• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Deskripsi Data Penelitian

3. Skala Komitmen Berubah Normatif

Skala Komitmen Berubah Normatif terdiri dari 5 item sehingga skor teoretik minimal yang diperoleh subjek adalah 5 (5 x 1) dan skor teoretik maksimal 20 (5 x 4), mean teoretik sebesar 12,5 yang berasal dari (5 + 20):2, range teoretiknya 15 (20 - 5), dan SD sebesar 2,5 (15 : 6).

Tabel 20

Kategori Skor Komitmen Berubah Normatif

No Kategori Skor Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tinggi 16 < x 16 29.1% 2 Tinggi 14 < x < 16 15 27.3% 3 Sedang 11 < x < 14 19 34.5% 4 Rendah 9 < x < 11 4 7.3% 5 Sangat Rendah x < 9 1 1.8% Total 55 100.0%

Hasil perhitungan kategorisasi tabel 20 menunjukkan 1,8 % subjek berada pada kategori sangat rendah, 7,3 % subjek berada pada kategori rendah, 34,5 % subjek berada pada kategori sedang, dan 27,3 % subjek berada pada kategori tinggi. Sisanya sebesar 29,1 % subjek berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki komitmen berubah normatif yang tinggi.

4. Skala Employability

Skala Employability terdiri dari 40 item sehingga skor teoretik minimal yang diperoleh subjek adalah 40 (40 x 1) dan skor teoretik maksimal 160 (40 x 4), mean teoretik sebesar 100 yang berasal dari (40 + 160):2, range teoretiknya 120 (160 - 40), dan SD sebesar 20 (120 : 6).

Tabel 21

Kategori Skor Employability

No Kategori Skor Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tinggi 130 < x 13 23.6% 2 Tinggi 110 < x < 130 24 43.6% 3 Sedang 90 < x < 110 13 23.6% 4 Rendah 70 < x < 90 4 7.3% 5 Sangat Rendah x < 70 1 1.8% Total 55 100.0%

Hasil perhitungan kategorisasi tabel 21 menunjukkan 1,8 % subjek berada pada kategori sangat rendah, 7,3 % subjek berada pada kategori rendah, 23,6 % subjek berada pada kategori sedang, dan 43,6 % subjek berada pada kategori tinggi. Sisanya sebesar 23,6 % subjek berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki employability yang tinggi.

E. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah sampel yang diambil mewakili distribusi populasi. Jika distribusi normal, dapat dikatakan bahwa sampel yang diambil mewakili populasi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Tabel 22 Hasil Uji Normalitas

Variabel

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Employability 0.659 0.778 Komitmen Berubah Afektif 0.810 0.527 Komitmen Berubah Berkesinambungan 0.879 0.422 Komitmen Berubah Normatif 0.810 0.527

Kaidah uji adalah apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,1 maka sebaran datanya normal dan apabila kurang dari 0,1 maka sebaran datanya tidak normal (Santoso, 2010). Dari hasil analisis yang dilakukan, variabel komitmen berubah afektif menunjukkan K-S Z = 0,810, Asym. Sig. (2-tailed) 0,527. Variabel komitmen berubah berkesinambungan menunjukkan K-S Z = 0,879, Asym. Sig. (2-tailed) 0,422. Variabel komitmen berubah normatif menunjukkan K-S Z = 0,810, Asym. Sig. (2-tailed) 0,527. Variabel employability

menunjukkan K-S Z = 0,659, Asym. Sig. (2-tailed) 0,778. Berdasarkan hasil uji normalitas ini, dapat disimpulkan bahwa semua data penelitian memiliki distribusi yang normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat pola hubungan antar variabel dalam penelitian ini bersifat linear atau tidak, sehingga peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel

lainnya. Kaidah yang digunakan untuk menyatakan linear atau tidaknya sebuah data adalah jika p>0,05 maka data tersebut dikatakan tidak linear, artinya penyimpangannya besar. Apabila p<0,05, maka hubungannya dikatakan linear, artinya penyimpangannya kecil (Santoso, 2010). Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel 23 Hasil Uji Linearitas

