• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Wilayah

Memasuki Desa Bacem pertama kali, tidak ada kesan bahwa desa ini merupakan desa miskin. Terhampar di depan mata sawah-sawah dan tanaman jagung yang menghijau milik penduduk sepanjang jalan menuju pemukiman. Desa Bacem merupakan salah satu desa dari 15 desa yang ada di kecamatan Ponggok Kabupaen Blitar. Desa Bacem berjarak lima kilometer dari ibukota kecamatan, 18 kilometer dari ibukota kabupaten Blitar dan 165 kilometer dari ibukota propinsi Jawa Timur. Waktu tempuh ke ibukota kecamatan lebih kurang 20 menit menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan ke ibukota kabupaten lebih kurang 45 menit dan ke ibukota propinsi lebih kurang lima jam menggunakan angkutan umum. Waktu tempuh ke pusat/fasilitas ekonomi, kesehatan, pendidikan dan pemerintahan hanya 10 menit. Jalan utama yang menghubungkan desa Bacem dengan wilayah di sekitarnya adalah jalan aspal yang sekaligus membelah desa Bacem bagian Timur dan Barat. Adapun jalan- jalan menuju rumah penduduk masih berupa jalan makadam dan jalan tanah. Untuk menjangkau desa Bacem tidak terlalu sulit karena setiap hari dari jam 07.00 sampai jam 17.00 BBWI kendaraan umum berupa angkutan pedesaan setiap satu jam melintas desa ini. Di samping itu angkutan ojek juga beroperasi sampai jam 21.00. Seperti halnya desa-desa lain yang ada di pulau Jawa, pola pemukiman penduduk cenderung mengelompok. Bentuk rumah-rumah penduduk adalah atap genteng tanah, dinding rumah ada yang tembok, dinding bambu dan papan. Lantai rumah bervariasi mulai dari tanah, semen dan keramik. Untuk penerangan rumah sebagian besar sudah menggunakan listrik dari PLN. Secara umum sketsa desa Bacem dapat dilihat pada lampiran satu dari laporan ini.

Keberadaan tanggul lahar bagi masyarakat begitu penting. Fungsi utamanya adalah sebagai penangkal aliran lahar letusan gunung kelud agar tidak meluas ke pemukiman penduduk. Karena sewaktu-waktu bencana letusan bisa terjadi. Saat tidak ada letusan, area tanggul ini dimanfaatkan penduduk sebagai area pertanian. Sedangkan saat musim hujan dijadikan obyek pemancingan.

31

Secara geografis desa Bacem berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidorejo, Desa Gembongan dan

Desa Ringinanyar.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ponggok. 3. Sebelah Barat dengan Desa Candirejo.

4. Sebelah Timur dengan Desa Kebunduren.

Desa Bacem dibagi dalam beberapa wilayah RW dan RT. Jumlah RW sebanyak lima dan RT sebanyak 31. Namun dalam kenyataannya, baik pemerintah desa maupun masyarakat lebih menggunakan istilah lokal dalam pembagian wilayah tersebut yaitu Dusun. Ada dua dusun di desa Bacem yaitu Dusun Bacem dan Dusun Pupus. Penanggung jawab masing-masing dusun adalah seorang Kamituwo. Di bawah kamituwo ada seorang yang disebut Bayan. Kalau dilihat dari tugas-tugas yang dilakukan maka fungsi Kamituwo hampir sama dengan ketua RW dan Bayan sama dengan ketua RT. Hal ini tercermin juga dalam struktur pemerintahan desa Bacem yang masih menggunakan istilah Jogotirto, Bayan, Kamituwo dan Modin.

