• Tidak ada hasil yang ditemukan

115. Sistem Pelaksanaan Hukuman Penjara

Dalam dokumen BAHAN AJAR MATA KULIAH PENOLOGI (Halaman 50-57)

 116. Ada lima sistem pelaksanaanhukuman penjara yang dikenaldalam hukum pidana yaitu:• Sistem Pensylvania• Sistem Anborn/silent system• Sistem Irlandia• Sistem Elmira•

sistem Osborne www.sesukakita.wordpress 117 .com

 117. Sistem Pensylvania.Dalam sistem ini orang yang dijatuhi hukuman penjara, menjalani hukuman secara terasing dalam sel. Terhukum tidak boleh berkontak dengan orang lain kecuali dengan penjaga sel. www.sesukakita.wordpress 118 .com

 118. Sistem AnbornDalam sistem ini terhukum hanya waktu malam saja ditutup

sendirian dalam sel, sedangkan pada siang hari boleh bekerja dengan bersama-sama tetapi dilarang bicara, oleh karena itu dikenal juga dengan silent system

www.sesukakita.wordpress 119 .com

 119. Sistem IrlandiaSistem ini termasuk sistem yang progresif, mula-mula dijalankan secara keras setelah terhukum berlaku baik hukumannya berangsur-angsur dikurangi.

www.sesukakita.wordpress 120 .com

 120. Tingkatan pelaksanaanhukuman tersebut yaitu: • Tingkat Probation. Ditingkat ini terhukum diasingkan dalam sel siang dan malam hari selama waktu tergantung pada kelakuan terhukum. • Tingkat Publik work preson. Ditingkat ini terhukum dipindahkan ketempat lain dan diwajibkan bekerja bersama-sama dengan yang lain. Dibagi dalam 4 kelas mulai kelas terendah berangsur-angsur naik setelah mendapatkan sertifikat. • Tingkat Ticket of live (tiket meninggalkan penjara) Terhukum dibebaskan dengan perjanjian, dan diberi tiket. Yaitu suatu tiket yang menerangkan bahw ia boleh meninggalkan penjara dengan perjanjian. www.sesukakita.wordpress 121 .com

 121. Sistem Elmira.Didirikan bagi terhukum yang berumur dibawah 30 tahun diberi nama Reformatuwri, maksudnya sebagai tempat memperbaiki terhukum menjadi anggota masyarakat yang berguna.Dalam sistem ini hukuman dilalui beberapa tingkatan. Titik beratnya pada usaha perbaikan terhukum. Kepada terhukum diberikan pendidikan dan pekerjaan yang bermanfaat sedangkan lamanya hukuman tidak ditetapkan hakim, jadi ditentukan tergantung kelakuan terhukum dalam penjara. www.sesukakita.wordpress 122 .com

 122. Sistem OrborneDisebut Osborne karena ditemukan oleh Thomas Moot asborne.

Sistem ini memakai dasar self government artinya atas, bagi dan dari para terhukum dalam penjara. www.sesukakita.wordpress 123 .com

 123. Ad. Pidana Kurungan Ini merupakan hukuman yang lebih ringan dari hukuman penjara, hal ini diatur dalam pasal 18 sampai 29 KUHP. Minimal umum untuk hukuman kurungan adalah 1 hari (pasal 18 ayat(1)) dan maksimal umum adalah 1 tahun tetapi kurungan dapat ditambah menjadi 1 tahun 4 bulan jika:• terjadi perbarengan perbuatan pidana;• pengulangan perbuatan pidana;• sebagaimana diatur dalam pasal 52 (pekerjaan istimewa bagi pegawai negeri) dan 52a.(kejahatan www.sesukakita.wordpress 124 menggunakan bendera Indonesia) .com

