• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Jaringan Sosial Demi Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.2 Coping Strategi

5.2.2 Strategi Jaringan Sosial Demi Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Strategi menciptakan, mengembangkan, dan memelihara hubungan – hubungan sosial untuk membentuk suatu jaringan sosial ( social net ) sebagai bagian dari strategi adaptasi. Jaringan sosial ini berfungsi memudahkan setiap anggota memperoleh akses ke sumber daya ekonomi yang tersedia di lingkunagan. Jaringan sosial yang anggotanya memiliki kesamaan kemampuan sosial ekonomi ( bersifat horizontal ) beragam biasanya berwujud aktivitas tolong menolong. Sebaliknya, jaringan sosial yang anggotanya cukup ( bersifat vertikal ), polanya berbentuk patron – klien ( Kusnadi, 1997 ). Hubungan – hubungan sosial dalam kedua jaringan sosial biasa biasa berupa tukar – menukar, ataupun peminjaman timbal – balik sumber daya ekonomi seperti uang, barang dan jasa. Dalam masyarakat yang memiliki sumber daya terbatas jaringan ini sangat penting. Masahnya, beragam strategi adaptasi ini semata – mata hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang bersifat subsistensi, bukan kebutuhan yang bersifat produktif. Dalam jangka panjang diperlukan strategi yang mendasar untuk menentas belenggu kemiskinan, dan kesenjangan sosial ekonomi. ( Khodori. 2009. Nelayan, Kemiskinan, dan Starategi Adaptasi. ( Online)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi di lapangan salah satu strategi bertahan hidup pengrajin batu bata apabila jika mengalami kesulitan dalam kebutuhan hidup dalam kondisi tertentu yaitu dengan meminjam uang kepada sanak keluarga, tetangga, ataupun kepada pengusa dimana mereka bekerja.

5.2.2.1 Meminjam Barang atau Uang kepada Sanak Keluarga dan Tetangga Salah satu strategi jaringan pengrajin batu bata yakni dengan meminjam uang atau barang kepada kepada sanak saudara mereka. Dalam kondisi tidak memiliki uang pada umumnya pengrajin batu bata akan meminjam uang atau barang kepada orang

penelitian ini yaitu kebutuhan pokok seperti beras. Seperti penuturan informan berikut ini.

“ Kalau kurang uang pinjam dulu sama orang atau sama kakak, nanti kalau ada uang baru dibayar. Ya gitu aja,,,terkadang lebih banyak kurangnya dari pada yang ada, nanti juga kalau gak ada beras gitu juga pinjam, nanti kalu ada baru dibayar”. ( Ibu Sumarni)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sumarni yang sudah 30 tahun bekerja sebagai pekerja pengrajin batu bata. Apabila Ibu Sumarni tidak memiliki uang atau beras maka Ibu Sumarni akan meminjam uang kepada keluarga yaitu kakak Ibu Sumarni, namun Ibu Sumarni juga sering meminjam kepada pengusaha jika dalam kondisi terdesak.

Selain dengan sanak saudara, jika dalam kondisi sudah tidak memiliki uang, pengrajin batu bata juga akan meminjam kepada tetangga terdekat mereka, seperti salah satu penuturan informan berikut.

“ kalau pas gak ada duit, kadang kalau ada kawan atau tetangga yang baru bakar batu, ya dipinjem dulu uangnya, entar bulan depan kalau uda ada uang baru dibayar”. ( Ibu Sudarni )

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sudarni, bahwa setiap dalam kondisi tidak memiliki uang Ibu Sudarni akan meminjam kepada tetangga terdekatnya. Hal ini disebabkan selain upah atau pendapatan dari hasil bekerja sebagai pengrajin batu bata sangat minim, Ibu Sudarni juga tidak memiliki tabungan berupa uang ataupun benda berharga yang memiliki nilai jual, sehingga salah satu strategi bertahan hidup yang dilakukan adalah meminjam uang kepada tetangganya untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Berdasarkan beberapa keterangan informan di atas, dapat dijelaskan bahwa adanya hubungan jaringan sosial yakni dengan meminjam uang atau barang kepada sanak keluarga

maupun dengan tetangga, merupakan salah satu cara pengrajin batu bata dalam strategi bertahan hidup dari himpitan ekonomi yang mereka alami.

5.2.2.2 Meminjam Uang pada Pengusaha ( Pemilik ) Batu Bata

Selain dengan sanak saudara, jika dalam kondisi yang sangat terdesak untuk memenuhi kebutuhan hidup maka diantaranya yang dapat dilakukan salah satu diantaranya adalah meminjam uang terlebih dahulu kepada pengusaha pengraji batu bata, dan akan dibayar ketika mereka sudah bekerja, dari hasil pekerjaan mereka baru akan dipotong upah mereka.

