BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
5.2 Sosial Ekonomi (Variabel X)
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Pokok Orang Tua
No Penghasilan Pokok Orang Tua Frekuensi % 1 2 Rp.1.000.000, – Rp.3.000.000, < Rp.1.000.000, 11 2 84,61 15,38 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Dari hasil data pada tabel 6 diperoleh bahwa tingkat penghasilan orang tua korban kekerasan seksual yang paling dominan adalah Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 3.000.000,- dari jawaban responden mencapai 11 orang atau (84,61%). Disamping itu ada juga 2 orang responden (15,38%) yang menjawab bahwa tingkat penghasilan orang tua mereka dibawah Rp. 1.000.000,-. Dari uraian tersebut dapat kita lihat bahwa penghasilan orang tua responden dibawah rata-rata dan dapat disimpulkan bahwa responden tergolong masyarakat yang menengah ke bawah.
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Dapat Memenuhi Kebutuhan Sandang
No Memenuhi Kebutuhan Sandang Frekuensi % 1
2
Enam bulan sekali
Setahun sekali (di hari raya)
6 7 46,15 53,84 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 6 menunjukkan bahwa kebutuhan sandang responden dapat terpenuhi dalam setahun sekali yang dinyatakan oleh 7 orang responden (53,84%). Hal ini terjadi karena orang tua responden hanya sanggup membelikan baju pada hari lebaran saja, penghasilan yang didapatkan orang tua hanya dapat untuk memenuhi makan sehari-hari tidak begitu dengan kebutuhan sandang. Tetapi ada juga yang menyatakan kebutuhan sandang mereka dapat terpenuhi enam bulan sekali yakni 6 orang responden atau (46,15%), karena dalam kurun waktu sekitar 6 bulan biasanya baju sudah mulai usang, serta anak-anak pada usia remaja sudah mengerti tentang fashion dan yang terpenting adalah orang tua mereka sanggup untuk memenuhi kebutuhan sandang mereka 6 bulan sekali.
Distribusi Responden Berdasarkan Dapat Memenuhi Kebutuhan Makanan Pokok Gizi Seimbang
Distribusi responden berdasarkan dapat memenuhi kebutuhan makanan pokok gizi seimbang dengan kategori kadang-kadang adalah seluruh responden (100%). Gizi seimbang tidak setiap harinya dapat terpenuhi dalam kebutuhan makanan baik untuk responden juga keluarga. Ada kalanya gizi seimbang terpenuhi tetapi tidak setiap hari, karena dapat memenuhi makan saja sudah cukup tanpa adanya gizi seimbang. Keadaan ini karena memang ekonomi keluarga responden hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan bagi responden juga keluarganya.
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Orang Tua Dapat Menabung
No Menabung Frekuensi %
1 2
Dapat, tidak tentu
Tidak dapat, karena selalu habis dikonsumsi 6 7 46,15 53,84 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 7 menunjukkan bahwa orang tua responden tidak dapat menabung karena selalu habis dikonsumsi sebanyak 7 orang responden (53,84%). Kenyataannya orangtua responden rata-rata hanya memiliki penghasilan yang cukup dan selalu habis untuk dikonsumsi, keadaan ini terjadi karena ekonomi orang tua yang kurang sehingga hal tersebut membuat orang tua tidak dapat menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menabung.
Menjawab tidak tentu dapat menabung sebanyak 6 orang responden (46,15%), hal itu terjadi karena sebagian orang tua responden dapat menabung namun tidak menentu, apabila hanya ada penghasilan atau keuntungan dari pengsilan bisanya maka orang tua akan manabung.
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
No Pendidikan Orang Tua Frekuensi %
1 2 3 Perguruan Tinggi SMA SMP-SD 4 3 6 30,76 23,07 46,15 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir ayah adalah mayoritas tamat SD dan SMP, yaitu sebanyak 6 orang responden (46,15%). Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang responden dari hasil wawancara sebagai berikut “Ayah hanya
sampai tamat SD, karena yang terutama adalah masalah ekonomi dan karena pola pikir orangtua saya pada jaman dulu yang menganggap bahwa sekolah tidak begitu penting”.