 124. Apa bedanya PidanaKurungan denganPidana Penjara ? www.sesukakita.wordpress 125 .com

 125. Hukuman kurungan memiliki perbedaandengan hukuman penjara yaitu:• Hukuman penjara dapat dijalankan dalam penjara dimana saja, sedangkan hukuman kurungan hanya boleh dilaksanakan di dalam penjara dimana dia diputuskan oleh hakim;• orang yang dihukum penjara bekerja lebih berat disbanding dengan orang yang menjalani hukuman kurungan;• orang yang dihukum kurungan memiliki hak pestol yaitu hak untuk

memperbaiki keadaanya dengan biaya sendiri sedangkan kalau penjara tidak.

www.sesukakita.wordpress 126 .com

 126. Ad.Pidana TutupanPidana tutupan ada beberapa bentukdalam undang-undang diluar KUHP,misalnya penutupan seluruh atausebagian perusahaan milik terpidana,pidana tata tertib yang bisa meliputipenempatan perusahaan siterhukum,kewajiban pembayaran uang jaminan.Dan lain –lain hal ini seperti diaturdalam UUTPE (undang-undang tindakpidana Ekonomi) www.sesukakita.wordpress 127 .com

 127. Ad. Pidana Pengawasan.Pidana pengawasanmerupakan jenis pidanabaru yang belum diaturdalam KUHP sekarang,namun dalam RUU KUHPsudah mulai

dimasukkan.Pidana pengawasan tidakdapat begitu saja dilakukan, namun harus memenuhibeberapa persyaratan. www.sesukakita.wordpress 128 .com

 128. Adapaun hal-hal yang perlumendapat perhatian adalah sebagaiberikut: • Pidana pengawasan dapat dijatuhkan kepada terdakwa yang melakukan tindak pidana yang

dinacam dengan pidana penjara tujuh tahun; • dapat dijatuhkan kepada terdakwa mengingat keadaan pribadi dan perbuatannya, dengan syarat- syarat: • terpidana tidak akan melakukan tindak pidana; dan • terpidana dalam waktu tertentu yang lebih pendek dari masa pidana pengawasan, harus mengganti seluruh atau sebagaian kerugian yang timbul oleh tindak pidana yang dilakukan, serta • terpidana harus melakukan perbuatanatau tidak melakukan perbuatan tertentu, tanpa mengurangi kemerdekaan beragama dan kemerdekaan berpolitik.

www.sesukakita.wordpress 129 .com

 129. • Pengawasan dapat dilakukan oleh pejabat Pembina dari departemen kehakiman yang dapat dimintakan bantuan kepada pemerintah daerah, lembaga social atau orang lain;•

pejabat Pembina dapat mengusulkan kepada hakim pengawas untuk memperpanjang pengawasanapabila terpidana melanggar hukum. Namun jika terpidana berkelakuan baik maka dapat diperpendek masa pengawasannya. www.sesukakita.wordpress 130 .com

 130. Ad. Pidana TambahanPidana tambahan yang diaturdalam KUHP sekarang masihsangat sempit sehingga dalamRUU pidana tambahan inimenjadi luas sekali www.sesukakita.wordpress 131 .com

 131. Namun yang menarik untuk disimakdiantaranya adalah:Pidana Perampasan barang-barang tertentudan atau tagihanPidana tambahan ini dapatdijatuhkan tanpa

dijatuhkannyapidana pokok , artinya dapat berdirisendiri, dalam hal ancaman pidanapenjara tidak lebih dari tujuh tahunatau karena terpidana hanyadikenakan hukuman tindakan.

www.sesukakita.wordpress 132 .com

 132. Pidana Pengumumanputusan hakimJenis pidana tambahan ini jugatermasuk jenis pidana baru yangmana diperintahkan supaya putusanhakim dapat diumumkan

makaditetapkan cara-cara melaksanakanperintah tersebut dalam jumlah biayapengumuan yang ditanggung olehterpidana. www.sesukakita.wordpress 133 .com

 133. Pemenuhan KewajibanadatBeberapa hal dapat dikemukakanberkaitan dengan pidana tambahan ini,dalam putusan dapat ditetapkanpemenuhan adapt setempat, utamanyajika tindak pidana yang dilakukanmenurut adapt setempat seseorangpatut dipidana walaupun perbuatantersebut tidak diatur dalam undang-undang.

www.sesukakita.wordpress 134 .com .

