• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI

Dalam dokumen Standard Operating Procedure (Halaman 95-100)

TUJUAN

Bersifat Memperbaiki serta mendidik karyawan yang melanggar peraturan.

RUANG LINGKUP

Kebijakan dan Prosedur ini hanya mencakup proses-proses tindakan disiplin dan sanksi karyawan.

DEFINISI

Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

URAIAN PROSEDUR

Perusahaan berusaha untuk mempertahankan disiplin yang baik dan mengembangkan perasaan saling hormat menghormati serta penuh pengertian terhadap hak-hak dan tanggung jawab antara Perusahaan dan karyawannya.

Oleh karenanya, Perusahaan perlu memberikan petunjuk, bimbingan dan instruksi (melalui Kepala-kepala Bagian/Departemen) sehingga pengambilan tindakan demi tegaknya disiplin dapat dibatasi seminimal mungkin. Perlu disadari, bahwa tujuan perusahaan dalam mengambil tindakan disiplin adalah bersifat memperbaiki serta mendidik.

Dengan demikian, terhadap karyawan yang melanggar peraturan selalu diberikan kesempatan untuk memperbaiki sikapnya. Namun, apabila pelanggaran yang dilakukan karyawan itu cukup berat, Perusahaan pun akan menggunakan haknya untuk memutuskan hubungan kerja si karyawan yang melanggar peraturan, berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan yang berlaku tanpa melalui peringatan.

Tindakan Disiplin

Setiap pegawai yang melakukan pelanggaran peraturan dan tata tertib perusahaan dapat dikenakan tindakan disiplin.

Tingkatan hukuman disiplin (tindakan disipliner) 1. Teguran tertulis

2. Peringatan tertulis I (pertama) 3. Peringatan tertulis II (kedua)

4. Peringatan tertulis III (ketiga) atau hukuman administratif 5. Pemutusan hubungan kerja

Jenis pelanggaran disiplin yang dapat dikenakan hukuman disiplin, ketentuan pelaksanaannya ditetapkan sebagai berikut:

1. Teguran Terulis

1.1 Karyawan diberikan pengarahan dan dicatat oleh perusahaan.

MASTER SOP PT. TAS DIVISI EMKL NOMOR 4.1

DATE STANDARD OPERATING PROCEDURE APPROVED

SOP TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI

Standard Operating Procedure – Divisi EMKL Page. 96 of 111

1.2 Karyawan diberitahu bahwa ia akan dikenakan tindakan disipliner tingkat selanjutnya, apabila ia melakukan pelanggaran lain dalam periode tindakan disipliner ini.

1.3 Peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 3 (tiga) bulan ia tidak melakukan pelanggaran.

1.4 Tindakan ini digunakan untuk pelanggaran sejenis tidak terbatas pada contoh-contoh dibawah ini : 1.4.1 Lebih dari 6 (enam) kali datang terlambat dalam sebulan.

1.4.2 Meninggalkan perusahaan atau pekerjaannya selama jam kerja dan atau pulang cepat tanpa ijin atasan (yang dalam hal ini kepala seksi, kepala bagian atau yang lebih tinggi).

1.4.3 Melanggar kesopanan atau sopan santun dalam pergaulan dan atau minum-minuman yang sifatnya memabukkan dilingkungan perusahaan.

