• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Sistem Informasi Geografi

Gambar 3 Kerangka PSR dan siklus ICM (ICAM, 2003)

Noronha, et al. (2002) mengemukakan suatu pendekatan penelitian dengan menggunakan kerangka analisis sosial dan ekologis terpadu yang disebut Driver-Pressure-State-Impact-Response (DPSIR) untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya tekanan terhadap ekosistem di wilayah pantai. Model pendekatan ini telah sukses diterapkan di beberapa negara. Noronha et al (2002) menggunakan model yang sama di wilayah pantai Goa-India. Secara skematis pendekatan DPSIR sebagaimana yang dapat dilihat pada (Gambar 1).

2.4 Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah teknologi sistem informasi (teknologi berbasis komputer) yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan data spasial (yang disimpan dalam basis data) untuk berbagai macam aplikasi. Sistem Informasi Geografis (SIG ) dapat membantu pengkajian kualitas lingkungan yang merupakan instrumen valid

RESPONSE ICM governance: - Issue Identification - Formalization - Implementation - Evaluation STATE - Achievement of intermediate objectives - Well being of the

ecosystem - Quality of life PRESSURES ICM governance: - Economic - Demographic - Political - Institutional Progress in selected ICM issues through generation

untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Berbagai data yang berbeda jenis dan sumbernya harus diperbandingkan, digabungkan dan diharmonisasi untuk mendapatkan instrumen yang berdaya guna menyimpan, menganalisis dan memvisualisasi informasi keruangan dan informasi lain.

Data spasial yang disajikan merupakan data yang memiliki georeferensi atau data geografi yang berhubungan dengan semua persoalan dan keadaan (fenomena) yang ada di dunia nyata (real world) (Azis, 1999). Fungsi utama SIG berdasarkan desain awalnya adalah untuk melakukan analisis data spasial, akan tetapi pada saat ini sudah variatif. Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu. Perbedaannya metoda lama dengan metoda SIG adalah digunakannya data digital pada SIG.

Berbagai kategori data lingkungan yang digabungkan dalam SIG diantaranya adalah parameter-parameter fisik, kimia, biologi dan konsentrasi kontaminan. Batas administratif pemerintahan, infrastruktur, hidrografi, batimetri, tema-tema administratif, struktur industri dan area tutupan lahan/tataguna lahan. SIG memungkinkan untuk menguji variasi parameter bervariasi seiring berubahnya waktu dan area, untuk menentukan kecenderungan perubahan sampai dengan saat ini sebagai hasil akhir dalam suatu seri peta tematik (Caiaffa, 1999: 12).

Sistem informasi geografis menyediakan data masukan, penyimpanan, manipulasi, analisis dan kemampuan display untuk geografis, sosial budaya, politik, lingkungan dan data statistik dalam bentuk spasial. Sistem ini sangat berguna mengetahui kesesuaian lahan yang ada berdasarkan kondisi saat ini, serta untuk analisis apakah lahan tersebut bisa diubah kegunaannya sesuai peruntukannya. Data yang dianalisis merupakan kemampuan informasi spasial (dalam bentuk titik, garis dan area) dan atribut yang berhubungan (karakteristik dari pada data titik, garis dan poligon).

Pada kasus ini data titik digunakan untuk menggambarkan beberapa kondisi fisik seperti lokasi tempat pengolahan ikan, pelabuhan sandar, dan sebagainya. Data garis digunakan untuk menggambarkan parameter fisik seperti kontur kedalaman, garis pantai dan sebagainya. Data poligon digunakan untuk menggambarkan sebaran spasial suhu permukaan laut, sebaran spasial klorofil,

area tutupan lahan pesisir dan sebagainya. Beberapa sumber data sistem informasi geografi yang dipakai untuk penelitian ini bersumber antara lain dari peta-peta navigasi, kedalaman, citra satelit inderaja NOAA, data daerah pariwisata, data daerah perumahan, data pertokoan dan data oseanohidrografi.