Variabel F P Kesimpulan

Komitmen Berubah Afektif *

Employability 186.902 0.000 Linear

Komitmen Berubah Berkesinambungan * Employability

305.320 0.000 Linear Komitmen Berubah Normatif *

Employability 293.983 0.000 Linear

Hasil analisis data diperoleh bahwa untuk uji linearitas antara variabel komitmen berubah afektif dan employability memiliki F = 186,902, p = 0,000 (p<0,05). Berikutnya, uji linearitas antara variabel komitmen berubah berkesinambungan dan employability memiliki F = 305,320, p = 0,000 (p<0,05). Kemudian uji linearitas antara variabel komitmen berubah normatif dan employability memiliki F = 293,983, p = 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa hubungan linear terbukti untuk variabel-variabel tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seluruh data dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel employability dengan komitmen berubah afektif, komitmen berubah berkesinambungan, dan komitmen berubah normatif. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24

Hasil Uji Korelasi Pearson

Variabel Korelasi

Employability * Komitmen Berubah Afektif 0.880 Employability * Komitmen Berubah Berkesinambungan 0.887 Employability * Komitmen Berubah Normatif 0.879

Hasil uji korelasi Product Moment untuk variabel employability

dengan komitmen berubah afektif memiliki r = 0,880 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Berikutnya, uji korelasi Product Moment untuk variabel

employability dengan komitmen berubah berkesinambungan memiliki r = 0,887 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Kemudian uji korelasi Product Moment untuk variabel employability dengan komitmen berubah normatif memiliki r = 0,879 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil uji korelasi ini dapat disimpulkan bahwa (1) ada hubungan positif yang signifikan antara employability dengan komitmen berubah afektif, (2) ada hubungan positif yang signifikan antara employability dengan komitmen

berubah berkesinambungan, dan (3) ada hubungan positif yang signifikan antara employability dengan komitmen berubah normatif. Dengan demikian, semakin tinggi employability yang dimiliki subjek, maka akan semakin tinggi pula komitmen berubah afektif, komitmen berubah berkesinambungan, dan komitmen berubah normatif yang dimiliki subjek. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah employability yang dimiliki subjek, maka akan semakin rendah komitmen berubah afektif, komitmen berubah berkesinambungan, dan komitmen berubah normatif yang dimiliki subjek.

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

employability dengan komitmen berubah afektif, berkesinambungan, dan normatif pada karyawan Universitas Sanata Dharma. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Penelitian ini melibatkan sejumlah 55 subjek (N = 55). Hasil uji hipotesis yang melibatkan semua subjek (N = 55), diperoleh (1) nilai korelasi employability dengan komitmen berubah afektif sebesar r = 0.880 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01), (2) nilai korelasi employability dengan komitmen berubah berkesinambungan sebesar r = 0.887 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01) dan (3) nilai korelasi

employability dengan komitmen berubah normatif sebesar r = 0.879 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa (1) ada

hubungan positif yang signifikan antara employability dengan komitmen berubah afektif, (2) ada hubungan positif yang signifikan antara employability

dengan komitmen berubah berkesinambungan, dan (3) ada hubungan positif yang signifikan antara employability dengan komitmen berubah normatif. Hal ini berarti semakin tinggi employability yang dimiliki subjek, maka akan semakin tinggi pula komitmen berubah afektif, komitmen berubah berkesinambungan, dan komitmen berubah normatif yang dimiliki subjek. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah employability yang dimiliki subjek, maka akan semakin rendah komitmen berubah afektif, komitmen berubah berkesinambungan, dan komitmen berubah normatif yang dimiliki subjek.

Karyawan yang memiliki employability yang tinggi akan memiliki hubungan positif dengan komitmen berubah afektif, sehingga mereka merasa yakin bisa mengikuti perubahan dan mendapat keuntungan dari perubahan tersebut. Karyawan yang memiliki employability yang tinggi memiliki hubungan positif dengan komitmen berubah berkesinambungan, sehingga mereka mampu menyesuaikan dan mengikuti perubahan karena merasa akan mengalami kerugian ketika tidak mendukung perubahan. Karyawan yang memiliki employability yang tinggi memiliki hubungan positif dengan komitmen berubah normatif, sehingga merasa mampu menyesuaikan diri dengan perubahan organisasi dan merasa yakin bahwa manajemen mempunyai tujuan yang baik terhadap perubahan yang dilakukan sehingga karyawan merasa sudah semestinya mendukung perubahan tersebut.