1.4.4 Melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri ataupun orang lain.

1.4.5 Tidak memelihara dengan baik alat-alat yang menjadi tanggung jawabnya.

1.4.6 Menyimpan/menjual/memperdagangkan barang-barang apapun dalam perusahaan tanpa ijin pimpinan perusahaan.

1.4.7 Lebih dari 3 (tiga) kali dalam satu bulan tidak melakukan check in atau check out.

1.4.8 Mengadakan rapat-rapat/pertemuan-pertemuan dalam lingkungan perusahaan tanpa seijin pimpinan perusahaan.

1.4.9 Tidak melaporkan kepada atasan, adanya hal-hal yang tidak wajar.

1.4.10 Membawa orang lain/luar masuk dalam lingkungan perusahaan tanpa ijin pihak atasan.

1.4.11 Menimbulkan pemborosan waktu kerja dan material perusahaan.

1.4.12 Tidak menyelesaikan temuan audit sesuai dengan waktu yang telah disepakati.

2. Peringatan Tertulis I (pertama)

2.1 Karyawan diberikan peringatan tertulis I, dan dicatat oleh perusahaan.

2.2 Karyawan diberitahu bahwa ia akan dikenakan tindakan disipliner tingkat selanjutnya, apabila ia melakukan pelanggaran lain dalam periode tindakan disipliner ini.

2.3 Karyawan diberitahukan bahwa peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 6 (enam) bulan ia tidak melakukan pelanggaran.

2.4 Tindakan ini digunakan untuk pelanggaran ringan berikutnya sesudah karyawan mendapat tegoran tertulis.

Juga dapat dikenakan langsung untuk pelanggaran sejenis, tidak terbatas pada contoh-contoh dibawah ini : 2.4.1 Berkali-kali merusak/menghilangkan perkakas kerja

2.4.2 Mangkir

2.4.3 Tidak melaksanakan tugas dengan baik

2.4.4 Mengedarkan daftar sokongan, menempel/memasang poster atau spanduk di lingkungan perusahaan tanpa ijin pimpinan perusahaan

2.4.5 Mempengaruhi karyawan lain untuk tidak melakukan kewajiban 2.4.6 Menggunakan alat-alat perusahaan tanpa ijin atasan yang berwenang

2.4.7 Menjalankan kendaraan perusahaan tanpa memiliki ijin mengemudi dan tanpa persetujuan perusahaan 2.4.8 Menjalankan kendaraan/alat-alat milik perusahaan dengan mengabaikan syarat-syarat keselamatan kerja 2.4.9 Membawa keluar barang-barang milik perusahaan atau barang-barang milik orang lain/ketiga tanpa ijin

atasan yang berwenang

2.4.10 Menyalahgunakan waktu kerja untuk kepentingan komersiil pribadi

2.4.11 Mempengaruhi karyawan lain untuk melanggar ketentuan-ketentuan perusahaan

2.4.12 Membuat isu-isu yang dapat menimbulkan terjadinya keresahan dalam lingkungan perusahaan dan atau merugikan perusahaan

Standard Operating Procedure – Divisi EMKL Page. 97 of 111

2.4.13 Tidak menyelesaikan temuan audit seminggu setelah mendapat Teguran Tertulis (Point 1.4.12) dan berlaku seterusnya untuk Peringatan Tertulis II (seminggu setelah mendapat Peringatan Tertulis I) dan Peringatan Tertulis III (seminggu setelah mendapat Peringatan Tertulis II).

3. Peringatan Tertulis II (kedua)

3.1 Karyawan diberikan peringatan tertulis II, dan dicatat oleh perusahaan

3.2 Karyawan diberitahu bahwa ia akan dikenakan tindakan disipliner tingkat selanjutnya, apabila ia melakukan pelanggaran lain dalam periode tindakan disipliner ini.

3.3 Karyawan diberitahu bahwa peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 6 (enam) bulan ia tidak melakukan pelanggaran.

3.4 Tindakan ini dipakai untuk pelanggaran ringan berikutnya apabila karyawan berada pada tingkat peringatan tertulis I.

4. Peringatan Tertulis III (ketiga)

4.1 Karyawan diberikan peringatan tertulis ketiga, dan dicatat oleh perusahaan.

4.2 Karyawan diberitahukan bahwa ini adalah peringatan terakhir dan pelanggaran berikutnya akan mengakibatkan ia akan diberhentikan.

4.3 Karyawan diberitahu bahwa peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 6 (enam) bulan ia tidak melakukan pelanggaran.

