• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem energi angin

Dalam dokumen Buku panduan ENERGI yang terbarukan (3) (Halaman 45-49)

Skala rumah tangga Skala Pemukiman

Pencahayaan TV Radio Bidang kesehatan Pendingin/kulkas Pendidikan Pencahayaan Sistem komunikasi Peralatan penerangan PRODUCTIVE ENDS Pertanian/Agro industri Pompa irigasi Suplai air Pengolahan tanaman Komersial/Tujuan manufaktur Pendingin Pengisian baterai SOCIAL ENDS

Turbin angin sumbu vertikal berkapasitas 3kW menghasilkan 2.500-6.500 kWh per tahun. (Kecepatan angin: 5,4 m/detik) tergantung disain yang dipakai.

?Tidak bisa hidup sendiri, terkadang turbin

angin bersumbu vertikal memerlukan motor listrik kecil untuk menghidupkannya.

?Kegagalan baling-baling karena aus.

Ukuran turbin yang harus mengenai ukuran turbin angin 900 kWh/tahun dengan diinstal tergantung kepada yang diperlukan. kecepatan angin 3m/detik beban dan kecepatan angin

yang ada di lokasi. Contoh: Mari kita Turbin angin bersumbu pertimbangkan total beban horizontal berkapasitas 1 kW Total beban harian harus harian dari 10.000 Wh di mana akan cukup efektif dengan diperkirakan terlebih dahulu. 35% nya diharapkan diperoleh kecepatan angin yang rendah Untuk sistem hybrid, maka dari turbin angin. Maka beban dan hanya bisa menghasilkan porsi beban yang diharapkan aktual adalah: hingga 400-500 kWh/tahun. bisa tersedia dari turbin angin 10.000*0,35*1,50=5.250Wh/har Dengan kecepatan angin yang harus ditetapkan. Ditambahkan i, yakni 1920kWh/tahun rendah tersebut (3m/detik, dan lima puluh persen untuk untuk menghasilkan beban, mentolerir kehilangan yang Jika kecepatan angin rata-rata maka nampaknya

disebabkan oleh angin yang di tempat tersebut adalah menggunakan turbin angin tidak merata, sistem kabel, 3m/detik dan kecepatan angin bersumbu vertikal, yang bisa konversi dari DC ke AC dsb. yang diukur dari peralatan yang menghasilkan lebih banyak

akan dipilih adalah 12m/detik, energi dengan kecepatan angin Selanjutnya dihitung jam-jam maka jam-jam angin puncak yang lebih rendah, merupakan angin puncak pada kecepatan adalah: 3*24/12=6. solusi yang lebih baik.

angin yang dinilai: harus sesuai

dengan jumlah jam di mana Ukuran turbin yang diperlukan Namun, ini belum

kecepatan angin akan bertiup adalah 5,250/6=875W: dengan memperhitungkan faktor biaya. pada kecepatan angin yang demikian, turbin angin dengan Sebenarnya mungkin bisa lebih dihitung dari turbin tersebut kapasitas 1kW harus diadaptasi ekonomis untuk menginstal (biasanya 11 atau 12 m/detik). agar bisa menghasilkan beban. empat turbin angin bersumbu

horizontal untuk menghasilkan Dengan membagi beban Turbin angin bersumbu vertikal beban

dengan jam-jam puncak akan berkapasitas 1 kW akan memberikan perkiraan kasar menghasilkan antara 250 dan

Hal-hal T

Komponen-komponen turbin angin vertikal dan horizontal bekerja dengan cara yang sama, perbedaan utamanya adalah di sini rotor berputar pada sumbu vertikal.

Prakondisi

?Mulai beroperasi pada saat kecepatan

angin mencapai 1.5-3/detik

Keuntungan

?Bisa ditempatkan di lokasi di mana turbin

angin bersumbu horizontal akan sesuai

?Tidak perlu diarahkan ke arah angin ?Mulai dioperasikan pada angin

berkecepatan rendah

?Pemeliharaan lebih mudah ?Dikenal tidak bising

Kekurangan

?Kinerja lebih buruk dalam memproduksi

energi dibandingkan dengan turbin angin bersumbu horizontal

Turbin Angin Vertical axis

5.4. Berbagai Penggunaan

Ilustrasi ini memberikan gambaran secara umum mengenai penggunaan sistem tenaga angin.

