• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Ekonomi dan Pembiayaan

REKOMENDASI TAHAPAN PENERAPAN KONSEP 3R DI KOTA JAMBI

4.6.5 Strategi Pengembangan Ekonomi dan Pembiayaan

Kinerja penyelenggaraan pelayanan pengelolaan sampah/kebersihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Jambi diukur dari penyerapan anggaran yang telah tersedia untuk menjalankan

Halaman IV-71

DON’T NOT COPY

kegiatan sebagaimana telah tercantum dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA). Tingkat penyerapan anggaran yang dicapai memiliki korelasi positif atau berbanding lurus dengan tingkat capaian pelaksanaan secara fisik. Semakin tinggi prosentase serapan anggaran kegiatan penyelenggaraan pengelolaan sampah, maka semakin tinggi tingkat pencapaian pelaksanaan pelayanan pengelolaan sampah di lapangan. Penetapan jenis kegiatan pengelolaan sampah yang akan dilaksanakan dalam setiap tahun anggaran sebagaimana dicantunkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA), harus didasarkan kepada jenis kegiatan yang diturunkan dari program yang ada di dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Demikian pula bahwa program yang tertuang dalam RPJMD merupakan bagian atau rangkaian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Penyusunan RKA tahunan yang tidak didasarkan kepada RPJMD, akan mengakibatkan terjadinya bias terhadap target capian pembangunan sektor persampahan yang telah ditetapkan dalam target capain jangka menengah dan selanjutnya akan menjadikan bias pula dalam pencapaian target jangka panjang. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 24:

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membiayai penyelenggaraan pengelolaan sampah.

(2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.

Pembiayaan penyelenggaraan pengelolaan sampah sesuai dengan kebutuhan biaya untuk penyediaan pelayanan pengelolaan sampah, terdiri dari :

1. Biaya penyediaan prasarana dan sarana

2. Biaya peningkatan operasional dan pemeliharaan.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Pengelolaan Sampah, maka Pemerintah Kota Jambi wajib menyediakan anggaran biaya untuk penyelenggaraan pelayanan pengelolaan sampah berdasarkan kebutuhan dalam penyediaan prasarana dan sarana,

Halaman IV-72

DON’T NOT COPY

kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan dalam urusan pengelolaan sampah sesuai kewenangannya.

Strategi Penyediaan Anggaran

Keberhasilan pengembangan pelayanan pengelolaan sampah sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam penyediaan anggaran sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah. Kebutuhan biaya penyediaan pelayanan pengelolaan sampah sebagaimana telah tercantum dalam dokumen Rencana Induk Pengelolaan Sampah harus menjadi referensi dalam penyusunan dan diperjuangkan masuk kedalam RPJPD, RPJMD dan RKA. Kebutuhan biaya penyelenggaraan pengelolaan sampah harus mencakup seluruh kegiatan pengelolaan sampah yang meliputi:

1. Komponen biaya penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah harus meliputi prasarana dan sarana penyelenggaraan kegiatan:

a. Pengurangan sampah

b. Penanganan sampah meliputi:  Pemilahan sampah

 Penyapuan dan pengumpulan sampah  Pengangkutan sampah

 Pengolahan sampah  Pemrosesan akhir sampah

Kebutuhan biaya penyediaan sarana dan prasarana didasarkan kepada harga satuan barang masing-masing jenis dikalikan dengan volume barang.

2. Komponen biaya operasional dan pemeliharaan meliputi:

a. Operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana

b. Peningkatan kapasitas kelembagaan

c. Peningkatan peranserta masyarakat

d. Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan badan usaha dalam pengelolaan sampah.

Kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan didasarkan kepada harga satuan barang masing-masing jenis dikalikan dengan kegiatan.