Secara topografi desa Bacem merupakan dataran dengan luas keseluruhan 529,785 hektar atau 5,30 kilometer persegi. Meskipun berada pada 30 meter di atas permukaan laut, curah hujan rata-rata pertahun 200 milimeter cukup membantu kesuburan tanah. Suhu rata-rata adalah 26 derajat celsius. Sedangkan menurut penggunaannya, lahan di desa Bacem sebagian besar untuk lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Hal ini berpengaruh terhadap mata pencaharian penduduk yang sebagian besar petani. Perbandingan penggunaan tanah untuk pemukiman dan lahan pertanian dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

32

Secara rinci penggunaan lahan di desa Bacem dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3 : Luas Wilayah Desa Bacem Menurut Penggunaannya

No. Penggunaan Luas (Ha) Persentase

(%)

1. Pemukiman 66,5 12,6

2. Untuk Bangunan

-Perkantoran -Sekolah

-Tempat Peribadatan (masjid, gereja, pura, vihara, dll) -Kuburan/Makam -Jalan -Lain-lain 0,07 1,3 3,1 0,43 32,40 4,2 0,01 0,3 0,6 0,08 6,2 0,8 3. Pertanian Sawah

- Sawah Pengairan Teknis

(irigasi)

- Sawah Pengairan Setengah

Teknis

Jumlah Luas Sawah

68,7

175,26

243,96 46,04

4. Ladang/Tegalan 173,05 32,45

5. Rekreasi dan Olahraga

- Lapangan Sepakbola

- Lapangan Bola

Volley/Basket - Lain-lain

Jumlah luas tempat rekreasi dan olahraga

0,85 0,10

0,25

1,20 0,22

6. Perikanan Darat/Air Tawar

- Kolam

Jumlah Luas Perikanan

3,57

3,57 0,7

Jumlah Luas Seluruhnya 529,785 100

Sumber: Buku Profil Desa Bacem, 2004.

Melihat penggunaan lahan di desa Bacem seperti pada tabel di atas, dapat dikatakan bahwa desa ini cukup baik dalam memanfaatkan ruang yang tersedia. Berdasarkan pengamatan praktikan di lapangan, lahan yang digunakan untuk usaha peternakan juga cukup luas. Namun belum ada pencatatan secara resmi dari pemerintah desa Bacem. Pertanian sampai saat ini masih merupakan pilihan utama

33

masyarakat. Meskipun saat ini juga peternakan khususnya itik mulai dilirik sebagai usaha yang menjanjikan. Selain masyarakat sejak nenek moyang mereka sudah bertani juga disebabkan terbentur modal untuk beralih kebidang pekerjaan lain. Lahan pertanian sawah menempati urutan teratas yaitu 46,04% dan lahan untuk ladang/tegalan menempati urutan kedua yaitu 32,45%. Hampir 80% tanah di desa Bacem merupakan tanah pertanian. Sedangkan untuk pemukiman penduduk hanya menggunakan lahan 12,6% dari luas wilayah desa Bacem. Adanya beberapa sumber mata air yang ada di desa Bacem juga memegang peranan penting bagi penduduk untuk memanfaatkan lahannya di bidang usaha perikanan air tawar.

Kependudukan

Berdasarkan data yang tersedia, tercatat jumlah penduduk desa Bacem 5616 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 1232. Jumlah laki-laki 2785 jiwa dan jumlah perempuan 2831 jiwa. Data yang ada menunjukkan bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) 98 persen. Artinya di desa Bacem setiap 100 perempuan terdapat 98 laki-laki. Artinya pola mortalitas atau faktor lain seperti migrasi laki- laki lebih tinggi daripada perempuan. Tercatat golongan umur 5 tahun - 9 tahun menempati urutan pertama dengan jumlah 645 jiwa (11,49 persen). Menyusul usia 10 tahun - 14 tahun dengan jumlah 634 jiwa (11,29 persen). Di samping itu fenomena yang menarik adalah banyaknya kelompok usia 65 tahun keatas sebanyak 437 jiwa (7,8 persen). Namun demikian hal itu tidak banyak berpengaruh terhadap pola pengasuhan yang dianut penduduk. Masyarakat Bacem masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam menghormati orang tua. Kelompok umur Balita juga menunjukkan jumlah yang cukup besar yaitu 495 jiwa (8,8 persen).

Apabila dilihat dari Rasio Beban Tanggungan (RBT), yaitu dengan menggunakan konsep usia produktif 15 th – 64 th, maka besar RBT di desa Bacem adalah 65. Artinya setiap 100 orang yang produktif menanggung 65 orang yang tidak produktif. Hal ini menunjukkan bahwa kedepan rasio ini mungkin akan

34

lebih besar ataupun kecil seiring dengan masuknya usia di bawahnya sebagai usia produktif.

