• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Dalam dokumen 20120430 SGRO AR2011 FINAL (Halaman 192-198)

and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended December 31, 2011 and

STATEMENTS Years Ended

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimated and Assumptions (continued)

Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) Deferred Tax Assets (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2011, Grup memiliki aset pajak tangguhan-rugi fiskal sebesar Rp9.338.549 (31 Desember 2010: Rp2.973.417) (Catatan 13e). Rugi fiskal tersebut terkait kepada Entitas-entitas Anak yang sebagian besar

tanaman perkebunannya masih belum

menghasilkan atau baru mulai menghasilkan.

As of December 31, 2011, the Group has deferred tax assets-tax losses amounting to Rp9,338,549 (December 31, 2010: Rp2,973,417) (Note 13e). These tax losses related to Subsidiaries where most of the plantations are still in immature stage or just started to mature.

Pensiun dan Imbalan Kerja Pension and Employee Benefits

Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Grup langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat neto liabilitas imbalan kerja Grup pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar

Rp42.690.080 (31 Desember 2010:

Rp24.995.288) (Catatan 16).

The measurement of the Group’s obligations and cost for pension and employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Group’s assumptions are recognized immediately in the profit or loss as and when they occurred. While the Group believes

that its assumptions are reasonable and

appropriate, significant differences in the Group’s actual experiences or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its estimated liabilities for pension and employee benefits and net employee benefits expense. The net carrying amount of the Group’s employee benefits liability as of December 31, 2011 was

Rp42,690,080 (December 31, 2010:

Rp24,995,288) (Note 16).

Penurunan 1,5 persen tingkat diskonto tahunan menyebabkan penurunan/kenaikan beban imbalan kerja neto atau liabilitas imbalan kerja neto sebesar Rp17.694.792 dan Rp10.659.470 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 16).

A decrease of 1.5 percent in the annual discount rate will cause decrease/increase in the net employee’s benefit expense or net employee benefits liability amounting to Rp17,694,792 and Rp10,659,470, respectively, for the years ended December 31, 2011 and 2010 (Note 16).

Penyusutan Aset Tetap Depreciation of Fixed Assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara empat (4) sampai dengan dua puluh (20) tahun, yang merupakan umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within four (4) to twenty (20) years, which are common life expectancies applied in the industries where the Group conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.

191 Annual Report 2011 Sampoerna Agro Annual Report 2011 Sampoerna Agro

45

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

(lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penyusutan Aset Tetap (lanjutan) Depreciation of Fixed Assets (continued)

Nilai buku neto aset tetap Grup pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp983.776.805 (31 Desember 2010: Rp653.245.950) (Catatan 10).

The net book value of the Group’s fixed assets as of December 31, 2011 was Rp983,776,805 (December 31, 2010: Rp653,245,950) (Note 10).

Instrumen Keuangan Financial Instruments

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu berdasarkan nilai wajar pada pengakuan awal, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dapat mempengaruhi secara langsung laba/rugi Grup. Nilai tercatat aset keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan konsolidasian pada 31

Desember 2011 adalah Rp410.530.328

(31 Desember 2010: Rp634.200.469) (Catatan 29), sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah

Rp723.884.026 (31 Desember 2010:

Rp587.042.651) (Catatan 29).

The Group recorded certain financial assets and liabilities initially based on fair values, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement

were determined using verifiable objective

evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Group utilized different valuation methodology. Any changes in fair values of these financial assets and liabilities would affect directly the Group’s profit or loss. The carrying value of financial assets in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 is

Rp410,530,328 (December 31, 2010:

Rp634,200,469) (Note 29), while the carrying value of financial liabilities carried in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 is Rp723,884,026 (December 31, 2010: Rp587,042,651) (Note 29).

Pajak Penghasilan Income Tax

Penentuan provisi perpajakan memerlukan pertimbangan signifikan, yang mana keputusan final atas provisi perpajakan tersebut bisa berbeda dari jumlah yang tercatat. Utang pajak penghasilan badan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp30.503.158 (31 Desember 2010: Rp49.959.410) (Catatan 13a).

Determining of the tax provison needs significant judgments, in which the final asessment of those tax provison could differ from the carrying amount. The corporate income tax payable as of December 31, 2011 was Rp30,503,158 (December 31, 2010: Rp49,959,410) (Note 13a).

