BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.3 Strategi Pengembangan Usaha GKN Jahe Merah Instan
Strategi pengembangan adalah suatu tindakan yang akan direalisasikan untuk mengembangkan usaha yang dijalankan yang akan mempengaruhi kehidupan organisasi tersebut dalam jangka panjang.Suatu usaha harus memiliki strategi yang dapat menciptakan keunggulan bersaing karena semakin tingginya persaingan yang dihadapi.Dalam menentukan strategi pengembangan yang tepat maka dilakukan identifikasi faktor-faktor internal sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki usaha tersebut serta dengan melakukan identifikasi faktor-faktor eksternal dapat diketahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh usaha tersebut. Berdasarkan pengolahan data dan informasi dari pengusaha usaha GKN Jahe Merah Instan, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) sebagai berikut:
Tabel 5.11 Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
Kekuatan
1. Modal Usaha yang Tersedia
2. Tidak Menggunakan Bahan Pengawet 3. Proses Produksi yang Cepat
4. Produk yang Sangat Bervariasi 5. Kemasan Produk yang Menarik
6. Kegiatan Promosi yang Sangat Optimal 7. Terdapat Beberapa Platform Penjualan Faktor
Internal
8. Memiliki Izin Dinas Kesehatan
Kelemahan
1. Tenaga Kerja yang Sedikit
2. Tenaga Kerja yang Kurang Terampil
3. Alat dan Mesin Produksi yang Kurang Modern
4. Harga Produk Jahe Merah Instan yang Mahal
5. Belum Melakukan Manajemen Keuangan
Peluang
1. Bahan Baku yang Selalu Tersedia 2. Permintaan yang Banyak
3. Adanya Bantuan Pemerintah
4. Suplai Tenaga Kerja yang Tersedia Faktor
Eksternal
5. Hubungan yang Terjalin dengan Pelanggan Cukup Baik
Ancaman 1. Banyaknya Pesaing Produk Sejenis
2. Mitra Usaha yang Ingin Bekerjasama Sedikit
Sumber: Lampiran 7,8,9,10 (diolah), 2021
Setelah faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) diketahui, selanjutnya melakukan evaluasi strategi internal dan eksternal dengan membuat tabel Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS).
Tabel 5.12 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Faktor Strategi Internal Rating Bobot
Skor 7. Terdapat Beberapa Platform Penjualan 4 0,07 0,28
8. Memiliki Izin Dinas Kesehatan 4 0,07 0,28
Sub Total 30 0,50 1,98
Kelemahan
1. Tenaga Kerja yang Sedikit -3 0,09 -0,27
2. Tenaga Kerja yang Kurang Terampil -3 0,09 -0,27 3. Alat dan Mesin Produksi yang Kurang
Modern
-3 0,09 -0,27
4. Harga Produk Jahe Merah Instan yang Mahal
-4 0,13 -0,52
5. Belum Melakukan Manajemen Keuangan -3 0,09 -0,27
Sub Total -16 0,50 -1,60
Total Kekuatan-Kelemahan 0,38
Sumber: Lampiran 7,11 ,2021
Tabel 5.13 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Faktor Strategi Eksternal Rating Bobot
Skor 5. Hubungan yang Terjalin dengan
Pelanggan Cukup Baik 4 0,11 0,44
Selanjutnya adalah penggabungan antara Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS).
Tabel 5.14 Gabungan Matriks Faktor Internal –Eksternal Pengembangan Usaha GKN Jahe Merah Instan
Faktor Strategi Internal Rating Bobot
Skor 7. Terdapat Beberapa Platform Penjualan 4 0,07 0,28
8. Memiliki Izin Dinas Kesehatan 4 0,07 0,28
Sub Total 30 0,50 1,98
Kelemahan
1. Tenaga Kerja yang Sedikit -3 0,09 -0,27
2. Keterampilan Tenaga Kerja yang Kurang Terampil
-3 0,09 -0,27
3. Alat dan Mesin Produksi yang Kurang Modern
-3 0,09 -0,27
4. Harga Produk Jahe Merah Instan yang Mahal -4 0,13 -0,52 5. Belum Melakukan Manajemen Keuangan -3 0,09 -0,27
Sub Total -16 0,50 -1,60
Total Kekuatan-Kelemahan 0,38
Faktor Strategi Eksternal Rating Bobot
Skor 5. Hubungan yang Terjalin dengan Pelanggan
Cukup Baik
4 0,11 0,44
Sub Total 19 0,50 2,00
Ancaman
1. Banyaknya Pesaing Produk Sejenis -4 0,29 -1,16 2. Mitra Usaha yang Ingin Bekerjasama Sedikit -3 0,21 -0,63
Sub Total 3 0,50 -1,79
Total Peluang-Ancaman 0,21
Setelah melakukan perhitungan bobot dan skor dari masing-masing faktor internal dan eksternal, selanjutnya akan dianalisis menggunakan matriks posisi yang akan menunjukkan posisi strategi pengembangan usaha GKN Jahe Merah Instan. Berdasarkan Tabel 5.12 diatas diperoleh nilai x yaitu selisih skor antara kekuatan dan kelemahan adalah sebesar 0,38 dimana kekuatan lebih besar daripada kelemahan dan nilai y yaitu selisih skor antara peluang dan ancaman adalah 0,21 dimana peluang lebih besar daripada ancaman. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat Cartesius berikut ini.