Sementara responden yang menjawab pendidikan terakhir ayah tamat Perguruan tinggi sebanyak 4 orang responden (30,76%). Responden yang menjawab pendidikan terakhir ayah tamat SMA sebanyak 3 orang responden (23,07%). Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir ayah masih sangat rendah, yaitu hanya tamat SD dan SMP.
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Orang Tua Dapat Menyekolahkan
No Orang Tua Dapat Menyekolahkan Frekuensi % 1
2
Dapat menyekolahkan
Dapat menyekolahkan tetapi sudah putus sekolah 12 1 92,30 7,69 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data pada tabel 9 menunjukkan bahwa hampir semua orang tua responden dapat menyekolahkan mereka, terbukti sebanyak 12 orang responden (92,30%). Orang tua mengagap bahwa pendidikan itu sangat penting walaupun kondisi ekonomi yang didapat hanya cukup dan habis untuk kebutuhan sehari-hari, karena orang tua tidak ingin nasip anaknya sama dengan mereka yang hanya dapat sekolah sampai SD atau SMP. Orang tua responden telah menyekolahkan anak-anaknya dengan baik, hanya 1 orang responden (7,69%) saja yang orang tuanya dapat menyekolahkan tetapi responden sudah putus sekolah, hal itu terjadi karena kurang pedulinya orang tua terhadap pendidikan anak, serta anak yang
Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Dana Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan sumber dana pendidikan adalah orang tua, dimana seluruh responden (100%) menjawab bahwa sumber pendidikan mereka dari orang tua. Sebagian besar orang tua menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting untuk anak, sehingga orang tua akan berusa untuk menyekolahkan anak-anaknya walaupun penghasilan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Belajar Rutin yang Pernah di Ikiuti di Luar Sekolah
No Kegiatan Belajar Rutin yang Pernah di Ikiuti di Luar Sekolah
Frekuensi % 1
2
Les mata pelajaran Tidak ada 8 5 61,53 38,46 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 10 menunjukkan bahwa lebih dari setengah yaitu 8 orang reponden (61,53%) merupakan anak-anak yang pernah mengikuti kegiatan belajar di luar sekolah, karena belajar rutin merupakan tuntutan dimasa sekarang pada anak untuk menunjang pelajaran sekolah, sehingga orang tua dituntut untuk menyisihkan pendapatan mereka pada kegiatan belajar anak. Dan hanya 5 orang responden (38,46%) saja yang tidak pernah mengikuti kegiatan belajar rutin di luar sekolah.
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua
No Jenis Pekerjaan Orang Tua Frekuensi % 1 2 3 PNS Pegawai Swasta Wiraswasta 2 1 10 15,38 7,69 76,92 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 11 menunjukkan bahwa pekerjaan ayah responden mayoritas adalah wiraswata yaitu sebanyak 10 orang responden (76,92), dimana wiraswasta itu adalah tukang becak, tukang botot, berjualan sate, membuka rumah makan, dan tukang penjual parfum. Pekerjaan seperti ini adalah pekerjaan yang waktunya tidak menentu, dalam arti tidak ada jam kerja sehingga orang tua terutama ayah bisa kapan saja berada di rumah, terkadang hal itu membuat ayah untuk melakukan tindakan kekerasan seksual pada anaknya. Faktor pendidikan orang tua juga sangat berperan dalam pekerjaan mereka, karena pendidikana orang tua yang rendah maka pekerjaan mereka juga rendah, hal ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai keahlian khusus sehingga tidak memiliki pekerjaan yang cukup bagus.
Sedangkan Pengawai Negari Sipil sebanyak 2 orang responden (15,38%). Pegawai Swasta sebanyak 1 orang responden (7,69%). Dari data tersebut terlihat bahwa tingkat pekerjaan ayah responden masih cukup rendah, dimana mayoritas pekerjaan adalah wiraswasta.
Tabel 12
Distribusi Responden Berdasarkan Ibu Turut Bekerja
No Ibu Turut Bekerja Frekuensi %
1 2 Tidak Bekerja Bekerja 6 7 46,15 53,84 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 12 menunjukkan bahwa mayoritas ibu turut bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, itu terlihat dari 7 orang responden (53,84%) yang menjawab ibu turut bekerja. Ibu turut bekerja dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ditambah lagi akan kebutuhan dewasa ini yang begitu banyak dan juga banyak kebutuhan pokok yang semakin hari harganya semakin meningkat. Hal ini memaksa ibu untuk turut bekerja, karena apabila hanya mengandalkan pendapatan dari Ayah responden maka orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Bekerjanya para ibu rumah tangga yang turut andil dalam pemenuhan ekonomi yang kurang dalam keluarga, membuat dan membuka peluang akan terjadinya kekerasan seksual pada anak. Sementara Tidak bekerja sebanyak 6 orang responden (46,15%).