Selengkapnya jumlah penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Desa Bacem Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2004

No. Golongan Umur

(Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

01. 0-4 249 246 495 02. 5-9 318 327 645 03. 10-14 325 309 634 04. 15-19 283 266 549 05. 20-24 235 239 474 06. 25-29 204 219 423 07 30-34 200 171 371 08. 35-39 169 160 329 09. 40-44 160 148 308 10. 45-49 130 156 286 11. 50-54 122 119 241 12. 55-59 125 108 233 13. 60-64 84 107 191 14. 65+ 181 256 437 Jumlah 2.785 2.831 5.616

Sumber: Buku Profil Desa Bacem Tahun 2004.

Data yang ada menunjukkan, bahwa dengan menggunakan konsep usia kerja produktif 15 tahun – 49 tahun, maka jumlahnya sebesar 2740 orang atau 48,78 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan dengan menggunakan konsep usia kerja 15 tahun – 64 tahun, maka jumlah usia kerja mencapai 3405 orang atau 60,63 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kedepan perlu adanya antisipasi penyediaan lapangan kerja. Karena dimungkinan usia dibawahnya akan menambah prosentase usia kerja. Jumlah pengangguran di desa Bacem sebanyak 816 orang atau 14,5 persen dari jumlah penduduk.

Penduduk desa Bacem dalam bentuk piramida dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini :

35 LAKI-LAKI PEREMPUAN 65 + 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Skala : 1 : 100 jiwa

Gambar 3 : Piramida Penduduk Desa Bacem

Bentuk Piramida seperti terlihat di atas menunjukkan angka kelahiran yang cukup tinggi. Usia 0 tahun – 4 tahun, 5 tahun – 9 tahun dan 10 tahun – 14 tahun melebar baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan jumlahnya mencapai 1774 jiwa (31 persen dari jumlah penduduk). Apabila melihat penduduk usia produktif yaitu usia 15 tahun - 49 tahun, jumlahnya mencapai 2740 orang atau hampir 48,78 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan usia 65 tahun keatas sejumlah 437 jiwa (19 persen dari jumlah penduduk). Perubahan jumlah penduduk sampai saat data ini diambil tercatat 43 kelahiran, 20 meninggal dunia. Penduduk yang datang 11 orang dan yang pergi 14 orang.

Meskipun desa Bacem tidak termasuk kategori desa miskin, namun tingkat pendidikan masyarakatnya dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan sebagian besar penduduk bahwa ”tidak perlu sekolah tinggi-

36

tinggi yang penting bisa kerja dan mendapatkan uang”. Tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat pada tabel 5 :

Tabel 5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %

01. Belum tamat SD 1320 23,5 02. Tidak tamat SD 539 9,6 03. Tamat SD 2083 37,1 04. SLTP 1054 18,8 05. SLTA 585 10,4 06. Akademi/SarjanaMuda 22 0,4 07. Sarjana 13 0,2 Jumlah 5616 100

Sumber: Buku Profil Desa Bacem, 2004.

Melihat tabel 5, penduduk desa Bacem sebagian besar (37,1 persen) berpendidikan SLTP. Apabila dikaitkan dengan sarana pendidikan yang ada di desa Bacem, memang belum ada sarana pendidikan setingkat SLTA. Sarana pendidikan yang ada adalah sekolah TK sebanyak empat buah, SD sebanyak enam buah dan setingkat SLTP (MTs) sebanyak satu buah. MTs yang ada merupakan milik yayasan Maarif. Sekolah setingkat SLTP dan SLTA milik pemerintah (negeri) hanya ada di desa Ponggok yang berjarak lima kilometer dari desa Bacem. Untuk menjangkau sekolah tersebut sangat mudah. Di samping pandangan masyarakat seperti tersebut di atas, masyarakat lebih memilih Pondok Pesantren, yang umumnya hanya mengajarkan masalah keagamaan, setelah anaknya tamat SD maupun SLTP. Para orang tua memandang bahwa mereka punya tanah untuk masa depan anaknya sebagai modal hidupnya kelak.