Halaman IV-73

DON’T NOT COPY

Strategi Pengalokasian Anggaran

Anggaran biaya penyelenggaraan pengelolaan sampah dilaksanakan oleh perangkat daerah yang diberikan tugas untuk menyelenggarakan kegiatan pembiayaan pengelolaan sampah dan pihak lain yang diberikan tugas untuk melaksanakan tugas pengelolaan sampah.

1. Anggaran penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah, dialokasikan kepada perangkat daerah yang diberikan tugas untuk pengadaan barang.

2. Anggaran biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana penanganan sampah, dialokasikan kepada:

a. Perangkat daerah yang melaksanakan kegiatan penanganan sampah.

b. Perangkat daerah yang melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan

c. Perangkat daerah yang melaksanakan kegiatan peranserta masyarakat

d. Mitra kerjanya yang dilibatkan dalam penyelenggaraan penanganan sampah.

Strategi Pengembangan Sumber Pembiayaan

1. Pengembangan Sumber Pembiayaan Pemerintah

Penyelenggaraan pengelolaan sampah merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Manfaat dari penyelenggaraan pelayanan pengelolaan sampah dinikmati oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu seluruh potensi anggaran dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/kota, ditujukan untuk meengembangkan sistem pelayanan pengelolaan sampah bagi masyarakat. Strategi pengembangan sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah dilakukan dengan membagi/mengelompokkan kegiatan pembiayaan berdasarkan kegiatan yang dapat dibiayai dari sumber pembiayaan Pemerintah (APBN), Pemerintah Daerah Provinsi (APBD Provinsi) dan Pemerintah Daerah Kota (APBD Kota).

Halaman IV-74

DON’T NOT COPY

Kegiatan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur pengelolaan sampah dapat dilaksanakan melalui kerjasama dan kemitraan dengan pemerintah daerah lain dan dengan badan usaha. Kemitraan dengan badan usaha dapat dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan pengelolaan sampah melalui penggunaan sumber pembiayaan yang dimiliki oleh badan usaha melalui mekanisme perjanjian kerjasama sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Strategi pengembangan sumber pembiayaan melalui kerjasama dengan badan usaha dapat dilakukan dengan pola konsesi pelayanan sebagai contoh:

a. Konsesi pelayanan pengolahan sampah skala kawasan.

b. Konsesi pengangkutan sampah

c. Konsesi pengelolaan TPST

Badan usaha mitra dari pemerintah melakukan penyediaan sarana dan prasarana untuk pelayanan yang dilaksanakan oleh badan usaha tersebut dan pemerintah daerah membayar jasa atas pelayanan yang disediakan oleh badan usaha mitra pemerintah. Pemerintah tidak menyediakan anggaran biaya untuk pembangunan, tetapi menyediakan anggaran biaya untuk membayar jasa yang disediakan oleh badan usaha.

3. Peningkatan Pendapatan Retribusi Pelayanan

Pelayanan pengelolaan sampah merupakan salah satu objek pemungutan retribusi. Salah satu faktor keberhasilan pemungutan retribusi adalah kualitas pelayanan pengelolaan sampah yang diberikan kepada wajib bayar retribusi. Namun demikian harus disadari bahwa biaya pelayanan pengelolaan sampah sesuai dengan standar pelayanan, memerlukan biaya yang cukup mahal yang kemungkinan tidak dapat terjangkau dengan kemampuan bayar dari masyarakat pengguna jasa. Strategi peningkatan pendapatan retribusi dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan tarip retribusi bersubsidi secara progresif. Tarip retribusi bersubsidi secara progresif adalah tarif retribusi yang ditetapkan berdasarkan biaya pelayanan dengan sebagaian besaran biaya pelayanan ditanggung oleh pemerintah (disubsidi) dan besaran subsidi berangsur berkurang sebanding dengan peningkatan kemampuan bayar dari wajib bayar retribusi.

Halaman V-1

DON’T NOT COPY

B

BAABB55

R

REENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMDDAANN

T

TAAHHAAPPAANNPPEELLAAKKSSAANNAAKKEEGGIIAATTAANN