Tabel 13
Distribusi Responden Berdasarkan Lokasi Orang Tua Bekerja
No Lokasi Orang Tua Bekerja Frekuensi % 1
2 3
Di luar kota/luar negeri Dalam kota Tidak tetap 1 10 2 7,69 76,92 15,38 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 13 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebesar 10 orang responden (76,92%) memberikan jawaban lokasi ayah responden bekerja adalah di
dalam kota, hal ini terjadi karena pekerjaan orang tua responden adalah pekerjaan yang tidak harus dilakukan di luar kota/luar negeri seperti tukang becak atau tukang botot. Sebanyak 2 orang responden (15,38%) memberikan jawaban lokasi ayah bekerja tidak tetap. Sedangkan jawaban lokasi ayah bekerja di luar kota/luar negeri hanya 1 orang (7,69).
Tabel 14
Distribusi Responden Berdasarkan Status Penguasaan Bangunan/Rumah Tempat Tinggal
No Status Penguasaan Bangunan/Rumah Tempat Tinggal Frekuensi % 1 2 Milik Sendiri Sewa 7 6 53,84 46,15 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 14 menunjukkan bahwa 7 orang responden (53,84%) yang tinggal di rumah milik sendiri. Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang responden dari hasil wawancara sebagai berikut “bahwa orang tua saya berusa membeli rumah sendiri walaupun
rumah itu tidak begitu besar dan bagunannya tidak terbuat dari beton. Responden mengatakan kalau uang untuk membeli rumah itu berasal dari harta warisan yang didapatkan orang tua saya. Karena orang tua saya menganggap kalau mereka memiliki rumah sendiri maka orang tua saya dapat menghemat pengeluaran keluarganya, setidaknya orang tua saya tidak harus memikirkan uang sewa rumah walaupun hanya 1 tahun sekali”.
Sisanya 6 orang responden (46,16%) yang tinggal di rumah sewa, karena ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan orang tua responden untuk mempunyai rumah sendiri.
Tabel 15
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dinding Tempat Tinggal
No Jenis Dinding Tempat Tinggal Frekuensi % 1 2 3 Beton Semi beton Kayu 7 4 2 53,84 30,76 15,38 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 15 menunjukkan bahwa 7 orang responden (53,84%) hidup dan tinggal di dalam rumah yang bagunannya terbuat dari beton. Hal itu karena dari beberapa responden menyewa rumah, apalagi saat sekarang ini rumah sewa rata-rata sudah menggunakan beton. Akibat dari rata-rata rumah sewa menggunakan beton maka harga sewanya akan semakin mahal, walaupun demikian orang tua responden terpaksa harus mengikuti keadaan yang seperti sekarang ini, karena hanya dengan begitu mereka dapat berlindung dari teriknya matahari dan dinginnya suasana malam serta tempat untuk beristirahat.
Hanya 4 orang responden (30,76%) saja yang tinggal di rumah yang bangunannnya semi beton, karena dari beberapa reponden tinggal di rumah milik mereka sendiri. Keadaan ekonomi keluarga yang membuat orang tua hanya mampu membangun rumah dengan bangunan semi beton, hal ini sudah di syukuri oleh responden karena orang tua mereka tidak harus mencari uang untuk membayar sewa rumah setiap tahunnya. Selain itu, terdapat 2 orang responden (15,38%) yang tinggal di rumah yang bangunannya terbuat dari kayu.
Tabel 16
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kamar Tidur yang Berada di Rumah
No Jumlah Kamar Tidur yang Berada di Rumah Frekuensi % 1 2 3 >2 kamar 1-2 kamar Tidak ada kamar
2 9 2 15,38 69,23 15,38 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 16 yang menunjukkan 9 orang responden (69,23%) yang hanya memiliki 1-2 kamar saja di dalam rumah mereka. Keadaan ini terjadi karena orang tua responden hanya sanggup membangun atau menyewa rumah dengan hanya memiliki kamar 1-2. Hanya 2 orang responden (15,38%) saja yang memiliki >2 kamar.