Di Indonesia, lebih dari 600 turbin angin (dengan kapasitas terpasang 0,5-1 GW) kebanyakan diinstal dengan kapasitas di bawah 10 kW. Sebagian besar sistem ini dimanfaatkan untuk penerangan, TV, lemari es, komunikasi dan menstrom aki.

Sistem tenaga angin berskala rumah tangga (100-500 watt) belum dilakukan secara luas di Indonesia, karena mensyaratkan

ketersediaan angin yang baik agar bisa beroperasi.

Beberapa sistem hybrid yang memasok listrik untuk desa-desa dan usah kecil telah diinstal

di seluruh Indonesia (baca Studi Kasus sebagai contoh). Di Pulau Rote, sistem hybrid dengan empat turbin angin berkapasitas 10kW, battery bank dan generator telah diinstal sebagai proyek percontohan. Di Pulau Karya, telah diinstal sistem tanpa pembangkit dengan empat turbin angin berkapasitas 1.000 kW untuk keperluan penerangan, komputer dan memompa air. Di dekat Brebes, Jawa Tengah, dua turbin angin bersumbu vertikal tipe Savonius telah diinstal untuk memompa air. Dengan kecepatan angin 3m/detik, sistem ini mampu memompa 1-1,5 liter air per detik dan turbin bisa dijalankan dengan kecepatan angin meskipun hanya 1m/detik.

Sistem energi angin

Skala rumah tangga Skala Pemukiman

Pencahayaan TV Radio Bidang kesehatan Pendingin/kulkas Pendidikan Pencahayaan Sistem komunikasi Peralatan penerangan PRODUCTIVE ENDS Pertanian/Agro industri Pompa irigasi Suplai air Pengolahan tanaman Komersial/Tujuan manufaktur Pendingin Pengisian baterai SOCIAL ENDS

Turbin angin sumbu vertikal berkapasitas 3kW menghasilkan 2.500-6.500 kWh per tahun. (Kecepatan angin: 5,4 m/detik) tergantung disain yang dipakai.

?Tidak bisa hidup sendiri, terkadang turbin

angin bersumbu vertikal memerlukan motor listrik kecil untuk menghidupkannya.

?Kegagalan baling-baling karena aus.

Ukuran turbin yang harus mengenai ukuran turbin angin 900 kWh/tahun dengan diinstal tergantung kepada yang diperlukan. kecepatan angin 3m/detik beban dan kecepatan angin

yang ada di lokasi. Contoh: Mari kita Turbin angin bersumbu pertimbangkan total beban horizontal berkapasitas 1 kW Total beban harian harus harian dari 10.000 Wh di mana akan cukup efektif dengan diperkirakan terlebih dahulu. 35% nya diharapkan diperoleh kecepatan angin yang rendah Untuk sistem hybrid, maka dari turbin angin. Maka beban dan hanya bisa menghasilkan porsi beban yang diharapkan aktual adalah: hingga 400-500 kWh/tahun. bisa tersedia dari turbin angin 10.000*0,35*1,50=5.250Wh/har Dengan kecepatan angin yang harus ditetapkan. Ditambahkan i, yakni 1920kWh/tahun rendah tersebut (3m/detik, dan lima puluh persen untuk untuk menghasilkan beban, mentolerir kehilangan yang Jika kecepatan angin rata-rata maka nampaknya

disebabkan oleh angin yang di tempat tersebut adalah menggunakan turbin angin tidak merata, sistem kabel, 3m/detik dan kecepatan angin bersumbu vertikal, yang bisa konversi dari DC ke AC dsb. yang diukur dari peralatan yang menghasilkan lebih banyak

akan dipilih adalah 12m/detik, energi dengan kecepatan angin Selanjutnya dihitung jam-jam maka jam-jam angin puncak yang lebih rendah, merupakan angin puncak pada kecepatan adalah: 3*24/12=6. solusi yang lebih baik.

