• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Strategi Industri Media Radio dalam Mempertahankan Eksistensi

Industri radio di Indonesia kini tengah mengalami perubahan, kehadiran media digital dinilai memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah pendengarnya. Dalam meningkatkan dan memertahankan pendengar, pastinya dilakukan suatu strategi tertentu oleh media massa radio tersebut. Strategi mempertahankan pendengar menurut Susan (1985) dalam Nasution (2010: 23) meliputi pertama, strategi kesesuaian (Compability) yaitu strategi kesesuaian penjadwalan, pemilihan tipe program, dan pokok masalah terhadap kebutuhan khalayak pendengar.

Radio siaran harus membuat program yang sesuai dengan kegiatan sehari-hari pendengarnya dan selalu berbeda-beda dari waktu ke waktu. Karena itu untuk menyesuaikan kondisi dan kebiasaan pendengar, perlu dilakukan pemilihan dan penjadwalan yang tepat. Kedua, strategi pembentukan kebiasan (Habbit Formation) yaitu pembentukan kebiasaan disini adalah membentuk kebiasaan-kebiasaan mendengarkan yang dihasilkan dari adanya penjadwalan program acara melalui prediksi yang seksama. Oleh karena itu, penyajian setiap program cara dilakukan secara rutin dan selalu menempatkan waktu yang sama pada jangka

waktu tertentu. Ketiga, strategi pengontrolan arus pendengar (Control of Audience Flow) yaitu pengontrolan arus pendengar dilakukan dalam rangka memaksimalkan pendengar yang mengalir dari satu program ke program berikutnya, dan untuk meminimalkan pendengar mengalihkan saluran ke pihak pesaing. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan program yang berbeda dengan radio lain (contering) atau menyajikan program acara serupa atau mirip dengan radio siaran lain (blunting).

Keempat, strategi penyimpanan sumber-sumber Program (Consevation of Program Resources) yaitu penyimpanan sumber-sumber program ini dimaksudkan agar program bisa dipakai lagi suatu saat, tapi tentu saja dengan cara penyajian yang berbeda. Ketersediaan materi dan sumber daya lain sebagai pendukung program harus benar-benar diperhitungkan karena jam siaran yang terus menerus sepanjang hari. Diantaranya dengan mengemas ulang materi tersebut dengan pendekatan dan cara penyajian yang berbeda. Kelima, strategi daya penarik massa (Mass Appeal) yaitu daya penarik massa sangat penting untuk diperhatikan karena stasiun-stasiun penyiaran mendapatkan keuntungan dengan cara semaksimal mungkin untuk menarik perhatian pendengar dengan mengemas program siaran semenarik mungkin dan sesuai dengan kebutuhan pendengar. Perbedaan minat dan hal yang disukai oleh pendengar harus diperhatikan oleh radio siaran. Sehingga semuanya dapat diakomodir dalam program yang disajikan.

Adapun menurut Morissan (2009:231) dalam buku Strategi Mengola Radio dan Televisi, strategi program ditinjau dari aspek manajemen atau sering

disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri dari perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program, serta pengawasan dan evaluasi program.

1. Perencanaan program

Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pada stasiun radio perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audiens. Contohnya sebuah stasiun radio berita harus merencanakan format dan isi dari program-program siaran berita mereka agar tetap menarik. Perlu adanya variasi dalam menyiarkan program berita agar mendengar tidak merasa bosan. Talkshow merupakan variasi dari program berita yang dapat dipilih. Program talkshow atau chatshow (obrolan, bincang-bincang, dialog interaktif) biasanya mendatangkan narasumber atau bintang tamu untuk bincang-bincang tentang sebuah tema atau topic hangat. Agar lebih menarik program siaran berita radio bisa juga melibatkan pendengar dalam melaporkan berita yang sedang terjadi.Sehingga pendengar juga merasa terlibat dalam penyampaian berita.

