• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Strategi belajar dan keterampilan siswa bergaya belajar read/write

berbahasa yang digunakan siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya read/write dan variannya, berikut penjabaran gaya belajar, strategi belajar, dan keterampilan berbahasa yang dirincikan secara individu:

a. AYC

Berdasarkan hasil pengolahan data, siswa tersebut memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya visual, untuk mengetahui strategi yang ia gunakan dalam belajar bahasa Indonesia, maka dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 10. Gaya dan Strategi Belajar Siswa AYC Gaya belajar dan

varian

Strategi belajar

Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Membaca Analisis dan bernalar

20%

Menulis Analisis dan bernalar

Berbicara/menulis Tebak 20%

Jumlah 60%

Empat

Berdasarkan hasil pengolahan data kueseioner strategi belajar seperti pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa secara individu, siswa AYC pada saat belajar bahasa Indonesia menggunakan enam strategi belajar. Pertama adalah strategi memori dengan rata-rata 80%, yang berarti ia menggunakan hampir seluruh sub strategi dalam strategi memori, sehingga pada saat belajar bahasa Indonesia ia akan cenderung menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki untuk membantunya dalam mengingat. Yang kedua adalah strategi kognitif, dengan jumlah rata-rata 100%. Dapat disimpulkan bahwa, AYC menggunakan strategi kognitif dengan seluruh sub strateginya, sehingga dapat diartikan bahwa dalam belajar mata pelajaran bahasa Indonesia, ia akan selalu memanipulasi bahasa secara langsung seperti melakukan penalaran, analisis, rangkuman serta praktik berbahasa secara alami.

Yang ketiga yaitu strategi kompensasi, dari hasil rata-rata sejumlah 60%

dapat dilihat bahawa ia menggunakan strategi kompensasi dengan sub strategi yang cukup banyak yaitu tiga sub strategi. Dalam belajar Bahasa Indonesia, ia akan menggunakan strategi kompensasi. Strategi kompensasi yang akan membantunya menebak dari konteks dalam mendengarkan, membaca menggunakan sinonim, ,mengupayakan menemukan ka ta untuk membantu dalam berbicara dan menulis, khusus untuk berbicara menggunakan isyarat agar dapat menemukan kata, seperti melalui menebak sinonim kata.

Keempat, strategi metakognitif dengan jumlah rata-rata 80%, dari jumlah tersebut siswa ini menggunakan hampir seluruh sub strategi dari strategi metakognitif. Dengan sub strategi yang sebanyak itu dapat disimpulkan bahwa AYC melakukan perencanaan, pengevaluasian, pengaturan, dalam belajar Bahasa Indonesian, serta adanya pengidenifikasian yang ia lakukan untuk mengetahui gaya belajarnya. Selanjutnya adalah strategi afektif, jumlah rata-rata dari strategi afektif yang digunakan adalah sebanyak 60%, dengan tiga sub strategi, saat belajar bahasa Indonesia ia mengandalkan perasaannya, seperti saat mengtasi rasa kurang percaya diri, mengidentifikasi tingkat kecemasannya, dan menghadiahi dirinya.

Strategi yang terakhir adalah strategi sosial, dengan jumlah rata-rata 40%.

Dari keenam strategi yang digunakan oleh siswa ini, hanya strategi sosial yang paling sedikit jumlah rata-rata persentase dan pilihan sub strateginya. Dengan jumlah rata-rata persentase yang seperti itu, AYC berinteraksi dengan orang lain

dalam konteks belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia ,namun dengan frekuensi yang berbeda daripada kelima strategi lainnya.

Tabel 11. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan AYC dalam belajar Bahasa Indonesia

Keterampilan Empat keterampilan berbahasa

Memori Kognitif Kompensasi Metakognitif Afektif Sosial

Membaca 1A2 2C4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada saat belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara ia menggunakan strategi yang bervariasi. Yang pertama, pada keterampilan membaca, AYC menggunakan dua gabungan strategi, yaitu strategi memori dan strategi kognitif. Pada saat membaca ia akan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki untuk mengingat, dan mengkombinasikannya dengan analisis, penalaran, dan praktik bahasa. Selanjutnya terdapat kemungkinan ia menggunakan strategi metakognitif dan afektif untuk membantunya memproses membaca.

