• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KAWASAN TIMUR INDONESIA

4.2 Keuangan Daerah KTI

4.2.1 Sisi Penerimaan Daerah

Penerimaan daerah merupakan sumber pendapatan pemerintah daerah yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan daerah. Penerimaan daerah di KTI selama periode 2005-2009 mengalami peningkatan, terutama ketika periode tahun 2005 ke 2006 terjadi peningkatan hampir dua kali lipat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya implementasi kebijakan desentralisasi fiskal yaitu adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam mengelola pendapatan daerah sejalan dengan meningkatnya besaran APBD yang diterima pemerintah daerah. Meningkatnya penerimaan daerah ini diharapkan juga mampu untuk meningkatkan kemandirian daerah dalam membiayai pembangunan dan menentukan prioritas pembangunan sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan juga mampu mengelola anggaran tersebut secara tepat karena dalam era desentralisasi fiskal ini, penerimaan daerah merupakan modal utama dalam pembangunan.

Penerimaan daerah terdiri atas beberapa komponen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan pendapatan dihasilkan dari daerah sendiri, Dana Perimbangan yang merupakan dana dari pemerintah pusat untuk pemerintah daerah, dan Penerimaan Lain yang Sah. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan yang dapat dipisahkan dari perusahaan milik daerah serta pendapatan daerah lainnya yang sah. Sedangkan pos dana perimbangan dari pemerintah pusat diantaranya dari bagi hasil pajak dan bukan pajak sumber daya alam, dana alokasi umum serta khusus. Dan penerimaan lain yang sah adalah dari penerimaan pemerintah pusat selain dana perimbangan, dari provinsi, kabupaten/kota lainnya, dana yang bersifat untuk kebutuhan darurat, dan lain-lain (subsidi, hibah, bunga).

Tabel 10 Penerimaan Daerah di KTI Tahun 2005-2009

(Jutaan Rupiah)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Sulaw esi Utara 1,779,309.56 3,350,956.54 4,584,993.28 5,408,766.67 6,412,599.03 2 Sulaw esi Tengah 1,313,933.32 4,197,037.66 5,051,180.22 5,885,346.67 6,079,342.87 3 Sulaw esi Selatan 6,292,273.05 9,902,769.19 11,814,641.77 13,528,333.86 14,269,572.95 4 Sulaw esi Tenggara 1,322,274.33 3,230,935.18 4,580,869.95 5,472,843.13 6,409,527.67 5 Gorontalo 945,012.26 1,786,805.51 2,136,763.54 2,581,804.47 2,743,100.10 6 Sulaw esi Barat 690,463.39 1,488,024.69 2,325,778.66 2,343,064.38 2,624,409.24 7 Nusa Tenggara Barat 2,900,932.71 4,173,599.65 5,039,031.06 5,714,579.30 6,213,450.99 8 Nusa Tenggara Timur 3,438,616.94 5,859,650.58 7,003,985.25 7,815,086.18 8,595,808.68 9 Maluku 1,957,714.23 3,001,717.36 4,143,569.31 4,395,631.95 4,671,590.47 10 Maluku Utara 1,162,793.51 2,631,799.13 3,448,988.47 3,858,124.84 4,183,949.62 11 Papua Barat 2,109,587.49 4,586,460.97 5,518,343.27 7,191,194.06 8,445,041.82 12 Papua 5,670,288.81 13,724,219.24 17,506,861.12 18,512,128.13 19,101,488.21

Total 29,583,199.60 57,933,975.70 73,155,005.89 82,706,903.63 89,749,881.64 Provinsi KTI Tahun

No

Sumber : Kemenkeu (diolah)

Perkembangan komponen penerimaan daerah di KTI secara umum selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 10 diatas. Terlihat pertumbuhan yang cukup pesat pada total penerimaan daerah di KTI periode 2005 ke 2006, hampir dua kali lipat (100 persen) kemudian hingga tahun 2009 menurun hanya 8,52 persen atau sebesar 89.749,8 milyar rupiah. Sedangkan yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada periode tersebut adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Papua masing-masing sebesar 219,4; 144,3; dan 142 persen. Pertumbuhan penerimaan daerah yang selama periode 2005-2009 cukup tinggi dialami oleh Papua Barat dan Sulawesi utara yaitu rata- rata 46,37 dan 40,42 persen tiap tahunnya.

