasi ini masih terdapat beberapa keterbatasan. Oleh karena itu dapat disampaikan beberapa saran demi kesempurnaan penelitian selanjutnya, baik berupa saran praktis maupun saran akademik atau teoritis.

5.2.1. Saran Praktis

Saran praktis ini ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan juga para pimpinan bank, baik direksi, komisaris maupun pihak bank yang terlibat dalam pengelolaan likuiditas untuk mengambil keputusan strategis. Saran-saran dalam menyikapi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlunya melihat kembali dibukanya keran asing untuk menguasai perbankan

nasional. Moratorium yang dilakukan pemerintah terhadap pembukaan kantor cabang bank asing baru patut diapresiasi, namun sebaiknya dibuat secara permanen. Jumlah yang ada sekarang sudah memadai dan jikapun masuk ke Indonesia harus menggandeng investor lokal.

2. Untuk menghindari benturan dalam pelaksanaan dan penegakan hukum dapat mengacu kepada aturan yang sama, serta menjaga agar dampak memburuknya kantor pusat bank asing tidak menular kepada kantor cabangnya di Indonesia yang dapat mengganggu sistem keuangan di Indonesia, maka wacana agar kantor cabang bank asing menjadi perseroan berbadan hukum Indonesia dapat direalisasikan dengan segera dengan merevisi UU Perbankan, karena aturan terkait CEMA belum menjamin adanya enforcement law yang maksimal.

3. Untuk meningkatkan fungsi intermediasi bank asing dan langsung menyentuh kepada sektor riil, maka diperlukan aturan yang tegas dalam membatasi ekspansi usaha bank asing, misalnya tidak diperkenankan untuk masuk ke sektor kredit konsumsi atau menjaga threshold perbandingan kredit produktif dan konsumtif 80:20, melibatkan dalam pembiayaan infrastrukur jangka panjang agar dampaknya dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia dalam waktu yang lam.

4. Direksi perlu memberikan batasan-batasan yang jelas terkait corporate risk appetite dalam pengelolaan likuiditas bank dan menentukan struktur modal yang tepat sehingga terdapat keseimbangan antara profitabilitas dan likuiditas dalam rangka mencapai kinerja bank yang optimal, mengingat terdapat keterbatasan infrastruktur yang dimiliki oleh bank asing.

5. Bank-bank nasional diharapkan dapat meningkatkan permodalan agar dapat bersaing dengan bank asing, khususnya terkait variasi produk perbankan dan tidak hanya mengandalkan produk konvesional berupa kredit dan simpanan. Mengelola likuiditas semaksimal mungkin dengan menjaga rasio dan threshold yang tepat.

6. Dukungan Pemerintah dalam menjaga dan mengatur kebijakan

makroekonomi sangat diperlukan oleh pengelola bank termasuk aturan pendukung dari regulator (OJK/BI) dalam menetapkan threshold minimum dalam pengelolaan likuiditas. Bukan hanya terkait LCR dan asset Likuid terhadap DPK, sehingga bank dapat mengelola likuiditas secara optimal

dalam rangka meningkatkan kinerjanya dan turut serta mendukung kebutuhan produk keuangan di Indonesia.

5.2.2. Saran Akademik

Penelitian terkait pengaruh faktor makro ekonomi dan struktur modal terhadap kondisi likuiditas perbankan tidak akan pernah mencapai titik akhir, karena risiko dan lingkungan perbankan yang senantiasa dinamis dan tentunya ada beberapa pertanyaan penelitian yang belum bisa dijawab dengan hasil penelitian

ini. Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Penelitian dapat diperluas dengan melanjutkan penelitian menggunakan sampel bank terkait bank campuran dan bank-bank yang dimiliki asing dan juga bisa dibandingkan dengan bank devisa nasional dalam melihat perbedaan pengelolaan likuiditas dan dampak dari faktor makroekonomi dan struktur modal bagi bank nasional dan bank asing, campuran dan bank yang dimiliki asing, sehingga mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.

2. Penelitian ini juga hanya menggunakan kurs, inflasi, suku bunga (BI Rate/BI 7 Day Repo Rate), dan suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) sebagai proksi Faktor Makroekonomi. Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah disebutkan maka penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan faktor eksternal lainnya bahkan lebih lengkap dengan faktor internal perusahaan. Berdasarkan in depth interview disarankan untuk memasukkan faktor balance of payment.