Kedua, pada keterampilan menulis AYC menggunakan strategi kognitif, karena pada strategi kognitif akan terjadi pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat. Selain strategi kognitif, masih terdapat kemungkinan penggunaan

strategi memori, kompensasi, metakognitif dan afektif pada saat keterampilan menulis. Yang ketiga, dalam keterampilan menyimak ia menggunakan strategi kognitif, metakognitif, dan sosial. Pada saat menyimak akan terjadi proses penalaran materi bahasa secara langsung, yang dikombinasikan dengan pengontrolan atau perencanaan dalam pembelajaran, serta adanya interaksi dengan orang lain seperti bertanya untuk memverifikasi, meminta klarifikasi, meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa, berbicara dengan mitra percakapan penutur asli, dan menjaga norma sosial dan budaya. Terdapat pula kemungkinan adanya penggunaan strategi lain seperti strategi memori dan afektif.

Yang terakhir adalah keterampilan berbicara. Strategi yang siswa ini gunakan dalam keterampilan berbicara adalah kompensasi, afektif, dan sosial.

Pada saat keterampilan berbicara, strategi kognitif akan membantu dalam berbicara, seperti dengan menggunakan isyarat agar dengan mudah mengadakan pengetahuan yang hilang. Kemudian strategi afektif yang akan mendorongnya untuk mengatasi perasaannya kurang percaya diri, karena strategi ini yang akan memapukan untuk mengungkapkan perasaan. Selanjutnya, setelah menemukan cara berbicara dan mengatasi perasaan, ia akan mempraktikan keterampilan berbicara tersebut dengan cara berinteraksi dengan orang lain dalam strategi sosial.

b. IDR

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner strategi belajar seperti pada (tabel 24), siswa IDR memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya

audiovisual, untuk mengetahui strategi yang ia gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka telah dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 12. Gaya dan Strategi Belajar Siswa IDR Gaya belajar dan

varian

Strategi belajar

Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa secara individu, siswa IDR dalam belajar bahasa Indonesia menggunakan dua strategi belajar, yaitu strategi kognitif dan strategi sosial. Pertama yaitu strategi kognitif dengan rata-rata 40% dan dua sub strategi. Dapat diartikan bahwa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia ia menggunakan strategi kognitif dengan cukup, sehingga ia mampu memanipulasi materi bahasa dengan cara langsung.

Kedua, strategi sosial 40% yang sama dengan jumlah rata-rata strategi sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa strategi sosial cukup dalam penggunaanya. Untuk mempelajari materi bahasa Indonesia, ia juga berinteraksi dengan orang lain untuk memverifikasi materi, meminta bantuan, atau sekedar untuk mengenal budaya satu sama lain.

Tabel 13. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan IDR dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Strategi Belajar

Kognitif Sosial Membaca

Menulis 2C2

Menyimak 2A5

Berbicara 6A1

Empat keterampilan berbahasa 6B1

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada saat belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, IDR menggunakan dua strategi saja. Yang pertama pada keterampilan menulis, ia menggunakan strategi kognitif saja sehingga akan terjadi manipulasi materi bahasa dengan cara langsung seperti melalui penalaran, analisis, pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat. Terdapat pula kemungkinan ia menggunakan strategi sosial, seperti bertanya untuk memverifikasi, meminta klarifikasi dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis.

Kedua, pada keterampilan menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, IDR hanya menggunakan satu strategi belajar saja yaitu kognitif.

Dalam strategi kognitif adanya manipulasi materi bahasa dengan acara langsung misalnya pada penalaran dan analisis dalam konteks menyimak. Terdapat pula kemungkinan ia menggunakan strategi sosial dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus keterampilan menyimak.

