• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. HAL IKHWAL PENDAMPINGAN IMAN ANAK

C. Pendamping Pendampingan Iman Anak yang berkualitas

1. Spiritualitas Pendamping Pendampingan Iman Anak

Dalam Pendampingan Iman Anak dimana Kristus diperkenalkan kepada anak-anak, seorang pendamping dituntut untuk mengenal dan memahami Kristus. Bukan hanya mengenal sabda dan hidup Tuhan Yesus yang tertulis dalam Kitab Suci, melainkan terlebih mengalami Kristus sebagai pribadi yang hidup (Didik Bagiyowinadi, 2009: 65). Seorang pendamping hendaknya juga mempunyai hubungan yang erat dengan Kristus sendiri, yang sungguh menjadi kekuatan dan menjadi teladan baginya. Di saat mengalami kesulitan tantangan dalam mendampingi anak-anak, pendamping mempunyai kekuatan dalam Kristus sendiri sehingga tidak putus asa dan tetap bersemangat. Dengan berpedoman dan menyerahkan semua pada kekuatan Tuhan, pastilah proses pendampingan berjalan dengan lancar. Tetapi sebaliknya kalau kita tidak mempunyai iman kepada Kristus, maka kita akan mudah putus asa dan tidak mempunyai kekuatan untuk tetap bertahan pada tugas pelayanan kita (Didik Bagiyowinadi, 2009: 66).

b. Mau Memberikan Diri

Didik Bagiyowinadi (2009: 66) menjelaskan seseorang yang telah atau yang mau menjadi pendamping PIA, hendaknya mau memberikan diri seutuhnya untuk membantu Gereja dalam mendampingi anak-anak, generasi penerus Gereja. Karena justru anak-anaklah yang sangat membutuhkan pendampingan perhatian khusus dari Gereja.

Pemberian diri sebagai pendamping PIA pada akhirnya menuntut pengorbanan, baik waktu, tenaga maupun materi. Dalam hal ini, seorang pendamping PIA secara tidak langsung menghidupi semangat pengorbanan Kristus bagi manusia.

c. Menyadari Kehadiran Yesus dalam Diri Anak-anak

Pendamping hendaknya menyadari bahwa Yesus hadir dalam diri anak-anak yang mereka dampingi. Yesus sangat mencintai anak-anak, dan tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi Yesus untuk hadir dalam diri anak-anak. Kalau pendamping sungguh menyadari hal itu, maka ia akan memberikan yang terbaik bagi anak-anak yang didampingi. Pendamping pun akan berusaha memberikan pelayanan dengan sepenuh hati agar kegiatan PIA dapat terlaksana dengan baik. Yesus tinggal dalam diri anak karena anak-anak masih polos dan belum ternoda, maka dari merekalah kita mengajarkan sesuatu yang baik supaya mereka sungguh mengimani Yesus yang sebagai sahabat anak-anak. Pendamping pun juga diharapkan terus mengembangkan diri baik dengan mengikuti segala jenis pelatihan yang bersangkutan dengan PIA, mempersiapkan dan melaksanakan proses PIA dengan baik (Didik Bagiyowinadi, 2009: 66).

d. Pendamping yang terus Berjalan dan Berjuang

Didik Bagiyowinadi (2009: 66) menjelaskan sebagai seorang pendamping, kitapun bersama anak-anak ikut mendengarkan sabda Tuhan dan

melaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian kita akan selalu setia pada Yesus dan setia mendampingi anak-anak. Walaupun dalam mendampingi anak-anak seringkali ada tantangan dan persoalan, tetapi dengan memiliki iman yang kuat terhadap Kristus kita akan merasa aman dan merasa Tuhan sungguh ada dan tidak akan meninggalkan kita. Jangan terus menyerah akan persoalan atau tantangan hidup.

Dalam mendampingi anak-anak juga mungkin terkadang mengalami persoalan, tetapi percayalah kita tidak sendiri dan Tuhan selalu melindungi kita. Maka pendamping hendaknya tetap semangat dan berjuang terus menerus demi terwujudnya Kerajaan Allah di dalam diri anak-anak, serta akhirnya pendamping dan anak-anak berjalan bersama untuk menjadi saksi Kristus dan mewujudkan Kerajaan Allah dalam dunia.

e. Spiritualitas Rasul

Istilah “spiritualitas rasuli” diartikan sebagai semangat kerasulan. Dalam konteks iman Kristiani pada umumnya, spiritualitas rasuli dapat dirumuskan sebagai keterlibatan aktif dalam karya Kristus yang menghidupkan, membebaskan dan menyelamatkan orang lain. Keterlibatan itu dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yaitu pertama, bentuk yang diwujudkan dalam kesaksian hidup melalui kata dan perbuatan, kedua bentuk yang diungkapkan dalam Gereja.