angin yang dinilai: harus sesuai

dengan jumlah jam di mana Ukuran turbin yang diperlukan Namun, ini belum

kecepatan angin akan bertiup adalah 5,250/6=875W: dengan memperhitungkan faktor biaya. pada kecepatan angin yang demikian, turbin angin dengan Sebenarnya mungkin bisa lebih dihitung dari turbin tersebut kapasitas 1kW harus diadaptasi ekonomis untuk menginstal (biasanya 11 atau 12 m/detik). agar bisa menghasilkan beban. empat turbin angin bersumbu

horizontal untuk menghasilkan Dengan membagi beban Turbin angin bersumbu vertikal beban

dengan jam-jam puncak akan berkapasitas 1 kW akan memberikan perkiraan kasar menghasilkan antara 250 dan

Hal-hal T

Ingat

Turbin angin bersumbu horizontal dan vertikal memiliki penggunaan yang sama. Penting untuk memilih teknologi yang disesuaikan dengan kecepatan angin di mana sistem ini harus diinstal

Sisi Ekonomi

Harga turbin angin berukuran adalah antara Rp 54 juta hingga Rp 200 juta, tergantung ukuran dan pemakaiannya. Turbin angin vertikal pada umumnya 10 hingga 20% lebih mahal dibandingkan dengan turbin angin horizontal dengan kapasitas yang sama.

Harga turbin angin hanya merupakan 15% hingga 45% dari biaya total menginstal sistem energi angin berukuran kecil. Sebagai patokan umum: Biaya sistem tenaga angin adalah antara Rp 9 juta dan Rp 45 juta per kW dari kapasitas terpasang.

work. [Online] (Updated 9 September 2010].

Sumber lainnya

January 2010) Available at: Clarke,S., 2003. Electricity Natural Resources Canada, 2003.

<http://www1.eere.energy.gov/ Generation Using Small Wind Standalone wind energy systems:

windandhydro/wind_how.html Turbines at Your Home or a buyer's guide. [Online] (Hitting

> [Accessed 10 September Farm. [Online] (Updated 7 July the headlines article) Available

2010]. 2010) Available at: at:<http://canmetenergy-

American Wind Energy <http://www.omafra.gov.on.ca/ canmetenergie.nrcanrncan.gc.ca/

Association, 2009. Wind Web english/engineer/facts/03- eng/renewables/wind_energy/pu

Tutorial: Wind energy basics. 047.htm> [Accessed 8 blications.html?ISBN%200-662-

[Online] Available at: September 2010]. 37706-0> [Accessed 8

<http://www.awea.org/faq/ww September 2010].

t_basics.html> [Accessed 7 USDE, 2010. How wind turbines

Kunci keberhasilan

?Keterlibatan yang intensif

dari penduduk desa pada proyek dari awal hingga seterusnya

?Pemeliharaan yang

dilaksanakan dengan baik serta pelatihan penduduk desa.

?Potensi ekonomi dari proyek sebelum layanan penyediaan listrik

Siap menghadapi kegagalan ?Akibat evaluasi kebutuhan

masyarakat yang tidak memadai

?Dikarenakan kajian sumber

angin yang buruk serta pemilihan teknologi yang tidak tepat

?Akibat kurangnya suku

cadang

Sumber

Dauselt, C. J., 2008. PV-Wind-Diesel Hybrid system: Stand-alone electricity supply in NTT. In e8/UNSW (university of New South Wales) Workshop, Renewable Energy and sustainable Development in Indonesia. Jakarta, 19- 20 January 2008. Available from: <http://www.ceem.unsw.edu.au/conte nt/userDocs/WorkshopProgram.htm>[ Accessed 13 September 2010]. Ingat

Sangat disarankan untuk melakukan pengukuran angin di lokasi selama beberapa waktu.

Jika data kecepatan angin tersedia dari stasiun meteorologi atau bandara terdekat, maka bisa dipakai sebagai titik awal.

Jenis turbin angin apa yang dipilih?

Pilihan turbin angin harus disesuaikan dengan kecepatan angin yang ada di lokasi. Kinerja biaya (cost

performance) turbin angin yang relatif dengan sumber angin yang tersedia di lokasi merupakan parameter untuk dipertimbangkan.

Sistem energi apa dan untuk penggunaan apa?

Untuk pemakaian skala rumah tangga, maka sistem berdiri sendiri (stand-alone system) hanya mungkin untuk angin yang banyak dan cepat (7m/detik), sistem hybrid tidak akan menarik secara ekonomis.

Untuk pemakaian di desa, sistem berdiri sendiri dengan genset diesel cadangan hanya akan beroperasi dengan baik jika tersedia angin yang banyak. Sistem hybrid akan lebih sesuai jika sumber angin terbatas.