Ketiga, pada keterampilan berbicara. Sama halnya dengan keterampilan membaca dan menyimak, IDR hanya menggunakan satu strategi saja yaitu strategi sosial dalam keterampilan berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia, karena pada strategi sosial terjadi interaksi dengan orang lain seperti melalui pertanyaan untuk memverifikasi, meminta klarifikasi kepada teman, meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa.

c. LR

Berdasarkan hasil pengolahan data kueseioner strategi belajar seperti pada (tabel 24) siswa LR memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya aural, untuk mengetahui strategi yang ia gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka telah dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 14. Gaya dan Strategi Belajar Siswa LR Gaya belajar

dan varian

Strategi belajar Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Read/write-Aural

Kognitif

Menyimak Berlatih bahasa 20%

Membaca Analisis dan

Menulis Membuat struktur untuk masukan

Membaca Atasi keterbatasan dalam wicara dan

Membaca Atur dan

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa secara individu siswa LR, dalam belajar bahasa Indonesia menggunakan lima strategi belajar. Pertama yakni strategi kognitif, dengan jumlah rata-rata 80% yang mengartikan bahwa ia menggunakan hampir seluruh sub strategi dalam strategi kognitif. Dalam belajar bahasa Indonesia, ia akan selalu memanipulasi bahasa secara langsung seperti melakukan penalaran, analisis, rangkuman serta praktik berbahasa secara alami.

Kedua yaitu strategi kompensasi, dari hasil rata-rata sejumlah 40% dapat disimpulkan bahwa dalam belajar bahasa Indonesia, ia menggunakan strategi kompensasi karena strategi ini yang akan membantunya menebak dari konteks dalam mendengarkan serta membaca, mengupayakan menemukan kata untuk membantu dalam berbicara dan menulis, secara khusus dalam berbicara menggunakan isyarat agar dapat menemukan kata, seperti melalui menebak sinonim kata. Ketiga, yaitu strategi metakognitif dengan jumlah rata-rata 40%

dari hasil rata-rata dapat diartikan bahwa Listia Regina melakukan perencanaan,

pengevaluasian, pengaturan, dalam belajar bahasa Indonesian, serta adanya pengidenifikasian yang ia lakukan untuk mengetahui gaya belajarnya.

Keempat, strategi afektif dengan jumlah rata-rata 40%, berdasarkan hasil rata-rata dapat dikatakan bahwa saat belajar bahasa Indonesia ia mengandalkan, seperti saat mengtasi rasa kurang percaya diri, mengidentifikasi tingkat kecemasannya, dan menghadiahi dirinya. Strategi yang terakhir adalah strategi sosial, dengan jumlah rata-rata 40%, berdasarkan jumlah rata-rata strategi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa LR melakukan interaksi dengan orang lain dalam konteks belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia seperti melalui bertanya untuk memverifikasi, meminta klarifikasi, dan meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa.

Tabel 15. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan LR dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Strategi belajar

Kognitif Kompensas

Empat keterampilan 4B3

4B3

5A1,5B 3

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada saat belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara LR menggunakan strategi yang bervariasi. Yang pertama, pada keterampilan membaca ia menggunakan dua gabungan strategi yaitu strategi

kognitif dan kompensasi. Pada saat kegiatan membaca ia akan melakukan analisis, penalaran, dan praktik bahasa dan mengkombinasikannya dengan menebak dari konteks pada saat membaca. Selanjutnya, ada kemungkinan ia menggunakan strategi metakognitif dan afektif untuk membantunya memproses membaca.

Kedua, pada keterampilan menulis, LR menggunakan strategi kognitif.

Pada strategi kognitif akan terjadi pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat.

Selain strategi kognitif, masih terdapat kemungkinan penggunaan strategi kompensasi, metakognitif, dan afektif pada saat keterampilan menulis.

Ketiga, pada saat keterampilan menyimak, LR hanya menggunakan satu strategi saja yaitu kognitif, namun tidak menutup kemungkinan jika adanya penggunaan strategi metakognitif dan afektif yang membantunya dalam menyimak. Penggunaan strategi kognitif dalam menyimak terjadi karena strategi ini memapukan siswa untuk memanipulasi materi bahasa dengan cara langsung.