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Allowance for Decline in Market Values and Obsolescence of Inventories

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan dapat digunakan dan tidak diperlukan penyisihan persediaan usang pada tanggal 31 Desember 2011.

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred for their sales. The allowance is re- evaluated and adjusted as additional information

received affects the amount estimated.

Management believes that all inventories can be used and no provision for inventory obsolescence is necessary as of December 31, 2011.

192 Laporan T ahunan 2011 Sampoerna Agro KONSOLIDASIAN

Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS Years Ended December 31, 2011 and 2010 (Expressed in thousands of Rupiah,

unless otherwise stated)

46

4. AKUISISI 4. ACQUISITION

Pada tanggal 9 Februari 2010, Sampoerna Bio Fuels, Entitas Anak, menandatangani Perjanjian Akuisisi dengan para pemegang saham dan pengendali National Sago Prima untuk mengambil alih 75,5% saham National Sago Prima sebesar US$6.484.211.

On February 9, 2010, Sampoerna Bio Fuels, a Subsidiary, signed an Acquisition Agreement with the controlling shareholders of National Sago Prima in connection with acquisition of 75.5% ownership interest in National Sago Prima amounting to US$6,484,211.

Sehubungan dengan rencana akuisisi tersebut di atas, pada tanggal 26 Februari 2009, Sampoerna Bio Fuels telah memberikan pinjaman sebesar US$9.200.000 kepada PT Siak Raya Timber (Siak Raya Timber) sebagai pemegang saham National Sago Prima. Sebagai bagian dari pengambilalihan 75,5% saham National Sago Prima di atas, Sampoerna Bio Fuels mengkonversi sebagian dari saldo piutang dari Siak Raya Timber tersebut di atas, yaitu sebesar US$5.184.211 (setara dengan Rp48.731.583) menjadi penyertaan modal pada National Sago Prima.

In relation to the aforementioned acquisition plan, in February 26, 2009, Sampoerna Bio Fuels gave a loan of US$9,200,000 to PT Siak Raya Timber (Siak Raya Timber), the shareholder of National Sago Prima. As a part of the take over of 75.5% ownership interest in National Sago Prima, Sampoerna Bio Fuels converted a part of the outstanding receivables from Siak Raya Timber

amounting to US$5,184,211 (equivalent to

Rp48,731,583) to become Sampoerna Bio Fuels’s investment in National Sago Prima.

Pada bulan Maret dan April 2010, sesuai dengan pemenuhan kondisi dalam Perjanjian Akuisisi, Sampoerna Bio Fuels juga memberikan sejumlah US$1.300.000 (setara dengan Rp11.677.000) kepada Siak Raya Timber yang kemudian menjadi penyertaan modal pada National Sago Prima.

On March and April 2010, based on the fulfillment of conditions in the Acquisition Agreement, Sampoerna Bio Fuels further gave investment of US$1,300,000 (equivalent to Rp11,677,000) to Siak Raya Timber to become Sampoerna Bio Fuels’ investment in National Sago Prima.

Pembelian National Sago Prima diperlakukan sesuai metode akuntansi pembelian, yang menimbulkan goodwill sebesar Rp1.148.763. Sebelum tahun 2011, goodwill diamortisasi selama lima (5) tahun. Mulai tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 22 (Revisi 2010) dan menghentikan amortisasi goodwill (Catatan 2).

Purchase of National Sago Prima was accounted for using purchase method, which resulted to goodwill amounting to Rp1,148,763. Before 2011, goodwill was amortized over five (5) years. Starting January 1, 2011, the Group adopted PSAK No. 22

(Revised 2010) and ceased goodwill’s

amortization. Instead, an annual impairment testing is to be performed (note 2).

Rincian sehubungan dengan akuisisi National Sago Prima adalah sebagai berikut:

The details arising from the acquisition of National Sago Prima is computed as follows:

Harga perolehan (US$6.484.211) 61.600.005 Acquisition cost (US$6,484,211)

Nilai wajar aset bersih yang diakuisisi - neto 60.451.242 Fair value of net assets acquired - net

Goodwill 1.148.763 Goodwill

Efektif tanggal 27 Mei 2010 kepemilikan Sampoerna Bio Fuels di National Sago Prima telah meningkat menjadi 91,85% dimana Sampoerna Bio Fuels melakukan tambahan penyetoran modal atas National Sago Prima keseluruhan sebesar Rp55.124.500 (setara dengan US$5.802.578).