Berdasarkan hasil obserpasi, sangat disayangkan masih ada juga rumah yang tidak memiliki kamar tidur, sebanyak 2 orang responden (15,38%). Dimana orang tua responden hanya sanggup menyewa 1 rumah yang hanya terdapat satu ruangan saja untuk mereka sekeluarga, dalam 1 ruangan tersebut mereka gunakan bersama untuk melakukan aktifitas mereka sehari-hari. Padahal, seharusnya dalam satu rumah harus ada minimal 2 kamar. Sebenarnya hal itu untuk menghindarkan kekerasan seksual pada anak, seharusnya orang tua memisahkan kamar tidurnya dengan anak atau memisahkan kamar tidur antara anak laki-laki dan anak perempuannya, setidaknya dirumah yang ada anak laki-laki dan perempuan. Orang tua harus menyediakan sedikitnya 3 kamar dalam rumah mereka, hal itu merupakan suatu upaya untuk menghindarkan kekerasan seksual pada keluarga.
Tabel 17
Distribusi Responden Berdasarkan Orang Tua Sering Berkomunikasi pada Seluruh Anggota Keluarga
No Orang Tua Sering Berkomunikasi pada Seluruh Anggota Keluarga
Frekuensi % 1 2 Sering Jarang 3 10 23,07 76,92 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 17 menunjukkan bahwa yang menjawab hubungan komunikasi dalam keluarganya jarang sebanyak 10 orang responden (76,92%). Dari hasil wawancara penulis, sebagian dari mereka memberi alasan mengapa tidak akrab dalam komunikasi dengan keluarga karena jarangnya berkumpul karena kesibukan orang tua dalam bekerja dan juga karena orangtua mereka yang jarang bertanya tentang keseharian mereka. Orang tua responden hanya berbicara kepada mereka ketika malam hari, itupun tidak banyak berbicara karena orang tua mereka selalu beristirahat terlebih dahulu dari mereka, karena aktifitas orang tua yang sibuk di pagi hari membuat mereka lelah saat malam hari. Selain itu, terdapat 3 orang responden (23,07%) yang menjawab hubungan komunikasi sering. Komunikasi yang sering ini karena setiap pagi ketika orang tua ingin bekerja maka orang tua akan berkomunikasi dengan anak, ketika orang tua sempat untuk makan siang di rumah maka orang tua akan menyempatkan diri untuk berbicara dengan anak, begitu juga waktu malam hari orang tua akan menanyakan kegiatan responden di sekolah atau kegiatan yang responden lakukan hari ini, dan orang tua juga menyempatkan diri untuk mengajari responden apabila mereka mempunyai tugas dari sekolah.
Tabel 18
Distribusi Responden Berdasarkan Orang Tua Aktif dalam Kegiatan Sosial di Lingkungan Tempat Tinggal
No Orang Tua Aktif dalam Kegiatan Sosial di Linkungan Tempat Tinggal
Frekuensi % 1 2 Kadang-kadang Tidak aktif 10 3 76,92 23,07 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 18 menunjukkan bahwa 10 orang responden (76,92%) responden yang orang tuanya kurang aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Orang tua responden “kadang-kadang” dalam kegiatan sosial biasanya dilakukan hanya bila ada kegiatan saja di lingkungan mereka, oleh karena itu setiap ada kegiatan pasti mengikuti.
Juga terdapat 3 orang responden (23,07%) orang tua mereka tidak aktif dalam kegiatan sosial. Responden mengatakan orang tua tidak aktif, karena tidak pernah ikut serta dalam kegiatan apapun yang ada di lingkungan tempat tinggal. Padahal, melalui kegiatan-kegiatan sosial yang ada di lingkungan kita dapat bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan kita. Melalui kegitan sosial, kita dapat saling mengenal sehingga apabila kita tertimpa musibah masyarakat yang di lingkungan kita mau memberikan pertolongan kepada kita ataupun sebaliknya.