Gambar 5.1 Matriks Posisi SWOT
Berdasarkan hasil analaisis pada matriks posisi diatas dapat dilihat bahwa strategi yang dibutuhkan oleh usaha GKN Jahe Merah Instan dalam mengembangkan usahanya adalah menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah strategi agresif.
PELUANG
ANCAMAN
KEKUATAN KELEMAHAN
Kuadran III Mendukung strategi
turn-around
Kuadran IV Mendukung strategi
defensif
Kuadran I Mendukung strategi agresif
Kuadran II Mendukung strategi
diversifikasi 0,21
0,38
Dengan demikian, hipotesis 2 strategi pengembangan yang digunakan oleh usaha GKN Jahe Merah Instan adalah strategi agresif dapat diterima.
Analisis Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah alat pencocokan yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategi suatu usaha.Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi usaha tersebut dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki usaha tersebut.Adapun matriks SWOT yang dapat disusun secara sistematis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.15 Matriks Analisis SWOT
IFAS 3. Proses produksi yang
cepat 8. Memiliki izin dinas
kesehatan
khas produk dan
1. Menciptakan produk yang lebih bervariasi yang juga memiliki izin dari dinas kesehatan, BPOM dan sertifikat halal serta kemasan
Berdasarkan tabel matriks SWOT diatas dapat diketahui beberapa strategi yang sesuai bagi pengembangan usaha GKN Jahe Merah Instan. Adapun beberapa alternatif strategi pengembangan usaha GKN Jahe Merah Instan adalah sebagai berikut:
Strategi S-O (Strength-Opportunities)
1. Memanfaatkan modal yang tersedia, proses produksi yang cepat, dan bahan baku yang selalu tersedia serta suplai tenaga kerja yang tersedia untuk meningkatkan jumlah produksi agar dapat memenuhi permintaan yang sangat banyak (S1,3 dan O1,2,4).
2. Mempertahankan ciri khas produk dan meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan dan meningkatkan permintaan pasar (S2,4,5,8, dan O1,2,5).
3. Memperluas pasar dengan giat memanfaatkan platform pemasaran yang diberikan pemerintah untuk melakukan kegiatan promosi dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan (S6,7 dan O3,5).
Strategi W-O (Weakness-Opportunities)
1. Mencari tenaga kerja yang terampil dengan memanfaatkan suplai tenaga kerja yang tersedia (W1,2 dan O4,5).
2. Meningkatkan perhatian pemerintah maupun lembaga lain dalam hal pemberian bantuan alat dan mesin produksi agar dapat mengoptimalkan produksi (W3 dan O1,2,3).
3. Memberikan potongan harga pada saat tertentu seperti hari besar untuk menarik perhatian konsumen (W4, dan O3,5).
4. Mempelajari dan melakukan manajemen keuangan dengan mengikuti pelatihan maupun seminar yang diadakan oleh pemerintah (W4,5 dan O3).
Strategi S-T (Strength-Threat)
1. Menciptakan produk yang lebih bervariasi yang juga memiliki izin dari dinas kesehatan, BPOM dan sertifikat halal serta kemasan produk yang lebih menarik untuk meningkatkan daya tarik konsumen (S3,4,5,6,9dan T1,2).
2. Memanfaatkan berbagai platform penjualan untuk memperluas mitra usaha sehingga dapat membantu perkembangan usaha (S1,7,8 dan T1,2).