Keempat, strategi yang LR gunakan dalam keterampilan berbicara adalah strategi sosial. Ia menggunakan strategi sosial karena ia akan mempraktikan keterampilan berbicara tersebut dengan cara berinteraksi dengan orang lain dalam strategi sosial, namun terdapat kemungkinan ia menggunakan strategi metakognitif dan afektif untuk membantunya dalam berbicara.

d. LAAS

Berdasarkan hasil pengolahan data kueseioner strategi belajar seperti pada (tabel 24)siswa ini memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya visual, untuk mengetahui strategi yang LASS gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka telah dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 16. Gaya dan Strategi Belajar Siswa LAAS Gaya belajar dan varian Strategi

belajar

Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Berbicara Kerjasama 20%

Empat keterampilan berbahasa

Kerjasama 20%

Berbicara Tanyakan 20%

Jumlah 60%

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa secara individu, siswa LAAS dalam belajar bahasa Indonesia menggunakan empat strategi belajar dengan jumlah rata-rata yang sama yaitu 60%. Yang pertama adalah strategi kognitif, dengan jumlah rata-rata 60%. Dapat diartikan dari hasil rata-rata strategi, bahwa dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia, ia akan memanipulasi bahasa secara langsung seperti melakukan penalaran, analisis, rangkuman serta praktik berbahasa secara alami.

Kedua, yaitu strategi belajar metakognitif dengan jumlah rata-rata 60%, dapat disimpulkan bahwa LASS melakukan perencanaan, pengevaluasian, pengaturan, dalam pembelajaran Bahasa Indonesiannya, serta adanya pengidenifikasian yang ia lakukan untuk mengetahui gaya belajarnya. Ketiga, adalah strategi belajar afektif, jumlah rata-rata strategi afektif yang digunakan yaitu sebanyak 60%, dengan tiga sub strategi, maka dari itu dapat dikatakan bahwa saat ia belajar bahasa Indonesia akan mengandalkan perasaannya, seperti saat mengtasi rasa kurang percaya diri, mengidentifikasi tingkat kecemasannya, dan menghadiahi dirinya. Yang terakhir adalah strategi sosial, jumlah rata-rata strategi sosial adalah sebanyak 60%, sehingga dapat diartikan bahwa LAAS dalam belajar Bahasa Indonesia melakukan kerja sama dengan orang lain seperti melalui meminta klarifikasi tentang materi dan meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa.

Tabel 17. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan LAAS dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Gaya Belajar

Kognitif Metakognitif Afektif Sosial

Membaca 2C4

Dari (Tabel 18) dapat disimpulkan bahwa bahwa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara LAAS menggunakan strategi yang bervariasi. Yang pertama, pada keterampilan membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ia menggunakan satu strategi belajar yakni strategi kognitif, dapat diartikan bahwa saat ia melaksanakan kegiatan dalam konteks membaca ia akan memanipulasi materi bahasa dengan cara langsung. Terdapat pula kemungkinan penggunaan strategi metakognitif, afektif, dan sosial untuk membantu dalam memproses kegiatan membaca.

Kedua, dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus pada konteks menulis, LAAS menggunakan strategi kognitif karena pada strategi kognitif terjadi penalaran, analisis, pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat. Terdapat pula kemungkinan penggunaan strategi metakognitif, afektif, dan sosial untuk membantu dalam memproses kegiatan membaca. Ketiga, pada saat keterampilan menyimak, LAAS menggunakan dua strategi yaitu kognitif dan metakognitif, jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat menyimak akan terjadi proses penalaran

materi bahasa secara langsung, yang akan dikombinasikan dengan pengontrolan atau perencanaan dalam pembelajaran. Terdapat pula kemungkinan penggunaan strategi afektif dan sosial untuk membantu dalam memproses kegiatan menyimak.

Keempat pada keterampilan berbicara, LAAS menggunakan dua strategi yaitu strategi afektif dan sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi afektif akan mendorongnya untuk mengatasi perasaan kurang percaya diri, karena strategi ini yang akan memapukan untuk mengungkapkan atau mengatasi perasaan. Selanjutnya, setelah menemukan cara berbicara dan mengatasi perasaan, ia akan mempraktikan keterampilan berbicara tersebut dengan cara berinteraksi dengan orang lain dalam strategi sosial. Terdapat pula kemungkinan penggunaan strategi metakognitif untuk membantu dalam memproses kegiatan berbicara.

e. NP

Berdasarkan hasil pengolahan data kueseioner strategi belajar seperti pada (tabel 24), siswa NP memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya audiovisual, untuk mengetahui strategi yang ia gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka telah dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 18. Gaya dan Strategi Belajar Siswa NP Gaya belajar dan varian Strategi

belajar

Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Read/write-Audiovisual

Mendengarkan Tebak 20%

Jumlah 40%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara individu siswa NP dalam belajar Bahasa Indonesia menggunakan empat strategi belajar yaitu strategi memori, strategi kognitif, strategi kompensasi, strategi metakognitif.