2. Produksi dan pembelian program

Bagian program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi (Morrisan, 2009: 266). Untuk stasiun radio biasanya memproduksi sendiri berbagai program acara yang akan disiarkan. Pada stasiun

radio semua bagian terlibat dalam proses perencanaan sampai pada pembuatan program. Biasanya stasiun radio menggunakan sumber daya yang mereka miliki untuk pembuatan program. Contohnya dalam pembuatan iklan yang akan disiarkan, stasiun radio merekam sendiri suara dan dialog iklan yang akan disiarkan, biasanya mereka menggunakan penyiar mereka sendiri sebagai pengisi suara. Hal ini memberikan keuntungan tambahan yaitu biaya produksi yang relative lebih kecil.

3. Eksekusi program

Eksekusi program merupakan kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah diterapkan. Strategi penayangan yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Orang yang menyusun jadwal acara atau biasa disebut programmer harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan pendengar. Agar program yang ditayangkan sesuai dengan yang telah direncanakan maka setiap jamnya kita harus mengatur elemen-elemen acara yang sudah direncanakan agar tertata dengan baik. Dalam kepenyiaran disebut “Hot Clock” atau “Format Wheel”. Kemasan inilah yang nantinya akan menjadi “roh” penyiaran dengan

kemasan produksi yang khas dan berbeda dari stasiun penyiaran radio lain (Prayudha, 2005:48)

4. Pengawasan dan evaluasi program

Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil atau kinerja yang

dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Jumlah dan komposisi audien serta jumlah penjualan iklan dapat diukur dengan laporan analisis rating dan analisis pendapatan. Apabila jumlah penonton dan tingkat penjualan iklan tidak sesuai, maka perlu dilakukan adanya penyesuaian dengan mendiskusikan solusi kepada pihak-pihak yang terkait sehingga tujuan yang telah ditetapkan stasiun penyiaran dapat tercapai

Selain strategi program, strategi dalam penyiaran juga menjadi hal yang penting. Salah satu yang membedakan radio satu dengan yang lainnya adalah ciri khas penyiar. Hal yang harus dimiliki oleh seorang penyiar selain suara yang memang enak di dengar dalam membawakan program acara. Para pendengar akan mudah mengingat sebuah program acara apabila seorang pembawa acara atau penyiar mempunyai ciri khas yang menarik.

Karena radio bersifat selintas maka seseorang penyiar radio harus memiliki strategi saat siaran agar pesan yang disampaikan dapat disimak oleh pendengar. Suara pemberita yang unik, khusus, orisinil dan trendi saar siaran merupakan jalan menuju sukses sebagai radio yang berbasis pemberitaan (Adam, 2000: 35). Dalam persaingannya dengan radio lain dengan format siaran yang sama, terdengar berbeda dan mempunyai keunikan tersendiri dalam melakukan siaran merupakan factor yang sangat penting dalam persaingan.

Salah satu ciri khas yang dapat membedakan salah satu radio dengan radio lainnya adalah station call. Station call atau sapaan khas penyiar kepada pendengarnya dapat membedakan dengan radio lain sekaligus memudahkan pendengar mengidentifikasi sebuah stasiun radio (Romli, 2009: 34). Tagline,

Motto, merupakan semboyan atau ungkapan khas stasiun radio sebagai “ungkapan atau sapaan tambahan” dan menjadi ciri khas.

Jingle, Call Sign, adalah bunyi berirama, lagu, atau music pendek untuk menunjukan identitas sebuah stasiun radio (ID Station), berdurasi tidak lebih dari 60 detik. Tune adalah lagu atau sebuah music instrument sebagai pengantar atau pembuka dan penutup sebuah program. Terdiri dari Opening Tune, diputar sebagai tanda sebuah program segera dimulai.Closing Tune, diputar saat program berakhir atau penanda program selesai (Prayudha, 2005: 35).

Adapun hal yang harus dihindari seorang penyiar pada saat sedang siaran yaitu cara berbicara janga terlalu cepat dan jangan berbicara datar atau terkesan membosankan. Pertama, berbicara terlalu cepat saat siaran akan mengakibatkan pesan yang ingin disampaikan tidak bisa didengar dengan jelas oleh pendengar. Kedua, berbicara datar atau membosankan. Tugas seorang penyiar bukan hanya memandu sebuah program acara tetapi juga bagaimana membuat pendengar tidak mematikan radio karena bosan mendengarkan siaran (Ningrum, 2007: 40).

Dokumen terkait