Seperti penuturan informan berikut.

“ Ya kalok gak ada duit pinjam dulu ma yang punya batu, entah pinjam seratus ribu atau dua ratus ribu, entar hitungannya dipotong sama berapa batu yang dicetak.( Ibu Tukini ).

Dari hasil wawancara dengan Ibu Tukini yang sudah 30 tahun bekerja sebagai pengrajin batu batu ini. Apabila Ibu Tukini tidak memiliki uang maka akan meminjam kepada pemilik usaha dimana Ibu Tukini bekerja, dan akan dibayar ketika penghitungan terakhir berapa banyak jumlah batu yang telah dicetak oleh Ibu Tukini. Dari jumlah batu itu baru akan dikurangkan dengan uang yang telah dipinjam.

Sama halnya dengan penuturan informan berikut.

“ ya kalau uda gak ada duit pinjam sama yang punya ( pengusaha ), jadi nanti itungannya waktu pas mau ambil upah, entar dipotong dari situ. Kalau gini mau sama sapa lagi pinjem kalau gak sama yang punya”. ( Ibu Warsih )

Begitu juga dengan penuturan informan berikut.

“ kalua aku si biasanya pinjam ma orang kakak, tapi ya kadang pinjam uang juga sama yang punya batu ( pengusaha ), entar kalau uda siap kerja baru dipotong. Ya gitu – gitu aja lah ( Ibu Sumarni )

mereka dalam pemenuhan keluarga yaitu dengan meminjam uang terlebih dahulu sebelum mereka bekerja kepada pemilik atau pengusaha batu bata, dan pada saat pembayarannya dengan memotong upah dari hasil mereka bekerja. Hal ini disebabkan karena pendapatan dari hasil mereka bekerja tidak mencukupi untuk pemenuhan hidup sehari – hari, sehingga strategi ini merupakan salah satu strategi bertahan hidup yang mereka lakukan, meskipun cara ini tidak dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu panjang. Adapun uang yang yang telah dipinjam akan digunakan untuk membeli kebutuhan pokok sehari – hari, seperti membeli beras, lauk – pauk dan kebutuhan yang lainnya.

5.2.2.3 Berhutang ke Warung ( Kedai )

Dalam kondisi ekonomi yang terbatas, membuat para pengrajin batu bata harus lebih cermat dalam mengelolah keuangan mereka. Jika mereka sudah tidak memiliki uang atau belum mendapat upah dari pengusaha, salah satu diantaranya strategi yang mereka lakukan adalah dengan berhutang ke warung ( kedai ). Adapun yang biasa mereka berhutang adalah segala kebutuhan pokok, seperti sayur – sayuran, lauk – pauk dan kebutuhan pokok lainnya.

Seperti pemaparan informan berikut

“ ya kadang kalau uda gak ada uang mau belanja ya terkadang utang dulu ke kede, nanti kalau uda dapat duit dari nyetak batu baru di bayar, ya gitu – gitu aja la kak.( Ibu Giyem )

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Giyem yang bekerja sebagai pencetak batu bata, bahwa pendapatn yang diperoleh tiap bulannya tidak dapat ditentukan. Dan rata – rata pendapatan ibu Giyem dari hasil pekerjaannya mendapat Rp.15.000 per hari. Dari upah tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari. Jika upah yang diperoleh tidak mencukupi, maka Ibu Giyem akan berhutang ke warung ( kedai )

langganan. Inilah merupakan salah satu strategi bertahan hidup yang dapat dilakukan Ibu Giyem.

Sama halnya dengan pemaparan informan sebagai berikut.

“ Biasanya kurang uang dan uda gak ada lagi duit kalau mau belanja ya utang dulu ke kede tempat langganan,jadi nanti kalau bulan depan uda dapet duit baru dibayar. ( Ibu Sudarni )

Begitu juga dengan penuturan informan berikut

“ ya kalau gak ada uang lagi buat belanja, utang ke kedai tempat biasa awak belanja. Entar waktu da dapet gaji baru di bayar. Jadi entar kalau gak ada uang lagi mau beli keperluan dapur, ya utang disitu aja”. ( Ibu Warsih )

Berdasarkan dari pernyaataan informan di atas dapat dijelaskan bahwa jika dalam kondisi tidak memiliki uang untuk membeli kebutuhan pokok maka mereka akan berhutang ke warung ( kedai ) biasa mereka langganan, dan akan dibayar ketika sudah mendapat upah atau gaji. Hal ini dilakukan karena pendapatan mereka sebagai pengrajin batu bata tidak mencukupi kebutuhan setiap bulannya, apalagi pada saat musim penghujan, sehingga mereka tidak dapat full bekerja. Akibatnya pendapatan mereka akan semakin minim dan tidak mencukupi.

Dokumen terkait