Pertumbuhan penerimaan daerah dari ketiga provinsi tersebut pada tahun 2006 disebabkan karena adanya peningkatan dari beberapa pos/sumber, diantaranya dari PAD khususnya pos retribusi daerah dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Sedangkan dari dana perimbangan, yang terlihat cukup mencolok kenaikannya adalah dari pos dana alokasi umum dan khusus walaupun dari pos bagi hasil pajak juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Tabel 11 Penerimaan Daerah KTI Menurut Sumbernya Tahun 2005-2009

(Jutaan Rupiah)

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH 2,865,076.13 3,908,270.80 4,977,227.81 6,381,866.10 6,842,220.74 Pos Pajak Daerah 1,720,262.73 2,080,696.27 2,623,166.18 3,420,139.28 3,525,139.98 Pos Retribusi Daerah 535,730.95 745,907.19 842,146.00 1,021,567.34 1,272,187.67 Pos Laba Perusahaan Milik Daerah 189,558.51 226,923.70 313,983.58 377,154.63 447,440.28 Pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 419,523.94 854,743.70 1,197,932.05 1,563,004.84 1,597,452.81 DANA PERIMBANGAN 22,730,551.38 48,068,679.54 54,916,277.04 64,706,752.96 70,227,062.88 Pos Bagi Hasil Pajak 2,777,482.51 4,743,607.27 2,465,595.48 3,342,068.84 197,888.99 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam 761,250.36 1,034,796.19 4,789,368.25 4,038,213.47 8,463,328.76 Pos Dana Alokasi Umum 17,833,711.66 38,149,136.53 41,370,870.67 49,386,668.25 52,447,836.24 Pos Dana Alokasi Khusus 1,358,106.85 4,141,139.66 6,290,442.64 7,939,802.40 9,118,008.90 BAGIAN LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH 3,987,572.09 5,956,088.41 8,706,466.42 11,357,776.98 12,680,598.02 Penerimaan Dari Pemerintah 2,842,013.28 654,956.68 6,944,133.58 8,268,274.57 8,984,322.38 Penerimaan Dari Propinsi 713,014.96 1,232,106.96 688,131.93 1,496,476.04 1,907,229.93 Penerimaan Dari Kabupaten/Kota Lainnya 140,424.97 8,360.59 0.00 0.00 0.00

Dana Darurat 53,312.63 43,091.51 0.00 657,236.61 149,800.00

Lain-Lain 238,806.25 230,582.19 1,074,200.91 935,789.76 1,639,245.71

Sumber: Kemenkeu (diolah)

Pada Tabel 11 terlihat sumber-sumber penerimaan daerah untuk seluruh provinsi di daerah timur (KTI). Sejak tahun 2005 hingga 2009, kontribusi pendapatan asli daerah cukup kecil dalam penerimaan daerah di KTI yaitu rata- rata sebesar 7,71 persen, lebih kecil dibandingkan penerimaan daerah lainnya yang sah. Hal ini menunjukkan bahwa KTI belum optimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan belum optimalnya penerimaan PAD terhadap total penerimaan daerah yaitu:

a. Masih adanya sumber pendapatan potensial yang dapat digali oleh Pemda akan tetapi berada diluar penerimaan pemerintah daerah.

b. Rendahnya tingkat hidup dan ekonomi masyarakat yang tercermin dalam pendapatan perkapita

c. Kurang mampunya pemerintah daerah dalam menggali sumber-sumber pendapatan yang ada.

Pada Tabel 11 menunjukkan bahwa peranan pemerintah pusat masih cukup tinggi di KTI, yaitu pada kontribusi dana perimbangan yang sebesar rata- rata 78,27 persen. Khususnya dari pos Dana Alokasi Umum (DAU), hal ini mengindikasikan bahwa masih lemahnya anggaran daerah KTI dalam membiayai penyelenggaraan pemerintah melalui PAD. Sehingga menunjukkan bahwa kinerja fiskal penerimaan daerah di KTI melalui PAD belum memberikan hasil yang baik atau dengan kata lain bahwa pembiayaan pembangunan di KTI masih bergantung pada pusat.