Yang pertama, strategi memori dengan jumlah rata-rata 40% dan menggunakan dua sub strategi. Dapat disimpulkan bahwa ia menggunakan strategi memori

karena membantunya menghubungkan butir-butir satu dengan lainnya, tetapi tidak selalu melibatkan pemahaman yang dalam.

Kedua, strategi kognitif dengan jumlah rata-rata 100%. Dapat disimpulkan bahwa, NP menggunakan strategi kognitif dengan seluruh sub strateginya, sehingga dapat diartikan bahwa dalam belajar Bahasa Indonesia, ia akan selalu memanipulasi bahasa secara langsung seperti melakukan penalaran, analisis, rangkuman serta praktik berbahasa secara alami. Ketiga yaitu strategi kompensasi, dari hasil rata-rata sejumlah 40% ,dapat disimpulkan bahwa dalam belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ia menggunakan strategi kompensasi karena strategi ini yang akan membantunya menebak dari konteks dalam mendengarkan dan membaca menggunakan sinonim dan ,mengupayakan menemukan kata untuk membantu dalam berbicara dan menulis, khusus untuk berbicara menggunakan isyarat agar dapat menemukan kata, seperti melalui menebak sinonim kata.

Keempat, yaitu strategi metakognitif dengan jumlah rata-rata 80%, dari jumlah tersebut siswa ini menggunakan hampir seluruh sub strategi dari strategi metakognitif. Dengan sub strategi yang sebanyak itu dapat disimpulkan bahwa NP melakukan perencanaan, pengevaluasian, pengaturan, dalam pembelajaran Bahasa Indonesiannya, serta adanya pengidenifikasian yang ia lakukan untuk mengetahui gaya belajarnya.

Tabel 19. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan NP dalam Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Strategi belajar

Memori Kognitif Kompensasi Metakognitif

Membaca 1A2 2C4 3B7 4B3

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, NP menggunakan strategi yang bervariasi. Yang pertama, pada keterampilan membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ia menggunakan seluruh strategi belajarnya, yaitu strategi memori, strategi kognitif, strategi kompensasi, dan strategi metakognitif. Dapat disimpulkan bahwa pada saat membaca ia akan menghubungkan butir satu dengan yang lain, kemudian menganalisisnya secara langsung, dalam konteks membaca ini ia akan mengadakan pengetahuan yang hilang dengan menebak dari konteks bacaan, kemudian dia akan mengevaluasi pembelajarannya. Kedua, pada keterampilan menulis siswaini menggunakan satu strategi yaitu strategi kognitif, namun terdapat kemungkinan ia juga menggunakan strategi memori dan kognitif. Dapat disimpulkan bahwa pada saat keterampilan menulis, NP akan memanipulasi materi bahasa secara langsung seperti melalui meringkas, membuat kerangka, pencatatan.

Ketiga, dalam konteks menyimak pada pembelajaran bahasa Indonesia, NP menggunakan tiga strategi belajar yaitu kognitif, kompensasi, dan metakognitif. Dapat diartikan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

dalam konteks menyimak ia akan memanipulasi materi bahasa secara langsung seperti melalui penalaran, kemudian ia pada saat menyimak akan menebak dalam konteks untuk membantunya mengadakan pengetahuan yang hilang, selanjutnya ia akan mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Namun, terdapat pula kemungkinan penggunaan strategi memori yang akan membantunya dalam konteks keterampilan menyimak.

Keempat, pada keterampilan berbicara NP kemungkinan menggunakan strategi memori, kognitif, dan metakognitif. Dari hal ini tidak teradapat kepastian penggunaan stategi belajar secara pasti, sehingga hanya terdapat kemungkinan penggunaan strateginya yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Dokumen terkait