Sistem Ekonomi

Apabila melihat penggunaan lahan pada Tabel 3, dapat dipastikan sebagian besar penduduk bermatapencaharian petani. Namun sektor lain juga mendukung perekonomian masyarakat desa Bacem. Seperti sektor peternakan dan perikanan saat ini sudah mulai menjadi alternatif masyarakat untuk meningkatkan perekonomian. Begitu juga dengan sektor jasa. Untuk sektor pertanian tanaman

37

pangan dibagi dalam tiga kategori kepemilikan yaitu ; pemilik tanah sawah, penyewa/penggarap dan buruh tani. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6 : Tabel 6 : Sektor Pertanian Tanaman Pangan

No. Status Jumlah (orang)

1. Pemilik Tanah Sawah 318

2. Penyewa/penggarap 24

3. Buruh Tani 185

Jumlah 527

Sumber: Buku Profil Desa Bacem, 2004.

Meskipun pemilik tanah sawah jumlahnya banyak namun dalam struktur kepemilikan tanah masyarakat yang memiliki tanah kurang dari satu hektar menempati urutan pertama. Tabel 7 menunjukkan struktur kepemilikan tanah masyarakat. Pemasaran hasil pertanian ini dilakukan dengan cara menjual kepada pengecer dan ada juga yang menjual kepada tengkulak/pengijon. Jenis tanaman

yang ditanam umumnya adalah padi, jagung, tomat, kacang tanah dan cabe. Tabel 7 : Struktur Pemilikan Tanah

No. Luas Pemilikan Tanah Jumlah (orang)

1. Kurang dari 0,1 ha 182 2. 0,1 - 0,5 ha 296 3. 0,6 – 1,0 ha 221 4. 1,1 - 1,5 ha 76 5. 1,6 – 2,0 ha 15 6. 3 - 5 ha 4

Sumber: Buku Profil Desa Bacem, 2004.

Masyarakat yang memiliki luas tanah kurang dari satu hektar mayoritas tinggal di dusun Pupus dan dusun Bacem bagian barat dimana sebagian besar alumni PSBR berasal.

Selain mata pencaharian pokok penduduk yaitu bertani, mata pencaharian beternak juga merupakan usaha terbesar kedua. Sebanyak 270 orang yang bergerak di bidang atau sektor usaha ini.

38

Tabel 8 : Sektor Peternakan dan Perikanan

No. Status Jumlah (orang)

1. Jumlah Pemilik Ternak Sapi 60

2. Jumlah Pemilik Ternak Kambing 18

3. Jumlah Pemilik Ternak Ayam 6

4. Jumlah Pemilik Ternak Kerbau 7

5. Jumlah Pemilik Ternak Babi 3

6. Jumlah Pemilik Ternak Itik 154

7. Jumlah Pemilik Ternak Domba 14

8. Pemilik Kolam 20

Jumlah 270

Sumber: Buku Profil Desa Bacem, 2004.

Usaha peternakan ini, khususnya itik, tidak terlepas dari usaha keras seorang warga Bacem yang bernama H. Mahmudi. Usahanya dimulai pada tahun 1986 dan sampai sekarang sudah ada 20.000 ekor itik miliknya. Disamping ada sekitar 300 peternak sebagai plasma ang menjadi binaannya. Pemasaran telur itik sudah sampai keluar pulau jawa. Setiap hari sudah ada pengecer besar yang datang mengambil telur itik. Rata-rata tiap hari sebanyak 90.000 telur itik yang diambil pengecer besar. Disamping itu H. Mahmudi juga mendirikan Koperasi yang dikelola sendiri. Usaha tersebut cukup banyak menyerap tenaga kerja. Namun sebagian besar berasal dari desa lain. Usaha ini mulai dilirik oleh warga Bacem sebagai usaha alternatif.

