• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOAL 377: Sejumlah pemuda Mukmin telah memutuskan demi melakukan amar-ma’ruf-

Dalam dokumen Tim ICC – Fatwa-fatwa imam Ali Khamenei (Halaman 154-164)

melaksanakan salat di tempat-tempat rekreasi satu atau dua hari dalam seminggu. Hanya saja sebagian tokoh dan orang tua mempermasalahkan bahwa kepemilikan tanah-tanah tempat rekreasi tersebut tidak jelas. Apa hukumnya salat di tempat itu?

JAWAB:

Tidak ada masalah memanfaatkan tempat-tempat rekreasi yang ada sekarang dengan mendirikan salat dan lainnya. Dan hendaknya tidak perlu memperhatikan adanya sekedar kemungkinan ghashb (perampasan).

SOAL 378:

Di kota kami ada 2 mesjid bersebelahan dipisah oleh satu dinding. Beberapa waktu lalu sejumlah orang mukmin merobohkan sebagian besar dinding pemisah itu dengan tujuan menyatukan kedua mesjid. Hal ini menjadi penyebab munculnya kebimbangan sebagian orang berkenaan dengan pelaksanaan salat di kedua mesjid tersebut. Hingga kini mereka masih ragu tentang masalah ini. Karenanya saya mohon Anda menjelaskan penyelesaiannya?

JAWAB:

Menghilangkan dinding pemisah dua mesjid tersebut tidak menimbulkan masalah dalam hal mendirikan salat di kedua mesjid tersebut.

SOAL 379:

Di jalan-jalan besar terdapat restoran-retoran yang dilengkapi dengan tempat salat. Jika seorang tidak makan di restoran tersebut, apakah boleh melakukan salat di tempat tersebut, ataukah ia wajib meminta izin terlebih dahulu?

JAWAB:

Jika diduga bahwa tempat salat tersebut adalah milik pemilik restoran dan penggunaannnya khusus bagi yang makan di rumah makan tersebut maka ia wajib meminta izin.

SOAL 380:

Seseorang yang salat di tanah rampasan (ghashb), namun di atas sajadah atau kayu dan lainnya. Apakah salatnya batal ataukah sah? JAWAB:

Salat di tanah ghashb batal meskipun di atas sajadah, ranjang atau lainnya.

SOAL 381:

Sebagian perusahaan dan yayasan yang berada dalam pengelolaan pemerintah sekarang ada orang-orang yang tidak ikut serta dalam salat jamaah yang diadakan di sana dengan alasan karena tempat-tempat ini diambil-alih oleh pemerintah dari para pemiliknya berdasarkan keputusan mahkamah syar’i (pengadilan agama). Kami mohon penjelasan Anda dalam masalah ini?

JAWAB:

Jika diduga bahwa pejabat yang mengeluarkan keputusan pengambil alihan memiliki kompetensi secara legal dan telah sesuai dengan ukuran-ukuran syari’at dan undang-undang, maka tindakannya dihukumi secara syar’i sebagai sah. Karenanya boleh menggunakan tempat itu dan hukum tentang ghashb (perampasan) tidak berlaku.

SOAL 382:

melaksanakan salat jamaah di husainiyah, dan apakah pahala salat di kedua tempat itu sama?

JAWAB:

Tidak diragukan lagi bahwa keutamaan salat di mesjid lebih banyak dari pada salat ditempat lain, namun tidak ada larangan syar'i melaksanakan salat di husainiyah atau tempat manapun lainnya.

SOAL 383:

Apakah sah salat di tempat yang di dalamnya terdengar musik yang haram ataukah tidak?

JAWAB:

Jika hal itu menyebabkan seseorang mendengarkan musik yang diharamkan, maka tidak boleh berdiam di tempat itu, meskipun salatnya dihukumi sah. Jika suara musik menghilangkan perhatian dan konsentrasi, maka salat di tempat itu makruh hukumnya.

SOAL 384:

Apa hukum salat orang-orang yang diutus dalam suatu tugas di atas perahu dan tiba waktu salat, apabila mereka tidak melakukannya pada waktu itu maka tidak akan bisa menunaikannya di dalam waktu salat?

JAWAB:

Dalam kasus tersebut mereka wajib salat di dalam perahu dan dengan cara apapun yang mungkin dilakukan.

HUKUM TEMPAT-TEMPAT KEAGAMAAN LAIN

SOAL 417:

tertentu, dan jika orang-orang yang turut membangun amal kebaikan ini tidak rela, apa hukumnya?

JAWAB:

Husainiyah yang diwakafkan untuk penyelenggaraan majlis-majlis keagamaan tidak perlu ditulis dengan nama orang-orang tertentu, dan jika ditulis dengan nama sebagian orang, maka wajib dengan izin semua orang yang turut membangunnya.