Kemampuan komputer melakukan penyimpanan data digital dapat dilakukan integrasi analisis data spasial, statistik dan grafis komputer sebagai kunci utama sistem informasi geografi. Teknologi sistem informasi geografi menjembatani beberapa disiplin ilmu, ilmu komputer (image processing dan Pattern Recognition), manajemen informasi, kartografi dan manajemen lingkungan.

Karakteristik lingkungan, modeling dan proses pengambilan keputusan melalui evaluasi berdasarkan survey lapangan dengan sistem informasi geografi terdapat tiga tahapan antara lain (Carver et al. 1996) : (1) Pra-lapangan, koleksi data/proses ing terhadap sumber-sumber data primer dan sekunder; (2) Lapangan, koleksi data di lapangan, verifikasi, update dan modeling; dan (3) Pengembangan sistem pengambilan keputusan secara spasial (SDSS; Spatial Decision Support System), merupakan penggunaan database dan model yang dikembangkan untuk membayar SDSS sebagai strategi pengambilan keputusan.

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari SIG ini dilaksanakan analisis terhadap data spasial dan analisis data atribut serta integrasi analisis dari data spasial dan data atribut yang pada akhirnya dihasilkan format sebagai keluarannya.

2.4.1 Analisis data spasial

Analisis spasial meliputi analisis peta-peta yang didapat dari pengamatan peralatan yang sudah digambarkan dalam peta. Data geografi ini dihasilkan melalui digitasi dari peta-peta yang dijadikan referensi meliputi; peta rupa bumi, peta laut, peta bathimetri, dan sebagainya dan citra yang meliputi; foto udara, satelit inderaja serta hasil pengukuran di lapang seperti; pemetaan kedalaman, tracking suatu area dengan bantuan GPS (Global Position System). Salah satu hal utama bahwa data harus tersedia dalam bentuk digital. Guna mengubah data dari analog ke dalam data digital dapat dilakukan dengan berbagai alat masukan, misalnya dengan scanner atau dengan masukan menggunakan perangkat lunak

berbasis CAD. Hasil yang didapat adalah dalam bentuk raster maupun vektor. Format data spasial yang digunakan dalam SIG adalah data spasial dalam bentuk

vektor, sehingga diperlukan konversi data spasial raster untuk mengubahnya ke dalam vektor.

2.4.2 Analisis data atribut

Selain data spasial sebagaimana data di atas maka analisis data atribut terhadap geografi di area penelitian sangatlah penting. Data atribut tersebut dapat berupa data sosial, kultur, ekonomi, keamanan dan kondisi lingkungan yaitu dapat berupa titik, garis atau area. Atribut ini sangat diperlukan guna memberikan identifikasi bagi data yang dimaksud, identifikasi ini nantinya akan memudahkan pemanggilan dalam database . Dari data spasia l dan atribut dapat diintegrasikan pemanfaatan geografis sesuai dengan kepentingannya. Jadi yang menggunakan areal unsur-unsur bumi yang sesuai penggunaannya dan sesuai dengan keinginan masyarakat sekitar sebagai pengguna dan pengelola lingkungan tersebut. Pada penerapannya atribut dapat diberikan dengan berbagai kode atau besaran, yang menunjukkan muatan dari lapisan yang akan dilakukan tumpang susun (overlay).

2.4.3 Integrasi analisis spasial dan atribut

Integrasi antara data spasial dan data atribut secara bersamaan dengan tahapan pencarian/klarifikasi/pengukuran, operasi tumpang susun (overlay) parameter-parameter lingkungan berperan signifikan terhadap pemanfaatan area perairan dan operasi lingkungan (neighbourhood) dan fungsi keterkaitan

(connectivity) yang meliputi: pemberian nilai/bobot, overlay parameter lingkungan sejenis, overlay dua parameter lingkungan berbeda dan overlay

keseluruhan parameter lingkungan berbeda serta arahan pemanfaatan area perairan.

Baca selengkapnya