Effective May 27, 2010, the ownership of Sampoerna Bio Fuels in National Sago Prima has increased to become 91.85% with Sampoerna Bio Fuel’s injecting additional capital to National Sago Prima totalling to Rp55,124,500 (equivalent to US$5,802,578).

193 Annual Report 2011 Sampoerna Agro Annual Report 2011 Sampoerna Agro

47

5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS

2011 2010

Kas 2.693.920 1.615.571 Cash on hand

Bank Cash in banks

Dalam Rupiah In Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 74.558.163 96.847.073 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank DBS Indonesia 65.561.487 1.224.282 PT Bank DBS Indonesia

PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 8.789.459 5.320.935 (Persero) Tbk

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 4.202.823 2.493.651 (Persero) Tbk

Standard Chartered Bank 537.430 537.642 Standard Chartered Bank

Lain-lain (masing-masing

dibawah Rp500 juta) 331.749 113.319 Others (each below Rp500 million)

Dalam Dolar AS (Catatan 28) In US Dollar (Note 28)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 11.685.722 35.130.550 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Lain-lain (masing-masing

dibawah Rp500 juta) 259.237 266.792 Others (each below Rp500 million)

Sub-total 165.926.070 141.934.244 Sub-total

Deposito berjangka Time deposits

Dalam Rupiah In Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 73.000.000 227.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Mandiri Syariah 44.000.000 - PT Bank Mandiri Syariah

PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 41.500.000 55.000.000 (Persero) Tbk

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 12.500.000 - (Persero) Tbk

PT Bank Mega Syariah - 103.000.000 PT Bank Mega Syariah

PT Bank DBS Indonesia - 1.000.000 PT Bank DBS Indonesia

Dalam Dolar AS (Catatan 28) In US Dollar (Note 28)

PT Bank ICBC Indonesia 9.068.000 - PT Bank ICBC Indonesia

Sub-total

180.068.000

386.000.000 Sub-total

Total 348.687.990 529.549.815 Total

Suku bunga tahunan deposito berjangka untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

The annual interest rates on time deposits for the years ended December 31, 2011 and 2010 were as follows: 2011 2010 Rupiah 3,96% - 9,23% 4,70% - 8,50% Rupiah Dolar AS 1,10% - 2,50% 0,90% - 2,00% US Dollar

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat saldo kas dan setara kas dengan pihak berelasi.

As of December 31, 2011 and 2010, there are no balances of cash and cash equivalents with related parties.

194 Laporan T ahunan 2011 Sampoerna Agro KONSOLIDASIAN

Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS Years Ended December 31, 2011 and 2010 (Expressed in thousands of Rupiah,

unless otherwise stated)

48

6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA 6. TRADE RECEIVABLES - THIRD PARTIES

2011 2010

Dalam Rupiah 4.048.265 2.510.050 In Rupiah

Dalam Dolar AS (Catatan 28) - 60.373.695 In US Dollar (Note 28)

Total 4.048.265 62.883.745 Total

Piutang usaha merupakan piutang kepada pelanggan sehubungan dengan penjualan minyak sawit dan inti sawit. Seluruh piutang usaha akan jatuh tempo dalam waktu 30 hari.

Trade receivables represent receivables to

customers from sales of crude palm oil and palm kernel. All trade receivables will be due in 30 days.

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha dapat tertagih dan tidak diperlukan penyisihan cadangan penurunan nilai atas saldo piutang usaha.

Management believes that all trade receivables are fully collectible and no provision for doubtful accounts is necessary.

7. PERSEDIAAN 7. INVENTORIES

2011 2010

Produk kelapa sawit 207.854.958 133.062.767 Palm products

Bahan, suku cadang, dan Materials, spare parts and

perlengkapan perawatan 115.774.052 83.305.247 maintenance supplies

Kecambah 5.259.783 7.361.895 Germinated seeds

Produk-produkinti sawit 2.524.840 1.997.008 Palm kernel products

Sagu 1.913.447 131.756 Sago

Tandan buah segar 391.934 462.531 Fresh fruit bunches

Karet 191.496 112.865 Rubber

Total 333.910.510 226.434.069 Total

Pada tanggal 31 Desember 2011, Grup mengasuransikan persediaannya terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp421.483.010 dimana menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan (31 Desember 2010: Rp389.706.010).