Strategi W-T (Weakness-Threat)
1. Meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mengahasilkan produk yang lebih berkualitas (W1,2,3,5 dan T1,2).
2. Mengasah pengetahuan dan kreatifitas sumber daya manusia untuk melakukan inovasi produk untuk mengurangi persaingan pasar (W1,2,4 dan T1,2).
Berdasarkan analisis strategi diatas maka adapun program-program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengembangan usaha GKN Jahe Merah Instan adalah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Produksi dan Kualitas Produk
Program ini diperlukan untuk dapat memenuhi permintaan yang banyak dan tetap menjaga kepercayaan pelanggan, yaitu dengan cara memanfaatkan modal yang tersedia untuk menambah bahan baku, menambah tenaga kerja yang terampil ataupun alat dan mesin produksi ,serta meningkatkan variasi produk dengan tetap mempertahankan kualitas produk sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih banyak dan berkualitas.
2. Program Perluasan Jaringan Pemasaran
Program ini diperlukan untuk memperluas informasi dan jangkauan pasar agar produk dapat lebih dikenal dan menarik minat konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan dan penerimaan, yaitu dengan cara mempromosikan produk lebih giat lagi dengan memanfaatkan bantuan yang diterima dari pemerintah berupa platform pemasaran yang diberikan, pelatihan-pelatihan,
seminar dan pameran-pameran yang diselenggarakan serta melakukan evaluasi terhadap tanggapan konsumen terkait produk yang ditawarkan sehingga kekurangan produk dapat diperbaiki.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendapatan yang diperoleh dalam pengolahan jahe merah instan pada usaha GKN Jahe Merah Instan adalah sebesar Rp. 5.151.655,56/bulan.
2. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan jahe merah bubuk pada usaha GKN Jahe Merah Instan tergolong tinggi.
3. Faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dari usaha GKN Jahe Merah Instan adalah modal usaha yang tersedia, tidak adanya penggunaan bahan pengawet, proses produksi yang cepat, produk yang bervariasi, kemasan produk yang sangat menarik , promosi yang optimal, terdapat beberapa platform penjualan, dan produk sudah memiliki izin dinas kesehatan.
Faktor-faktor internal yang merupakan kelemahan yang dimiliki adalah tenaga kerja yang sedikit, tenaga kerja yang kurang terampil, alat dan mesin produksi yang kurang modern, harga produk yang mahal, dan belum melakukan manajemen keuangan. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang yang dimiliki usaha GKN Jahe Merah Instan adalah bahan baku yang selalu tersedia, permintaan yang banyak, adanya bantuan dari pemerintah, suplai tenaga kerja yang tersedia, dan hubungan yang terjalin dengan pelanggan cukup baik.
Faktor-faktor eksternal yang merupakan ancaman yang dihadapi adalah banyaknya pesaing produk sejenis dan belum banyak mitra usaha yang ingin bekerjsama.
4. Strategi pengembangan usaha GKN Jahe Merah Instan adalah strategi agresif yaitustrategi S-O (Strength-Opportunities) dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Adapun strategi S-O tersebut adalah memanfaatkan modal yang tersedia untuk menambah tenaga kerja dan bahan baku, meningkatkan variasi produk dengan tetap mempertahankan kualitas produk sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih banyak dan berkualitas serta program perluasan jaringan pemasaran yang bertujuan untuk memperluas informasi dan jangkauan pasar agar produk dapat lebih dikenal dan menarik minat konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan dan penerimaan, yaitu dengan cara mempromosikan produk.
6.2 Saran
Adapun saran yang diusulkan berdasarkan hasil penelitian ini, antara lain:
1. Kepada Pengusaha Usaha GKN Jahe Merah Instan
a. Diharapkan dapat melakukan lebih dari 3 kali produksi dalam seminggu dengan cara menambah bahan baku, jumlah tenaga kerja yang terampil ataupun membeli alat dan mesin yang lebih modern agar dapat mempermudah dalam proses produksi dan dapat meningkatkan jumlah produksi yang berkualitas dan bervariasi sehingga dapat memenuhi permintaan yang ada dan dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain serta dapat meningkatkan penerimaan ataupun pendapatan.
b. Diharapkan untuk selalu melakukan evaluasi terkait tanggapan konsumen terhadap produk yang ditawarkan dan mengoptimalkan kegiatan promosi melalui media sosial agar produk-produk yang dihasilkan dapat diperbaiki
kekurangannya dan lebih dikenal masyarakat sehingga jangkauan pemasaran lebih luas.
