• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian yang Digunakan

3) Uji Hausman

Untuk menentukan salah satu model diantara dua model fixed effect atau random effect, Hausman telah mengembangkan suatu uji yang didasarkan

pada ide bahwa least square dummy variable (LSDV) dalam model fixed effect dan generalized least square (GLS) pada model random effect adalah efisien, sedangkan metode ordinary least square (OLS) tidak efisien, dilain pihak alternatifnya adalah metode OLS efisien dan GLS tidak efisien. Oleh karena itu, hipotesis nolnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Unsur penting untuk uji ini adalah kovarian matrik dari perbedaan vektor.

3.5.1.2. Model Ekonometrika

Variabel endogen yang diuji dibedakan dalam bentuk likuiditas precautionary dan involuntary, mendekati pendefinisian oleh Saxegaard (2006), Valla, Saes-Ercobiac dan Tiesset (2006), Aspachs, et. al (2005), Wulandari, et. al (2014). Y1t merupakan likuiditas precautionary dan Y2t merupakan likuiditas involuntary. Likuiditas precautionary (Y1t) sebagaimana persamaan (1) merupakan rasio dari gabungan kas (KAS), penempatan giro pada BI termasuk Giro Wajib Minimum (GIROBI), serta giro pada bank lain (GIROBANK) dibandingkan total asset (TA). Dalam hal ini likuiditas precautionary lebih ditentukan oleh kebutuhan dalam rangka kegiatan operasional fundamental.

Likuiditas precautionary (Y1t) = 𝐾𝐴𝑆+𝐺𝐼𝑅𝑂𝐡𝐼+𝐺𝐼𝑅𝑂𝐡𝐴𝑁𝐾

𝑇𝐴𝑖,𝑑 ………..(1)

Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung pada kegiatan operasional dan segmen pasarnya, serta risk appetite dan risk tolerance-nya. Berdasarkan hasil focus group discussion, beberapa bank menganggap minimal harus tersedia likuiditas precautionary sekitar 2-10%. Batasan (threshold) rasio asset likuid terhadap total asset setiap bank berbeda-beda tergantung kegiatan operasional usaha, kebutuhan likuiditas yang bersifat historis (historical) dan selera risiko (Wuryandari, et. al., 2014).

Likuiditas involuntary (Y2t) sebagaimana persamaan (2) merupakan rasio antara gabungan surat berharga yang siap dijual dalam bentuk sekuritas di bank sentral (SBI), penanaman dalam surat berharga pemerintah (GBOND) dan surat berharga lain (OBOND), serta penanaman dana di bank lain (OTHER) dibandingkan dengan total asset (TA). Penempatan sekuritas di Bank Sentral dapat berbentuk sertifikat Bank Indonesia, term deposit, dan standing facility Bank Indonesia.

Menurut Wuryandani, et. al (2014), sebagian bank beranggapan rasio asset likuid involuntary berkisar 15-18% sudah merupakan batasan waspada (alert).

Likuiditas involuntary (Y2t) = 𝑆𝐡𝐼 + 𝐺𝐡𝑂𝑁𝐷 +𝑂𝐡𝑂𝑁𝐷+𝑂𝑇𝐻𝐸𝑅

𝑇𝐴𝑖,𝑑 ………..(2)

Variabel yang dianggap mempengaruhi likuiditas precautionary lebih diarahkan pada variabel yang sangat terkait dengan kegiatan usaha bank, karena likuiditas tersebut memiliki sifat berjaga-jaga. Di lain sisi, variabel likuiditas involuntary lebih kearah kondisi pasar dan sistem keuangan, maupun makro ekonomi, sehingga model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model-1

Y1it = Ξ²01i + Ξ²11BIRATEit + Ξ²12INFLit+ Ξ²13EXCHit+ Ξ²14 PUABit+ Ξ²15 LTCEMAit +Ξ²16 LTAit +Ξ²17 TPFCEMAit+ e1it…………..……….... (3)

