• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

4. Tahap Deskripsi

Dalam tahap deskripsi ini, peneliti sudah menemukan makna dan temuan-temuan terkait dengan data yang telah diinterpretasi sebelumnya. Tahap deskripsi mengacu pada rumusan masalah dari penelitian ini sendiri, sehingga data dipaparkan sistematis dan menjawab pertanyaan dari rumusan masalah itu sendiri.

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian berjudul “Strategi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang bergaya Belajar Read/Write” yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2019 di kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta didapatkan enam data penelitian, yang dideskripsikan sebagai berikut:

1. Gaya Belajar Seluruh Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Hasil perhitungan data kuesioner gaya belajar model VARK dilakukan dengan menjabarkan jawaban 15 siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta melalui tabel Microsoft Excel dan melakukan penjumlahan masing-masing aspek (Visual, Aural, Read/write, Kinestetik), didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Gaya Belajar dan Varian Gaya Belajar

No Nama Gaya Belajar Dominan Varian Gaya Belajar

1 AESP Aural -

2 ACK Kinestetik Visual-aural

3 AAN Kinestetik -

4 AYC Read/write Visual

5 FK Aural Kinestetik

6 IDR Read/write Aural

7 LCP Kinestetik Aural

8 LRP Read/write Aural

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data kuesioner gaya belajar seluruh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang berjumlah 15 orang. Seluruh siswa ini memiliki dominasi dan variasi gaya belajar yang berbeda. Hasil ini didapatkan dari pemilihan jawaban masing-masing siswa.

Jawaban-jawaban tersebut mencerminkan unsur gaya belajar Visual, Aural, Read/write, dan Kinestetik.

Gaya belajar dominan yang dimaksud adalah pemilihan unsur gaya belajar yang paling dominan digunakan seseorang. Varian gaya belajar merupakan gaya belajar yang digunakan seseorang dengan intesitas penggunaan yang tidak lebih dominan dari gaya belajar dominan seseorang. Untuk mengetahui intensitas gaya belajar siswa adalah dengan mengelompokkan dan menjumlahkan masing-masing pilihan jawaban dari kuesioner “VARK” ,yang mana masing-masing-masing-masing jawaban tersebut mempunyai unsur visual, aural, read/write, dan kinestetik.

Hasil penjumlahan tersebut akan diseleksi berdasarkan kriteria dominan gaya belajar. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan data gaya belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta ,yakni gaya belajar

9 LAAS Read/write Visual

10 NP Read/write Aural

11 RIY Kinestetik Read/write

12 RF Aural -

13 VI Aural -

14 VA Visual, Aural, Kinestetik

15 VN Aural Kinestetik

dominan aural sebanyak 5 siswa, visual sebanyak 1 siswa, read/write sejumlah 5 siswa, dan kinestetik 5 siswa.

2. Karakteristik Belajar Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang Bergaya Belajar Read/write

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner kelima siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write, didapati bahwa siswa bergaya belajar read/write memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan siswa bergaya belajar kinestetik, aural, dan visual. Karakteristik belajar pada siswa-siswa tersebut adalah cenderung akan lebih sering atau lebih menyukai kegiatan membaca, seperti membaca petunjuk membuat sesuatu, membaca detail-detail sesuatu untuk mendapatkan gambaran secara jelas, membaca untuk mengidentifikasi sesuatu, atau membaca pada saat kegiatan belajar.

Data-data tersebut dihitung dengan cara menjabarkan jawaban-jawaban kuesioner “VARK” milik siswa, yang mana pada jawaban kuesioner tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang menggambarkan aktivitas belajar siswa tersebut secara terperinci. Jawaban kelima siswa tersebut kemudian dijumlahkan secara keseluruhan untuk mendapatkan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan aktivitas belajar yang paling banyak digunakan siswa. Dapat diartikan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut adalah gambaran karakteristik belajar siswa-siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write. Jawaban tersebut kemudian dianalisis untuk menemukan karakteristik belajar kelima siswa bergaya belajar read/write (tabel 22).

