• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

2.2 Penginderaan Jauh

2.2.1 Sistem penginderaan jauh

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

Berdasarkan letak geografis perairan Utara Aceh merupakan bagian dari Kota Banda yang berada pada provinsi Pemerintah Aceh. Perairan Kota Banda Aceh dipengaruhi oleh persimpangan dan gerakan arus dari Samudera Hindia yang berada di sebelah Barat, Selat Malaka yang berada di sebelah Utara dan Kepulauan Andaman dan Nicobar yang berada di sebelah Utara. Provinsi Pemerintah Aceh sendiri terletak antara 2o-6o Lintang Utara dan 95o-98o Lintang Selatan dengan ketinggian rata - rata 125 meter di atas permukaan laut (DKP Aceh 2010).

Kota Banda Aceh memiliki Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang terletak di jalan Sisingamangaraja Ujung, Komplek TPI No. 16 Desa Lampulo. PPP Lampulo terletak di pinggir Kota Banda Aceh, tepatnya berdiri membentang sekitar 258 meter memanjang di sisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh pada koordinat 5°34’45” Lintang Utara dan 95°19’30” Bujur Timur (UPTD PPP Lampulo 2010).

Secara keseluruhan perairan Utara Aceh terletak di antara Sabang, Pulo Nasi, dan Pulo Beras. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka. Arah pergerakan angin di perairan Utara Aceh dipengaruhi oleh 2 siklus angin muson, yaitu muson Timur pada bulan Juni–Agustus dan muson Barat bulan Desember–Februari. Pada perairan Utara Aceh terjadi 2 siklus pancaroba, yaitu pancaroba awal tahun pada bulan April-Mei dan pancaroba akhir tahun bulan Oktober–Desember. Suhu permukaan laut (SPL) di perairan Utara Aceh berkisar antara 28,00oC-30,00oC. Sebaran suhu hampir merata di seluruh perairan Aceh, hanya pada daerah-daerah yang memiliki muara sungai yang besar sebaran suhunya bervariasi (BRR NAD-Nias, 2007).

2.2 Penginderaan Jauh

2.2.1 Sistem penginderaan jauh

Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau fenomena dengan jalan menganalisis data yang

diperoleh melalui alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer 1990). Kemudian, Susanto (1992) menambahkan bahwa informasi dari penginderaan jauh berbentuk radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh matahari, lalu dipantulkan oleh permukaan bumi. Spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan jauh disajikan pada Tabel 1.

Menurut Susanto (1992) ada empat komponen penting dalam sistem penginderaan jauh, yaitu (1) sumber tenaga elektromagnetik, (2) atmosfer, (3) interaksi antara tenaga dan objek, dan (4) sensor. Secara skematik sistem penginderaan jauh dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber: Susanto 1992

Gambar 2 Sistem penginderaan jauh. Tabel 1 Spektrum gelombang dalam penginderaan jauh

No Gelombang Elektromagnetik Panjang Gelombang 1 Photografhic ultraviolet 0,3 – 0,4 µm 2 Visible 0,4 – 0,7 µm 3 Near infrared 0,7 – 3,0 µm 4 Middle infrared 3,0 – 8,0 µm 5 Far infrared 8,0 – 1000 µm 6 Microwave 1,0 mm – 100 cm Sumber: Butler et al (1988)

Menurut Butler et al. (1988) sensor adalah alat untuk mendeteksi radiasi elektromagnetik yang dipantulkan oleh objek, lalu mengubahnya menjadi nilai nyata yang dapat direkam dan diproses. Susanto (1992), membedakan sensor berdasarkan proses perekamannya, yaitu sensor fotografik dan sensor elektronik. Proses perekaman sensor fotografik adalah secara kimiawi, yaitu radiasi elektromagnetik yang diterima sensor direkam secara langsung pada lapangan emulsi film yang bila diproses, akan menghasilkan foto dan hasilnya biasanya disebut foto udara. Proses perekaman sensor elektromagnetik menggunakan sinyal elektrik yang direkam dengan pita magnetic atau detector lainnya. Hasil akhir dari sensor ini disebut citra.

2

.2.2 Satelit Aqua MODIS

Aqua yang dalam bahasa latin berarti air, adalah suatu satelit ilmu pengetahuan tentang bumi dan MODIS adalah salah satu instrument utama yang dibawa Earth Observing Sistem (EOS) Terra Satellite, yang merupakan rangkaian dari program antariksa Amerika Serikat. Program ini dilaksanakan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA). Program ini adalah rangkaian program jangka panjang dengan tujuan untuk mengamati, meneliti dan menganalisis lahan, lautan, atmosfir bumi, dan interaksi di antara faktor-faktor ini. MODIS pertama kali diluncurkan pada tanggal 18 Desember 1999 dibawa oleh satelit Terra yang spesifikasinya lebih ke daratan. 15 Lalu, pada tanggal 4 mei 2002 diluncurkan MODIS yang dibawa oleh satelit Aqua dan spesifikasinya lebih ke lautan. Satelit Terra melintasi bumi dari utara ke selatan pada pukul 10.30 pagi (melintas garis ekuator), sedangkan satelit Aqua melintasi bumi dari arah selatan ke arah utara dan melintasi ekuator pada pukul 01.30 siang. Instrumen Modis memiliki lebar sapuan sebesar 2330 km dan dapat meliput seluruh permukaan bumi dalam waktu satu sampai dua hari (Maccherone 2005).