4.4 Peringatan tertulis ketiga ini digunakan untuk pelanggaran ringan berikutnya sesudah karyawan berada pada tingkat peringatan tertulis kedua. Juga dapat dikenakan langsung pada pelanggaran sejenis tidak terbatas pada contoh-contoh dibawah ini:

4.4.1 Menolak perintah yang layak dari atasan dan atau orang lain yang ditunjuk olehnya.

4.4.2 Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba untuk ditempatkan/dipekerjakan pada bagian lainnya.

4.4.3 Menggunakan kemudahan, perkakas dan keterangan-keterangan perusahaan untuk kepentingan diri sendiri atau pihak lain.

4.4.4 Dengan sengaja atau karena lalai mangakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaannya.

4.4.5 Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perusahaan dan perjanjian kerja, sedangkan kepadanya telah diberikan peringatan I (pertama) dan II (kedua)

4.4.6 Berkelahi di lingkungan perusahaan.

4.4.7 Mengabaikan kewajiban-kewajiban seperti:

a. Berulang-ulang terlambat walaupun telah diperingatkan tentang kemungkinan pemecatan b. Berkali-kali mangkir tanpa alasan yang kuat

5. Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja dapat digunakan untuk pelanggaran yang tidak terbatas pada contoh-contoh dibawah ini :

5.1 Pada saat melamar pekerjaan atau waktu mengadakan perjanjian kerja, memberikan keterangan palsu atau dipalsukan.

5.2 Mabuk, madat, memakai dan mengedarkan obat bius atau narkotika/psikotropika dilingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan.

5.3 Melakukan perbuatan asusila dilingkungan perusahaan.

Standard Operating Procedure – Divisi EMKL Page. 98 of 111

5.4 Melakukan tindakan kejahatan misalnya: mencuri, menggelapkan, menipu, memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan.

5.5 Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam atasan, keluarga atau teman kerja. Termasuk dalam pengertian menganiaya adalah siapapun yang menyerang terlebih dulu seorang karyawan dalam waktu dinas apapun persoalannya, begitu pula mereka yang hendak menghindari tindakan disipliner perusahaan melakukan di luar dinas.

5.6 Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan.

5.7 Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkannya dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan.

5.8 Dengan sengaja atau ceroboh merusak atau membiarkan diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.

5.9 Membongkar/membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik atasan atau teman sekerja dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan Negara.

5.10 Melakukan/mengadakan permainan judi dalam lingkungan perusahaan.

5.11 Karyawan yang menyalahgunakan kepercayaan perusahaan dengan menerima sesuatu suapan baik dalam bentuk uang maupun barang atau jasa yang merugikan kepentingan perusahaan atau diluar pengetahuan perusahaan.

5.12 Menjalankan kendaraan perusahaan dalam keadaan mabuk.

5.13 Bagi pengemudi truk yang mengalami kecelakaan sehingga menimbulkan kerugian terhadap perusahaan minimal 10 (sepuluh) kali gaji pengemudi yang bersangkutan, dan dalam kasus tersebut pengemudi di pihak yang salah.

5.14 Mencemarkan nama baik perusahaan.

5.15 Mengambil bagian atau menganjurkan setiap penghentian kerja mogok atau memperlambat pekerjaan.

5.16 Berniaga, menjalankan pekerjaan untuk pihak ketiga dan atau menjalankan pekerjaan lain bersifat apapun juga tanpa ijin direksi.

5.17 Menyelenggarakan langsung atau tidak langsung pembelian untuk perusahaan dan usaha-usaha lain di segala lapangan yang bersangkutan dengan usaha perusahaan dan oleh karenanya bisa mendapat keuntungan bagi diri sendiri.

5.18 Menyalahgunakan kedudukan/jabatan untuk kepentingan pribadi.

5.19 Membuka usaha yang sejenis dengan usaha yang dijalankan oleh perusahaan sehingga merugikan perusahaan.

5.20 Pengendara yang mengalami perampokan atas hasil produksi perusahaan atau barang angkutan yang menjadi tanggung jawabnya sampai 3 (tiga) kali kejadian dan atau yang terbukti ikut terlibat baik secara langsung/tidak langsung dalam kejadian tersebut.

