• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjelasan:

TPA Telaga Punggur saat ini berdiri di atas lahan seluas 47 hektar yang disediakan oleh BP Batam untuk tujuan pembuangan sampah. TPA ini sudah beroperasi sejak 1997 dan dilaporkan sudah menggunakan kurang lebih 20 hektar dari luas lahan yang tersedia, yang berarti menyisakan 27 hektar untuk digunakan di masa mendatang. Berdasarkan hal ini dan dengan asumsi bahwa kedalaman pembuangan sampah rata-rata adalah 15 m, maka usia landfill yang masih tersisa adalah sekitar 8 tahun. Hal ini masih dalam proses verifikasi melalui survei aktual atas kontur yang ada saat ini dengan sampah yang ada. Survei ini saat ini sedang berjalan dan hasilnya serta analisis kapasitas landfill akan digabungkan ke dalam versi akhir laporan ini.

Dari perspektif perencanaan pengelolaan sampah, 8 tahun adalah waktu yang sangat singkat dan harus mencakup dua kegiatan berbeda: pertama, pengurangan dan diversi sampah harus dioptimalkan. Daur ulang tampaknya dapat dilakukan oleh sektor swasta dan hanya perbaikan bertahap yang sepertinya mungkin dilakukan. Terdapat pula cara-cara yang lebih ambisius dalam mengurangi sampah yang dibuang ke landfill, yakni dengan menggunakan komposting, digesti anaerobik, sistem thermal seperti waste-to-energy, atau mengkonversi sampah menjadi refuse derived fuel (RDF) dan menggunakannya di tempat lain.

Kegiatan kedua, yang bukan merupakan bagian dari studi ini, adalah mulai mencari tempat landfill baru untuk menggantikan TPA Telaga Punggur begitu TPA tersebut penuh. Jangka waktu yang tersedia akan bergantung pada kegiatan pengurangan sampah yang mana yang diterapkan.

Sebagai aturan umum, landfill akan selalu dibutuhkan bahkan pada praktik terbaik yang ada saat ini. Walaupun teknologi yang sudah lebih maju ada dan dapat mengurangi arus sampah hanya beberapa persen dari volume aslinya, hal ini sangat kompleks dan berbiaya tinggi, dan kemungkinan tidak sesuai untuk wilayah yang diteliti. Banyak sistem berteknologi maju masih bersifat eksperimental dan bahkan tidak digunakan di negara-negara industri, di mana terdapat tipping fee untuk membantu kelebihan biaya yang 10 kali lebih tinggi dari di Indonesia. Terdapat pula risiko bahwa teknologi tidak akan berfungsi sebagaimana dikatakan karena hanya ada sedikit fasilitas yang bisa dijadikan referensi, khususnya di wilayah Asia. Oleh karenanya, upaya harus lebih ditekankan pada pemilihan teknologi pengurangan sampah yang praktis dan terjangkau, serta menyediakan kapasitas pembuangan yang layak di masa mendatang untuk menjaga segregasi sampah dari lingkungan dan guna melindungi kesehatan masyarakat.

Diagram alir:

Diagram alir pada Gambar 5.2 di bawah menunjukkan operasi sederhana TPA yang ada saat ini. Sampah diterima; proses daur ulang informal memindahkan materi recyclable yang masih bernilai, dan keseimbangan antara sampah yang dibuang di fasilitas tanpa daily cover, tanpa pengumpulan gas, tanpa proteksi air bawah tanah dengan menggunakan pelapis dasar kedap air (impermeable base liner), dan dengan pemrosesan lindi permukaan yang terbatas. Aliran sampah dikuantifikasi pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Gambar 5.2: Diagram Alir Opsi 1

Tabel 5.1: Aliran Massa Opsi 1

Perbaikan dalam diversi sampah padat:

Tidak terdapat inisiatif diversi tambahan pada opsi ini; oleh karenanya tidak ada perbaikan diversi yang dapat dicapai. Dampak pada usia landfill:

Dengan opsi ini, ruang landfill akan paling cepat habis. Manfaat lingkungan:

Terdapat kekhawatiran terkait dampak lingkungan dari operasi saat ini, seperti pelindian, gas landfill, bau, vektor (hewan), dan kesehatan manusia serta keselamatan orang-orang yang bekerja dan hidup di area landfill.