Gambar 12 Pos DAU dan DAK Menurut Provinsi di KTI Tahun 2007-2009. Apabila dilihat menurut provinsi di KTI, komponen penerimaan daerah pos DAU dan DAK mengalami peningkatan yang sangat signifikan seperti terlihat pada Gambar 12. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kemampuan daerah dalam menjalankan kewenangannya, sehingga pemerintah pusat memberikan transfer dalam bentuk dana perimbangan kepada daerah. Pemberian dana perimbangan ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan, baik kesenjangan vertikal maupun

0.00 1,000,000.00 2,000,000.00 3,000,000.00 4,000,000.00 5,000,000.00 6,000,000.00 7,000,000.00 8,000,000.00 9,000,000.00 10,000,000.00 2007 2008 2009 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua 0.00 200,000.00 400,000.00 600,000.00 800,000.00 1,000,000.00 1,200,000.00 1,400,000.00 1,600,000.00 1,800,000.00 2007 2008 2009 Sulawesi Utara Sulawesi Ten gah Sulawesi Selatan Sulawesi Ten ggara Go ro ntalo Sulawesi Barat Nusa Ten g gara Barat Nusa Ten g gara Timur Maluku

Maluku Utara Pap ua Barat Pap ua

kesenjangan horisontal antardaerah. Provinsi di KTI yang menerima transfer dari pemerintah pusat khususnya pos DAU dan DAK terbesar adalah Papua dan Sulawesi Selatan. Pada awalnya, Sulawesi Selatan yang memiliki pos dana transfer dari pemerintah pusat yang terbesar namun hal ini berubah ketika Pemerintah Daerah Papua mendapatkan Otonomi Khusus sehingga nilai DAK yang diberikan pusat menjadi semakin besar.

Besarnya penerimaan total KTI tidak terlepas dari bagaimana kondisi penerimaan daerah masing-masing provinsi. Adanya potensi yang dimiliki akan berakibat pada besarnya jumlah penerimaan yang diterima masing-masing. Sejak tahun 2005 hingga 2009, dari kedua belas provinsi di KTI, yang memberikan kontribusi penerimaan daerah terbesar adalah Papua dan Sulawesi Selatan. Hal ini dikarenakan Papua dan Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang lebih maju atau mempunyai kegiatan perekonomian dan fasilitas yang lebih banyak dibandingkan dengan provinsi lain di KTI. Papua dengan pertambangan emasnya dan Sulawesi Selatan dengan industri pengolahan sektor perikanan atau pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Jika dilihat dari nilai PDRB, kontribusi PDRB Papua dan Sulawesi Selatan terhadap total PDRB KTI cukup besar yaitu masing-masing 18,30 dan 27,42 persen. Hal ini bisa menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kegiatan perekonomian yang tercermin dari besarnya PDRB dengan penerimaan daerah. Sesuai dengan teori Peacock dan Wiseman yang menyatakan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi suatu daerah, maka penerimaan daerah juga akan meningkat.

Jika dilihat dari salah satu komponen penerimaan daerah yaitu PAD, Sulawesi Selatan memberikan PAD lebih besar dibandingkan Papua pada pajak, retribusi daerah dan laba perusahaan milik daerah (Gambar 13). Karena pajak dan retribusi daerah kebanyakan berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor jasa. Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang lebih maju jika dibandingkan Papua dengan kegiatan perekonomian yang hampir menyeluruh yaitu pada sektor pertanian; industri pengolahan; perdagangan, hotel dan restoran; dan jasa-jasa. Sedangkan Papua hanya terpusat pada pertambangan dan penggalian.

0% 20% 40% 60% 80% 100% Su lSe l P a p u a S u lS e l Pa p u a Su lSe l Pa p u a S u lS e l P a p u a Su lSe l Pa p u a 2005 2006 2007 2008 2009

pajak daerah retribusi daerah laba perusahaan daerah pad lain yang sah

Gambar 13. Kontribusi PAD Provinsi Dengan Penerimaan Daerah Terbesar Yaitu Sulawesi Selatan dan Papua Tahun 2005-2009.