Hasil analisis ini sesuai dengan konsep Kalyal dan Saha (2008) tentang faktor-faktor pada komitmen berubah. Hasil dari penelitian tersebut salah satunya menyebutkan adanya hubungan positif antara employability dengan komitmen berubah. Kesiapan karyawan untuk berubah direfleksikan ke dalam kepercayaan terhadap manajemen, sikap kerja, dan partisipasinya terhadap pelaksanaan perubahan dalam suatu organisasi. Kepercayaan terhadap manajemen, sikap kerja, dan partisipasi tersebut bergantung pada sejauh mana perubahan diperlukan dan kapasitas organisasi untuk melaksanakan perubahan tersebut dengan sukses. Menurut Eby, dkk. (2000; Madsen, dkk., 2005), karyawan yang terbuka, mempersiapkan diri dengan baik, dan siap untuk berubah dapat mendukung kesiapan organisasi untuk berubah. Madsen, dkk. (2005) juga menjelaskan bahwa kesiapan karyawan untuk berubah merupakan faktor penting bagi kesuksesan usaha terhadap perubahan. Oleh karena itu, dalam menghadapi perubahan yang terjadi di organisasi diperlukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap efektivitas pelaksanaan perubahan tersebut, seperti employability.

Variabel bebas (employability) memiliki hubungan dengan variabel tergantung (komitmen berubah afektif, berkesinambungan, dan normatif). Hal tersebut tampak dari nilai sumbangan variabel bebas terhadap variabel tergantung yang dapat dilihat dari koefisien determinasinya (r2). Sumbangan variabel employability terhadap komitmen berubah afektif sebesar 77,44%, terhadap komitmen berubah berkesinambungan sebesar 78,68%, dan terhadap komitmen berubah normatif sebesar 77,26%. Karyawan yang mempunyai

employability tinggi, maka komitmen afektif, berkesinambungan, dan normatifnya tinggi. Sesuai dengan pendapat Kalyal dan Saha (2008), karyawan yang mempunyai employability, akan merasa percaya diri terhadap kualifikasi dan pengalamannya dalam bekerja. Mereka juga merasa bahwa pekerjaan mereka merupakan hal yang penting bagi organisasi. Senada dengan Kalyal dan Saha (2008), Kalyal, dkk. (2010), mengungkapkan bahwa employability dapat meredakan efek negatif dari ketidakamanan pekerjaan dan meningkatkan komitmen berubah afektif dan normatif ketika karyawan merasa percaya diri terhadap kemampuannya. Kepercayaan diri pada kemampuan kerja mendorong reaksi positif terhadap perubahan organisasi. Karyawan yang mempunyai

employability tinggi akan lebih mudah beradaptasi dan bersikap proaktif dalam merespon perubahan. Perilaku kerja yang positif ini ditunjukkan dengan cara mengontrol situasi untuk bertahan dalam keadaan yang tidak jelas selama proses perubahan organisasi. Mereka juga menerima perubahan sebagai tantangan, bukan ancaman. Dengan cara ini dapat mengurangi ketidakjelasan yang disebabkan oleh perubahan situasi kerja dan dapat membuat karyawan semakin berkomitmen terhadap organisasi.

Demikian pula terjadi pada karyawan Universitas Sanata Dharma, mereka mengalami perubahan organisasi dalam hal peningkatan penjaminan mutu kegiatan; peningkatan efisiensi internal, ekternal, dan produktivitas; perubahan rencana strategis, dan pergantian kepemimpian. Perubahan yang terjadi di Universitas Sanata Dharma membuat karyawan memiliki

proses perubahan organisasi. Sikap karyawan tersebut menumbuhkan komitmen berubah afektif, komitmen berubah berkesinambungan, dan komitmen berubah normatif yang tinggi dalam dirinya, sehingga proses perubahan dapat berlangsung dengan dukungan penuh dari karyawan.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa penelitian ini berkaitan dengan employability karena merupakan faktor yang berkontribusi pada komitmen berubah dalam organisasi yang sedang berubah. Karyawan yang memiliki employability mempunyai kinerja yang tinggi dan cenderung lebih mudah beradaptasi, sehingga mereka mampu membuat yang terbaik dari situasi mereka dengan mengubah sikap dan respon mereka sesuai dengan peluang dalam lingkungan internal dan eksternal. Hal ini terlihat pada sikap kerja proaktif yang dapat mengurangi efek job insecurity yang disebabkan oleh perubahan organisasi (Fugate, dkk., 2004) dan dapat membantu karyawan dalam bertahan pada ketidakpastian dari proses perubahan organisasi (Ashford & Black, 1996; Bernston, dkk., 2006).

80

BAB V