Kategori pertama berupa kesaksian melalui kata dan perbuatan, diawali dalam kesadaran bahwa Roh Kristus yang sudah dicurahkan pada

waktu menerima Sakramen Permandian, dikuatkan dalam sakramen Penguatan dan diperbaharui terus menerus melalui sakramen Ekaristi, meresapi dan menggerakkan pribadi beriman itu dari dalam, sehingga kata dan perbuatannya dapat sesuai dengan harapan Kristus. Dengan demikian menyerupai pribadi Kristus, yang menyelamatkan orang lain.

Kategori kedua, dalam praksis Gereja, seorang pribadi kristiani hendaknya mengusahakan persekutuan dan persaudaraan (koinonia), merayakan (liturgia), melibatkan diri dalam pewartaan (kerygma) terutama dalam katekese, dan memperhatikan pelayanan (diakonia) kepada orang miskin, sakit dan menderita, juga kepada orang-orang yang tersisih dalam masyarakat (Adisusanto, 1997: 9).

Dalam konteks pribadi pendamping PIA, bersemangat rasul dimaksudkan bahwa sang pendamping melaksanakan Pendampingan Iman Anak bukan hanya karena motivasi manusia, misalnya karena disuruh pastor paroki atau karena senang atau cinta kepada anak-anak, melainkan karena motivasi kerasulan, yaitu kesadaran sebagai seorang beriman Kristiani dewasa yang terpanggil melalui sakramen Permandian untuk mewartakan Injil. Selain itu, ia dipanggil untuk menjadi saksi dan tanda perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini, dengan mengusahakan terciptanya keadilan dan perdamaian, persaudaraan dan kesejahteraan yang dimaksudkan oleh Allah sendiri.

Seperti Putra diutus Bapa, demikian pula Dia mengutus para Rasul (bdk. Yoh 20:21) sambil berkata: ‘jadi, pergilah dan ajarlah segala bangsa, dan permandikanlah mereka dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, ajarlah mereka mengikuti semua yang Kuperintahkan kepada kamu. Dan lihatlah, Aku akan nada bersama kamu setiap hari sampai akhir dunia’ (Mat 28: 19-20) (LG 17).

Spiritualitas rasuli akan dimiliki oleh pendamping PIA, bila selalu membaca dan merenungkan Kitab Suci sebagai sumber iman, karena melalui Kitab Suci, pendamping PIA dapat menyadari diri sebagai murid Yesus. Sebagai murid Yesus yang ikut ambil bagian dalam tugas-Nya untuk mewujudkan Kerajaan Allah, kita memerlukan pertolongan Allah. Pertolongan yang diberikan oleh Allah kepada kita disebabkan karena kita adalah hamba Allah. Sebagai hamba Allah sebenarnya kita tidak pantas untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan Kerajaan Allah, namun karena anugerah-Nyalah kita menjadi pantas.

Dengan anugrah Allah, seorang pendamping PIA dimampukan untuk menjadi pendamping yang baik. Maka, harus selalu disadari bahwa keberhasilan yang kita peroleh, sebenarnya bukan semata-mata hasil usaha pendamping PIA sendiri, melainkan dari Allah sehingga hanya boleh bermegah atas nama-Nya. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperoleh semangat sebagai rasul adalah dengan berdoa. Doa merupakan ungkapan iman seseorang terhadap Allah yang merupakan sarana untuk dapat menjalin hubungan yang akrab dengan Allah. Melalui doa kita akan mendapatkan kekuatan untuk tetap bertahan dalam menghadapi segala cobaan. Dalam doa, kita juga dapat bersyukur atas segala Rahmat-Nya dan berpasrah seutuhnya kepada kehendak Allah.

Dengan meneladan sikap Yesus Kristus, maka kita berupaya untuk mencapai iman yang dewasa yaitu iman yang menuju ke kesempurnaan Kristus (Ef 4:13). Untuk itu, kita tidak cukup hanya mendengarkan sabda-Nya saja,

melainkan juga mampu mewujudkannya dalam hidup sehari-hari. Seperti yang telah dilakukan oleh para rasul. Sabda Yesus: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19) merupakan sabda yang membuat mereka meneruskan pewartaan Yesus untuk mewujudkan Kerajaan Allah.

Umat manusia yang kini mewarisi iman para rasul, hendaknya juga memiliki semangat mereka yang walaupun mengalami penganiayaan (Kis 8:1b) bahkan dipenjara, tetapi tetap tekun berdoa kepada Allah. Mereka justru merasa gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita dan mendapatkan penghinaan oleh karena nama Yesus (Kis 5:41). Semua ini dilakukan oleh para rasul dengan satu tujuan yaitu agar mereka dapat mewartakan kabar gembira tentang Kerajaan Allah.

Dokumen terkait