Implikasi biaya:

Biaya saat ini untuk mengoperasikan TPA terlalu rendah dan akan lebih rendah dibandingkan opsi lain karena TPA tersebut tidak memenuhi standar lingkungan minimal. Biaya operasi saat ini yang diproyeksikan hingga 2017 diperlihatkan pada Tabel 5.2 dan asumsinya disajikan pada Tabel 5.3.

OPTION 1 STATUS QUO: UNIMPROVED LANDFILL

WITHOUT ENVIRONMENTAL CONTROLS OR GAS CAPTURE

Informal recycling waste picking Disposal in unlined landfill Limited leachate treatment Waste Supply

MASS FLOW OPTION 1

Waste arriving at FDS in 2017 383,400 tonnes per year

Amount picked (7%) 26,838 tonnes per year

Tabel 5.2: Ringkasan Biaya Opsi 1

Tabel 5.3: Asumsi Opsi 1

Evaluasi dan Penilaian (Scoring):

Opsi status quo dinilai berdasarkan kriteria yang ditentukan dari skala satu hingga lima, dengan satu berarti paling tidak diinginkan atau paling kurang sesuai dan lima menunjukkan yang paling diinginkan atau sesuai. Nilai akhir tidak diberikan, karena status quo tidak memenuhi persyaratan regulasi dan perbandingan dengan opsi-opsi yang memenuhi standar regulasi dengan demikian tidak lagi relevan.

Evaluasi status quo ini hanya disajikan sebagai informasi dan sebagai perbandingan, dan bukan opsi yang benar-benar direkomendasikan untuk digunakan (lihat Tabel 5.4 di bawah ini).

COST SUMMARY OPTION 1

Cost category IDR

Annual budget 4,892 million

Unit operating costs 12,760 per tonne

Annual operating costs 4,892 million

Note:

Waste quantities in reference year 2017 383,400 tonnes per year

ASSUMPTIONS OPTION 1

Tabel 5.4: Evaluasi Opsi 1

Ringkasan:

Opsi status quo dicantumkan di sini hanya sebagai perbandingan. Opsi ini bukan bagian dari rekomendasi untuk benar-benar digunakan karena tidak memenuhi standar lingkungan. Akan tetapi opsi ini akan membantu memperlihatkan

EVALUATION OF TECHNICAL OPTION NO.1

Score Comments

Capital costs; initial and over life of facility NA Cannot be rated since does not meet regulations

Operating costs NA Cannot be rated since does not meet regulations

Effectiveness in meeting output demand

objectives 1 There are no outputs besides pollution

Equitable service delivery for similar customer

groups 1 No outputs

Compliance with minimum regulatory

standards 1 Does not meet regulatory requirements

Scale of operation is appropriate for current

and future demand 1

current operation uses up too much space and will require a new landfill in less than 10 years Least cost solution that meets regulatory and

environmental criteria NA Low cost, yes, but not sustainable

Availability of land, water, utilities, raw

materials and local spare parts 2

Aesthetics of the facility and process

acceptable to neighbors and the community 1 Acceptable social and environmental impact 1

Private sector interest/capacity 4 Could easily be private sector operated

Existing (international/national) examples of

successful PPPs utilizing similar technology NA Experience with technology under Indonesian

conditions 5

Staff and skills available for O&M 3 Staff and skills available for monitoring and

management 3

Leverages MSWM mechanisms such as informal waste collectors and community based systems 5

Waste picking is possible, but not optimal because uncontrolled

NA Cannot be rated since does not meet regulations Output criteria

Technical criteria Cost criteria

Managerial criteria

kemungkinan perbaikan dan perpanjangan usia TPA dibandingkan dengan opsi-opsi lain yang dipandang sudah memenuhi persyaratan lingkungan saat ini.

Dokumen terkait