 134. GABUNGAN HUKUMAN MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM www.sesukakita.wordpress 135 .com

 135. Menurut teorihukum pidana Terdapat tiga teori mengenai gabungan hukuman yaitu:Teori berganda,Teori penyerapan,dan Teori campuran. www.sesukakita.wordpress 136 .com

 136. Teori berganda.Menurut ini pelaku mendapat semua hukuman yang ditetapkan untuk tiap- tiap tindak pidana yang dilakukan. Kelemahan teori ini terletak pada banyaknya hukuman yang dijatuhkan. Hukuman penjara misalnya adalah hukuman sementara, tetapi apabila digabung-gabungkan maka akan menjadi hukuman seumur hidup.

www.sesukakita.wordpress 137 .com

 137. Teori PenyerapanMenurut teori ini hukuman yang lebih berat dapat menyerap (menghapuskan) hukuman yang lebih ringan.Contohnya: Hukuman penjara 10 tahun dan Hukuman penjara 3 tahun maka yang dipakai adalah hukuman yang berat sehingga hukuman tiga tahun diserat dengan hukuman yang lebih berat.Kelemahan teori ini adalah kurangnya keseimbangan antara hukuman yang dijatuhkan dengan banyaknya jarimah yang dilakukan, sehingga hukuman terkesan demikian ringan. www.sesukakita.wordpress 138 .com

 138. Teori campuranTeori ini merupakan campuran dari teori berganda dengan penyerapan. Teori ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam kedua teori tersebut.Menurut teori campuran hukuman-hukuman bisa digabungkan, asal hasil gabungan itu tidak melebihi batas tertentu, sehingga dengan demikian akan hilanglah kesan berlebihan dalam penjatuhan hukuman.

www.sesukakita.wordpress 139 .com

 139. Dalam Hukum PidanaIndonesia Dalam hukum pidana Indonesia ada beberapa teori yang dianut berkaitan dengan gabungan hukuman ini. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut: www.sesukakita.wordpress 140 .com

 140. Teori Penyerapan BiasaMenurut teori ini, yang terdapat dalam pasal 63 KUHP hanya satu aturan pidana yang diterapkan yaitu hukuman yang peling berat hukuman pokoknya, apabila suatu perbuatan diancam dengan beberapa aturan pidana.Contohnya:

orang membunuh dengan menembak dibelakang kaca, jadi tindakkanya adalah membunuh (pasal 339)dan merusak barang (pasal 406) maka yang diterapkan adalah pasal 339.

www.sesukakita.wordpress 141 .com

 141. Teori Penyerapan Keras Menurut teori ini, dalam hal gabungan perbuatan nyata yang diancam dengan hukuman pokok yang sejenis, hanya satu hukuman saja yang dijatuhkan, dan hukuman bisa diberatkan dengan tambahan sepertiga dari maksimum hukuman terberat. www.sesukakita.wordpress 142 .com

 142. Teori Berganda yangdikurangiTeori ini hampir sama dengan teori penyerapan keras yang bersumber dari pasal 65 dan 66 KUHP. Menurut teori ini yang tercantum dalam pasal 65 ayat(2), semua hukuman dapat dijatuhkan, tetapi jumlah keseluruhannya tidak boleh melebihi batas maksimum umum ditambah sepertiganya. Bedanya dengan teori penyerapan keras adalah dalam teori ini tidak perlu adanya hukuman pokok yang sejenis.

www.sesukakita.wordpress 143 .com

 143. Teori Berganda BiasaMenurut teori ini, semua hukuman dijatuhkan tanpa dikurangi.

Ini dianut dalam pasal 70 ayat (1) yang berbunyi: Jika ada gabungan secara yang termaksud dalam pasal 65 dan 66 antara pelanggaran dengan kejahatan, atau antara pelanggaran dengan pelanggaran maka dijatuhkan hukuman bagi tiap-tiap pelanggaran itu dengan tidak dikurangi.Untuk pelanggaran maka hukuman kurungan tidak boleh lebih dari satu tahun empat bulan dan kurungan pengganti tidak boleh dari delapan bulan.