5.21 Pelanggaran berat terhadap Undang-Undang Republik Indonesia.

Peringatan tertulis tidak harus diberikan secara berurutan tetapi dapat diberikan langsung peringatan ke II atau ke III disesuaikan dengan besar kecilnya jenis kesalahan/pelanggaran yang dilakukan karyawan yang bersangkutan.

Sanksi

Bentuk hukuman yang sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan sebagai berikut : 1. Tegoran tertulis

Berupa pemotongan tunjangan jabatan sebesar 10% (sepuluh persen) berlaku selama 3 (tiga) bulan.

2. Peringatan Tertulis I

Berupa pemotongan tunjangan jabatan sebesar 20% (dua puluh persen) berlaku selama 6 (enam) bulan.

Standard Operating Procedure – Divisi EMKL Page. 99 of 111

3. Peringatan Tertulis II

Berupa pemotongan tunjangan jabatan sebesar 30% (tiga puluh persen) berlaku selama 6 (enam) bulan.

4. Peringatan Tertulis III

Berupa pemotongan tunjangan jabatan sebesar 50% (limapuluh persen) berlaku 6 (enam) bulan atau pemberian sanksi administratif berupa penundaan kenaikan tingkat golongan selama masa peringatan dan akan dievaluasi pada periode penilaian berikutnya.

Pejabat yang berwenang memberikan hukuman adalah:

Tingakatan Tindakan Disipliner Yang Berwenang/Berkewajiban 1. Teguran tertulis

2. Peringatan Tertulis I 3. Peringatan Tertulis II 4. Peringatan Tertulis III 5. Pemutusan hubungan kerja

Direksi/GM/Kacab/Manager/Supervisor -cc AL, AAL & HRD Direksi/GM/Kacab/Manager -cc AL, AAL & HRD Direksi/GM/Kacab/Manager -cc AL, AAL & HRD Direksi/GM/Kacab/Manager -cc AL, AAL & HRD Direksi/GM/Kacab -cc AL, AAL & HRD

Hukuman disiplin yang berupa hukuman administratif, skorsing dan pemutusan hubungan kerja ditetapkan dengan surat keputusan direksi.

Standard Operating Procedure – Divisi EMKL Page. 100 of 111

TUJUAN

Mengatur tata tertib administrasi dan prosedur evaluasi shipper baru.

RUANG LINGKUP

Kebijakan dan Prosedur ini hanya mencakup proses evaluasi shipper baru, yang dimulai dari penerimaan formulir pengajuan shipper baru dari shipper yang baru sampai dengan pemberitahuan kepada vendor baru mengenai persetujuan pengajuan oleh departemen Marketing.

DEFINISI

Shipper adalah pelanggan (pengirim) yang akan menggunakan jasa angkutan PT. TAS.

URAIAN PROSEDUR

Semua Shipper baru harus melalui proses pengajuan dan persetujuan yang dikelola oleh Marketing dan Kepala Cabang.

Setiap shipper yang diterima harus dilengkapi dengan Perjanjian Pengiriman Barang.

Setiap shipper yang menggunakan TOP (term of payment) harus tanda tangan MOU (Memorandum Of Understanding).

Marketing dan Kepala Cabanga kan bertanggung jawab dalam mencari shipper baru.

Setiap karyawan perusahaan dapat mereferensikan shipper baru kepada marketing dan kepala cabang untuk dipertimbangkan dan dievaluasi.

Shipper akan dibagi lebih jauh sesuai dengan tipe bisnis-nya sebagai berikut : 1. Perorangan

Setiap shipper baru perorangan harus melengkapi dokumen sebagai berikut : 1.1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)

1.2. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 1.3. KK (Kartu Keluarga)

1.4. UD (Izin Usaha Dagang)

Setiap shipper baru perorangan harus membayar secara cash atau minimal bayar dp 50%.

MASTER SOP PT. TAS DIVISI EMKL NOMOR 4.2

DATE STANDARD OPERATING PROCEDURE APPROVED

Dalam dokumen Standard Operating Procedure (Halaman 95-100)

Dokumen terkait