2. Kepada Pemerintah
Diharapkan untuk memberikan pelatihan ataupun seminar terkait pengolahan jahe merah untuk menambah pengetahuan pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya dan juga memberikan bantuan fasilitas peralatan atau mesin yang dapat digunakan dalam usaha untuk meningkatkan produksi.
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk melakukan penelitian tentang perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk jahe merah instan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Waris. 2019. Analisis Efisiensi Usahatani Jahe di Desa Lenteng Barat.
Jurnal Cemara, 17(1): 14-19.
Adinugroho, H. Y., Mangifera, L., Putra, R. L. S., Rahma, F. N., Salsabila, C. A.,
& Martiningsih, D. A. 2021. Dampak Wabah Covid-19 Terhadap Penjualan Jahe Merah Di Surakarta. Jurnal Manajemen Dayasaing, 22(2),93-100.
Albertus, Adit. 2020. Upaya Pencegahan Virus Corona, Akademisi UNS Kembangkan Jahe Merah.Diakses tanggal 12 Febuari 2021.https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/02/14102751/upayapenceg ahan-virus corona-akademisi-uns-kembangkan-jahemerah?page=all.
Aliyah, R., Gumilar, I., Maulina, I. 2015. “Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung”. Jurnal Perikanan Kelautan, 6(2 (1)).
Arifin. 2016. Pengantar Agroindustri. Bandung:CV.Mujahid Press.
Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi Tanaman Biofarmaka di Indonesia Tahun 2015-2019.
Analianasari, A., Berliana, D., & Kenali, E. W. 2018. “Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Finansial Agroindustri Gula Semut Herbal (Herbal Brown Sugar)sebagai Minuman Fungsional di Kabupaten Pesawaran”.
In ProsidingSeminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian.
David, F.R. 2002. ”Manajemen Strategis: Konsep.Edisi ketujuh”. Jakarta:
PT.Prenhallindo.
Dewi, I. A. 2019. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga di Kelurahan Dadimulyo, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.
Skripsi.Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.Medan.
Isabela, T., Mulyani, S., & Satriawan, I. K. 2018. “Strategi Pengembangan Usaha Produk Teh Celup Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Ud. Bali Gendis, Klungkung”. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 6(1), 33-44.
Iskandar.2009. “Metode Penelitian Kualitatif”. Jakarta (ID): Gaung persada (GP Press).
Koswara, S.2006. “Jahe, rimpang dengan sejuta khasiat”. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Kurniawan, M., & Haryati, N. 2017.“Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Sari Buah Sirsak Analysis of Business Development Strategy of Soursop Juice Beverage”.
Lentera, T. 2002. “Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib”. Jakarta:
AgroMedia.
Lubis, N. H. 2018. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kerupuk Ikan Tenggiri (Scomberomorus Commerson)(Studi Kasus: UD. Seven Islands, Kelurahan Sei Bilah, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat). Skripsi.Fakultas Pertanian.Universitas Sumatera Utara.
Magzoub, M., 2020, “Life Style Guideline of Ginger (Zingiber officinale) as Prophylaxis and Treatment for Coronaviruses (SARS-CoV-2) Infection (COVID-19)”. Saudi Journal of Biomedical Research, Vol 5, No. 6 : 125-127.
Miftah, H; Yoesdiarti, A; Maulana, M. (2019).Analisis Nilai Tambah Olahan Gula Aren Di Kelompok Usaha Bersama (Kub) Gula Semut Aren (Gsa).
Jurnal Agribisains, 4(2), 8–14. https://doi.org/10.30997/jagi.v4i2.1563 Nasution, D.A.2020. Strategi Pengembangan Agroindustri Kayu Rambutan
(Nephelium Lappaceum L.) Menjadi Tas. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara.
Permatasari, D. 2014. Analisis Pendapatan Usahatani Gula Tumbu (Kasus Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus). Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Prasetiyo, D.B., Muhaimin, A.W. dan Maulidah, S. 2018. “Analisis Nilai Tambah Nira Kelapa Pada Agroindustri Gula Merah Kelapa (Kasus Pada Agroindustri Gula Merah 18 Desa Karangrejo Kecamatan Garum,Blitar)”. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 2(1):
41-51.
Putri, A. A. A., Hidayat, N. A. F., Malna, A., Nikmah, R., & Savitri, N.