www.sesukakita.wordpress 144 .com

 144. Dalam Hukum Pidana IslamDalam Hukum pidana Islam, teori tentang bergandanya hukuman sudah dikenal oleh para Fuqaha, tetapi teori tersebut dibatasi dengan dua teori yang lain yaitu: Teori saling Melengkapi (At Tadakhul) dan Penyerapan (Al- Jabb) www.sesukakita.wordpress 145 .com

 145. Teori Saling melengkapi(At- Tadakhul) Menurut teori ini, ketika terjadi gabungan perbuatan maka hukuman-hukumannya saling melengkapi (memasuki), sehingga karenanya semua perbuatan tersebut hanya dijatuhi satu hukuman, seperti kalau seseorang melakukan saru jarimah. www.sesukakita.wordpress 146 .com

 146. Teori ini didasarkan atas duapertimbangan:• Meskipun jarimah yang dilakukan berganda, tetapi semuanya itu jenisnya sama. Maka sudah sepantasnya kalau pelaku hanya dikenakan satu macam hukuman saja. Contohnya pencurian yang berulang-ulang.•

Meskipun perbuatan-perbuatan yang dilakukan berganda dan berbeda-beda macamnya, namun hukumannya bias saling melengkapi, dan cukup satu hukuman saja untuk

melindungi kepentingan yang sama. Misalnya seseorang yang makan bangkai, darah, dan daging babi, cukup dijatuhi satu hukuman, karena hukuman-hukuman tersebut dijatuhkan untuk mencapai tujuan, yaitu melindungi kesehatan dan kepentingan perseorangan dan juga masyarakat. www.sesukakita.wordpress 147 .com

 147. Teori Penyerapan (Al-Jabb)Pengertian penyerapan menurut syariat islam adalah cukup untuk menjatuhkan satu hukuman saja, sehingga hukuman- hukuman yang lain tidak perlu dijatuhkan. Hukuman dalam kontek ini tidak lain adalah hukuman mati, dimana pelaksanaannya dengan sendirinya menyerap hukuman-hukuman yang lain.Namun dalam kalangan Fuqaha masih terjadi perdebatan tentang dimana wilayah berlakunya, apakah mencakup semua jarimah ataukan tidak. www.sesukakita.wordpress 148 .com

 148. LEMBAGAPEMASYARAKATAN DALAM PERSPEKTIF SISTEM PERADILAN PIDANA www.sesukakita.wordpress 149 .com

 149. Sistem Peradilan PidanaIndonesia Secara sederhana sistem peradilan pidana atau yang sering disebut dengan (Criminal justice system) dapat dipahami suatu usaha untuk memehami serta menjawab pertanyaan apa tugas hukum pidana didalam masyarakat dan bukan sekedar bagaimana hukum pidana didalam undang-undang dan bagaimana hakim menerapkannya. www.sesukakita.wordpress 150 .com

 150. Di Indonesia sistem peradilan pidana setelahberlakunya undang-undang nomor 8 tahun1981 tentang hukum acara pidana mempunyaiempat komponen atau sub sistem yaitu:

• Sub sistem kepolisian • Sub sistem kejaksaan • Sub sistem pengadilan • Dan sub sistem pemasyarakatan. www.sesukakita.wordpress 151 .com

 151. Tujuan sistem peradilan pidana menurutProf Muladi dapat dikategorikansebagai: • Tujuan jangka pendek, apabila yang hendak dicapai resosialisasi dan rehabilitasi pelaku tindak pidana; • dikategorikan sebagai tujuan jangka menengah, apabila yang hendak dituju lebih luas yakni pengendalian dan pencegahan kejahatan dalam konteks politik criminal (Criminal policy) • Tujuan jangka panjang , apabila yang hendak dicapai adalah

kesejahteraan (Social Welfare) masyarakat www.sesukakita.wordpress .com 152

 152. Mekanisme Sistem PeradilanPidanaSistem ini mulai bekerja sejak adanya laporan/atau aduan dari masyarakat tentang terjadinya tindak pidana dari masyarakat.

