• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Kerajinan Souvenir Loro Blonyo ditinjau dari

3. Souvenir Loro Blonyo Model Kasatrian dengan

Prinsip Desain

Loro Blonyo Model Kasatrian Teknik Finishing Cat

Harmoni Keserasian dalam penggunaan warna

Kontras Perpaduan warna biru dengan merah dan hitam

Unity Kesamaan dari warna pakaian, aksesoris, jarik, lontong

(semacam selendang, yang berwarna biru)

Balance Bagian atas lebih kecil dari pada bagian bawah meskipun tidak terlalu mencolok

Bagian kanan sama dengan kiri sama dari segi pakaian dan aksesoris

Simplicity Penyederhaan bentuk aksesoris, tata rias, busana Perwujudan figur manusia

Aksentuasi Segi warna kontras pada warna biru

Pemunculan aksesoris kalung dengan warna emas Posisi tangan ngapurancang (untuk pria)

Proporsi Jarak antar mata terlalu dekat

Telapak tangan terlalu kecil apabila dibandingkan dengan lengan

Kaki terkesan terlalu lebar (untuk pria)

Tabel 4.15. Analisis Prinsip Desain Souvenir Loro Blonyo Model Kasatrian dengan Teknik Finishing Cat

Pada loro blonyo model kasatrian dengan teknik finishing cat, prinsip harmonis nampak pada keserasian loro blonyo pria dengan loro blonyo wanita. Keserasian terlihat dari gaya, busana, dan tata rias yang sama-sama memunculkan gaya pengantin Yogyakarta dengan model kasatrian. Kesamaan posisi duduk dengan badan tegak juga merupakan penerapan prinsip harmoni. Selain itu, dalam penggunaan warna juga sama pada tiap-tiap bagian. Sehingga loro blonyo pria dengan wanita secara visual terlihat sama.

Posisi duduk dengan badan tegak memberi kesan keseimbangan secara global karena tidak berat sebelah. Keseimbangan juga didukung dengan kesamaan bentuk dan aksesoris yang ada, kanan dan kiri sama. Namun jika dibandingkan antara bagian atas dengan bagian bawah terlihat kurang seimbang. Karena pada loro blonyo pria mengenakan blangkon yang ukurannya kecil apabila dibandingkan dengan posisi

kaki, sehingga secara keseluruhan bagian atas terlihat kurang seimbang dengan bagian bawah. Proporsi badan juga mendekati kesan realis secara keseluruhan meskipun pada bagian kaki dan tangan belum sempurna.

Kesan kesederhanaan sangat terlihat pada busana yang dikenakan. Beskab dan kebaya dimunculkan dengan cat warna merah dan pemberian warna emas dengan menggunakan trekpen untuk aksesoris yang dikenakan (kalung). Sedangkan pada tata rias juga terjadi penyederhanaan. Alis, garis mata, dan kumis disederhanakan menjadi goresan garis saja. kehadiran aksesoris kalung bisa menjadi pusat perhatian, karena aksesoris tersebut diberi warna emas yang mencolok. Selain itu, posisi tangan yang menunjukkan dalam keadaan ngapurancang juga menjadi perhatian tersendiri bagi mata yang melihat. Namun yang lebih menjadi pusat perhatian adalah pada perpaduan warna biru muda (lontong) dengan warna merah (beskap dan kebaya) yang sangat terlihat kontras dan mencolok.

Secara tampilan visual keseluruhan pasangan loro blonyo tersebut telah menyatu, baik secara warna, aksesoris, busana, dan bentuk. Sehingga dari aspek penerapan prinsip desain, loro blonyo model kasatrian dengan teknik finishing batik ini telah mengaplikasikan ketujuh prinsip desain kedalam tampilan visualnya.

4. Souvenir Loro Blonyo Model Kasatrian dengan Teknik Finishing Batik

Prinsip Desain

Loro Blonyo Model Kasatrian Teknik Finishing Batik

Harmoni Keserasian penggunaan warna Kontras Pemunculan warna merah pada bibir

Pemunculan motif pada beskap

Unity Kesamaan dari warna pakaian, aksesoris, jarik, lontong (semacam selendang, yang berwarna coklat tua)

Balance Bagian atas lebih kecil dari pada bagian bawah meskipun tidak terlalu mencolok

Bagian kanan sama dengan kiri sama dari segi pakaian dan aksesoris

Keseimbangan pada pemilihan warna

Simplicity Penyederhaan bentuk aksesoris, tata rias, busana Perwujudan figur manusia

Aksentuasi Pemunculan motif pada beskap Proporsi Jarak antar mata terlalu dekat

Perbandingan antara badan dengan kaki tidak seimbang (untuk pria)

Tabel 4.16. Analisis Prinsip Desain Souvenir Loro Blonyo Model Kasatrian dengan Teknik Finishing Batik

Pada loro blonyo model kasatrian dengan teknik finishing batik juga tidak jauh berbeda, hanya saja perbedaan yang paling menonjol tentu pada teknik finishingnya. Keharmonisan nampak pada keserasian loro blonyo pria dengan loro blonyo wanita. Keserasian terlihat dari gaya, busana, dan tata rias yang sama-sama memunculkan gaya pengantin Yogyakarta dengan model kasatrian. Selain itu, dalam penggunaan warna juga sama pada tiap-tiap bagian. Sehingga loro blonyo pria dengan wanita secara visual terlihat sama.

Posisi duduk dengan badan tegak memberi kesan keseimbangan secara global karena tidak berat sebelah. Keseimbangan juga didukung dengan kesamaan bentuk dan aksesoris yang ada, kanan dan kiri sama. Namun jika dibandingkan antara bagian atas dengan bagian bawah terlihat kurang seimbang. Karena pada loro blonyo pria mengenakan blangkon yang ukurannya kecil apabila dibandingkan dengan posisi kaki, sehingga secara keseluruhan bagian atas terlihat kurang seimbang dengan bagian bawah. Proporsi badan juga mendekati kesan realis secara keseluruhan, namun perbandingan antara badan dengan kaki tidak seimbang. Kaki terlalu pendek, sedangkan badan terlalu panjang. Pada tata rias terjadi penyederhanaan, yakni alis, garis mata, dan kumis hanya berupa goresan garis saja.

Pada teknik finishing batik, tentu warna yang digunakan cenderung menggunakan warna coklat dan tidak berani memberi warna yang jauh berbeda dari coklat. Sehingga efeknya tidak ada warna yang kontras, dan terkesan monoton. Hadirnya motif batik pada beskap dan kebaya menjadi pusat perhatian mata karena pada bagian ini sangat mencolok dengan ukuran motif yang cukup besar. Dengan ukuran yang demikian, terasa kurang seimbang antara ukuran beskap dan kebaya dengan ukuran motif dan terlihat kontas.

Secara keseluruhan pasangan loro blonyo tersebut telah menyatu, baik secara warna, aksesoris, busana, dan bentuk. Sehingga dari aspek penerapan prinsip desain,

loro blonyo model kasatrian dengan teknik finishing batik ini telah mengaplikasikan ketujuh prinsip desain kedalam tampilan visualnya.

Dokumen terkait