P

ertan

y

aan-pertan

y

aan

Ingat

Turbin angin bersumbu horizontal dan vertikal memiliki penggunaan yang sama. Penting untuk memilih teknologi yang disesuaikan dengan kecepatan angin di mana sistem ini harus diinstal

Sisi Ekonomi

Harga turbin angin berukuran adalah antara Rp 54 juta hingga Rp 200 juta, tergantung ukuran dan pemakaiannya. Turbin angin vertikal pada umumnya 10 hingga 20% lebih mahal dibandingkan dengan turbin angin horizontal dengan kapasitas yang sama.

Harga turbin angin hanya merupakan 15% hingga 45% dari biaya total menginstal sistem energi angin berukuran kecil. Sebagai patokan umum: Biaya sistem tenaga angin adalah antara Rp 9 juta dan Rp 45 juta per kW dari kapasitas terpasang.

work. [Online] (Updated 9 September 2010].

Sumber lainnya

January 2010) Available at: Clarke,S., 2003. Electricity Natural Resources Canada, 2003.

<http://www1.eere.energy.gov/ Generation Using Small Wind Standalone wind energy systems:

windandhydro/wind_how.html Turbines at Your Home or a buyer's guide. [Online] (Hitting

> [Accessed 10 September Farm. [Online] (Updated 7 July the headlines article) Available

2010]. 2010) Available at: at:<http://canmetenergy-

American Wind Energy <http://www.omafra.gov.on.ca/ canmetenergie.nrcanrncan.gc.ca/

Association, 2009. Wind Web english/engineer/facts/03- eng/renewables/wind_energy/pu

Tutorial: Wind energy basics. 047.htm> [Accessed 8 blications.html?ISBN%200-662-

[Online] Available at: September 2010]. 37706-0> [Accessed 8

<http://www.awea.org/faq/ww September 2010].

t_basics.html> [Accessed 7 USDE, 2010. How wind turbines

Kunci keberhasilan

?Keterlibatan yang intensif

dari penduduk desa pada proyek dari awal hingga seterusnya

?Pemeliharaan yang

dilaksanakan dengan baik serta pelatihan penduduk desa.

?Potensi ekonomi dari proyek sebelum layanan penyediaan listrik

Siap menghadapi kegagalan ?Akibat evaluasi kebutuhan

masyarakat yang tidak memadai

?Dikarenakan kajian sumber

angin yang buruk serta pemilihan teknologi yang tidak tepat

?Akibat kurangnya suku

cadang

Sumber

Dauselt, C. J., 2008. PV-Wind-Diesel Hybrid system: Stand-alone electricity supply in NTT. In e8/UNSW (university of New South Wales) Workshop, Renewable Energy and sustainable Development in Indonesia. Jakarta, 19- 20 January 2008. Available from: <http://www.ceem.unsw.edu.au/conte nt/userDocs/WorkshopProgram.htm>[ Accessed 13 September 2010]. Ingat

Sangat disarankan untuk melakukan pengukuran angin di lokasi selama beberapa waktu.

Jika data kecepatan angin tersedia dari stasiun meteorologi atau bandara terdekat, maka bisa dipakai sebagai titik awal.

Jenis turbin angin apa yang dipilih?

Pilihan turbin angin harus disesuaikan dengan kecepatan angin yang ada di lokasi. Kinerja biaya (cost

performance) turbin angin yang relatif dengan sumber angin yang tersedia di lokasi merupakan parameter untuk dipertimbangkan.

Sistem energi apa dan untuk penggunaan apa?

Untuk pemakaian skala rumah tangga, maka sistem berdiri sendiri (stand-alone system) hanya mungkin untuk angin yang banyak dan cepat (7m/detik), sistem hybrid tidak akan menarik secara ekonomis.

Untuk pemakaian di desa, sistem berdiri sendiri dengan genset diesel cadangan hanya akan beroperasi dengan baik jika tersedia angin yang banyak. Sistem hybrid akan lebih sesuai jika sumber angin terbatas.

?