As of December 31, 2011, the Group covered all inventories by insurance against losses from fire and other risks under blanket policies with insurance coverage totalling Rp421,483,010 which in management’s opinion, are adequate to cover possible losses from such risk (December 31,

2010: Rp389,706,010).

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh

persediaan dapat digunakan dan tidak diperlukan penyisihan persediaan usang pada tanggal pada tanggal 31 Desember 2011.

Management believes that all inventories can be used and no provision for inventory obsolesence is necessary as of December 31, 2011.

Persediaan tertentu Grup digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (Catatan 15).

Certain Group’s inventories are pledged as collateral for bank loans facilities (Note 15).

195 Annual Report 2011 Sampoerna Agro Annual Report 2011 Sampoerna Agro

49

8. UANG MUKA PROYEK PERKEBUNAN PLASMA 8. ADVANCES FOR PLASMA PLANTATIONS

2011 2010

Uang muka perkebunan Plasma Advances for Plasma plantations

Saldo awal 99.699.296 70.917.865 Beginning balance

Penambahan Additions

Biaya pengembangan 15.467.845 48.599.613 Development cost

Pengalihan dari tanaman Transferred from mature

menghasilkan (Catatan 9a) 12.827.182 - plantations (Note 9a)

Pengalihan dari tanaman belum Transferred from immature

menghasilkan (Catatan 9b) 32.954.250 - plantations (Note 9b)

Pengurangan Deduction

Pengalihan kepemilikan kepada Transfer of Plasma plantations to

petani Plasma melalui konversi (10.000.000) (19.818.182) farmers through Plasmaconversion

Saldo akhir 150.948.573 99.699.296 Ending balance

Pembiayaan bank Bank financing

Saldo awal 4.301.309 4.301.309 Beginning balance

Penambahan Addition

Penerimaan dana konversi Plasma Proceed from Plasma conversion

dari bank 11.000.000 21.800.000 fund from bank

Pengurangan Deduction

Nilai konversi (11.000.000) (21.800.000) Conversion value

Saldo akhir 4.301.309 4.301.309 Ending balance

Neto 146.647.264 95.397.987 Net

Uang muka perkebunan Plasma Advances for Plasma plantations

Perusahaan, Mutiara Bunda Jaya dan Telaga Hikmah, Entitas Anak, mengembangkan masing- masing 1.084 hektar, 2.205 hektar dan 4.309 hektar perkebunan kelapa sawit Plasma di sekitar lahan perkebunan Inti.

The Company, Mutiara Bunda Jaya and Telaga Hikmah, Subsidiaries, developed 1,084 hectares, 2,205 hectares and 4,309 hectares, respectively, of Plasma oil palm plantations in the vicinity of the Inti plantation area.

Pada Februari 2011, Sungai Rangit, Entitas Anak, telah mengalokasikan kebun kelapa sawit yang terletak di Kabupaten Sukamara seluas 478 hektar untuk program Plasma yang penatalaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut bersama Pemerintah Daerah Sukamara.

In February 2011, Sungai Rangit, a Subsidiary, has allocated oil palm plantation located in Kabupaten Sukamara of 478 hectares for Plasma plantation which arrangement will be set together with local Government of Sukamara.

Usaha Agro Indonesia, Entitas Anak,

mengembangkan 1.278 hektar perkebunan kelapa sawit Plasma di sekitar lahan perkebunan Inti.

Usaha Agro Indonesia, a Subsidiary, has developed 1,278 hectares of Plasma oil palm plantations in the vicinity of the Inti plantation area.

196 Laporan T ahunan 2011 Sampoerna Agro KONSOLIDASIAN

Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

STATEMENTS Years Ended December 31, 2011 and 2010 (Expressed in thousands of Rupiah,

unless otherwise stated)

50

8. UANG MUKA PROYEK PERKEBUNAN PLASMA

Dalam dokumen 20120430 SGRO AR2011 FINAL (Halaman 192-198)