Selain usaha peternakan ini membawa berkah bagi warga namun dampak bagi lingkungan juga ada. Beternak itik banyak membutuhan air. Umumnya mereka menggunakan sungai sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhannya sekaligus sebagai pembuangan kotoran itik. Saat ini sungai yang ada sudah mulai berwarna ”hitam”. Masyarakat mulai mengeluh dengan kondisi seperti itu. H. Mahmudi sendiri masih memikirkan jalan keluar mengatasi masalah tersebut. Keberadaan usaha H. Mahmudi ini belum dimanfaatkan oleh sebagian besar warga masyarakat, khususnya Alumni PSBR. Hasil wawancara yang dilakukan peniliti, beliau siap membantu apabila dibutuhkan.

Secara umum mata pencaharian masyarakat desa Bacem adalah heterogen. Selain yang telah disebutkan sebelumnya sektor-sektor lain juga mewarnai

39

kehidupan masyarakat. Pada tabel 9 menunjukkan jumlah orang yang bergerak di sektor jasa dan perdagangan.

Tabel 9 : Sektor Jasa/Perdagangan

No. Status/Jenis Jasa/Perdagangan Jumlah (orang)

1. Jasa Pemarintahan/Nonpemerintahan

a. Pegawai

- Pegawai Kelurahan - Guru

- Pegawai Negeri Sipil/ABRI - Mantri Kesehatan/perawat - Bidan - PNS lainnya b. Pensiunan ABRI/Sipil c. Pegawai Swasta d. Pegawai BUMN/BUMD e. Pensiunan Swasta 14 72 5 2 1 6 18 26 3 5

2. Jasa Lembaga-Lembaga Keuangan

a. Perbankan b. Perkreditan Rakyat c. Asuransi 3 2 1 3. Jasa Perdagangan a. Warung b. Kios c. Toko 4 7 2

4. Jasa Komunikasi dan Angkutan

a. Angkutan tak bermotor b. Angkutan sepeda motor

c. Mobil kendaraan umum

5 2 4 5. Jasa Keterampilan a. Tukang Kayu b. Tukang Batu c. Tukang Jahit/Bordir d. Tukang Cukur 13 21 11 1 6. Jasa Lainnya a. Konstruksi b. Jasa Persewaan 5 4 7. Lain-lain

a. Jasa Bajak Kerbau/Sapi b. Jasa Bajak Diesel

25 14

Jumlah 276

40

Pada tabel 9, khususnya Tukang Jahit/Bordir, jumlahnya masih sangat sedikit apalagi jasa montir otomotif baik roda dua maupun roda emat belum ada. Untuk jahit/bordir sebenarnya memiliki peluang yang besar untuk berkembang. Karena di desa tetangga (desa ponggok dan desa gembongan) ada pengusaha konfeksi yang masih banyak membutuhkan tenaga kerja. Untuk montir, usaha ini perlu juga dikembangkan karena desa Bacem merupakan jalan penghubung antara Kabupaten Blitar dengan kabupaten Kediri. Sehingga banyak kendaraan yang melintas wilayah ini. Di samping itu warga desa Bacem banyak yang memiliki kendaraan bermotor. Jasa meubeler juga belum ada yang memanfaatkan. Ada lima orang Alumni PSBR yang memiliki bekal keterampilan ini. Namun hingga saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Struktur Komunitas

Masyarakat Bacem cenderung homogen, tapi termasuk dalam kategori masyarakat yang terbuka. Baik dalam menerima perubahan maupun dalam berinteraksi, sehingga kesan damai dan tenteram nampak dalam kehidupan sehari- hari. Norma agama menjadi dasar dalam tata pergaulan masyarakat.

Mengenai kepemimpinan, masyarakat mengkategorikan sumber kepemimpinan yaitu ; tokoh formal (perangkat desa), tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda. Masyarakat Bacem tidak memandang jenis kelamin dari tokoh-tokoh tersebut (masyarakat sudah berpandangan jender). Unsur-unsur yang menjadi penilaian masyarakat terhadap tokoh-tokoh tersebut didasarkan pada : Pendidikan formal yang disandang, Pengetahuan agama yang dimiliki dan materi atau kekayaan yang dimiliki.