Setelah itu polisi melakukan proses selanjutnya (penagkapan dan penyelidikan dan

penydsidikan) selanjutnya pelaku diteruskan ke lembaga kejaksaan, pemngadilan lalu dijatuhi putusan dan terakhir pada pemasyarakatan. www.sesukakita.wordpress 153 .com

 153. SISTEM PERADILAN PIDANA SUB SISTEM SPP In Kasus Polisi JPU PN LP P utOu Penyelidik Penuntuta Pemeriksaa Eksekusit an dan n n perkara danPut Membuat pembinaa Penyidikan pidana n SP3 MASYARAKAT www.sesukakita.wordpress 154 .com

 154. CCM dan DPMDalam bukunya yang berjudul Thelimits of the Criminal

Sanction,Herbert L. Packer. Menyebutkan adadua model dalam proses peradilanpidana (Two models of the criminalprocess) yaitu : Crime Control Modeldan Due Process Model.

www.sesukakita.wordpress 155 .com

 155. Proses peradilan pidana menandaskandirinya pada hukum pidana. Kedua prosesini berlainan cara kerjanya, akan tetapimengakui pentingnya seperangkat hukumtertulis, tetapi fokusnya pada peraturanyang berbeda.Kedua model tersebut diatas memilikiperbedaan dalam melakukan prosespenyelesaian kasus/perkara pidana mulaidari proses penangkapan sampai orang itudinyatakan bersalah. www.sesukakita.wordpress .com 156

 156. Karateristik CCM dan DPMKarateristik dari CCM adalahefisiensi yang mana proses criminal itubekerja yaitu cepat tangkap dancepat adili (Asas Presumtion of

Quilt)sedangkan DPM memiliki karateristikadalah perlindungan hak-hak tersangka,untuk menentukan kesalahan harusmelalui suatu persidangan (AsasPresumtion of Inocene).

www.sesukakita.wordpress 157 .com

 157. Dalam kenyataannya dua model inisangat mempengaruhi hukumacara pidana Indonesia, yaitukarateristik DPM menonjol padaKUHAP Indonesia dengandilindunginya hak-hak tersangkadan terdakwa, namun dalambekerjanya KUHAP, makamenggunakan CCM yangditonjolkan dalam praktek. www.sesukakita.wordpress 158 .com

158. Posisi LembagaPemasayarakatan dalam SPPLembaga Pemasyarakatan

sebagai lembaga pembinaan, posisinya sangat strategis dalam merealisasikan tujuan akhir dari SPP, yaitu Rehabilitasi dan resosialisasi pelanggar hukum, bahkan sampai pada penanggulangan kejahatan (Supresion of crime). Keberhasilan dan kegagalan pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan akan memberikan kemungkinan-kemungkinan penilaian yang dapat bersifat positif maupun

negative.Penilaian itu positif manakala pembinaan nara pidana mencapai hasil maksimal, yaitu bekas nara pidana menjadi warga masyarakat yang taat pada hukum.Sedangkan penilaian itu negative manakala, bekas nara pidana yang pernah dibina itu menjadi penjahat kembali (Residivis) www.sesukakita.wordpress .com 159

 159. GAGASAN SISTEMPEMASYARAKATAN

 160. Dasar Hukum sistemKepenjaraan: • Wetboek Van Strafrecht Voor Nederlandsch Indie (KUHP) Stbl 1915 No. 732 Jo 1917 No.497 Jo UU No. 1 Th. 1946 Jo UU No. 73 Th.

