• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.4 Struktur Birokrasi

Variabel keempat yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja struktur birokrasi/organisasi ke arah yang lebih baik, adalah: melakukan Standar Operating Prosedures (SOPs)dan melaksanakan Fragmentasi.SOPsadalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai (atau pelaksana kebijakan/administratur/birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya pada tiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan (atau standar minimum yang dibutuhkan warga). Sedangkan pelaksanaan fragmentasi adalah upaya peyebaran tanggung jawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktiuvitas pegawai diantara beberapa unit kerja.

Struktur birokrasi pada Program Desa Pesisir Tangguh di Tanjung Pasir sudah cukup baik dan cukup efektif, karean tidak ada kendala dalam pembentukan dan pelaksanaan pada struktur birokrasi tersebut. Hal tersebut seperti yang

diutarakan oleh Bapak Hairul Latief selaku Kepala Bidang Kelembagaan Perikanan Dinas Kabupaten Tangerang, berikut pemaparannya:

“tidak ada kendala sama sekali, karena dalam pembentukan struktur sudah mengacu pada RPDP palingan kita hanya merekomendasikan, walau secara teknisnya masyarakat yang menentukan. Jelas ada SOP, karena dari Kementerian Kelautan Republik Indonesia itu sendiri, jadi tugas kita hanya menjalankan program dengan sebaik mungkin. Iya sudah sinkron, jadi untuk pertemuan sendiri tidak kita target tapi minimal harus ada pertemuan dalam satu bulan sekali sehingga dapat bersinergi dengan baik.” (wawancara dengan Bapak Hairul Latief, pada 18 april 2017, pukul 11:34 WIB di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa untuk struktur birokrasi untuk pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir tidak menemukan kedala atau permasalahan yang berarti, karena memang dalam pembentukan struktur sudah mengacu pada Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP), peran Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang dalam hal struktur kepada pihak Desa serta Masyrakat hanya merekomendasikan nama, namun untuk teknisnya bagaimana masyarakat yang mengatur sendiri dalam pembentukan struktur seperti yang ada di Kelompok Masyarakat Pesisir. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang dalam pelaksanaan Program desa Pesisir Tangguh memiliki Standar Operating Prosedures (SOPs) dalam pelaksanaanya yang dibuat langsung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, sehingga Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang tinggal menjalankan program tersebut sesuai Standar Operating Prosedures (SOPs) yang ada. Untuk sinergi setiap unsur yang terlibat dalam Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pesisir sendiri sudah bersinergi

dengan baik seperti halnya dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang mengadakan pertemuan satu bulan sekali guna mempererat tali silahturahmi serta sinkronisasi program yang berjalan.

Hal yang hampir sama dengan pernyataan di atas dipaparkan oleh Bapak Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala Seksi Pembangunan Desa Tanjung Pasir, berikut penuturannya:

“tidak ada kendala dalam struktur birokrasi karena kita sudah komitmen bareng-bareng, dan karena dari lingkungan kami sendiri. kalau untuk Desa ada SOP seperti dari Kabupaten sendiri misalnya RAB (Rancangan Anggaran Belanja) tapi kalau untuk KMP tidak ada SOP karena kami melpas masyarakat serta membebaskan. Struktur yang ada pasti sudah bersinergi dengan baik, karena memang masing-masing pihak saling berkaitan.”(wawancara dengan Bapak Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala Seksi Pembangunnan Desa Tanjung Pasir pada 06 april 2017 pukul 11:30 WIB di Kantor Desa Tanjung Pasir).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa tidak kendala dalam struktur birokrasi untuk melaksanakan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir karena memang komitmen bersama agar tujuan program tercapai dengan sebaik mungkin. Adapun Standar Operating Prosedures (SOPs) yang tertuang pada Rencana Anggaran Belanja (RAB) untuk melaksanakan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sebagai acuan untuk tujuan program tercapai. Kemudian dalam hal sinergi sudah cukup baik karena dari masing-masing pihak sudah melakukan pertemuan di Balai Desa untuk membicarakan teknis Program Desa Pesisir Tangguh di Tanjung Pasir.

Struktur birokrasi untuk kalangan Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) sendiri tidak ada kendala, namun tidak ada SOP dalam pelaksanaan Program Desa

Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir. Hal tersebut di utarakan oleh Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Desa Tanjung Pasir, Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang usaha krupuk Ibu Elia dan Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada, berikut pemaparan dari Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang usaha krupuk Ibu Elia:

“tidak ada kendala pada struktur karena memang pemilihan orang hasil musyawarah. Tidak ada SOP dalam melaksanakan program karena memang untuk usaha krupuk menyesuaikan waktu ibu-ibu disini saja. Iya sudah baik bersinergi karena memang saling ngobrol antara kelompok satu sama yang kelompok yang lain.”(wawancara dengan Ibu Elia selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir (kelompok usaha krupuk) pada 06 april 2017, pukul 12:10 WIB di kediaman Ibu Elia).

Berikut pemaparan dari Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada:

“gak ada kendala sih kalo masalah struktur mah, malah masyarakat sendiri menginginkan saya untuk jadi Ketua Kemlompok Masyarakat sini. Kalau SOP sendiri di KMP tidak ada, yang penting duit cair ya kita kerjakan. Kan ada anggotanya yah jadi anggota satu dengan yang lain ngobrol, jadi sudah bersinergi dengan baik.” ((wawancara dengan Ibu Sahada selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang MCK/pengadaan air bersih pada 06 april 2017, pukul 14:25 WIB di kediaman Ibu Sahada).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa tidak ada kendala dalam struktur yang ada kerena memang dibentuk dalam musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat sehingga dapat diterima oleh masyarakat sendiri. Standar Operating Prosedures (SOPs)dalam tataran Kelompok Masyarakat Pesisir tidak ada karena memang dari pihak Desa yang membebaskan masyarakat dalam menjalankan program yang sudah diberikan. Seperti teknis dalam hal program usaha krupuk

yang menyesuaikan waktu ibu-ibu yang ada disekitar Desa Tanjunng Pasir, kemudian teknis pembuatan MCK/pengadaan air bersih dimana ketika ada uang yang turun dari Pemerintah Pusat langsung dikerjakan oleh Kelompok Masyarakat Pesisir yang ada di Desa Tanjung Pasir.

Berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menemukan adanya diskresi dalam program tersebut. Menurut kamus hukum, dikresi berarti kebebasan mengambil keputusan dalam setiap situasi yang dihadapi menurut pendapatnya sendiri. sedangkan menurut rancangan undang-undang administrasi pemerintahan draft bulan juli 2008 didalam pasal 6 mengartikan diskresi sebagai wewenang badan atau pejabat pemerintahan dan atau badan hukum lainnya yang memungkinkan untuk melakukan pilihan dalam mengambil tindakan hukum atau tindakan faktual dalam administrasi pemerintahan. dapat disimpulkan bahwa Struktur Birokrasi Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah cukup baik dan efektif. Hanya saja dari pihak Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) sendiri tidak ada Standar Operating Prosedures (SOPs) sehingga masyarakat selalu menunggu arahan dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang atau dari pihak Desa Tanjunng Pasir, terkadang Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) juga mengambil keputusannya sendiri dalam hal teknis berjalannya program. Sehingga program sedikit bias dalam pelaksanaanya, tidak ada target khusus untuk pelaksana tataran Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Desa Tanjung Pasir.

4.4 Rekapitulasi Hasil Temuan Lapangan Program Desa Pesisir Tangguh

Dokumen terkait