Graham (2005) mengatakan bahwa satelit Aqua MODIS juga mempunyai kemampuan mengumpulkan informasi tentang siklus air di bumi, termasuk penguapan dari samudera, uap air di atmosfer, awan, presipitasi, kelembaban tanah, es yang ada di laut, dan juga es yang ada di darat, serta salju yang menutupi daratan. Selain itu satelit Aqua MODIS juga dapat digunakan untuk mengukur

variabel seperti aerosol, tumbuhan yang menutupi daratan, fitoplankton, bahan organik terlarut di lautan, serta suhu udara, daratan dan air.

Satelit MODIS membawa sensor multispektral yang terdiri dari 36 kanal/band spektral. Kanal 1-19 dan 26 berada pada kisaran gelombang visible dan inframerah dekat dan kanal-kanal selebihnya berada pada kisaran gelombang termal dengan panjang gelombang tengah dari 0,412 µm sampai dengan 14,423 µm (Lillesand dan Kiefer 1990). Adapun satelit Aqua Modis dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber: Box JE 2006

Gambar 3 Satelit Aqua MODIS.

Rustadi (2011) menjelaskan bahwa MODIS mengorbit bumi bersifat polar (arah utara-selatan) yang ketinggiannya mencapai 705 km. MODIS akan melewati garis khatulistiwa pada jam 10.30 waktu lokal. Lebar areal cakupan lahan (swatch width) yang terliput pada permukaan bumi pada setiap putarannya sekitar 2330 km. Pantulan gelombang elektromagnetik yang diterima sensor MODIS sebanyak 36 bands (interval panjang gelombang) mulai dari 0,405 µm sampai 14,385 µm dengan kecepatan 11 megabytes setiap detik dengan resolusi radiometrik 12 bits. Resolusi spasial yang terdapat pada satelit MODIS meliputi dua kanal pada resolusi spasial 250 m (kanal 1-2), 5 kanal pada 500 m (kanal 3-7) dan sisanya 29 kanal pada 1000 m (kanal 8-36). Karakteristik sensor dan spesifikasi dari satelit MODIS dapat dilihat pada (Tabel 2 dan Tabel 3).

Tabel 2 Karakteristik sensor satelit MODIS

Kegun

aan Pokok Band Bandwidth (µm) Resolution Spasial Land/Cloud/Aerosols Boundaries 1 2 620 – 670 841 – 876 250 m Land/Cloud/Aerosols Properties 3 459 – 479 500 m 4 545 – 565 5 1230 – 1250 6 1628 – 1652 7 2105 – 2155 Ocean Color/ Phytoplankton/ Biogeochemistry 8 405 – 420 1000 m 9 438 – 448 10 483 – 493 11 526 – 536 12 546 – 556 13 662 – 672 14 673 – 683 15 743 – 753 16 862 – 877 Atmospheric Water Vapor 17 18 890 – 920 931 – 941 19 915 – 965 Surface/Cloud Temperature 20 21 3.660 – 3.840 3.929 – 3.989 22 3.929 – 3.989 23 4.020 – 4.080 Atmospheric Temperature 24 25 4.433 – 4.498 4.482 – 4.549 Cirrus Clouds Water Vapor 26 27 1.360 – 1.390 6.535 – 6.895 28 7.175 – 7.475 Cloud Properties 29 8.400 – 8.700 Ozone 30 9.580 – 9.880 Surface/Cloud Temperature 31 32 10.780 – 11.280 11.770 – 12.270 Cloud Top Altitude 33 34 13.185 – 13.485 13.485 – 13.785 35 13.785 – 14.085 36 14.085 – 14.385 Sumber: Maccherone 2005

Tabel 3 Spesifikasi teknis dari satelit MODIS

Spesifik

asi Keterangan

Ketinggian 705km

Lama Rekaman 20,3rpm, sepanjang jalur

Lebar Sapuan 2330km dengan 10km (sepanjang jalur pada nadir

Teleskop 17,78cm (diameternya) Ukuran 1,0m x 1,6m x 1,0m

Berat 228,7kg

Daya 162,5watt

Data 10,6Mbps (peak per hari); 6,1Mbps (per orbit)

Kuantitas 12 bits

Resolusi Spasial 250m (kanal 1-2) 500m (kanal 3-7) 1000m (kanal 8-36)

Waktu 6 tahun

Sumber: Maccherone 2005