1958 dan berdasarkan pasal II Aturan peralihan UUD 1945 (sekarang Pasal I Aturan Peralihan) serta Pasal I Peraturan Presiden No.2 Th 1945 tanggal 10 Oktober 1945 • Gstichten Reglemen (Reglemen Penjara )Stbl . 1917 No 708; • Dwangopvoeding Regeling (DOR) Stbl. 1917 No. 741; • Voorwaardelijke Invrerijheidstelling (V.I) Stbl. 1917 No. 749;

• Regeling Voorwaardelijke Veroordeling Stbl. 1926 No. 487. Dari sekian

peraturan,khususnya dalam KUHP terdapat sistem kepenjaraan yang kita kenal itu adalah merupakan pelaksanaan dari pasal 29 KUHP. www.sesukakita.wordpress 161 .com

 161. SISTEM KEPENJARAAN Tujuannya Memperlakukan Nara Pidana Sedemikian rupaSiterhukum Dengan cara yangmenjadi jera tidakdan dapat manusiawi(berupa Pada tempatbertobat penyiksaan dan hukuman-hukuman tertentu yangmenyadari badan lainnya) dinamakankesalahannya bangunan Sistem yang dipakai adalah penjara sistem Harapannya perlakuan www.sesukakita.wordpress 162 .com

 162. Tujuan Lebih luas sistemKepenjaraan:tujuannya adalah untuk

“Melindungimasyarakat dari segala bentukkejahatan” www.sesukakita.wordpress 163 .com

 163. Sebagaimana telah diuraikan diawal bahwaseseorang yang telah dijatuhi

pidanapenjara, kemudian dengan sistemperlakuan yang diharapkan terhukumdapat tobat dan jera dan jika ia kembalike masyarakat maka tidak akan kembalimelakukan kejahatan lagi. Inilah yang dimaksud dengan melindungimasyarakat dari segala bentuk kejahatanyang merupakan politik criminalpemerintah terhadap usaha pengurangankejahatan.

www.sesukakita.wordpress 164 .com

 164. Oleh sebab itu didalam sistemkepenjaraan perlakuan terhadap anakdidik

dilaksanakan dengan sangattidak manusiawi dan tidak kenalperikemanusiaan, namun hal ini dapatdimaklumi, karena di dalam sistemkepenjaraan mengandung prinsipbahwa para nara pidana merupakanobyek semata-mata. www.sesukakita.wordpress 165 .com

 165. Kembali kepada tujuan semula dari pidanapenjara yang maksudnya adalah untuk melindungimasyarakat dari segala bentuk kejahatan.Tetapi pertanyaannya” • apakah memang demikian kenyataannya ? • apakah masyarakat sudah terlindungi dari kejahatan? • dan apakah mantan nara pidana yang sudah kembali kemasyarakat tidak akan melakukan kejahatan lagi? • Singkatnya apakah mereka dapat dijamin untuk tidak menjadi residivist ? www.sesukakita.wordpress 166 .com

 166. Dari pertanyaan-pertanyaan yangada itu dan apabila kitahubungkan dengan gambaranperlakuan terhadap paranarapidana tadi, kemungkinanbesar pertanyaan tadi tidakterjawab dengan kata “Ya”bahkan keadaanya justrusebaliknya.

www.sesukakita.wordpress 167 .com

 167. Kegagalan Sistem Kepenjaraan Penyebabnya ?Sistem Itu sendiri Mengapa ?Tujuan dari sistem kepenjaraan Karena secara(sistem perlakuan) terhadap konseptual

sistemnarapidana atau anak didiknyaadalah menghendaki agar para kepenjaraan justrunara pidana menyadari bahwa bertentangan denganperbuatan yang pernah tujuan yang

dianutnya.dilakukan itu adalah salah danbertentangan dengan hukumyang berlaku serta dilarang Dengan sistemagama yang dianutnya. Dan perlakuan yang tidakapabila mereka sudah maumenyadari maka mereka akan manusiawai justru akanmerasa tobat.

menimbulkan dampak www.sesukakita.wordpress 168 .com buruk

 168. Petugas Penjara Masyarakat karena stigma Balas dendam Nara PidanaLingkaran setan Kembali Residivis Apa dampak buruknya ? melakukan Tindak pidana Stigma baru Diproses dalam SPP menjadi Nara pidana Kembali www.sesukakita.wordpress 169 .com