3. Strategi Belajar Siswa yang Bergaya Belajar Read/write Pada saat Belajar Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner strategi belajar bahasa model Oxford, didapatkan data strategi belajar bahasa siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya belajar read/write. Saat pembelajaran bahasa Indonesia, secara khusus dalam keterampilan membaca, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi memori dengan sub strategi ciptakan hubungan mental, strategi kognitif analisis dan bernalar (2C4), dan kompensasi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan (3B7). Dalam keterampilan menulis, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi kognitif dengan sub strategi analisis dan bernalar (2C2), sub strategi kedua yakni membuat stuktur untuk masukan dan luaran (2D2). Kemudian pada keterampilan menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi kognitif dengan sub strategi praktik bahasa (2A5) dan metakognitif memusatkan belajar (4A2). Yang terakhir, pada keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa bergaya belajar read/write menggunakan strategi sosial dengan sub strategi tanyakan (6A1) dan afektif pada sub strategi kerjasama (6B2).

Tabel 7. Tabel Strategi Belajar Siswa bergaya Belajar Read/Write Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem

No. Nama Siswa Strategi Belajar

1 AYC Memori-Kognitif-kompensasi-Metakognitif-Afektif

2 IDR Kognititf-Sosial

3 LRP Memori-Kognitif-Kompensasi-Metakognitif 4 LAAS Kognitif-Metakognitif-Afektif-Sosial

5 NP Memori-Kognitif-Kompensasi-Metakognitif

Untuk mendapatkan data strategi belajar siswa seperti pada tabel diatas, dilakukan beberapa cara perhitungan, yakni dengan cara menjabarkan jawaban siswa kedalam bentuk tabel Microsoft Excel. Data tersebut kemudian diklasifikasikan dan dijumlah berdasarkan strategi masing-masing, kemudian data-data tersebut diubah kedalam bentuk persentase, dengan tujuan mempermudah perhitungan. Hasil persentase tersebut kemudian dipilih berdasarkan kriteria dominan. Dari hasil persentase tersebut didapatkan data seluruh strategi belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem secara individu.

B. Analisis Data

Berdasarkan pengolahan data dari kuesioner, ditemukan bahwa dari siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang berjumlah 15 siswa, terdapat 5 siswa yang memiliki gaya belajar read/write dengan varian yang berbeda, dengan rincian dua siswa bergaya read/write-visual dan tiga siswa bergaya belajar read/write-audiovisual yang tampak pada (tabel 7). Hal ini terjadi karena berdasarkan rata-rata hasil kuesoner yang berjumlah 16 pertanyaan, kelima siswa ini cenderung memilih pilihan jawaban yang memiliki unsur strategi read/write, sehingga menggambarkan bahwa dalam memperoleh informasi, siswa-siswa ini akan lebih nyaman dalam aktivitas belajar dengan input dan output dalam bentuk teks. Data lain yang menggambarkan bahwa siswa-siswa

ini memiliki gaya yang lain, lebih rendah hasilnya dibandingkan dengan rata-rata hasil jawaban dari gaya read/write. Hal ini juga didukung dengan wawancara langsung yang dilakukan peneliti untuk mengonfirmasi jawaban dari kelima siswa tersebut.

Berdasarkan hasil analisis kuesioner kelima siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write, didapati pula bahwa siswa bergaya belajar read/write memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan siswa bergaya belajar kinestetik, aural, atau visual. Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write dalam keseharian cenderung akan lebih sering atau lebih menyukai kegiatan membaca, seperti membaca petunjuk membuat sesuatu, membaca detail-detail sesuatu untuk mendapatkan gambaran

secara jelas, membaca untuk mengidentifikasi sesuatu, atau membaca pada saat kegiatan belajar.