2020.Inovasi Pembuatan Sirup Jahe Guna Meningkatkan Imunitas Tubuh Di Saat Pandemic Covid-19.
Rafni, F.2019. “Strategi Pengembangan Usaha Jamu Tradisional (Studi Kasus:
Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan) (DoctoralDissertation)”.
Rahmi, I., & Trimo, L. 2019. “Nilai Tambah Pada Agroindustri Dodol Tomat (Studi Kasus Pada Usaha Kelompok Wanita Tani Mentari Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang)”. Journal of Food System &
Agribusiness, 3(2), 50-56.
Rangkuti, F. 2014. “Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI”. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.
Santosa, P.B. dan Kusumawati, A. 2014. “Nilai Tambah Usaha Agroindustri Labu Menjadi Kuaci dan Pia (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Mugi Rahayu,Desa Getasan, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang)”.Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, 11(2): 107-119.
Setyaningrum, H. D., & Saparinto, C. 2013. “Jahe”. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.
Sibarani, S. 2020. Inovasi Produk Bagi UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19 Berdasarkan Sudut Pandang Hukum Dan Demokrasi. Sol Justisio, 2(2 Desember), 256-263.Jakarta.
Soekartawi. 2000. Pengantar Aagroindustri. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Soekartawi. 2006. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasi. Cetakan ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudati, dkk.,2019. UMKM Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa. Jurnal REP, 4(1):137-146.
Sudiyono, A.2004.”Pemasaran Pertanian”.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Suhardi, S., & Subari, S. 2020. “Analisis Usaha Dan Nilai Tambah Kopi Cabe Jamu Di Kabupaten Sumenep (Studi Kasus Cv. Alifa Jaya, Kecamatan Bluto)”. Agriscience, 1(1), 200-218.
Suratiyah,Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suwandri,A,dkk. 2017.Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Home Industry Kupang Kering di Desa Balongdowo Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Jurnal. JSEP. Vol 10(3):32.
Widi, Restu K.2010.”Asas Metodologi Penelitian”.Edisi Pertama.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Lampiran 1. Biaya Bahan Baku Pengolahan Jahe Merah Instan Pada Usaha GKN Jahe Merah Instan No Uraian Volume/Produksi
(Kg)
Harga (Rp/Kg)
Biaya/Produksi (Rp)
Biaya/Minggu (Rp)
Biaya/Bulan (Rp) 1 Jahe Merah 10 19.000,00 190.000,00 570.000,00 2.280.000,00 Total Biaya (Rp) 190.000,00 570.000,00 2.280.000,00
Lampiran 2. Biaya Bahan Tambahan Pengolahan Jahe Merah Instan Pada Usaha GKN Jahe Merah Instan
No Uraian Volume/Produksi
(Kg)
Harga (Rp/Kg)
Biaya/Produksi (Rp)
Biaya/Minggu (Rp)
Biaya/Bulan (Rp) 1 Gula putih 9 10.000,00 90.000,00 270.000,00 1.080.000,00 2 Gula merah tebu 2 15.000,00 30.000,00 90.000,00 360.000,00 3 Lada hitam 0,3 125.000,00 37.500,00 112.500,00 450.000,00 4 Kayu manis 0,2 95.000,00 19.000,00 57.000,00 228.000,00 5 Cengkeh 0,2 95.000,00 19.000,00 57.000,00 228.000,00 6 Sereh 2,5 4.000,00 10.000,00 30.000,00 120.000,00 7 Daun pandan 1 19.000,00 19.000,00 57.000,00 228.000,00 8 Akar ginseng kering 1 85.000,00 85.000,00 255.000,00 1.020.000,00 9 Bunga lawang 0,1 195.000,00 19.500,00 58.500,00 234.000,00
Total Biaya (Rp) 329.000,00 987.000,00 3.948.000,00
Biaya Bahan Tambahan /kg (Rp) 32.900,00 98.700,00 394.800,00
Lampiran 3. Biaya Bahan Penunjang Pengolahan Jahe Merah Instan Pada Usaha GKN Jahe Merah Instan
No Uraian Volume/Produksi
(Pcs)
Harga (Rp/Pcs)