P

ertan

y

aan-pertan

y

aan

Proyek dimulai dengan kerjasama antara Lembaga Penerbangan dan antariksa nasional dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep. Dimulai dengan survei dan pengukuran potensi angin, setelah mendapatkan data angin yang cukup dilakukan kajian untuk pembangunan desa energi angin. Kerjasama dilakukan dengan Bappeda pada tahap penelitian dan dinas Pertambangan dan Energi pada saat implementasi.

Pemilihan lokasi diawali dengan survei dan pengukuran potensi angin, Lokasi yang dipilih adalah suatu desa yang terpencil di pulau yang belum mendapatkan aliran listrik.

Pelatihan diberikan kepada perwakilan komunitas yang dilibatkan selama proses pembangunan PLTB, dari penentuan lokasi, pembuatan pondasi, pendirian tower, merakit dan memasang turbin angin, memasang peralatan listrik, batere dan inverter dan tata cara pengoperasian, perawatan dan perbaikan. Setelah selesai instalasi, dilakukan pelatihan dan praktek langsung di lapangan. Penanggungjawab pelatihan adalah LAPAN sebagai pemilik proyek dan Lembaga desa yang dibentuk oleh Pemda

5 orang

Monitoring dilakukan secara berkala namun tidak dipasang peralatan pencatat otomatis (data akuisisi). Hasil yang diporoleh masih kurang dari yang diharapkan. Terjadi penambahan beban yang tidak direncanakan sehingga inverter sering mengalami kerusakan karena over load.

Dipilih teknologi turbin angin dengan konstruksi dan sistem yang sederhana serta dilengkapai dengan diesel cadangan. Aplikasinya untuk penerangan sarana umum dan beberapa rumah penduduk.

Sistem terdiri dari 6 unit turbin angin dan 1 unit diesel generator, dengan kapasitas total 25,7 kW dan genset 20 kW. Dilengkapi dengan baterai bank dan inverter.

Lokasi yang terpencil dan hanya dapat dijangkau dengan perahu kecil, kesulitan utama yang dihadapi selama instalasi berupa masalah transportasi peralatan PLTB dan generator diesel yang cukup berat .

Pembangunan didanai oleh LAPAN yang mengadakan sistem pembangkit dan Pemda Sumenep yangmembangun rumah kontrol / monitor.

Selesai dibangun, manajemen dan pengelolaan proyek diserahkan kepada kumpulan yang dibentuk, dilatih dan diawasi oleh Pemda Sumenep. Penanggung jawab proyek adalah LAPAN dan Pemda Sumenep.

Pelaksanaan pembangunan proyek dapat selesai sesuai jadwal yang direncanakan. Kesulitan dalam transportasi dapat diatasi dengan

memberdayakan masyarakat untuk mengangkut barang barang komponen PLTB dan genset. Ijin lokasi diatur oleh Pemerintah Daerah

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar proyek dapat berkelanjutan:

?Atensi dan kerjasama dengan pemerintah setempat harus harmonis (mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan , desa sampai ke RT/RW) ?Masyarakat dan tokoh dilibatkan sejak awal proyek

sebagai sarana sosialisasi tentang sumber energi terbarukan, batasan-batasan dan sifat yang biasanya untuk lokasi spesifik dan kondisi alam. ?Dibentuk pengelola sistem dari masyarakat

setempat yang dibina oleh institusi tingkat Kecamatan atau Kebupaten.

?Pelatihan dan pendampingan kepada pengelola dan masyarakat, agar paham tentang seluk beluk permasalahan dan keterbatasan sistem

pembangkit energi terbarukan, sehingga sadar untuk optimasi pemanfaatannya sesuai dengan sumber daya yang diperoleh.

?Keberlangsungan operasional memerlukan biaya operasional, biaya perawatan dan perbaikan dapat dikumpulkan dari iuran masyarakat pengguna. Apabila iuran tidak mencukupi, pemerintah daerah diharapkan memberikan bantuan subsidi untuk perawatan tersebut.

?Pada beberapa kasus, pemerintah daerah tidak membiayai kekurangan biaya operasional dari sistem, sementara dalam MOU kerjasama dengan pemerintah pusat (yang membangun proyek), pemerintah daerah berkontribusi untuk menyediakan biaya OM guna membantu kekurangan biaya dari hasil yang dikumpulkan oleh pengelola dan masyarakat pengguna.

Sebelum

Dalam dokumen Buku panduan ENERGI yang terbarukan (3) (Halaman 45-49)