Selanjutnya, data strategi belajar kelima siswa bergaya read/write yang diperoleh dari pengolahan kuesioner serta perhitungan yang dilakukan dengan Microsoft Excel dan analisis kriteria yang dibuat peneliti. Dari pengolahan kuesioner dengan Microsoft Excel tersebut, strategi belajar yang digunakan kelima siswa bergaya belajar read/write dalam mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia dalam konteks menyimak, membaca, berbicara, menulis dijabarkan seperti dibawah ini:

Tabel 8. Tabel Strategi Siswa bergaya Read/Write dalam Belajar Empat Keterampilan Berbahasa

Nama Empat keterampilan berbahasa

Menyimak Membaca Menulis Berbicara

AYC Kognitif,

Kognitif Kognitif Afektif, sosial

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia, secara khusus dalam keterampilan membaca, siswa bergaya

belajar read/write dominan menggunakan strategi strategi memori dengan sub strategi ciptakan hubungan mental, strategi kognitif analisis dan bernalar (2C4), dan kompensasi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan (3B7).

Dalam keterampilan menulis, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi kognitif dengan sub strategi analisis dan bernalar (2C2), sub strategi kedua yakni membuat stuktur untuk masukan dan luaran (2D2).

Kemudian pada keterampilan menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi kognitif dengan sub strategi praktik bahasa (2A5) dan metakognitif memusatkan belajar (4A2).

Yang terakhir, pada keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa bergaya belajar read/write menggunakan strategi sosial dengan sub strategi tanyakan (6A1) dan afektif pada sub strategi kerjasama (6B2).

Tabel 9. Rata-rata strategi belajar yang digunakan seluruh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write serta variasinya

Strategi Keterampilan Sub Jenis

Rata-rata Memori Berbicara/menulis Menciptakan hubungan mental 40%

Membaca,menulis, berbicara,menyima k

Review dengan baik 40%

Membaca Ciptakan hubungan mental 80%

Kognitif Berbicara/menulis Berlatih bahasa 40%

Menyimak Berlatih bahasa 100%

Membaca Analisis dan bernalar 60%

Menulis Analisis dan bernalar 100%

Menulis Membuat struktur untuk masukan dan luaran

80%

Kompens asi

Berbicara/menulis Atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan

40%

Membaca Atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan

40%

Mendengarkan Tebak 40%

Metakogn

Menyimak Memusatkan belajar 60%

Membaca,menulis,

Membaca Atur dan rencanakan kegiatan belajar

Berbicara Dorong diri 40%

Membaca,menulis,

<40% = tidak masuk kedalam kriteria strategi belajar

>40% = masuk kedalam kriteria strategi belajar

Untuk mendapatkan hasil perhitungan seperti pada tabel diatas, data strategi belajar tersebut diklasifikasikan dan dijumlah berdasarkan strategi masing-masing, kemudian data-data tersebut diubah kedalam bentuk persentase, dengan tujuan mempermudah perhitungan. Hasil persentase tersebut kemudian dipilih berdasarkan kriteria dominan, sehingga menghasilkan rata-rata penggunaan strategi belajar seluruh siswa bergaya read/write dan variasinya.

Dapat disimpulkan bahwa siswa yang bergaya belajar read/write memiliki strategi belajar yang dominan digunakan dalam belajar Bahasa Indonesia, yaitu enam strategi belajar, diantaranya strategi memori, kognitif, kompensasi, metakognitif, afektif, dan sosial.

1. Strategi belajar dan keterampilan siswa bergaya belajar read/write Agar lebih mendalami mengenai strategi belajar dan keterampilan berbahasa yang digunakan siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya read/write dan variannya, berikut penjabaran gaya belajar, strategi belajar, dan keterampilan berbahasa yang dirincikan secara individu:

a. AYC

Berdasarkan hasil pengolahan data, siswa tersebut memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya visual, untuk mengetahui strategi yang ia gunakan dalam belajar bahasa Indonesia, maka dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 10. Gaya dan Strategi Belajar Siswa AYC Gaya belajar dan

varian

Strategi belajar

Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Membaca Analisis dan bernalar

20%

Menulis Analisis dan bernalar

Berbicara/menulis Tebak 20%

Jumlah 60%

Empat

Berdasarkan hasil pengolahan data kueseioner strategi belajar seperti pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa secara individu, siswa AYC pada saat belajar bahasa Indonesia menggunakan enam strategi belajar. Pertama adalah strategi memori dengan rata-rata 80%, yang berarti ia menggunakan hampir seluruh sub strategi dalam strategi memori, sehingga pada saat belajar bahasa Indonesia ia akan cenderung menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki untuk membantunya dalam mengingat. Yang kedua adalah strategi kognitif, dengan jumlah rata-rata 100%. Dapat disimpulkan bahwa, AYC menggunakan strategi kognitif dengan seluruh sub strateginya, sehingga dapat diartikan bahwa dalam belajar mata pelajaran bahasa Indonesia, ia akan selalu memanipulasi bahasa secara langsung seperti melakukan penalaran, analisis, rangkuman serta praktik berbahasa secara alami.

Yang ketiga yaitu strategi kompensasi, dari hasil rata-rata sejumlah 60%

dapat dilihat bahawa ia menggunakan strategi kompensasi dengan sub strategi yang cukup banyak yaitu tiga sub strategi. Dalam belajar Bahasa Indonesia, ia akan menggunakan strategi kompensasi. Strategi kompensasi yang akan membantunya menebak dari konteks dalam mendengarkan, membaca menggunakan sinonim, ,mengupayakan menemukan ka ta untuk membantu dalam berbicara dan menulis, khusus untuk berbicara menggunakan isyarat agar dapat menemukan kata, seperti melalui menebak sinonim kata.

Keempat, strategi metakognitif dengan jumlah rata-rata 80%, dari jumlah tersebut siswa ini menggunakan hampir seluruh sub strategi dari strategi metakognitif. Dengan sub strategi yang sebanyak itu dapat disimpulkan bahwa AYC melakukan perencanaan, pengevaluasian, pengaturan, dalam belajar Bahasa Indonesian, serta adanya pengidenifikasian yang ia lakukan untuk mengetahui gaya belajarnya. Selanjutnya adalah strategi afektif, jumlah rata-rata dari strategi afektif yang digunakan adalah sebanyak 60%, dengan tiga sub strategi, saat belajar bahasa Indonesia ia mengandalkan perasaannya, seperti saat mengtasi rasa kurang percaya diri, mengidentifikasi tingkat kecemasannya, dan menghadiahi dirinya.

Strategi yang terakhir adalah strategi sosial, dengan jumlah rata-rata 40%.

Dari keenam strategi yang digunakan oleh siswa ini, hanya strategi sosial yang paling sedikit jumlah rata-rata persentase dan pilihan sub strateginya. Dengan jumlah rata-rata persentase yang seperti itu, AYC berinteraksi dengan orang lain

dalam konteks belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia ,namun dengan frekuensi yang berbeda daripada kelima strategi lainnya.

Tabel 11. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan AYC dalam belajar Bahasa Indonesia

Keterampilan Empat keterampilan berbahasa

Memori Kognitif Kompensasi Metakognitif Afektif Sosial

Membaca 1A2 2C4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada saat belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara ia menggunakan strategi yang bervariasi. Yang pertama, pada keterampilan membaca, AYC menggunakan dua gabungan strategi, yaitu strategi memori dan strategi kognitif. Pada saat membaca ia akan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki untuk mengingat, dan mengkombinasikannya dengan analisis, penalaran, dan praktik bahasa. Selanjutnya terdapat kemungkinan ia menggunakan strategi metakognitif dan afektif untuk membantunya memproses membaca.

Kedua, pada keterampilan menulis AYC menggunakan strategi kognitif, karena pada strategi kognitif akan terjadi pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat. Selain strategi kognitif, masih terdapat kemungkinan penggunaan

strategi memori, kompensasi, metakognitif dan afektif pada saat keterampilan menulis. Yang ketiga, dalam keterampilan menyimak ia menggunakan strategi kognitif, metakognitif, dan sosial. Pada saat menyimak akan terjadi proses penalaran materi bahasa secara langsung, yang dikombinasikan dengan pengontrolan atau perencanaan dalam pembelajaran, serta adanya interaksi dengan orang lain seperti bertanya untuk memverifikasi, meminta klarifikasi, meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa, berbicara dengan mitra percakapan penutur asli, dan menjaga norma sosial dan budaya. Terdapat pula kemungkinan adanya penggunaan strategi lain seperti strategi memori dan afektif.

Yang terakhir adalah keterampilan berbicara. Strategi yang siswa ini gunakan dalam keterampilan berbicara adalah kompensasi, afektif, dan sosial.

Pada saat keterampilan berbicara, strategi kognitif akan membantu dalam berbicara, seperti dengan menggunakan isyarat agar dengan mudah mengadakan pengetahuan yang hilang. Kemudian strategi afektif yang akan mendorongnya untuk mengatasi perasaannya kurang percaya diri, karena strategi ini yang akan memapukan untuk mengungkapkan perasaan. Selanjutnya, setelah menemukan cara berbicara dan mengatasi perasaan, ia akan mempraktikan keterampilan berbicara tersebut dengan cara berinteraksi dengan orang lain dalam strategi sosial.

b. IDR

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner strategi belajar seperti pada (tabel 24), siswa IDR memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya

audiovisual, untuk mengetahui strategi yang ia gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka telah dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 12. Gaya dan Strategi Belajar Siswa IDR Gaya belajar dan

varian

Strategi belajar

Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa secara individu, siswa IDR dalam belajar bahasa Indonesia menggunakan dua strategi belajar, yaitu strategi kognitif dan strategi sosial. Pertama yaitu strategi kognitif dengan rata-rata 40% dan dua sub strategi. Dapat diartikan bahwa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia ia menggunakan strategi kognitif dengan cukup, sehingga ia mampu memanipulasi materi bahasa dengan cara langsung.

Kedua, strategi sosial 40% yang sama dengan jumlah rata-rata strategi sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa strategi sosial cukup dalam penggunaanya. Untuk mempelajari materi bahasa Indonesia, ia juga berinteraksi dengan orang lain untuk memverifikasi materi, meminta bantuan, atau sekedar untuk mengenal budaya satu sama lain.

Tabel 13. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan IDR dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Strategi Belajar

Kognitif Sosial Membaca

Menulis 2C2

Menyimak 2A5

Berbicara 6A1

Empat keterampilan berbahasa 6B1

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada saat belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, IDR menggunakan dua strategi saja. Yang pertama pada keterampilan menulis, ia menggunakan strategi kognitif saja sehingga akan terjadi manipulasi materi bahasa dengan cara langsung seperti melalui penalaran, analisis, pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat. Terdapat pula kemungkinan ia menggunakan strategi sosial, seperti bertanya untuk memverifikasi, meminta klarifikasi dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis.

Kedua, pada keterampilan menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, IDR hanya menggunakan satu strategi belajar saja yaitu kognitif.

Dalam strategi kognitif adanya manipulasi materi bahasa dengan acara langsung misalnya pada penalaran dan analisis dalam konteks menyimak. Terdapat pula kemungkinan ia menggunakan strategi sosial dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus keterampilan menyimak.