SOAL 418:

Dalam sejumlah risalah amaliyah disebutkan bahwa orang yang junub dan wanita yang haid tidak diperbolehkan memasuki haram para Imam (As). Kami mohon penjelasan apakah haram adalah ruangan yang berada di bawah kubah saja, ataukah meliputi semua bangunannya?

JAWAB:

Yang dimaksud dengan haram adalah yang berada di bawah kubah yang diberkati dan yang dianggap oleh pandangan umum masyarakat (urf) sebagai haram dan masy’had. Sedangkan bangunan yang dihubungkan dan beranda (arwiqah), maka tidak diperlakukan secara hukum sebagai haram. Maka tidak ada masalah bagi orang yang sedang junub atau haid masuk ke dalamnya, kecuali bagian tempat tersebut yang merupakan mesjid.

SOAL 419:

Sebuah husainiyah telah didirikan di samping sebuah mesjid kuno. Kini mesjid tersebut tidak mampu menampung jamaah salat. Apakah boleh menggabungkan huseiniyah tersebut dengan mesjid dan menggunakannya sebagai mesjid?

JAWAB:

telah diwakafkan dengan cara yang benar menurut syari’at sebagai husainiyah tidak boleh dirobah menjadi mesjid atau digabungkan dengan mesjid yang bersebelahan dengannya sebagai mesjid.

SOAL 420:

Apa hukum menggunakan permadani dan benda-benda yang telah dinazarkan untuk makam putra salah satu dari para Imam di mesjid-mesjid kampung? JAWAB:

Tidak ada larangan jika barang-barang tersebut telah melebihi keperluan makam putra para imam dan para penziarah.

SEPUTAR PAKAIAN PELAKU SALAT

SOAL 421:

Jika saya ragu tentang keternajisan pakaian saya, apakah jika saya salat dengan pakaian tersebut hukumnya batal ataukah tidak?

JAWAB:

Pakaian yang diragukan terkena najis dihukumi suci, dan salat dengannya sah.

SOAL 422:

Saya telah membeli ikat pinggang kulit dari Jerman. Apakah salat dengan menggunakannya bermasalah secara syar'i (isykal syar'i), jika saya ragu apakah ia kulit asli ataukah kulit buatan, dan apakah ia kulit hewan yang disembelih secara syar'i ataukah tidak? Dan apakah hukum salat-salat yang telah saya lakukan dengan menggunakannya?

JAWAB:

Jika ragu apakah ia kulit asli atau buatan, maka salat dengan memakainya tidak bermasalah (la isykal). Namun, bila ragu, setelah mendapatkan kepastian bahwa

ia memang kulit asli, apakah ia dari hewan yang disembelih secara syar'i ataukah tidak, maka ia seperti bangkai dalam hukum keharaman dan tidak sah salat dengan menggunakannya, meskipun dihukumi suci. Adapun salat-salat yang telah dilakukan dihukumi sah.

SOAL 423:

Jika seorang mushalli mengetahui bahwa tidak ada najis di tubuh dan pakaiannya lalu melakukan salat, setelah itu terbukti bahwa tubuh atau pakaiannya terkena najis, apakah salatnya batal ataukah tidak? Jika menyadari hal itu dipertengahan salat apakah hukumnya?

JAWAB:

Jika tidak mengetahui sama sekali bahwa tubuh atau pakaiannya terkena najis lalu mengetahuinya setelah salat, maka salatnya sah, dan ia tidak wajib mengulang atau mengkadanya. Namun, jika ia menyadarinya ketika sedang salat, maka, jika ia dapat melenyapkan najis tanpa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan salat, maka wajib dilakukannya dan wajib menyempurnakan salatnya. Namun, bila tidak dapat menghilangkan najis dengan tetap mempertahankan bentuk salat, dan waktunya leluasa, maka ia wajib menghentikan salatnya dan memulainya lagi setelah menghilangkan najis.

SOAL 424:

Salah seorang melakukan salat selama beberapa waktu dengan mengenakan sesuatu dari kulit binatang yang diragukan penyembelihannya secara syar'i yang tidak sah digunakan dalam salat. Apakah ia wajib mengulang salatnya? Dan secara umum apakah hukum binatang yang diragukan penyembelihannya? JAWAB:

berkenaan dengan hukum haramnya dimakan dan tidak sah salat dengannya, namun ia dihukumi suci.

SOAL 425:

Apakah seorang wanita yang ketika salat melihat sebagian rambutnya terbuka lalu segera menutupnya wajib mengulangi salatnya ataukah tidak?

JAWAB:

Dalam kasus yang ditanyakan, tidak wajib mengulang salat.

SOAL 426:

Seseorang terpaksa menyucikan tempat keluarnya kencing dengan batu atau kayu atau benda lain dan menyucikannya dengan air setelah sampai di rumah. Apakah ia wajib mengganti atau mensucikan pakaian dalamnya ketika hendak salat?