Model-2

Y2it = Ξ²02i + Ξ²21BIRATEit + Ξ²22INFLit+ Ξ²23EXCHit+ Ξ²24 PUABit+ Ξ²25 LTCEMAit +Ξ²26 LTAit +Ξ²27 TPFCEMAit+ e2it……..……….... (4) Terkait dengan kinerja bank, berdasarkan data statistik Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan, kinerja dapat diukur melalui pencapaian rasio keuangan kunci, namun dalam penelitian ini yang digunakan adalah rasio profitabilitas karena profitabilitas merupakan target dari pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dalam penelitian ini digunakan return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan net interest margin (NIM). Dimana diduga dipengaruhi oleh faktor makroekonomi dan struktur modal serta likuiditas, sehingga diperoleh model ekonometrika sebagaimana persamaan (5) dan (6)

Model-3

Zkit = Ξ²03i + Ξ²k1BIRATEit + Ξ²k2INFLit+ Ξ²k3EXCHit+ Ξ²k4 PUABit+ Ξ²k5 LTCEMAit +Ξ²k6 LTAit +Ξ²k7 TPFCEMAit+ekit………... (5)

Model-4

Zkit = Ξ²03i + Ξ²k1BIRATEit + Ξ²k2INFLit+ Ξ²k3EXCHit+ Ξ²k4 PUABit+ Ξ²k5 LTCEMAit +Ξ²k6 LTAit +Ξ²k7 TPFCEMAit+ LPit + LIit + ekit……….. (6)

3.5.2. Rancangan Uji Hipotesis 3.5.2.1. Uji-F dan Uji-t

Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu:

ο‚· Uji-F

Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan, dengan kata lain digunakan untuk memastikan bahwa model yang dipilih layak atau tidak untuk mengintepretasikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas.

ο‚· Uji-t

Jika Uji-F dipergunakan untuk menguji koefisien regresi secara bersamaaan, maka Uji-t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individu. Pengujian dilakukan terhadap koefisien regresi populasi, apakah sama dengan nol, yang berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, atau tidak sama dengan nol, yang berarti variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

3.5.2.2. Uji Mediasi

Mediasi adalah rantai hubungan sebab akibat di mana satu variabel mempengaruhi variabel kedua yang, pada gilirannya, mempengaruhi variabel ketiga. Variabel intervening, M, adalah mediator. Variabel ini "menengahi" hubungan antara eksogen (prediktor) dan akibatnya.

Jalur a dan b disebut efek langsung (direct effect) dan efek mediasi, di mana X mengarah ke Y melalui M, adalah disebut efek tidak langsung (indirect

effect). Efek tidak langsung mewakili bagian dari hubungan antara X dan Y yang dimediasi oleh M. Dengan meggunakan uji Sobel (Baron dan Kenny, 1986) diperoleh rumusan untuk menguji indirect effect di atas.

𝑍 = π‘Žπ‘ βˆšπ‘2π‘ π‘Ž2+ π‘Ž2𝑠𝑏2

Dimana :

a = koefisien regresi variabel independen terhadap variabel mediasi b = koefisien regresi variabel mediasi terhadap variabel dependen

sa = standard error of estimation dari pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi

sb = standard error of estimation dari pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen

3.6. Rancangan Penerapan Temuan Penelitian

Rancangan uji kelayakan model ini digunakan agar hipotesis pasca estimasi dengan ekspektasi parameter sesuai dengan model yang dikonstruksikan, sehingga ekspektasi parameter estimasi dapat digunakan untuk memproyeksikan kondisi likuiditas maupun kinerja Bank di masa mendatang dalam menghadapi perubahan makroekonomi nasional maupun akibat perubahan keuangan global.

3.6.1. Rumusan Pemecahan Masalah

Perbankan merupakan suatu institusi yang mempunyai risiko yang melekat (inherent) dalam suatu system keuangan suatu negara. Bank menawarkan produk yang digunakan oleh semua nasabah perorangan dan perusahaan, yaitu uang. Hal ini menyebabkan suatu kegagalan di bank, sebagian atau menyeluruh, dapat menimbulkan efek ekonomi secara nasional, dimana pada saat kegagalan bank terjadi dapat menyebabkan dampak buruk pada ekonomi secara keseluruhan bukan hanya dampak buruk pada karyawan, pemegang saham dan nasabah atau biasa dikenala dengan nama risiko sistemik (systemic risk). Risiko sistemik mungkin tidak terlalu popular untuk kebayakan orang, akan tetapi kita pasti tahu kejadian β€œrush” pada perbankan (β€˜run on a bank’). Kejadian rush ini terjadi pada saat bank tidak dapat memenuhi kewajibannya, yaitu tidak mempunyai dana yang

mencukupi untuk membayar para deposan yang menarik dananya3.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh variabel makroekonomi seperti BI Rate, inflasi, nilai tukar, dan suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) dan struktur modal yang terdiri dari debt to total asset, debt to total equity, dan third party fund to total equity.