Tabel 19
Distribusi Responden Berdasarkan Orang Tua Mengikuti Kegiatan Keagamaan
No Orang Tua Mengikuti Kegiatan Keagamaan Frekuensi % 1 2 Mengikuti Kadang-kadang 2 11 15,38 84,61 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Dari hasil data pada tabel 19 menunjukkan ada sekitar 11 orang responden (84,61%) yang menjawab “kadang-kadang” menikuti kegiatan keagamaan, karena setiap ada kegiatan tidak sepenuhnya ikut, seperti kegiatan pengajian yang dilakukan 1 kali seminggu. Hal ini disampaikan oleh seorang responden, adapun hasil wawancara yaitu “orang tua saya
terkadang tidak dapat mengikuti pengajian karena adanya kesibukan pekerjaan”.
Selain itu, hanya 2 orang responden (15,38%) saja orang tua responden “mengikuti” kegiatan keagamaan, karena setiap ada kegiatan keagaaman orang tua akan selalu berusaha untuk mengikutinya. Hal ini disampaikan oleh seorang responden, adapun hasil wawancara yaitu “orang tua saya menganggap bahwa “mengikuti” kegiatan keagaaman dengan baik
karena orang tua saya menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, dan orang tua saya menganggap bahwa nilai agama sangat baik diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela.
Distribusi Responden Berdasarkan Kedudukan Orang Tua di Lingkungan Tempat Tinggal
Distribusi responden berdasarkan kedudukan orang tua di lingkungan tempat tinggal menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) orang tuanya tidak memiliki kedudukan di lingkungan tempat tinggalnya. Semua orang tua responden adalah anggota masyarakat biasa. Hal itu, karena orangtua responden rata-rata masi sibuk untuk memenuhi ekonomi keluarga, serta kurangnya pengetahuan orang tua dalam bermasyarakat.
Tabel 20
Distribusi Responden Berdasarkan Anggota Keluarga Sering Sakit
No Anggota Keluarga Sering Sakit Frekuensi % 1 2 Sering Jarang 1 12 7,69 92,30 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 20 menunjukkan bahwa 12 orang responden (92,30%), anggota keluarganya jarang terserang penyakit. Karena keluarga responden tidak ada memiliki penyakit yang parah atau serius, keluarga responden hanya pernah sakit seperti deman dan lain-lain. Hal itu juga jarang terjadi karena terkadang terjadi apabila adanya perngantian cuaca, karena setiap orang pasti pernah mengalami sakit walaupun penyakit itu tidak serius. Hanya 1 orang responden (7,69%) yang anggota keluarganya sering sakit, karena ayah responden mengalami penyakit kanker paru-paru. Hal ini disampaikan oleh seorang responden bernama Elviana Putri, adapun hasil wawancara yaitu “Ayah saya sudah lama mengalami batuk-batuk tetapi hanya diobati dengan obat batuk biasa, karena batuk tidak juga sembuh maka orang tua saya memeriksakan diri kerumah sakit dan ternyata ayah saya sudah terkena kanker paru-paru”.
Tabel 21
Distribusi Responden Berdasarkan Kemana Keluaraga Berobat
No Kemana Keluaraga Berobat Frekuensi % 1 2 Rumah sakit/Puskesmas Tidak berobat 9 4 69,23 30,76 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 21 menunjukkan bahwa 9 orang responden (69,23%) keluarga responden berobat ke rumah sakit atau puskesmas bila ada anggota keluarga yang terserang penyakit. Hal ini karena orang tua responden menganggap bahwa berobat ketika sakit itu sangat perlu, apalagi bila sakit yang dialami sangat serius. Lagi pula beberapa orang tua responden memiliki kartu Jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS), jadi keluarga responden gratis untuk berobat. Namun ada juga yang tidak pergi berobat yaitu 4 orang responden (30,76%), karena orang tua responden menganggap bahwa penyakit yang dialami bisa sembuh dengan hanya membeli obat di warung.
Tabel 22
Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Pengobatan
No Biaya Pengobatan Frekuensi %
1 2 Orang tua Pemerintah 4 9 30,76 69,23 Total 13 100,00 Sumber: Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 22 menunjukkan bahwa 9 orang responden (69,23%) yang berobat kerumah sakit/puskesmas dengan menggunakan biaya bantuan dari pemerintah, karena rata-rata dari responden adalah mayarakat menengah kebawah sehingga mereka bisa mendapatkan kartu Jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS). Hanya 4 orang responden (30,76%) saja responden yang berobat dengan menggunakan biaya sendiri.