Masyarakat saat ini seakan-akan mengalami krisis kepercayaan terhadap pemimpin formal, khususnya lurah. Hal ini lebih disebabkan oleh adanya beberapa kasus yang dilakukan lurah yang menurut penilaian masyarakat telah menyalahgunakan kekuasaan. Sehingga seluruh pengurus dan anggota BPD sebagai wakil masyarakat beberapa waktu yang lalu mengundurkan diri. Sampai saat ini masyarakat dan tokoh-tokoh yang ada belum memikirkan untuk mereformasi kepengurusan BPD. Namun demikian kehidupan masyarakat secara

41

umum tetap berjalan baik. Kepatuhan masyarakat terhadap lurah hanya untuk kepentingan prosedur administrasi.

Tokoh-tokoh agama yang ada di desa Bacem memegang peranan yang cukup penting dalam setiap pengambilan keputusan dalam musyawarah desa. Mereka dianggap sebagai orang yang mampu menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah desa. Umumnya tokoh agama yang ada sudah tua, namun tidak mengurangi rasa hormat masyarakat terhadapnya. Disamping tokoh agama, keberadaan orang-orang yang sukses dalam bidang usaha, juga dianggap sebagai panutan oleh masyarakat. Tokoh pemuda juga dipandang masyarakat cukup berperan dalam pembinaan generasi muda. Meskipun organisasi kepemudaan yang ada saat ini mengalami hambatan dalam pelaksanaan kegiatannya, masyarakat tetap membutuhkan kehadirannya.

Pengunduran diri seluruh pengurus dan anggota BPD berdampak pada jejaring sosial komunitas desa Bacem. Terjadi kepincangan dalam melaksanakan jejaring sosial. Jejaring sosial komunitas desa Bacem dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4 : Jejaring Sosial di Desa Bacem

Masyarakat

Tokoh Agama & Masy. Stakeholders

Perangkat Desa Musyawarah Desa

42

Secara hirarki, masyarakat desa Bacem menganggap tokoh agama menempati urutan teratas dalam pengambilan keputusan. Kemudian berturut-turut perangkat desa, tokoh masyarakat, guru dan warga.

Kelembagaan dan Organisasi

Kelembagaan formal yang penting bagi masyarakat adalah pemerintahan desa. Karena segala urusan yang membutuhkan kekuatan hukum dapat dipenuhi oleh lembaga ini. Di samping itu adanya kelembagaan informal dan organisasi kemasyarakatan lainnya juga merupakan kebutuhan yang penting bagi masyarakat sesuai fungsi masing-masing. Kelompok pengajian dan majelis taklim yang bergerak di bidang keagamaan memegang peranan penting dalam pembinaan mental masyarakat. Khusus bagi kalangan remaja, peranan Risma begitu besar dalam pembinaan mental pemuda. Untuk kelompok pengajian, secara umum ada 2 kelompok besar yaitu di dusun Pupus dan dusun Bacem. Masing-masing mengadakan kegiatan seminggu sekali setiap kamis malam yang dilaksanakan setelah sholat isya’. Risma mengadakan kegiatan pengajian sebulan sekali yang dilaksanakan di salah satu masjid terbesar di dusun Bacem. Organisasi Politik yang ada ikut juga mewarnai kehidupan masyarakat.

Adanya Koperasi yang dimiliki oleh H. Mahmudi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang ikut membantu masyarakat dalam hal permodalan. Keberadaan PKK di masing-masing dusun mempunyai kegiatan yang mengarah pada pembinaan keluarga. Kegiatan PKK adalah arisan, posyandu, dasa wisma dan pengembangan tanaman obat keluarga (toga). Kehadiran Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan mengadakan kerjasama dengan IPPNU dalam bidang kesenian dan olahraga. Karang Taruna ini nantinya diharapkan dapat membantu mengembangkan usaha para mantan klien PSBR. Karena Karang Taruna mempunyai program pengembangan Usaha Ekonomis Produktif, maka pada hakekatnya Karang Taruna mempunyai tanggung jawab moral membantu usaha para anggotanya. Karang Taruna di desa Bacem pernah mendapatkan bantuan usaha sebesar lima juta. Sebagian bantuan ini dimanfaatkan untuk usaha pembuatan kandang ayam petelur (Baterai, istilah lokal), namun usaha ini

43

mengalami kemacetan meskipun menggunakan pola Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Hal ini disebabkan oleh pengelolanya kurang bertanggung jawab.