3.6.2. Pemetaan Strategi

Pemetaan strategi dilakukan untuk mengetahui, merumuskan dan mencari pemecahan atau solusi atas suatu masalah (fenomena) secara tepat, efektif dan efisien. Untuk itu perlu dipertimbangkan mengenai strategi yang tepat agar masalah penelitian dapat tercapai. Strategi dalam pemecahan masalah perlu

3 Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation. First edition published in Great Britain by Global Association of Risk Professionals, 2005. Website: www.garp.com

dipetakan terlebih dahulu dan ditetapkan secara tepat agar rencana tindakan yang sesuai dapat dilaksanakan dengan tepat.

3.6.3. Operasionalisasi Strategi

Operasionalisasi strategi merupakan tahap implementasi, dimana faktor-faktor eksternal seperti faktor-faktor makro ekonomi dan struktur modal harus diimplementasikan secara empiris dalam mengukur pengaruhnya terhadap likuiditas dan implikasinya terhadap kinerja bank asing. Dari segi jangka waktu, tahap implementasi ini merupakan sasaran jangka pendek yang secara spesifik diangkat dari sasaran jangka panjang, dimana target kinerja yang ingin dicapai harus bersifat sustainable dan jangka panjang.

Selanjutnya merumuskan dan mengkomunikasikan berbagai kebijakan dan strategi yang sudah ditetapkan sebagai panduan bagi para manajer bank berserta bawahannya dalam mengambil keputusan operasional, seperti pengelolaan likuiditas yang optimal, yaitu mengurangi risiko likuiditas dan memaksimalkan kinerja perusahaan.

3.6.4. Rencana Tindakan

Rencana tindakan diperlukan karena bisa jadi suatu strategi secara konseptual dapat diterapkan namun tidak bisa dijalankan dalam kondisi aktual atau yang sebenarnya. Hasil penelitian hanya sebatas teori yang secara empiris belum tentu sesuai dengan kondisi aktual. Untuk itu diperlukan rencana tindakan berdasarkan langkah-langkah berikut ini: a) meninjau kembali langkah-langkah strategi yang mungkin diterapkan dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi likuiditas dan kinerja bank asing; b) mengidentifikas dan menginventarisasi faktor-faktor internal maupun eksternal secara empiris yang mungkin dapat mendukung atau menghambat tingkat keberhasilan hasil penelitian atau rencana konseptual; c) berdasarkan hasil perhitungan dan pertimbangan atas faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan kinerja bank asing yang telah teridentifikasi secara konseptual maupun secara empiris, disusun rencana evaluasi dan pengedalian.

Rencana tindakan akan didasarkan pada hasil penelitian disertasi ini dan mengacu kepada variabel mana yang akan dijadikan variabel policy.

3.6.5. Rencana Evaluasi dan Pengendalian

Tahap ini hanya bisa dilakukan setelah tahap sebelumnya telah diselesaikan, karena merupakan satu rangkaian proses. Kegunaan rencana evaluasi dan pengendalian antara lain: a) memberikan informasi tentang kinerja bank asing, dampak yang mempengaruhi dan kondisi actual yang telah dicapai; b) melihat peluang adanya alternatif solusi/kebijakan, program, kegiatan yang lebih tepat dan efesien terkait penanganan likuiditas guna meningkatkan kinerja bank asing; c) memberikan umpan balik terhadap hasil penelitian, baik itu terkait model likuiditas, kinerja maupun kebijakan yang diambil oleh manajemen bank; d) menjadikan hasil penelitian yang dikaitkan dengan kebijakan yang harus diambil oleh manajemen bank sebagai masukan yang dapat dipertanggung jawabkan ke publik. Dalam tahapan ini termasuk pula menentukan alat verifikasi yang diperlukan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN