• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XII OTKP SMK SANJAYA PAKEM YOGYAKARTA YANG BERGAYA BELAJAR READ/WRITE SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XII OTKP SMK SANJAYA PAKEM YOGYAKARTA YANG BERGAYA BELAJAR READ/WRITE SKRIPSI"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XII OTKP SMK SANJAYA PAKEM YOGYAKARTA YANG BERGAYA BELAJAR

READ/WRITE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Brigitha Dara Damia 151224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(2)

i

STRATEGI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XII OTKP SMK SANJAYA PAKEM YOGYAKARTA YANG BERGAYA BELAJAR

READ/WRITE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Brigitha Dara Damia 151224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(3)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini dari hati yang paling dalam untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi kekuatan dalam hidupku.

Untuk Bapak dan Mamakku, Andreas Anastasius dan Maria Sudiati yang menjadi tempat ku berkeluh kesah dan yang selalu mendukung setiap langkah hidupku.

Untuk adikku, Benediktus Daryn Bagus Lamandau, yang memotivasiku agar menjadi contoh yang baik untuk dirinya.

Untuk teman terdekatku, Mario Emanuel yang menjadi teman, sahabat, dan musuh terbaik yang selalu mendampingiku dalam suka dan duka.

Bagi teman-teman seperjuangan saya, Benedictus Bima dan Prasetyo yang menjadi teman bertukar pikiran selama menyelesaikan tugas akhir ini

Bagi teman-teman PBSI A 2015 yang telah memberikan dukungan, petualangan, dan telah menjadi keluarga bagi saya selama di Jogja

(4)

v MOTO

“Hope is a good thing, may be the best of things. Now good thing ever dies!”

-Shawshank Redemption

“You got a dream. You gotta protect it. People can’t do something themselves, they wanna tell you that you cant do it. If you want something, go get it.”

-The Pursuit of Happyness

“To see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, to draw closer, to find each other and to feel. That is the purpose of life.”

-The Secret Life of Walter Mitty

(5)

viii ABSTRAK

Damia, Brigitha Dara. 2020. Strategi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang Bergaya Belajar Read/Write. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembelajaran bahasa di kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta, masing-masing siswa memiliki gaya belajar dan strategi belajar bahasa yang mempermudahnya dalam memahami informasi yang diberikan guru.

Menurut O’Malley dan Cahmot (dalam Hardan, 2013), strategi belajar bahasa merupakan teknik dan perangkat yang digunakan oleh pelajar bahasa kedua untuk mengingat atau mengatur sampel bahasa kedua. Strategi belajar bahasa secara khusus digunakan siswa untuk memahami, mengingat, atau mengolah informasi bahasa melalui berbagai cara. Namun, kurangnya pemahaman siswa-siswi tersebut tentang gaya belajar dan strategi belajar bahasa yang mereka miliki, menyulitkan mereka untuk belajar bahasa Indonesia secara lebih tepat. Untuk alasan itulah penelitian ini dilakukan, dengan tujuan mendeskripsikan siswa-siswi yang bergaya belajar read/write di kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020, karakteristik belajar yang dimiliki, serta strategi belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Data penelitian diperoleh melalui Kuesioner Gaya Belajar VARK dari Flemming dan Kuesioner Strategi Belajar Bahasa dari Oxford. Hasil dari dua kuesioner tersebut dianalisis untuk mengetahui siswa-siswi yang memiliki gaya belajar read/write di kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta, karakteristik belajar, serta strategi belajar bahasa yang mereka gunakan dalam belajar bahasa Indonesia secara khusus pada keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Temuan pertama menunjukkan bahwa dari seluruh siwa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, terdapat lima siswa yang memiliki gaya belajar dominan read/write. Temuan kedua menjabarkan bahwa siswa bergaya belajar read/write memiliki karakteristik belajar yang lebih menyukai kegiatan yang berhubungan dengan membaca.

Temuan ketiga menunjukkan lima pembelajar yang memiliki gaya belajar read/write, ketika belajar membaca dominan menggunakan strategi memori, kognitif, dan kompensasi. Saat belajar menulis menggunakan strategi kognitif.

Belajar menyimak menggunakan strategi kognitif dan metakognitif. Pada saat belajar berbicara menggunakan strategi sosial dan afektif.

Kata kunci: Gaya belajar, karakteristik belajar, strategi belajar bahasa

(6)

ix ABSTRACT

Damia, Brigitha Dara. 2020. Indonesian Language Learning Strategies of SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta 12th-grade Students Who Have Read/Write Learning Style. A thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Education and Literature Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University of Yogyakarta.

In learning a language in XII OTKP class of SMK Sanjaya Pakem, every student has their learning style and learning strategy to ease in understanding information given by the teacher. Language learning strategy used specifically by students to understand, memorize, or process language information in many ways.

However, the students’ less understanding of learning style and learning strategy has made it difficult for them to learn the Indonesian language correctly. For that reason, this research was conducted with aims to describe: the students with read/write learning style, learning characteristics, and language learning strategies in learning the Indonesian language. The research data gathered from VARK and Flaming questionnaire, Oxford language learning questionnaire, and interview. The results from those two questionnaires were analyzed to find out the students who had read/write learning style in XII OTKP of SMK Sanjaya Pakem, learning characteristics, and language learning strategy that they used in learning the Indonesian language. The first finding showed that from all the students of XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, five students had read/write learning style dominant.

The second finding described that the students with read/write learning style, had a learning characteristic related to reading. The third finding showed that five students with read/write learning style, dominantly using memory, cognitive, and compensation strategy in learning reading. The students used cognitive strategy when learning to write. Also, they used cognitive and metacognitive when learn to listen. Last, in learning to talk, they used social and affective strategy.

Keywords: learning styles, learning characteristics, language learning strategies

(7)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

E. Batasan Pengertian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 9

B. Landasan Teori ... 13

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 13

2. Gaya Belajar ... 14

3. Gaya belajar model VARK ... 15

4. Strategi Belajar Bahasa ... 19

5. Keterampilan Berbahasa ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28

(8)

xiii

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Sumber Data dan Data Penelitan ... 28

1. Sumber Data ... 28

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Instrumen Penelitian... 30

1. Kuesioner ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 33

1. Tahap Klasifikasi ... 33

2. Tahap Identifikasi ... 33

3. Tahap interpretasi ... 34

4. Tahap Deskripsi ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Data ... 36

1. Gaya Belajar Seluruh Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem ... 36

2. Karakteristik Belajar Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang Bergaya Belajar Read/write ... 38

3. Strategi Belajar Siswa yang Bergaya Belajar Read/write Pada saat Belajar Bahasa Indonesia ... 39

B. Analisis Data ... 41

1. Strategi belajar dan keterampilan siswa bergaya belajar read/write ... 45

C. Pembahasan ... 65

1. Gaya Belajar ... 65

2. Karakteristik Belajar Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang Bergaya Belajar Read/write ... 66

3. Penggunaan Strategi Belajar dalam Pembelajaran Membaca, Menulis, Menyimak, Berbicara... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. SIMPULAN ... 73

B. SARAN ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

BIODATA PENULIS ... 80

LAMPIRAN ... 81

(9)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Strategi Lagsung dan Rinciannya ... 20

Tabel 2. Strategi Nir-langsung dan Rinciannya ... 22

Tabel 3.Kuesioner gaya belajar dari Oxfor ... 31

Tabel 4. Kuesioner strategi belajar dari SILL ... 32

Tabel 6. Hasil Gaya Belajar dan Varian Gaya Belajar... 36

Tabel 7. Tabel strategi belajar siswa bergaya belajar read/write kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem ... 39

Tabel 8. Tabel Strategi siswa bergaya read/write dalam belajar empat keterampilan berbahasa... 42

Tabel 9. Rata-rata strategi belajar yang digunakan seluruh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write serta variasinya ... 44

Tabel 10. Gaya dan Strategi Belajar Siswa AYC ... 46

Tabel 11. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan AYC ... 49

Tabel 12. Gaya dan Strategi Belajar Siswa IDR ... 51

Tabel 13. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan IDR ... 52

Tabel 14. Gaya dan Strategi Belajar Siswa LR ... 53

Tabel 15. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan LR dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 55

Tabel 16. Gaya dan Strategi Belajar Siswa LAAS ... 57

Tabel 17. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan LAAS ... 58

Tabel 18. Gaya dan Strategi Belajar Siswa NP ... 60

Tabel 19. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan NP dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 62

(10)

xv

Tabel 20. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan NP dalam belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 58 Tabel 21. Tabel Gaya Belajar Seluruh Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta... 97 Tabel 22. Tabel Karakteristik Belajar Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya

Pakem... 98 Tabel 23. Iventarisasi Strategi Belajar Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya

Pakem... 99 Tabel 24. Tabel Sub Strategi Belajar Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta... 100 Tabel 25. Tabel Strategi Belajar Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem

Yogyakarta Bergaya Belajar Read/write dalam Belajar Empat Keterampilan

Berbahasa... 101

(11)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Empat Preferensi Model Belajar ... 17 Gambar 2. Kerangka Berpikir ... 27

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti belajar. Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian, berdasarkan hakikat belajar menurut Suyono (2012: 9). Manusia tentunya akan menyesuaikan diri dan mempelajari aspek kehidupan yang terus berkembang pula, salah satunya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut dapat diperoleh manusia dari pendidikan. Pendidikan yang didapatkan dapat bersumber dari berbagai tempat, seperti lembaga formal maupun lembaga informal.

Sekolah sebagai lembaga formal akan membantu siswa dalam mendapatkan suatu ilmu yang bermanfaat baginya. Ilmu pengetahuan yang didapatkan seseorang melalui sekolah terjadi karena adanya proses pemberian ilmu yang dilakukan guru kepada siswa. Dalam proses tersebut tentunya terdapat peran guru sebagai pendidik yang memberikan ilmu kepada siswa yang dilakukan dalam interaksi di kelas.

Dalam pembelajaran bahasa di kelas, siswa memiliki gaya belajar yang mempermudah ia dalam memahami informasi yang diberikan guru. Menurut Oxford (dalam Widharyanto, 2020), gaya belajar dan strategi pembelajaran

(13)

bahasa adalah dua faktor utama yang membantu menentukan bagaimana cara dan seberapa baik siswa menguasai bahasa kedua atau asing mereka.

Strategi dan gaya belajar siswa ini pula yang akan membantu guru dalam mengembangkan desain pembelajaran yang lebih tepat untuk gaya belajar dan karakteristik belajar siswa. Menurut Xu (dalam Widharyanto, 2017), informasi tentang model gaya belajar Fleming dan model Oxford strategi pembelajaran bahasa, akan memberikan manfaat bagi guru dalam mengembangkan desain pembelajaran bahasa. Guru akan dibantu dalam memilih dan mengembangkan materi kursus bahasa yang sesuai dengan gaya utama dan karakteristik kelas, mengembangkan varietas dan metode pembelajaran tidak tunggal, serta memilih kegiatan yang sesuai untuk gaya belajar siswa.

Adanya kesesuaian antara gaya belajar dan strategi belajar yang dimiliki siswa, dengan cara serta metode guru dalam mengajar bahasa Indonesia, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya dalam belajar bahasa Indonesia. Sejalan dengan pendapat Alqadi (2015), bahwa perlu untuk mencocokkan berbagai gaya belajar dan strategi pengajaran pendidik untuk mengembangkan potensi siswa dalam belajar L2. Agar terjadi kesesuaian antara gaya belajar dan strategi belajar yang dimiliki siswa, dengan strategi atau metode mengajar guru, perlu terlebih dahulu mengetahui gaya, karakteristik dan strategi belajar siswa tersebut.

Dalam implementasi pembelajaran di kelas, terdapat berbagai kesulitan yang dialami siswa dalam memahami pembelajaran bahasa yang diberikan

(14)

guru. Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu melaksanakan PPL di SMK Sanjaya Pakem, secara khusus di kelas XII OTKP, sebagian besar siswa belum mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan maksimal karena siswa belum memahami gaya belajar, karakteristik belajar dan strategi belajar bahasa yang dimiliki. Berdasarkan hasil dari observasi selama PPL ini pula yang membuat peneliti mengetahui karakter masing-masing siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam mengenai gaya belajar, karakteristik belajar, dan strategi belajar yang dimiliki siswa-siswa tersebut, secara khusus pada siswa bergaya read/write dengan tujuan siswa-siswa tersebut dapat mengambil manfaat dari penelitian ini dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan mereka dalam belajar bahasa Indonesia.

Latar belakang peneliti yang secara khusus meneliti mengenai siswa bergaya belajar read/write pada siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya pakem adalah peneliti ingin melakukan penelitian pada siswa-siswa tersebut secara sangat mendalam dengan mengkhususkan pada satu gaya belajar saja, sehingga hasil dari penelitian ini berfokus pada deskripsi gaya belajar, karakteristik belajar, serta strategi belajar siswa bergaya belajar siswa tertentu dengan lebih terperinci. Hal lain yang juga membuat peneliti tertarik dengan gaya belajar read/write adalah terkait dengan rasa ingin tahu peneliti yang mendalam mengenai karakteristik dari gaya belajar read/write ini. Peneliti ingin mengetahui lebih mendalam mengenai strategi belajar serta karakteristik belajar

(15)

yang digunakan siswa bergaya belajar read/write dalam memproses suatu materi bahasa.

Hal-hal lainnya yang memengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia siswa di dalam kelas adalah metode pengajaran guru yang kurang bervariasi.

Diharapkan dari penelitian ini siswa dapat mengetahui serta mengenal gaya belajar, karakteristik belajar dan strategi belajarnya, sehingga siswa lebih memahami cara belajar bahasa Indonesia yang lebih tepat. Selain itu dengan penelitian ini diharapkan guru dapat pula mengembangkan metode pengajarannya, yang akan membantu siswa mengembangkan potensi belajar bahasa Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar, karakteristik, dan strategi belajar bahasa Indonesia siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK Sanjaya Pakem. Melalui kuesioner model “VARK” dan kuesioner

“Inventarisasi Strategi Belajar Bahasa modifikasi SILL”, peneliti akan meneliti gaya belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write, karakteristik belajar, serta strategi belajar bahasa Indonesia, secara khusus dalam belajar empat keterampilan berbahasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang gaya belajar siswa bergaya belajar read/write, karakteristik belajar dan strategi belajar bahasa pada siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem maka berikut ini diuraikan rumusan masalah penelitian.

(16)

1) Seberapa banyak siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya belajar read/write?

2) Bagaimanakah karakteristik siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya read/write dalam belajar bahasa?

3) Apa sajakah strategi belajar membaca yang digunakan oleh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya read/write?

4) Apa sajakah strategi belajar menulis yang digunakan oleh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya read/write?

5) Apa sajakah strategi belajar menyimak yang digunakan oleh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya read/write?

6) Apa sajakah strategi belajar berbicara yang digunakan oleh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya read/write?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Strategi Belajar Bahasa Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang Bergaya Belajar Read/Write”

bertujuan mendeskripsikan siswa-siswa yang bergaya belajar read/write di kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta, karakteristik belajar siswa yang bergaya read/write tersebut dan strategi belajar membaca, menulis, berbicara, menyimak yang digunakan siswa bergaya belajar read/write saat belajar bahasa Indonesia.

(17)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi.

1. Pembaca

a. Memperoleh pengetahuan mengenai gaya belajar, secara khusus gaya belajar model VARK, serta strategi belajar bahasa yang dimiliki berbagai siswa secara khusus dalam belajar bahasa Indonesia.

b. Dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Peserta didik

a. Peserta didik dapat mengidentifikasi dan mengetahui gaya belajar masing-masing.

b. Peserta didik dapat menerapkan strategi belajar bahasa Indonesia yang akan membantu dalam memaksimalkan potensi siswa dalam belajar.

c. Dapat menjadi ide untuk belajar bahasa Indonesia.

3. Pendidik

a. Menambah pengetahuan guru mengenai berbagai karakteristik siswa, melalui strategi dan gaya belajar yang dimiliki siswa.

b. Membantu guru dalam menemukan strategi pengajaran yang cocok bagi siswa di kelas.

(18)

E. Batasan Pengertian

Istilah yang perlu dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gaya Belajar

Brown (dalam Widharyanto, 2017), menjelaskan bahwa gaya belajar adalah cara dimana individu menerima dan memproses informasi dalam situasi belajar.

2. Strategi Belajar

Berdasarkan penapat O’Malley dan Chamot (dalam Hardan, 2013), pengertian strategi belajar bahasa sebagai teknik dan perangkat yang digunakan oleh pembelajar bahasa kedua untuk mengingat dan atau mengatur sampel bahasa kedua.

3. Membaca

Menurut Tarigan (2008: 7), membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

4. Menulis

Berdasarkan pendapat Tarigan (2008: 3), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

5. Menyimak

Menurut Hermawan (2012:30), menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap

(19)

mental yang aktif, dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan.

6. Berbicara

Menurut Tarigan (1984: 15), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

F. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian ini terdiri dari Bab I yang mencakup enam subbab, diantaranya; a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) batasan istilah, dan f) sistematika penyajian. Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian ini. Bab ini memaparkan mengenai gambaran awal dari penelitian.

Bab II mencakup tiga subbab yaitu; a) penelitian yang relevan, b) landasan teori, dan c) kerangka berpikir. Bab II merupakan landasan teori dan kerangka berpikir. Bab III mencakup lima subbab, yakni; a) seting penelitian, b) sumber dan data penelitian, c) metode dan teknik pengumpulan data, d) instrumen penelitian, e) teknik analisis data. Bab IV mencakup tiga subbab, yaitu: a) deskripsi data, b) analisis data, c) pembahasan. Bab V mencakup dua subbab, diantaranya; a) simpulan dan b) saran.

(20)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji topik tentang gaya belajar dan strategi belajar. Berdasarkan hasil eksplorasi peneliti, ditemukan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Yang pertama, dalam penelitian yang dilakukan oleh Zakaria, dkk (2018) dengan judul penelitian “Language Learning Strategies Used by Secondary Schools Students in Enhancing Speaking Skills”, penelitian tersebut terfokus untuk mengidentifikasi penggunaan strategi belajar yang paling sering digunakan siswa, untuk menambah kemampuan mereka dalam berbicara bahasa Inggris dan juga terfokus untuk menganalisis perbedaan penggunaan strategi antar gender.

Subjek penelitian tersebut adalah 60 siswa yang dipilih secara acak dari SMP yang berlokasi di Bandar Baru Bangi, Malaysia. Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian campuran (mixed-method), data diperoleh dari kuesioner yang diadaptasi dari Oxford dan wawancara semi terstruktur. Data dari hasil kuesioner dikumpulkan, dikuantifikasi dan disajikan dalam bentuk frekuensi yang dihitung, dirata-rata dan distandardeviasikan. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah topik penelitian yang sama- sama mengkaji penggunaan strategi belajar bahasa pada siswa di sekolah

(21)

tertentu. Selanjutnya terdapat pula persamaan pada penggunaan instrumen penelitian, secara khusus pada penggunaan kuesioner Oxford yang telah diadaptasi.

Kedua, pada penelitian Alqadi (2015) dengan judul “Different Learning Styles of L2 Learners”, penelitian tersebut terfokus pada perlunya mencocokan berbagai gaya belajar dan strategi pendidik untuk mengembangkan potensi siswa dalam belajar L2. Selain itu, artikel jurnal ini juga menyajikan beberapa implikasi yang dapat berkontribusi untuk membantu pendidik dan desainer kurikulum mengidentifikasi beragam gaya belajar yang akan membantu siswa untuk memahami dan memodifikasi gaya belajar mereka sendiri sehingga dapat mencapai tingkat kemahiran belajar yang lebih baik dan lebih tinggi.

Relevansi antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini berfokus pada meneliti strategi belajar, karakteristik belajar pada siswa bergaya belajar read/write yang dimiliki siswa tertentu, penelitian tersebut juga mengkaji tentang gaya belajar siswa, namun lebih kepada bagaimana mencocokan gaya belajar tersebut dengan strategi mengajar guru, serta berbagai implikasi.

Ketiga, pada penelitian yang dilakukan oleh Anam dan Stracke (2016) yang berjudul “Language Learning Strategies of Indonesian Primary School Students: In Relation to self-efficacy beliefs”. Penelitian tersebut meneliti siswa sekolah dasar dalam belajar bahasa inggris, secara khusus strategi yang digunakan, dan bagaimana siswa mengaitkan antara strategi dan efikasi diri.

(22)

Untuk menginventarisasi strategi siswa penelitian tersebut menggunakan kuesioner “SILL” dan untuk mengukur efikasi diri dalam belajar bahasa Inggris menggunakan kuesioner “C-SELEQ” yang diberikan kepada 522 siswa kelas 6. Penelitian tersebut menghasilkan data bahwa strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi sosioafektif dan metakognitif serta strategi kognitif yang jumlahnya sedang. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan strategi antar siswa yang menganggap diri mereka mampu melakukan tugas bahasa inggris dan mengatur pembelajaran mereka sendiri, dengan siswa yang tidak. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah topik penelitian yang sama-sama meneliti strategi belajar bahasa yang digunakan oleh siswa. Secara lebih mendalam penelitian tersebut menganalisi keterkaitan antara strategi belajar bahasa dengan efikasi diri, berbeda halnya dengan penelitian ini, yang memperdalam analisis karakteristik belajar, serta strategi belajar yang dimiliki siswa bergaya belajar read/write. Persamaan lain antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah instrumen penelitian yang digunakan untuk menginventarisasikan strategi belajar siswa, yakni sama-sama menggunakan kuesioner SILL.

Berdasarkan hasil riset peneliti mengenai relevansi dari ketiga penelitian diatas, didapatkan pula adanya suatu kebaharuan dari penelitian ini. Dalam pengkajian gaya belajar secara khusus pada bidang pembelajaran bahasa Indonesia terbilang masih sedikit jumlahnya. Berdasarkan hasil eksplorasi peneliti mengenai pengkajian gaya belajar, terutama gaya belajar model VARK

(23)

di Indonesia terbilang minim, penelitian-penelitian tersebut juga hanya mengkaji pada hubungan antara strategi belajar dengan berbagai unsur, seperti pada penelitian diatas, yang mengkaji strategi belajar dengan efikasi diri serta strategi belajar dengan kemampuan belajar bahasa Inggris. Berbeda dengan penelitian ini yang secara mendalam mengkaji lingkup suatu hubungan antara gaya belajar, karakteristik belajar, serta strategi belajar siswa tertentu, dengan tujuan menghasilkan suatu deskripsi mendalam mengenai pemaparan hubungan strategi belajar yang digunakan siswa bergaya read/write, serta karakteristik belajarnya dalam belajar bahasa Indonesia, secara khusus pada empat keterampilan berbahasa, untuk itu terdapat suatu kebaharuan dari penelitian ini dari penelitian-penelitian sebelumnya.

(24)

B. Landasan Teori

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Brown (dalam Suwarsih, 2013: 1), bidang pengajaran bahasa telah mengalami berbagai perkembangan yang terkait dengan pendekatan dan atau metode dari belajar bahasa lisan ke belajar kaidah-kaidah bahasa kembali ke belajar bahasa lisan. Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, perubahan kurikulum telah dilakukan beberapa kali dengan tujuan mengembangkan ranah pendidikan menjadi lebih baik. Pada tahun 2013 pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, melakukan suatu hajatan besar dalam ikhtiar mencerdaskan anak bangsa, yaitu hajatan yang terkait dengan pengembangan kurikulum (Mahsun, 2014: 91).

Bahasa Indonesia dalam konteks kurikulum 2013, berdasarkan pendapat Nuh (dalam Mahsun, 2014:94), merupakan suatu keistimewaan, karena Kurikulum 2013 menempatkan bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan.

Menurut Mahsun (2014: 95), peran bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan tentunya bukan merupakan suatu kebetulan jika paradigma pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks, seperti dapat dilihat dalam rumusan kompetensi dasar substansi Bahasa Indonesia dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

Perancangan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memberi ruang pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir, karena setiap teks memiliki struktur berpikir yang berbeda satu sama lain.

semakin banyak teks yang dikuasai, maka semakin banyak struktur berpikir

(25)

yang dikuasi peserta didik (Mahsun, 2014: 95). Bidang pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 mengalami berbagai perubahan. Menurut (Mahsun, 2014: 95), perubahan bidang pembelajaran bahasa Indonesia terjadi pada paradigma penetapan satuan kebahasaan yang menjadi basis materi pembelajaran. adapun satuan bahasa yang menjadi basis pembelajarannya adalah teks. Jadi, pembelajaran bahasa Indonesia dengan mempertimbangkan konteks situasi pemakaian bahasa itu sendiri.

Terdapat beberapa alasan teks dijadikan basis dalam pembelajaran kurikulum 2013 menurut Mahsun (2014 : 97). Pertama, melalui teks kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan. Kedua, materi pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan karakteristik kurikulum 2013 yang menetapkan capaian kompetensi siswa yang mencakup ketiga ranah pendidikan: pengetahuan, keterampilan, sikap.

2. Gaya Belajar

Menurut Brown (dalam Widharyanto, 2017), gaya belajar merupakan cara individu menerima dan memproses informasi dalam situasi belajar, sedangkan menurut Gallow dan Labraca (dalam Ghazali, 2013: 134), semua orang memiliki gaya belajar sendiri-sendiri, gaya belajar ini dipengaruhi oleh karakteristik personal, karakteristik lingkungan, dan pilihan persepsi, orientasi kognitif dan kebutuhan mereka masing-masing.

Fleming (dalam Widharyanto, 2017), menyatakan bahwa gaya belajar merupakan karakteristik individual dan cara-cara yang lebih disukai dalam

(26)

mengumpulkan, mengorganisasikan, dan berpikir tentang informasi.

Berdasarkan pemaparan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara individu untuk menerima dan memproses ilmu yang disampaikan oleh orang lain dalam situasi belajar, dan terdapat gaya belajar yang berbeda antara satu individu dengan individu lain.

3. Gaya belajar model VARK

Gaya belajar VARK adalah model yang dikembangkan oleh Neil D.

Fleming pada tahun 1987 terhadap model yang sudah ada, yakni VAK (Visual, Aural, Kinesthetic). Gaya belajar model Fleming memiliki empat preferensi

modalitas, yakni Visual, Aural atau Auditory, Read/Write , dan Kinesthetic dan disingkat menjadi VARK. Fleming membedakan preferensi modalitas Visual dengan Read/Writing (R) karena di antara keduanya memiliki kecenderungan yang berbeda. Dari apa yang dia baca dan amati, tampak jelas bahwa beberapa siswa memiliki preferensi yang berbeda untuk kata-kata tertulis (grafis) sementara yang lainnya lebih suka informasi simbolis (gambar) seperti dalam peta, diagram, dan grafik. Kedua preferensi tidak selalu ditemukan pada orang yang sama. Untuk selanjutnya, gaya belajar model Fleming memiliki 4 preferensi modalitas, yakni Visual, Aural atau Auditory, Read/Write , dan Kinesthetic dan disingkat menjadi VARK (Widharyanto, 2017).

VARK, menurut Fleming (dalam Widharyanto, 2017), mengacu pada kategori preferensi komunikasi. Ini berkaitan dengan cara seseorang mengambil dan memberikan informasi. Selama bertahun-tahun Fleming mengkaji preferensi modalitas sensorik seseorang dengan menggunakan

(27)

kuesioner VARK dan hasilya adalah sebagai berikut. Pertama, seorang siswa mungkin memiliki preferensi untuk satu modalitas atau lebih dari satu modalitas (multimodal). Kedua, modalitas belajar yang disukai tersebut mempengaruhi perilaku individu, termasuk belajarnya. Ketiga, preferensi gaya belajar tidak tetap, namun stabil dalam jangka menengah. Ketiga, baik guru dan siswa, dipercaya keduanya dapat mengidentikasi dan memberikan contoh- contoh penggunaan modalitas preferensi dalam belajar. Keempat, informasi yang diakses menggunakan strategi yang selaras dengan preferensi modalitas siswa lebih mungkin dipahami dan dapat memotivasi. Kelima, pencocokan strategi pembelajaran dengan preferensi modalitas juga cenderung mengarah ketekunan tugas-tugas belajar, pendekatan lebih mendalam untuk belajar, dan metakognisi aktif dan efektif. Keenam, pengetahuan tentang, dan bertindak atas, preferensi modal seseorang adalah kondisi penting untuk meningkatkan belajar seseorang.

Hawk dan Shah (dalam Widharyanto, 2017), menyajikan matriks yang diadaptasi dari Fleming tentang empat mode persepsi. Setiap individu memiliki kemungkinan untuk memiliki preferensi dari satu sampai empat, masing-masing siswa memiliki satu rentangan preferensi relatif dari empat mode persepsi yang ada, akan tetapi siswa juga dapat belajar untuk menggunakan mode lainnya, seperti yang tergambar dalam gambar berikut:

(28)

Gambar 1. Empat Preferensi Model Belajar

a. Gaya Visual

Siswa dengan gaya belajar visual mengandalkan indera mata atau penglihatan dalam proses menangkap informasi sebelum akhirnya memahami informasi tersebut. Siswa dengan gaya ini lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar, baca, dan lakukan. Preferensi yang mengandalkan indera mata ini lebih mudah, lebih menarik, manakala menangkap dan memahami informasi yang berasal peta, gambar, desain, diagram laba-laba, grafik, flow chart, diagram berlabel, semua anak panah simbolik, lingkaran, hirarki, foto, power point, film, demonstrasi guru, dan sebagainya yang digunakan orang untuk menyajikan informasi sebagai pengganti wujud kata-kata.

b. Gaya Aural

Siswa dengan gaya belajar Aural cenderung mengandalkan indera telinga atau pendengaran dalam menangkap informasi dan memahami informasi tersebut. Ia akan sangat memperhatikan intonasi, lafal, dan kecepatan bicara dari guru pada saat menjelaskan, bertanya, atau menjawab pertanyaan.

Keberhasilan dalam menangkap informasi dan memahami informasi sangat

(29)

bergantung pada pengemasan informasi tersebut. Jika informasi disajikan dalam bentuk rekaman, presentasi, cerita, atau dibacakan dengan keras, maka siswa dengan preferensi gaya aural akan lebih senang, lebih nyaman, dan lebih mudah.

c. Gaya Baca/Tulis

Siswa yang memiliki gaya belajar baca/tulis lebih suka memperoleh informasi dalam bentuk teks grafis dan bukan gambar yang memuat kata-kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Siswa dengan gaya ini lebih nyaman dalam aktivitas belajar dengan input dan output dalam bentuk teks. Dengan demikian, kegiatan membaca buku (teks, pelajaran, ilmiah), koran (artikel, opini, berita, iklan, tajuk rencana, biografi), majalah (petunjuk mengoperasikan sesuatu, resep masakan, informasi hiburan), novel, esai, brosur, leaflet, surat, poster, serta menerjemahkan dengan kamus, menulis kembali, meringkas, mencatat, menulis pokok-pokok informasi, menulis kata-kata kunci, dan membuat parafrase, merupakan kunci keberhasilan dalam memperoleh dan memahami informasi.

d. Gaya Kinestetik

Siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih suka memperoleh informasi melalui aktivitas praktik yang melibatkan fisik dan mengalami langsung dalam situasi kelas atau di luar kelas. Pengalaman merupakan hal yang penting bagi siswa kinestetik. Aktivitas seperti melakukan percobaan, membuat sesuatu, mendemonstrasikan suatu gerakan, bermain drama atau role playing, merupakan aktivitas yang mereka minati.

(30)

4. Strategi Belajar Bahasa

O’Malley dan Chamot (dalam Hardan, 2013), mengungkapkan bahwa strategi belajar bahasa adalah teknik dan perangkat yang digunakan oleh pelajar bahasa kedua untuk mengingat atau mengatur sampel bahasa kedua. Oxford (1990:8), memaparkan pengertian strategi belajar melalui satu definisi teknis yang umum digunakan, bahwa strategi pembelajaran adalah operasi yang dilakukan oleh pelajar untuk membantu akuisisi, penyimpanan, pengambilan, dan penggunaan informasi.

Oxford (dalam Suwarsih, 2013:181), menggolongkan strategi belajar menjadi strategi langsung dan nir-langsung. Strategi langsung terdiri atas strategi ingatan, strategi kognitif, dan strategi kompensasi, sedangkan strategi nirlangsung terdiri atas strategi metakognitif, strategi afektif, dan strategi sosial. Strategi ingatan membantu siswa menghubungkan butir-butir satu dengan lainnya, tetapi tidak selalu melibatkan pemahaman yang dalam. Stategi kognitif memapukan siswa untuk memanipulasi materi bahasa dengan cara langsung, misalnya melalui penalaran, analisis, pencatatan, rangkuman, sintesis, membuat kerangka, mengatur kembali informasi untuk membuat skema yang lebih kuat, praktik dalam ajang alami, dan memraktikkan struktur dan bunyi secara formal. Menurut Oxford (dalam Suwarsih, 2013:181), strategi kognitif secara signifikan terkait dengan kemahiran bahasa kedua atau bahasa asing. Stategi metakognitif digunakan untuk mengelola keseluruhan proses pembelajaran. Strategi metakognitif mencakup: mengidentifikasi gaya belajarnya sendiri, merencanakan tugas bahasa kedua atau bahasa asing,

(31)

mengumpulkan dan mengatur materi, mengatur ruang dan jadwal belajar, memantau kesalahan, mengevaluasi keberhasilan tugas, dan mengevaluasi keberhasilan strategi belajar apapun. Strategi kompensasi membantu siswa mengadakan pengetahuan yang hilang. Termasuk dalam strategi ini adalah menebak dari konteks dalam mendengarkan dan membaca, menggunakan sinonim dan mengupayakan menemukan kata untuk membantu dalam berbicara dan menulis, dan, khusus untuk berbicara, menggunakan isyarat.

Strategi afektif memampukan para siswa untuk mengungkapkan perasaan yang terkait dengan pembelajaran bahasa, misalnya dengan mengidentifikasi tingkat kecemasan, berbicara tentang perasaan, menghadiahi diri sendiri, karena telah tampil bagus, dan menggunakan nafas dalam-dalam atau berbicara positif tentang diri sendiri. Terakhir, strategi sosial membantu para siswa bekerja sama dengan orang lain dan memahami bahasa dan budaya sasaran. Strategi sosial menyakup kegiatan-kegiatan berikut: bertanya untuk memverifikasi, meminta klarifikasi, meminta bantuan dalam mengerjakan tugas bahasa, berbicara dengan mitra percakapan penutur asli, dan menjaga norma sosial dan budaya.

Tabel 1. Strategi Langsung dan Rinciannya STRATEGI LANGSUNG

Strategi ingatan

Menciptakan hubungan mental

Pengelompokan

Meghubungkan/mengelaborasi Menempatkan kata baru dalam konteks

Menggunakan gambar dan suara

Menggunakan gambar Pemetaan semantic Menggunakan kata kunci Merepresentasikan suara dalam ingatan

(32)

Meninjau ulang dengan cermat

Peninjauan ulang terstruktur

Melakukan seuatu

Menggunakan respon fisik atau sensasi

Menggunakan teknik mekanis

Strategi kognitif

Berpraktik Mengulangi

Secara formal memraktikkan dengan sistem bunyi dan tulisan Mengenali dan menggunakan rumus dan pola

Mengombinasikan kembali Memraktikkan secara naturalistik

Meninjau ulang dan mengirim pesan

Menemukan gagasan dengan cepat

Menggunakan sumberdaya untuk menerima dan mengirim pesan.

Menganalisis dan menalar

Menalar secara deduktif Menganalisis ungkapan

Menganalisis secara kontrastif lintas bahasa

Menerjemahkan Menransfer Menciptakan

struktur untuk asupan dan aluran

Mencatat Merangkum

Menonjolkan/menitikberatkan

Strategi kompensasi

Menebak secara intelektual

Menggunakan penada

kebahasaan

Menggunakan penanda lainnya

Mengatasi kekurangan dalam berbicara dan/atau menulis

Beralih pada bahasa ibu Mencari bantuan

Menggunakan isyarat atau mimik muka

Menghindari komunikasi sebagian atau seluruhnya Memilih topik

Menyesuaikan atau mengira- ngira pesan

Menemukan kata baru Menggunakan sinonim

(33)

Tabel 2. Strategi Nir-langsung dan Rinciannya STRATEGI NIR-LANGSUNG

Strategi metakognitif

Memusatkan pembelajaran anda

Meninjau secara umum dan mengaitakannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki Memperhatikan Menunda produksi bahasa agar dapat fokus pada mendengarkan

Mengatur dan merencanakan pembelajaran anda

Mencari informasi tentang pembelajaran bahasa

Mengatur

Menentukan sasaran dan tujuan

Mengidentifikasi tujuan

tugas bahasa

(mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis dengan tujuan) Merencanakan tugas bahasa

Mencari kesempatan untuk berpraktik

Mengevaluasi pembelajaran anda

Memantau diri Mengevaluasi diri

Strategi afektif

Menurunkan kecemasan anda

Menggunakan relaksasi progresif, menarik nafas panjang atau meditasi Menggunakan musik Menggunakan tertawa Mendorong diri anda

sendiri

Membuat pernyataan positif

Mengambil resiko dengan bijaksana

Menghadiahi diri

Mengukur temperatur emosi anda

Mendengarkan badan sendiri

Menggunakan daftar titik

Menulis buku harian pembelajaran bahasa Membahas perasaan dengan orang lain

(34)

Strategi sosial

Bertanya

Meminta klarifikasi atau verifikasi

Meminta koreksi Bekerjasama dengan

orang lain

Bekerjasama dengan sejawat

Bekerjasama dengan pengguna fasih bahasa sasaran

Empati pada orang lain

Mengembangkan pemahaman budaya Menyadari pikiran dan perasaan orang lain

5. Keterampilan Berbahasa

Menurut Tarigan (2008: 2), keterampilan berbahasa atau language arts, language skills dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu:

a. Keterampilan menyimak (listening skill) b. Keterampilan berbicara (speaking skill) c. Keterampilan membaca (reading skill) d. Keterampilan menulis (writing skill)

Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraenka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur; mula- mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupkan satu kesatuan, merupakan catur-tunggal.

(35)

Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses- proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

a. Menyimak

Menurut Hermawan (2012:30), menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif, dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2020), memaparkan pengertian menyimak ialah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.

Berdasarkan definisi dari kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan suatu kegiatan maupun keterampilan yang memerlukan konsentrasi, perhatian, kecerdasan dan sikap mental yang aktif untuk mendengarkan informasi atau lambang bunyi agar dapat memperoleh makna serta isi informasi yang disampaikan pembicara melalui ucapan.

b. Menulis

Menurut Alek dan Achmad (2011: 105), menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Berdasarkan pendapat Tarigan (2008: 3),

(36)

menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

c. Membaca

Secara mendalam Tarigan (2008: 7), memaparkan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Menurut Alek dan Achmad (2011: 74), membaca adalah proses memahami pesan tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaiakan oleh penulis kepada pembacanya. Sementara itu, Anderson (dalam Alek dan Achmad, 2011: 74), memaparkan pengertian membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.

e. Berbicara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, berbicara yaitu berkata;

bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat, dan berunding. Dalam pemaparan Tarigan (2008: 15), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

C. Kerangka Berpikir

Dalam kerangka berpikir, peneliti akan menjelaskan secara runtut langkah- langkah yang dilakukan peneliti saat melaksanakan penelitian ini. Penelitian

(37)

dilatarbelakangi masalah ketidakcocokan strategi pengajaran yang digunakan guru dan gaya belajar serta strategi belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem dalam belajar bahasa Indonesia di kelas. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melakukan langkah-langkah penelitian untuk mengetahui gaya belajar, karakteristik belajar dan strategi belajar secara khusus siswa bergaya read/write.

Pertama peneliti akan menganalisis gaya belajar seluruh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, dengan menggunakan kuesioner VARK untuk menemukan siswa-siswa yang bergaya belajar read/write. Tahap kedua, peneliti menganalisis karakteristik belajar siswa yang bergaya read/write dalam belajar bahasa Indonesia. Ketiga, secara mendalam peneliti menganalisis strategi belajar yang digunakan siswa bergaya read/write dengan kuesioner dari Oxford. Keempat peneliti mendeskripsikan data gaya belajar, karakteristik belajar, dan strategi belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya belajar read/write.

(38)

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Teori gaya belajar VARK dari Flemming dalam Widharyanto (2017) dan Teori strategi belajar

bahasa dari Oxford (dalam Suwarsih 2013:181)

Gaya belajar siswa kelas XII

OTKP SMK Sanjaya Pakem

Karakteristik belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya belajar read/write

Strategi belajar siswa bergaya belajar read/write dalam belajar

bahasa Indonesia

Deskripsi gaya belajar, karakteristik belajar, dan strategi belajar siswa

kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya belajar

read/write

(39)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Gunawan (2013:80), penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui proses statistik atau bentuk hitungan lainnya. Moleong (2014: 6), menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, presepsi, perilaku, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

B. Sumber Data dan Data Penelitan 1. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2006:122), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sumber data dari penelitian ini adalah 5 siswa kelas XII OTKP SMK Sanajaya Pakem, Yogyakarta.

2. Data Penelitian

Data penelitian yang peneliti kumpulkan berupa kata-kata yang merupakan jawaban partisipan atas pertanyaan dalam kuesioner gaya belajar

(40)

model VARK, kuesioner strategi belajar model Oxford, dan wawancara mengenai strategi dan gaya belajar.

Menurut Esti (2011: 112), terdapat dua jenis data dalam penelitian deskriptif kualitatif bersifat eksploratif, menurut sifat dan analisis datanya yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang digambarkan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Data merupakan kuantitatif yang berwujud angka- angka hasil perhitungan atau pengukuran.

Data penelitian yang pertama, yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif yang dihasilkan adalah persentase jawaban siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem dalam menjawab kuesioner gaya belajar model VARK dan kuesioner strategi belajar model Oxford. Data penelitian yang kedua adalah data kualitatif.

Data kualitatif yang dihasilkan peneliti adalah deskripsi dari jawaban siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem dalam menjawab kuesioner gaya belajar model VARK, kuesioner strategi belajar model Oxford.

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang memadai, dalam penelitian ini diterapkan satu metode pengumpulan data, yakni metode kuesioner. Kuesioner adalah salah satu prosedur pengumpulan data yang berbentuk cetakan (Tarigan, 2009:167).

Metode survei adalah metode penyediaan data yang dilakukan melalui penyebaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan rinci untuk memperoleh informasi dari sejumlah besar informan yang dipandang

(41)

representatif mewakili populasi penelitian Wiseman dan Aron (dalam Mahsun, 2005: 222).

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 292), dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti. Sedangkan berdasarkan pendapat Mardalis (1990: 60), instrumen dalam penelitian adalah alat ukur, yaitu dengan instrumen penelitian ini, dapat dikumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran atau presentasi serta lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif atau kuantitatif.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.

Instrumen tersebut telah divalidasi ahli dan diujicobakan pada hari Jumat, 15 November 2019 pada siswa kelas X AKL. Tujuan dari ujicoba instrumen adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari kuesioner, melalui unsur kebahasaan dan unsur kemampuan kuesioner dalam mengukur gaya dan strategi yang dimiliki siswa-siswi.

Langkah kedua, peneliti melaksanakan pengambilan data pada seluruh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem. Kuesioner dibagikan kepada seluruh siswa yang berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

1. Kuesioner

Menurut Tarigan (2009:167), kuesioner adalah salah satu prosedur pengumpulan data yang berbentuk cetakan. Dalam penelitian ini, peneliti

(42)

menggunakan kuesioner “VARK” dan kuesioner Inventarisasi Strategi Belajar Bahasa modifikasi “SILL”. Penggunaan kuesioner “VARK” merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk pengambilan data dengan tujuan untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki masing-masing siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, secara khusus siswa dengan gaya belajar read/write.

Ketika peneliti sudah mendapatkan data gaya belajar yang dimiliki setiap siswa, data tersebut akan dikelompokkan masing-masing berdasarkan gaya belajar, yang kemudian akan dibuat menjadi bentuk persentase.

Tabel 3.Kuesioner Gaya Belajar dari Oxford

1 Saya perlu menemukan jalan ke toko yang direkomendasikan teman.

Saya akan:

A cari tahu di mana toko itu terkait dengan tempat yang saya tahu.

B gunakan peta.

C tuliskan petunjuk jalan yang perlu saya ingat.

D minta teman saya untuk memberi tahu saya arahnya.

2 Saya ingin menabung lebih banyak uang dan memutuskan di antara berbagai opsi. Saya akan:

A baca brosur cetak yang menjelaskan opsi secara terperinci.

B berbicara dengan seorang ahli tentang opsi.

C gunakan grafik yang menunjukkan opsi berbeda untuk periode waktu berbeda.

D pertimbangkan contoh setiap opsi menggunakan informasi keuangan saya.

3

Ketika saya belajar, saya....

A melihat pola dalam berbagai hal.

B baca buku, artikel, dan handout.

C suka membicarakan semuanya.

D menggunakan contoh dan aplikasinya.

4 Saya memiliki masalah dengan jantung saya. Saya lebih suka dokter itu ….

A menunjukkan kepada saya diagram tentang apa yang salah.

B menggambarkan apa yang salah.

(43)

C menggunakan model plastik untuk menunjukkan kepada saya apa yang salah.

D memberi saya sesuatu untuk dibaca untuk menjelaskan apa yang salah.

5 Saya ingin belajar cara menggunakan kamera foto yang lebih baik.

Saya akan …

A gunakan contoh kamera foto baik dan buruk yang menunjukkan cara memperbaikinya.

B gunakan diagram yang menunjukkan kamera dan apa yang dilakukan masing-masing bagian.

C gunakan instruksi tertulis tentang apa yang harus dilakukan.

D ajukan pertanyaan dan bicarakan tentang kamera dan fitur- fiturnya.

Kuesioner kedua yakni kuesioner Inventarisasi Strategi Belajar Bahasa modifikasi “SILL” yang telah dimodifikasi dan diujicoba digunakan dengan tujuan menemukan strategi belajar yang digunakan siswa bergaya belajar read/write pada saat pembelajaran bahasa Indonesia, dalam konteks pembelajaran keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Hasil dari instrumen tersebut kemudian akan dideskripsikan kedalam bentuk kata- kata.

Tabel 4. Kuesioner Strategi Belajar dari SILL

No Pernyataan Pilihan

1 2 3 4 5 1

Saya memikirkan hubungan antara hal-hal baru dan hal yang sudah saya ketahui/pelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2

Saya mengucapkan atau menulis kata-kata bahasa Indonesia yang baru saya ketahui beberapa kali.

3

Ketika saya tidak bisa memikirkan kata saat percakapan dalam bahasa Indonesia, saya menggunakan gerakan yang membantu saya mendeskripsikan kata tersebut.

(44)

4

Saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa

Indonesia.

5

Saya mencoba untuk tenang/menarik nafas setiap kali merasa takut menggunakan bahasa

Indonesia.

6

Jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Indonesia, misal kata tertentu, saya meminta lawan bicara untuk memperlambat atau mengatakan lagi kata tersebut.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2012:245).

Moleong (dalam Prastowo, 2014: 238), menjabarkan mengenai pengertian analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja. Seiddel (dalam Moleong, 2014: 248), menjelaskan proses analisis data kualitatif sebagai berikut:

1. Tahap Klasifikasi

Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Tahap Identifikasi

Mengumpulkan data, memilah-milah, dan mengklasifikasikan. Dalam tahap ini peneliti melakukan proses pengambilan data, yakni jawaban dari responden melalui kuesioner gaya belajar dan strategi belajar. Selanjutnya

(45)

data tersebut dipilih dan dikelompokkan menjadi tiga, yakni data gaya belajar, karaketristik belajar, dan strategi belajar.

3. Tahap interpretasi

Berpikir dengan membuat kategori data itu mempunyai makna, dan menemukan pola hubungan-hubungan, dan menemukan temuan-temuan umum. Dalam tahap ini peneliti menentukan kriteria dominan dalam penggunaan gaya belajar, karakteristik belajar, dan strategi belajar. Data tersebut kemudian diinterpretasikan dengan teori dan penelitian terdahulu sehingga menghasilkan makna.

a. Kriteria Dominan Gaya Belajar

Kriteria dominan dari gaya belajar adalah angka minimal yang menjadi acuan dari data gaya belajar, yang digunakan sebagai penentu atau pengklasifikasian gaya belajar seseorang. Dalam penelitian ini, kriteria dominan yang digunakan peneliti untuk menentukan gaya belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Tabel Kriteria Dominan Gaya Belajar No. Jumlah yang digunakan Kriteria

1  5 Dominan

2  4 Minor

3 3 Neglibel

Berdasarkan tabel diatas, kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ialah dominan dan minor, neglibel tidak digunakan karena jumlahnya terlalu kecil dan tidak relevan.

(46)

b. Kriteria Dominan Strategi Belajar

Kriteria dominan strategi belajar adalah angka minimal yang digunakan sebagai penentu jumlah data strategi belajar yang digunakan siswa bergaya belajar read/write. Kriteria dominan strategi belajar yang digunakan siswa adalah 40%, jika data strategi belajar siswa kurang dari 40% maka dikatakan tidak memenuhi kriteria dominan strategi belajar.

4. Tahap Deskripsi

Dalam tahap deskripsi ini, peneliti sudah menemukan makna dan temuan- temuan terkait dengan data yang telah diinterpretasi sebelumnya. Tahap deskripsi mengacu pada rumusan masalah dari penelitian ini sendiri, sehingga data dipaparkan sistematis dan menjawab pertanyaan dari rumusan masalah itu sendiri.

(47)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian berjudul “Strategi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang bergaya Belajar Read/Write” yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2019 di kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta didapatkan enam data penelitian, yang dideskripsikan sebagai berikut:

1. Gaya Belajar Seluruh Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Hasil perhitungan data kuesioner gaya belajar model VARK dilakukan dengan menjabarkan jawaban 15 siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta melalui tabel Microsoft Excel dan melakukan penjumlahan masing- masing aspek (Visual, Aural, Read/write, Kinestetik), didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Gaya Belajar dan Varian Gaya Belajar

No Nama Gaya Belajar Dominan Varian Gaya Belajar

1 AESP Aural -

2 ACK Kinestetik Visual-aural

3 AAN Kinestetik -

4 AYC Read/write Visual

5 FK Aural Kinestetik

6 IDR Read/write Aural

7 LCP Kinestetik Aural

8 LRP Read/write Aural

(48)

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data kuesioner gaya belajar seluruh siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang berjumlah 15 orang. Seluruh siswa ini memiliki dominasi dan variasi gaya belajar yang berbeda. Hasil ini didapatkan dari pemilihan jawaban masing-masing siswa.

Jawaban-jawaban tersebut mencerminkan unsur gaya belajar Visual, Aural, Read/write, dan Kinestetik.

Gaya belajar dominan yang dimaksud adalah pemilihan unsur gaya belajar yang paling dominan digunakan seseorang. Varian gaya belajar merupakan gaya belajar yang digunakan seseorang dengan intesitas penggunaan yang tidak lebih dominan dari gaya belajar dominan seseorang. Untuk mengetahui intensitas gaya belajar siswa adalah dengan mengelompokkan dan menjumlahkan masing- masing pilihan jawaban dari kuesioner “VARK” ,yang mana masing-masing jawaban tersebut mempunyai unsur visual, aural, read/write, dan kinestetik.

Hasil penjumlahan tersebut akan diseleksi berdasarkan kriteria dominan gaya belajar. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan data gaya belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta ,yakni gaya belajar

9 LAAS Read/write Visual

10 NP Read/write Aural

11 RIY Kinestetik Read/write

12 RF Aural -

13 VI Aural -

14 VA Visual, Aural, Kinestetik

15 VN Aural Kinestetik

(49)

dominan aural sebanyak 5 siswa, visual sebanyak 1 siswa, read/write sejumlah 5 siswa, dan kinestetik 5 siswa.

2. Karakteristik Belajar Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang Bergaya Belajar Read/write

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner kelima siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write, didapati bahwa siswa bergaya belajar read/write memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan siswa bergaya belajar kinestetik, aural, dan visual. Karakteristik belajar pada siswa- siswa tersebut adalah cenderung akan lebih sering atau lebih menyukai kegiatan membaca, seperti membaca petunjuk membuat sesuatu, membaca detail-detail sesuatu untuk mendapatkan gambaran secara jelas, membaca untuk mengidentifikasi sesuatu, atau membaca pada saat kegiatan belajar.

Data-data tersebut dihitung dengan cara menjabarkan jawaban-jawaban kuesioner “VARK” milik siswa, yang mana pada jawaban kuesioner tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang menggambarkan aktivitas belajar siswa tersebut secara terperinci. Jawaban kelima siswa tersebut kemudian dijumlahkan secara keseluruhan untuk mendapatkan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan aktivitas belajar yang paling banyak digunakan siswa. Dapat diartikan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut adalah gambaran karakteristik belajar siswa-siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write. Jawaban tersebut kemudian dianalisis untuk menemukan karakteristik belajar kelima siswa bergaya belajar read/write (tabel 22).

(50)

3. Strategi Belajar Siswa yang Bergaya Belajar Read/write Pada saat Belajar Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner strategi belajar bahasa model Oxford, didapatkan data strategi belajar bahasa siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang bergaya belajar read/write. Saat pembelajaran bahasa Indonesia, secara khusus dalam keterampilan membaca, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi memori dengan sub strategi ciptakan hubungan mental, strategi kognitif analisis dan bernalar (2C4), dan kompensasi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan (3B7). Dalam keterampilan menulis, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi kognitif dengan sub strategi analisis dan bernalar (2C2), sub strategi kedua yakni membuat stuktur untuk masukan dan luaran (2D2). Kemudian pada keterampilan menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa bergaya belajar read/write dominan menggunakan strategi kognitif dengan sub strategi praktik bahasa (2A5) dan metakognitif memusatkan belajar (4A2). Yang terakhir, pada keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa bergaya belajar read/write menggunakan strategi sosial dengan sub strategi tanyakan (6A1) dan afektif pada sub strategi kerjasama (6B2).

Tabel 7. Tabel Strategi Belajar Siswa bergaya Belajar Read/Write Kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem

No. Nama Siswa Strategi Belajar

1 AYC Memori-Kognitif-kompensasi-Metakognitif-Afektif

2 IDR Kognititf-Sosial

(51)

3 LRP Memori-Kognitif-Kompensasi-Metakognitif 4 LAAS Kognitif-Metakognitif-Afektif-Sosial

5 NP Memori-Kognitif-Kompensasi-Metakognitif

Untuk mendapatkan data strategi belajar siswa seperti pada tabel diatas, dilakukan beberapa cara perhitungan, yakni dengan cara menjabarkan jawaban siswa kedalam bentuk tabel Microsoft Excel. Data tersebut kemudian diklasifikasikan dan dijumlah berdasarkan strategi masing-masing, kemudian data-data tersebut diubah kedalam bentuk persentase, dengan tujuan mempermudah perhitungan. Hasil persentase tersebut kemudian dipilih berdasarkan kriteria dominan. Dari hasil persentase tersebut didapatkan data seluruh strategi belajar siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem secara individu.

(52)

B. Analisis Data

Berdasarkan pengolahan data dari kuesioner, ditemukan bahwa dari siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem yang berjumlah 15 siswa, terdapat 5 siswa yang memiliki gaya belajar read/write dengan varian yang berbeda, dengan rincian dua siswa bergaya read/write-visual dan tiga siswa bergaya belajar read/write-audiovisual yang tampak pada (tabel 7). Hal ini terjadi karena berdasarkan rata-rata hasil kuesoner yang berjumlah 16 pertanyaan, kelima siswa ini cenderung memilih pilihan jawaban yang memiliki unsur strategi read/write, sehingga menggambarkan bahwa dalam memperoleh informasi, siswa-siswa ini akan lebih nyaman dalam aktivitas belajar dengan input dan output dalam bentuk teks. Data lain yang menggambarkan bahwa siswa-siswa

ini memiliki gaya yang lain, lebih rendah hasilnya dibandingkan dengan rata- rata hasil jawaban dari gaya read/write. Hal ini juga didukung dengan wawancara langsung yang dilakukan peneliti untuk mengonfirmasi jawaban dari kelima siswa tersebut.

Berdasarkan hasil analisis kuesioner kelima siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write, didapati pula bahwa siswa bergaya belajar read/write memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan siswa bergaya belajar kinestetik, aural, atau visual. Siswa kelas XII OTKP SMK Sanjaya Pakem bergaya belajar read/write dalam keseharian cenderung akan lebih sering atau lebih menyukai kegiatan membaca, seperti membaca petunjuk membuat sesuatu, membaca detail-detail sesuatu untuk mendapatkan gambaran

Gambar

Tabel 20. Keterampilan Berbahasa yang Digunakan NP dalam belajar Mata Pelajaran  Bahasa Indonesia............................................................................................................
Gambar  1. Empat Preferensi Model Belajar ...................................................................
Gambar  1. Empat Preferensi Model Belajar
Tabel 1. Strategi Langsung dan Rinciannya STRATEGI LANGSUNG   Strategi  ingatan  Menciptakan hubungan mental   Pengelompokan   Meghubungkan/mengelaborasi  Menempatkan  kata  baru  dalam konteks  Menggunakan  gambar  dan  suara   Menggunakan gambar  Pemetaa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rekomendasi dari peneliti adalah (1) untuk memperkaya penelitian mengenai konflik peran yang dialami buruh pabrik perempuan, maka penulis menyarankan agar mengambil sa:npel

Pokja Pengadaan Barang.

kegiatan pada jangka menengah. Pengukuran indikator hasil lebih utama. menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang

*i*ak di6na3jae sesiFo

Keluarga Bapak I Ketut Wardana telah menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan dan kebersihan yang dapat dilihat dari kondisi lingkungan rumah Bapak I

Pengujian Disiplin Belajar dan Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Secara Simultan … 116 5... Pembahasan dan Temuan

Misi utama pembelajaran nilai adalah meningkatkan kualitas penguasaan (pemahaman, penghayatan, dan pengamalan) individu terhadap suatu nilai sebagai bagian yang

Papan reklame Business College LP3I yang dibuat sangat informatif, menarik dan menjanjikan untuk masa depan.. Sangat Tidak Setuju