Gambar 5 : Koperasi Rahayu Mandiri Sebagai Salah Satu Kelembagaan Ekonomi Di Desa Bacem

Masing-masing kelembagaan masyarakat dan organisasi yang ada dalam melaksanakan kegiatan berjalan sesuai dengan tugas dan programnya. Hampir tidak konflik yang terjadi diantara mereka. Meskipun saat ini kalau dipetakan secara politik ada tiga kelompok dalam masyarakat yang melibatkan kelembagaan maupun organisasi yang sedang mendukung pemilihan Bupati Blitar. Namun ketiga kelompok tersebut saling menghormati.

Kelompok tani juga memegang peranan cukup penting dalam kehidupan petani khususnya. Untuk itu fungsi Jogotirto (pengawas pengairan/irigasi) dalam mengatur irigasi pertanian cukup vital. Adanya jogotirto ini membuat situasi cukup aman. Jarang terjadi konflik antar petani.

Ada dua pesantren di desa Bacem yang memberikan kontribusi penting dalam pendidikan bidang keagamaan. Pesantren di dusun Pupus khusus untuk pria sedangkan di dusun Bacem khusus wanita. Meskipun kapasitas untuk menampung santri kecil namun cukup membantu masyarakat dalam mendidik anak-anaknya. Pesantren ini tidak memungut biaya besar. Sehingga tidak terlalu membebani santri.

44

Sistem Sosial dan Budaya

Melihat kehidupan masyarakat sehari-hari, mereka memulai aktivitas mulai jam 05.00. Setelah melaksanakan sholat subuh mereka mempersiapkan diri menuju tempat kerja. Bagi petani, merupakan mayoritas pekerjaan masyarakat di desa Bacem, pergi ke sawah. Bagi yang memiliki ternak, mereka memberi makan ternak terlebih dahulu. Kemudian mereka berangkat. Makan pagi biasanya di sawah. Sampai pukul 11.00 mereka di sawah kemudian pulang sampai pukul 13.30. Selama di rumah kegiatan mereka adalah sholat dluhur, makan siang, memberi makan ternak. Kembali lagi ke sawah sampai pukul 16.00. Malam hari mereka berkumpul dengan keluarga. Kecuali kamis malam, bagi bapak-bapak umumnya mereka mengikuti pengajian (yasinan).

Masyarakat desa Bacem umumnya masih memegang teguh nilai-nilai agama (Islam) yang sudah dianggap sebagai norma-norma lokal. Hal ini tercermin dari kehidupan sehari-hari mereka dalam mendidik keluarga. Untuk pendidikan formal masyarakat menyerahkan kepada lembaga pendidikan umum (sekolah, pesantren, guru ngaji). Sedangkan pendidikan moral atau etika dan pelaksanaan agama dilakukan dalam keluarga.

Kegiatan Kenduri (selamatan) bagi orang yang meninggal maupun bagi yang mengalami sukacita (pengantin, bangun rumah, sunatan, habis panen) masih kerap dilakakukan oleh masyarakat. Di samping itu ada kegiatan yang umum dilakukan bersama-sama yaitu Baritan berupa selamatan dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan RI sekaligus selamatan Bersih Desa. Kegiatan ini dilakukan tiap tahun. Di kalangan pemuda, pada malam hari melaksanakan kegiatan kesenian berupa sholawatan dan Band. Unsur-unsur modern juga mewarnai kehidupan masyarakat. Musik Elektone kerap diundang untuk mengisi acara pengantin, sunatan maupun Bersih Desa.

45

Sumber Daya Lokal

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa desa Bacem jauh dari kesan sebagai desa miskin. Melihat letak geografis dan keadaan alam, desa Bacem banyak mempunyai sumber daya yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Dokumen terkait