Ketiga, pada keterampilan berbicara. Sama halnya dengan keterampilan membaca dan menyimak, IDR hanya menggunakan satu strategi saja yaitu strategi sosial dalam keterampilan berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia, karena pada strategi sosial terjadi interaksi dengan orang lain seperti melalui pertanyaan untuk memverifikasi, meminta klarifikasi kepada teman, meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa.

c. LR

Berdasarkan hasil pengolahan data kueseioner strategi belajar seperti pada (tabel 24) siswa LR memiliki gaya belajar read/write dengan variasi gaya aural, untuk mengetahui strategi yang ia gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka telah dijabarkan data sebagai berikut:

Tabel 14. Gaya dan Strategi Belajar Siswa LR Gaya belajar

dan varian

Strategi belajar Keterampilan Sub Jenis Rata-rata

Read/write-Aural

Kognitif

Menyimak Berlatih bahasa 20%

Membaca Analisis dan

Menulis Membuat struktur untuk masukan

Membaca Atasi keterbatasan dalam wicara dan

Membaca Atur dan

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa secara individu siswa LR, dalam belajar bahasa Indonesia menggunakan lima strategi belajar. Pertama yakni strategi kognitif, dengan jumlah rata-rata 80% yang mengartikan bahwa ia menggunakan hampir seluruh sub strategi dalam strategi kognitif. Dalam belajar bahasa Indonesia, ia akan selalu memanipulasi bahasa secara langsung seperti melakukan penalaran, analisis, rangkuman serta praktik berbahasa secara alami.

Kedua yaitu strategi kompensasi, dari hasil rata-rata sejumlah 40% dapat disimpulkan bahwa dalam belajar bahasa Indonesia, ia menggunakan strategi kompensasi karena strategi ini yang akan membantunya menebak dari konteks dalam mendengarkan serta membaca, mengupayakan menemukan kata untuk membantu dalam berbicara dan menulis, secara khusus dalam berbicara menggunakan isyarat agar dapat menemukan kata, seperti melalui menebak sinonim kata. Ketiga, yaitu strategi metakognitif dengan jumlah rata-rata 40%

dari hasil rata-rata dapat diartikan bahwa Listia Regina melakukan perencanaan,

pengevaluasian, pengaturan, dalam belajar bahasa Indonesian, serta adanya pengidenifikasian yang ia lakukan untuk mengetahui gaya belajarnya.

Keempat, strategi afektif dengan jumlah rata-rata 40%, berdasarkan hasil rata-rata dapat dikatakan bahwa saat belajar bahasa Indonesia ia mengandalkan, seperti saat mengtasi rasa kurang percaya diri, mengidentifikasi tingkat kecemasannya, dan menghadiahi dirinya. Strategi yang terakhir adalah strategi sosial, dengan jumlah rata-rata 40%, berdasarkan jumlah rata-rata strategi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa LR melakukan interaksi dengan orang lain dalam konteks belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia seperti melalui bertanya untuk memverifikasi, meminta klarifikasi, dan meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa.

Tabel 15. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan LR dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Strategi belajar

Kognitif Kompensas

Empat keterampilan 4B3

4B3

5A1,5B 3

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada saat belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara LR menggunakan strategi yang bervariasi. Yang pertama, pada keterampilan membaca ia menggunakan dua gabungan strategi yaitu strategi

kognitif dan kompensasi. Pada saat kegiatan membaca ia akan melakukan analisis, penalaran, dan praktik bahasa dan mengkombinasikannya dengan menebak dari konteks pada saat membaca. Selanjutnya, ada kemungkinan ia menggunakan strategi metakognitif dan afektif untuk membantunya memproses membaca.

Kedua, pada keterampilan menulis, LR menggunakan strategi kognitif.

Pada strategi kognitif akan terjadi pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat.

Selain strategi kognitif, masih terdapat kemungkinan penggunaan strategi kompensasi, metakognitif, dan afektif pada saat keterampilan menulis.

Ketiga, pada saat keterampilan menyimak, LR hanya menggunakan satu strategi saja yaitu kognitif, namun tidak menutup kemungkinan jika adanya penggunaan strategi metakognitif dan afektif yang membantunya dalam

Ketiga, pada saat keterampilan menyimak, LR hanya menggunakan satu strategi saja yaitu kognitif, namun tidak menutup kemungkinan jika adanya penggunaan strategi metakognitif dan afektif yang membantunya dalam

Dokumen terkait