JAWAB:

Jika pakaiannya tidak terkena najis oleh basah kencing organ, maka ia tidak wajib mensucikan pakaiannya.

SOAL 427:

Menghidupkan sebagian alat-alat industri impor biasanya dengan bantuan para tenaga ahli asing yang, menurut fiqih Islam, kafir dan najis. Karena mengoperasikan alat-alat tersebut dengan meletakkan minyak dan bahan-bahan lain melalui tangan, maka selanjutnya alat-alat tersebut tidak bisa suci. Mengingat bahwa pakaian dan tubuh para pekerja bersentuhan dengan alat-alat ini dan mereka tidak punya waktu untuk menyucikan pakaian dan badan secara sempurna pada waktu-waktu kerja, maka apa taklifnya berkenaan dengan salat.

JAWAB:

Dengan adanya dugaan bahwa orang kafir yang menghidupkan mesin dan alat- alat tersebut dari kalangan ahlul kitab yang dihukumi suci, atau ketika bekerja ia mengenakan kaos tangan, maka tidak terdapat kepaspastian bahwa mesin dan alat-alat tersebut terkena najis hanya karena yang menghidupkannya orang kafir. Jika ada kepastian bahwa alat, tubuh dan pakaian saat bekerja terkena najis, maka wajib menyucikan tubuh dan menyucikan pakaian atau menggantinya untuk salat.

SOAL 428:

Batalkah salat seseorang yang membawa saputangan dan sejenisnya yang terkena najis darah atau meletakkannya dalam saku?

JAWAB:

Tidak ada masalah (la isykal) jika saputangan itu berukuran kecil sehingga tidak dapat berfungsi sebagai penutup aurat.

SOAL 429:

Apakah sah salat menggunakan pakaian yang diberi parfum yang mengandung alkohol?

JAWAB:

Tidak ada masalah dengan salatnya selama tidak mengetahui secara pasti bahwa parfum terebut najis.

SOAL 430:

Apa yang wajib ditutupi oleh wanita ketika sedang melakukan salat dan apakah ada masalah (isykal) jika ia hanya mengenakan pakaian dengan lengan pendek dan tidak memakai kaos kaki?

JAWAB:

Tolok ukurnya adalah pakaiannya harus menutupi seluruh anggota tubuh kecuali wajah yang wajib dibasuh dalam wudu, kedua telapak tangan sampai pergelangan dan kedua telapak kaki sampai pergelangan, meskipun kain penutup yang digunakan seperti cadur (abaya wanita di Iran).

SOAL 431:

Apakah wajib wanita menutupi kedua kaki ketika sedang salat, ataukah tidak? JAWAB:

Menutup kedua kaki sampai pergelangan, pada saat tidak ada non muhrim, tidak wajib.

SOAL 432:

Apakah wajib menutupi dagu ketika mengenakan hijab (jilbab) dan ketika sedang salat secara sempurna, ataukah cukup menutupi bagian bawahnya saja atau wajib menutupi dagu karena ia merupakan awal bagi upaya menutup wajah yang wajib secara syar'i?

JAWAB:

wajib menutup bagian bawah dagu, bukan dagu yang merupakan bagian dari wajah.

SOAL 433:

Apakah hukum tentang benda yang terkena najis (mutanajjis) yang tidak dapat menutup aurat dalam salat hanya berlaku jika seseorang salat dalam keadaan lupa atau tidak tahu tentang hukum masalah tersebut atau tentang obyeknya, ataukah hukum tersebut mencakup kedua kondisi; ketidakpastian obyek (syubhah maudhu’iyah) dan ketidakpastian hukum (syubhah hukmiyah)?

JAWAB:

Hukum tersebut tidak khusus dalam keadaan lupa atau tidak tahu, melainkan diperbolehkan salat dengan benda yang terkena najis yang tidak dapat menutup aurat salat, meskipun dalam keadaan mengetahui dan menyadarinya.

SOAL 434:

Apakah bulu atau liur kucing pada pakaian pelaku salat membatalkan salat? JAWAB:

Ia membatalkan salat.

MEMAKAI DAN MENGGUNAKAN EMAS DAN PERAK

SOAL 435:

Apa hukumnya lelaki memakai cincin emas terutama saat salat? JAWAB:

Lelaki tidak diperbolehkan memakai cincin emas dan salat dengannya berdasarkan ihtiyath (wajib) batal.

SOAL 436:

Apa hukum lelaki memakai emas putih? JAWAB:

Jika yang disebut emas putih itu adalah emas kuning itu sendiri yang menjadi putih karena campuran warna, maka hukumnya haram, namun jika terbuat dari unsur emas yang sangat sedikit sehingga menurut pandangan umum ('urf) tidak disebut emas, maka tidak ada masalah. Dan Platina juga tidak bermasalah.

SOAL 437:

Dalam dokumen Tim ICC – Fatwa-fatwa imam Ali Khamenei (Halaman 154-164)