• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Danau

Dalam dokumen ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN doc (Halaman 45-49)

SISTEM LINGKUNGAN

3. Sistem Danau

Indonesia mempunyai lebih dari 500 danau dengan luas sekitar 5000 km 2. Dari sejumlah danau terutama di Sulawasi, Sumatra dan Irian Jaya mempunyai spesies endemis, contohnya Danau Matano-Towuti mempunyai 25 spesies endemik ikan, 12 spesies endemik moluska, 1 spesies endemik ular dan beberapa spesies tumbuhan air., sedangkan di Indonesia bagian Barat, belum diketahui berapa banyak spesies endemik Anonim (1996).

Danau merupakan salah satu ekosistem dari sekian banyak ekosistem yang telah dikenal. Menurut seorang ahli “danau sebagai sebuah mikrokosmos”. Tumbuhan dan hewan yang ada di dalam danau adalah bagian dari pada sistem interaksi yang dinamis dan diantara mereka saling pengaruh-mempengaruhi. Danau dapat digunakan untuk mengemukakan beberapa asas penting bagi semua ekosistem.

Asas pertama, ekosistem lahir karena perjalanan sejarah. Maksudnya adalah semua bentuk kekuatan yang beroperasi pada setiap waktu di dalam sebuah ekosistem lama kelamaaan dapat mengubah cirri dari ekosistem tersebut. Artinya semua ekosistem mengalami suksesi, contoh nyata adalah danau. Suksesi dalam sebuah ekosistem, tidak hanya berarti bahwa setiap spesies tumbuhan dan hewan dalam ekosistem itu mengalami perubahan genetika untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Tetapi juga berarti bahwa karena perubahan yang berlalu dalam ekosistem itu, maka spesies yang tak sesuai dengan keadaan baru telah diganti oleh spesies yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Komposisi spesies tumbuhan dan hewan dalam danau juga berubah-ubah dan proses suksesi ini menyangkut berbagai gelombang perubahan komposisi spesies.

Suksesi dalam Danau

Terjadinya sebuah danau berasal dari berbagai akibat atau kejadian. Danau alam biasanya terbentuk oleh adanya aktifitas vulkanik atau tektonik (Lehmusluoto,1999). Danau Toba misalnya adalah danau yang terjadi karena akibat patahan di permukaan bumi yang kemudian diikuti peristiwa klimat. Beberapa danau lain terjadi karena gejala vulkanik misalnya danau Lamongan, karena belokan sungai yang terlalu dalam, karena depresi tanah kapur, ada juga danau buatan seperti Jatiluhur.

Ketika danau pertama kali terbentuk, di dalamnya terkandung bahan organic yang jumlahnya sedikit, dan airnya jernih, dengan kerapatan tumbuhan dan hewan rendah. Karena airnya jernih, maka sinar matahari dapat menembus sampai ke dalam, sehingga suhunya menjadi dingin.

Hewan terutama ikan yang ditemukan di dalam danau tersebut merupakan hewan yang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang sejuk, kurang bahan

makanan tetapi kaya oksigen. Danau semacam ini disebut danau oligotrofi artinya makanan sedikit. Dalam keadaaan seperti ini bahan makanan juga sedikit, karena aktifitas biologi sedikit. Oleh sebab itu, ada kemungkinan pada permukaan air juga terjadi kekurangan bahan seperti fosfor, nitrogen dan kalsium. Padahal unsur kimia tersebut sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup. Meskipun demikian kegiatan biologis dalam danau lama kelamaan meningkat, kecuali kalau memang danau tersebut sangat dingin atau sangat kekurangan bahan makanan. Bahan organik seperti fitoplankton, zooplankton dan sampah organik lain yang ada di dalam danau semakin lama semakin banyak menumpuk di daerah permukaan . Akibatnya kejernihan air semakin lama semakin menurun air menjadi semakin keruh, ini berarti sinar matahari tidak dapat menembus ke dalam perairan, hanya di permukaan air saja, sehingga proses fotosintesis semakin terganggu, terjadi hanya sebatas di permukaan perairan saja. Dengan meningkatnya jumlah total kegiatan biologis per unit waktu dalam volume air tertentu, maka akan menimbulkan produksi sampah organik meningkat yang mulanya terapung dipermukaan air, tetapi lama kelamaan akan tenggelam di dasar danau. Ditambah pula adanya pemasukan bahan dari luar melalui air sungai yang mengalir ke danau, lama kelamaan danau akan menjadi dangkal karena adanya pengendapan bahan. Terutama di tepi danau yang banyak kegiatan biologis, akan memperkaya bahan-bahan di danau tersebut, sehingga danau yang tadinya oligotrofi menjadi mesotrofi.

Daya pengendapan bahan memang bervariasi dalam danau mesotrofi. Ada danau mesotrofi yang lama sekali berubah ke tingkatan berikutnya, tetapi ada juga danau mesotrofi yang dengan cepat berubah menjadi dangkal bagian tepinya, dengan bagian tengah mempunyai kedalaman tertentu (3-10m). Apabila kecepatan aktifitas biologi bertambah tinggi dan konsentrasi organisme hidup besar, maka produksi bahan organik menjadi bertambah, menyebabkan air danau menjadi keruh. Akibatnya matahari hanya

dapat menembus beberapa meter saja (1-3 m) saja, sehingga danau airnya menjadi hangat dan terjadilah perubahan komposisi spesies jasad hidup, danaupun akan menjadi lebih kaya dengan jasad hidup.. Hal ini menyebabkan selalu tersedia cukup makanan di permukaan air untuk mendukung berbagai kegiatan biologi. Danau ini kemudian berubah tingkatannya menjadi eutrofi. Apabila terjadi pendangkalan terus menerus dengan jasad hidup yang sangat melimpah, maka akhir dari suksesi ini akan terjadi distrofi.

Keadaan tersebut menunjukkan perubahan dari danau menjadi rawa, lalu menjadi tanah daratan seperti biasa. Pada keadaan distrofi, jumlah bahan organik yang dibusukkan menjadi begitu besar, sehingga oksigen yang digunakan untuk aktifitas pembusukan melebihi kemampuan tumbuhan untuk menyediakannya. Akibatnya tumbuhan aquatik dalam danau itu menjadi sangat berkurang daya aktifitas biologinya, akhirnya danau tersebut akan mati, kemudian lahirlah komunitas “daratan baru”. Urutan perubahan suksesi pada danau tersebut akbat dari aktifitas manusia, misalnya pembuangan sampah organik, pencemaran limbah pertanian dsb.

Manfaat Danau bagi Manusia

Danau mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, menjadi sumber alam yang dapat dimanfaatkan baik langsung ataupun tidak langsung oleh manusia, karena sebagai sumber alam air danau dapat dimanfaatkan untuk pengairan, suplai industri domestik, PLTU, perikanan, transportasi, rekreasi dan konservasi keanekaragaman flora dan fauna (Lehmusluoto, 1999). Keuntungan tehnis dari danau adalah menghasilkan ikan dan sebagai sumber irigasi, di danau Maninjau dan Singkarak, Batur dan Bratan danau dapat dimanfaatkan untuk tempat rekreasi, dan irigasi.

Danau merupakan sumber bahan makanan yang penting bagi manusia, contohnya adalah ikan. Meskipun demikian jumlah bahan makanan (ikan} yang dapat diambil oleh

manusia dari danau tergantung dari tingkat suksesinya (kesuburannya), sehingga diperlukan strategi manusia dalam pengambilan hasil dari dalam danau itu. Disini dibutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan agar tidak habis dan punah.

Dalam dokumen ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN doc (Halaman 45-49)