 169. Itulah sebabnya mengapa dikatakansecara konsepsional sistem

kepenjaraanbertentangan dengan tujuan yangdianutnya, disatu pihak sistemkepenjaraan bertujuan untuk membuatjera para nara pidana, namun dilain pihaktujuan pidana penjara tidak akan tercapaidengan cara memperlakukan merekadengan cara tidak

manusiawi.Dengan istilah lain dapat dikatakan bahwa“jera” buka merupakan jalan untukmembuat parawww.sesukakita.wordpress nara pidana menjadi tobat. 170 .com

 170. Disamping hal tersebut diatas, kegagalan darisistem kepenjaraan yang menganut prinsip-prinsip “kepenjeraan” masih ada lagi factorlain yang ikut terlibat didalamnya yaitu:• sistem kepenjaraan diterapkan tanpa disertai dengan proses-proses kepenjaraan (tidak adanya pentahapan perlakuan terhadap nara pidana yang sudah benar-benar menunjukkan rasa tobatnya) walaupun pada saat itu sudah dikenal adanya lembaga V.I.

(Pelepasan Bersarat) namun cara pemberiannya dilakukan dengan cara tidak konsisten.•

sistem perlakuan yang diterapkan sifatnya kurang mendidik para nara pidana, tapi hanya untuk mengisi www.sesukakita.wordpress waktu .com belaka; 171

 171. • sikap apriori dan prejudice masyarakat terhadap nara pidana lebih menambah kegagalan dari sistem kepenjaraan dengan memberikan cap bahwa penjara itu adalah

“sekolah tinggi kejahatan”;• dalam penerapan sistem kepenjaraan tidak memperhitungkan atau tidak mengikut sertakan partisipasi masyarakat dalam sistem perlakuannya (terlalu bersifat individual);• Re educatie dan resosialisasi saebagai jiwa dari sistem kepenjaraan di dalam penerapannya justru sama sekali tidak mencerminkan jiwa dari sistem kepenjaraan itu sendiri. www.sesukakita.wordpress 172 .com

 172. Walaupun demikian, untuk mengatasikegagalan sebagaimana telah disebutkandiatas, jauh sebelum dikemukakannyakonsepsi pemasyarakatan

sebagaipengganti dari sistem kepenjaraan, padatahun 1955 masih diusahakan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan sistemkepenjaraan tersebut. Hal ini terbuktidengan diselenggarakannya konferensipara direktur dan pemimpin kepenjaraandi sarangan.

www.sesukakita.wordpress 173 .com

 173. Sehubungan dengan hal tersebut diatas,Bahroedin Soerjobroto, sebagaiseorang praktisi kepenjaraan padakonferensi tersebut ditunjuk untukmemberi preadviesnya.

Dalampreadvisnya yang berjudul “ masalah-masalah disekitar pelaksanaanhukuman hilang kemerdekaan danpenutupan-penutupan lainnnyadipenjara” mengatakan:

www.sesukakita.wordpress 174 .com

 174. “ bahwa orang-orang yang olehhakim dijatuhi hukuman hilangkemerdekaan yang harus segeradijalankan, maka yang selalu menjadiperhatian bagi siterhukum adalahadalah kepentingan keluarganya dankepentingan dirinya sendiri. Olehkarena itu dalam

memperlakukansiterhukum ke 2 hal tersebut harusselalu diperhatikan. Selain daripadayang telah dikemukakan diatas yangharus mendapatkan perhatian adalahpenghidupan keluarga dari seseorangyang terhukum”. www.sesukakita.wordpress 175 .com

 175. Oleh beliau dikemukakan lebihjauh, bahwa dibeberapa Negaramaju soal mengenai penghidupankeluarga dari seorang yangdihukum hilang kemerdekaanmenjadi “Zoorg” bagi pemerintah. www.sesukakita.wordpress 176 .com

Dalam dokumen BAHAN AJAR MATA KULIAH PENOLOGI (Halaman 50-57)