Biaya/Produksi (Rp)
Biaya/Minggu (Rp)
Biaya/Bulan (Rp) 1 Plastik kemasan 24 500,00 12.000,00 36.000,00 144.000,00 2 Stiker 24 1.200,00 28.800,00 86.400,00 345.600,00
Total Biaya (Rp) 40.800,00 122.400,00 489.600,00
Biaya Bahan Penunjang/kg (Rp) 4.080,00 12.240,00 48.960,00
Lampiran 4. Biaya Penyusutan Peralatan Pengolahan Jahe Merah Instan Pada Usaha GKN Jahe Merah Instan
Lampiran 5. Kebutuhan dan Upah Tenaga Kerja Pengolahan Jahe Merah InstanPada Usaha GKN Jahe Merah Instan
No Uraian Jumlah (Jiwa) Waktu Kerja
(Jam)
Jumlah Jam Kerja (HOK)
Upah/Produksi (Rp/HOK)
Biaya Upah/Produksi
(Rp)
1 Pencucian 1 0,5 0,05 100.000,00 5.000,00
2 Pengupasan 1 0,5 0,05 100.000,00 5.000,00
3 Pemotongan 1 1 0,10 100.000,00 10.000,00
4 Penghalusan 1 2 0,20 100.000,00 20.000,00
5 Pemasakan 2 4 0.80 100.000,00 80.000,00
6 Pengemasan 2 1 0,20 100.000,00 20.000,00
Total 1,40 140.000,00
Lampiran 6. Total Biaya Produksi Pengolahan Jahe Merah Instan Pada Usaha GKN Jahe Merah Instan
No Uraian Biaya/Proses
Produksi (Rp) Biaya/Minggu (Rp) Biaya/Bulan (Rp) 1 Biaya Tetap:
Biaya Penyusutan Peralatan 50.687,04 152.061,11 608.244,44 Biaya Sewa 41.666,67 125.000,00 500.000,00 2 Biaya Variabel: -
Biaya Bahan Baku 190.000,00 570.000,00 2.280.000,00 Biaya Bahan Penunjang 508.341,67 1.525.025,00 6.100.100,00 Biaya Upah Tenaga Kerja 140.000,00 420.000,00 1.680.000,00 Total 930.695,37 2.792.086,11 11.168.344,44
Lampiran 7. Penentuan Rating Faktor-Faktor Internal Strategi Terampil (terdapat 1 kriteria yang tidak
terpenuhi) 3 W
Tidak terampil (terdapat >1 kriteria
yang tidak terpenuhi) 2
Sangat tidak terampil (semua kriteria
tidak terpenuhi) 1
Lanjutan Lampiran 7. Penentuan Rating Faktor-Faktor Internal Strategi usaha, mudah dibawa, dan kokoh)
4 S Sangat tidak optimal (tidak melakukan
promosi) 1
Sangat baik (memiliki neraca dan
laporan laba rugi) 4
Baik (memiliki laporan laba rugi saja) 3 Kurang baik (hanya memiliki
catatan-catatan transaksi) 2 W Tidak baik (Tidak memiliki pencatatan
keuangan) 1
Lampiran 8. Penentuan Rating Faktor-Faktor Eksternal Strategi Cukup terpenuhi (75% terpenuhi) 3 O Tidak terpenuhi (50% terpenuhi) 2
Sangat tidak terpenuhi (25% terpenuhi) 1
2 Bantuan
Pemerintah
Sangat sering (≥5 kali/tahun) 4
Sering (3-4 kali/setahun) 3 O
Jarang (1-2 kali/tahun) 2
Tidak pernah 1
3 Permintaan Produk
Sangat banyak (>300 bungkus/bulan) 4
Banyak (201-300 bungkus/bulan) 3 O
Sedikit (101-200 bungkus/bulan) 2 Sangat sedikit (0-100 bungkus/bulan) 1
4 Pesaing Produk
Sangat tidak tersedia 1
6 Hubungan dengan pelanggan
Sangat sering (≥5 kali dalam 3 bulan) 4
Sering (3-4 kali dalam 3 bulan) 3 O Jarang (2 kali dalam 3 bulan) 2
Hanya sekali (tidak pernah membeli
kembali) 1
Lampiran 9. Parameter Penilaian Faktor Kekuatan,Kelemahan,Peluang, dan Ancaman
Sampel Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Faktor Ekternal (Peluang dan Ancaman)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7
1 4 -3 -3 -3 4 3 4 4 -4 4 4 4 -3 4 4 4 -4 3 4 -3
Jumlah 4 -3 -3 -3 4 3 4 4 -4 4 4 4 -3 4 4 4 -4 3 4 -3 Sumber: Data Primer (diolah), 2021
Keterangan:
Faktor Internal
1. Ketersediaan Modal 2. Penggunaan Tenaga Kerja 3. Keterampilan Tenaga Kerja 4. Alat dan Mesin Produksi 5. Penggunaan Bahan Pengawet 6. Proses Produksi
7. Variasi Produk 8. Kemasan Produk 9. Harga Produk 10. Kegiatan Promosi 11. Platform Berjualan 12. Izin Dinas Kesehatan 13. Pengelolaan Keuangan
Faktor Eksternal
1. Ketersediaan Bahan Baku 2. Bantuan Pemerintah 3. Permintaan Produk
4. Pesaing Produk Olahan Sejenis 5. Suplai Tenaga Kerja
6. Hubungan dengan pelanggan 7. Mitra Usaha
Lampiran 10. Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Usaha GKN Jahe Merah Instan
No Uraian Klasifikasi
Faktor Rating
Standar Penilaian
Hasil Penelitian Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. Ketersediaan Modal I 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
2. Penggunaan Tenaga Kerja I 2 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kelemahan
3. Keterampilan Tenaga Kerja I 2 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kelemahan
4. Alat dan Mesin Produksi I 2 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kelemahan
5. Penggunaan Bahan Pengawet I 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
6. Proses Produksi I 3 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
7. Variasi Produk I 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
8. Kemasan Produk I 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
9. Harga Produk I 1 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kelemahan
10. Kegiatan Promosi I 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
11. Platform Berjualan I 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
12. Izin Dinas Kesehatan I 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kekuatan
13. Pengelolaan Keuangan I 2 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Kelemahan
14. Ketersediaan Bahan Baku E 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Peluang
15. Bantuan Pemerintah E 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Peluang
16. Permintaan Produk E 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Peluang
17. Pesaing Produk Olahan Sejenis E 1 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Ancaman
18. Suplai Tenaga Kerja E 3 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Peluang
19. Hubungan dengan pelanggan E 4 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Peluang
20. Mitra Usaha E 2 3-4 (-3)-(-4) 3-4 (-3)-(-4) Ancaman
Sumber: Data Primer (diolah), 2021
Lampiran 11. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor
(Rating x Bobot) Kekuatan
1. Modal Usaha yang Tersedia 4 0,07 0,28
2. Tidak Menggunakan Bahan Pengawet 4 0,07 0,28
3. Proses Produksi yang Cepat 3 0,05 0,15
4. Produk yang Sangat Bervariasi 4 0,07 0,28
5. Kemasan Produk yang Menarik 3 0,05 0,15
6. Kegiatan Promosi yang Sangat Optimal 4 0,07 0,28
7. Terdapat Beberapa Platform Penjualan 4 0,07 0,28
8. Memiliki Izin Dinas Kesehatan 4 0,07 0,28
Sub Total 30 0,50 1,98
Kelemahan
1. Tenaga Kerja yang Sedikit -3 0,09 -0,27
2. Tenaga Kerja yang Kurang Terampil -3 0,09 -0,27
3. Alat dan Mesin Produksi yang Kurang Modern -3 0,09 -0,27
4. Harga Produk Jahe Merah Instan yang Mahal -4 0,13 -0,52
5. Belum Melakukan Manajemen Keuangan -3 0,09 -0,27
Sub Total -16 0,50 -1,60
Total Kekuatan-Kelemahan 0,38
Sumber: Data Primer (diolah), 2021
Perhitungan Bobot: Bobot = ( )
Lampiran 12. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Faktor Strategi Eksternal Rating Bobot
Skor (Rating x
Bobot) Peluang
1. Bahan Baku yang Selalu Tersedia 4 0,11 0,44
2. Permintaan yang Banyak 4 0,11 0,44
3. Adanya Bantuan Pemerintah 4 0,11 0,44
4. Suplai Tenaga Kerja yang tersedia 3 0,08 0,24
5. Hubungan yang Terjalin dengan Pelanggan Cukup Baik 4 0,11 0,44
Sub Total 19 0,50 2,00
Ancaman
1. Banyaknya Pesaing Produk Sejenis -4 0,29 -1,16
2. Mitra Usaha yang Ingin Bekerjasama Sedikit -3 0,21 -0,63
Sub Total -7 0,50 -1,79
Total Peluang-Ancaman 0,21
Sumber: Data Primer (diolah), 2021
Perhitungan Bobot: Bobot = ( )