• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

2.1.5. Struktur dan Perilaku Pasar

Organisasi pasar yang mencakup semua aspek suatu sistem tataniaga tertentu, pada umumnya terdiri dari tiga komponen (Azzaino, 1982). Komponen tersebut terdiri dari struktur pasar (market structure), tingkah laku pasar (market conduct), dan keragaan pasar (market performance). Struktur pasar paling banyak dipergunakan dalam menganalisis suatu sistem pemasaran, otomatis di dalamnya akan dijelaskan perilaku partisipan yang terlibat dan akhirnya akan menunjukkan keragaan yang terjadi akibat dari struktur dan perilaku lembaga-lembaga yang ada dalam sistem pemasaran.

Menurut Philips dalam Aditya K. (2002), studi-studi dalam pemasaran menggunakan beberapa pendekatan, dimana tipe-tipe perbedaan dari pasar digolongkan dalam market structure. Praktek-praktek bisnis dikelompokan dalam market conduct, sedangkan pengaruh-pengaruh terhadap harga dan output digolongkan dalam market performance. Keterkaitan hubungan dua arah yang bersifat timbal balik dan sifat hubungan endogenous diantara variabel structure, conduct dan performance serta memperhitungkan waktu. Pendekatannya menunjukkan bahwa variabel tersebut dalam suatu waktu berada pada sistem dimana structure dan conduct ditentukan oleh performance. Hal ini menunjukkan

suatu sistem dinamis yang mengembangkan respon penyesuaian dari perusahaan terhadap kondisi pasar dan keadaan yang memungkinkan.

Pendekatan structure, conduct dan performance, mekanisme dalam penentuan harga terdiri dari lima kategori yaitu (1) negoisasi individual, (2) pasar terorganisir, (3) pengaturan harga, (4) negoisasi kolektif, (5) formula pricing. (Dahl dan Hammond, 1977). Secara terinci mekanisme tersebut diuraikan sebagai berikut :

(1) Negoisasi Individu, adalah proses persetujuan dan pembelian pada setiap transaksi dalam betuk yang sempurna, kekuatan/kemampuan dan informasi pasar masing-masing partisipan adalah sama, dengan demikian termasuk ke dalam prosedurini adalah model pasar bersaing atau competitive market. (2) Pasar Terorganisir, pasar terorganisir mempunyai kegunaan yang luas

untuk komoditas pertanian karena negoisasi individu tidak formal, membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Contoh-contoh pasar terorganisasi ini antara lain pasar sentral dan terminal, bursa komoditi (commodity exchange) dan pasar lelang (auction market). Bursa komoditi adalah sangat efisien dalam pengertian mendapatkan market clearing prices untuk beberapa komoditas yang penting.

Biaya proses penentuan harga sangat kecil dari total biaya pemasaran. Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi yaitu : (a) jumlah transaksi harus besar, (b) kualitas produk mudah didefenisikan melalui standarisasi dan grading, (c) jumlah pembeli atau penjual adalah besar sehingga masing-masing tidak dapat memanipulasi harga, (d) informasi yang tersedia lengkapdan tidak bisa untuk karakteristik permintaan dan penawaran komoditas, (e) pemerintah tidak terlibat dalam mematok harga.

(3) Penentuan harga secara administrasi. Untuk produk-produk yang diferensiasinya tinggi, biasanya penentuan harga ditentukan secara sepihak

oleh penjual, agen atau pemerintah yang mencoba membedakan antara umum dan pribadi, menoba menggunakan skema penentuan harga secara administrasi. Termasuk dalam skema ini adalah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam penentuan harga beras, terigu dan lain-lain dalam harga dasar dan maksimal.

(4) Formula Pricing, penentuan harga secara formula melibatkan jumlah dan biaya yang diperlukan dalam analisis sering disebut analisis titik impas (break even analysis)

(5) Penentuan harga secara kolektif atau kelompok, ketidak puasan terhadap penentuan harga dalam pasar bebas bersaing, menyebabkan petani membuat kelompok untuk meningkatkan bargaining power, sehingga mereka mendapatkan harga secara kelompok-kelompok antar lain melalui koperasi

Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan pengambilan keputusan oleh perusahaan atau industri, jumlah perusahaan dalam suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran, deskripsi produk atau diferensiasi produk, syarat-syarat masuk dan sebagainya atau penguasan pangsa pasar. Struktur pasar dicirikan oleh ; (1) konsentrasi pasar, (2) diferensiasi produk, dan (3) kebebasan keluar masuk pasar (Limbong dan Sitorus, 1987).

Faktor penentu dari karakteristik struktur pasar terdiri atas ; (1) jumlah atau ukuran, (2) kondisi atau keadaan produk, (3) kondisi keluar masuk pasar, (4) tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh pastisipan dalam pemasaran, misalnya biaya, harga, dan kondisi pasar antara partisipan (Hammod dan Dahl, 1977).

Kotler (1993) mengklasifikasikan pasar menjadi dua macam struktur pasar berdasarkan sifat dan bentuknya yaitu (1) pasar bersaing sempurna dan (2) pasar tidak bersaing sempurna. Suatu pasar dapat digolongkan ke dalam

struktur pasar bersaing sempurna jika memenuhi ciri-ciri antara lain ; (1) terdapat banyak jumlah pembeli maupun penjual, (2) pembeli dan penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang dan jasa yang dipasarkan sehingga tidak dapat mempengaruhi harga pasar (penjual dan pembeli berperan sebagai price taker, (3) barang dan jasa yang dipasarkan bersifat homogen, serta (4) penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar.

Menurut Dahl and Hammond (1977), pasar bersaing tidak sempurna dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi pembeli dan penjual. Dari sisi pembeli terdiri dari pasar monopsoni, oligopsoni, dan sebagainya. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan monopolistik, pasar monopoli, oligopoli, duopoli, dan sebagainya. Karakteristik masing-masing pasar dapat dilihat pada Tabel 6.

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa untuk karakteristik jumlah penjual dan pembeli yang banyak dan sifat produk yang homogen maka struktur pasar yang terjadi adalah persaingan murni, sedangkan untuk jumlah penjual dan pembelinya satu dan sifat produknya unik maka struktur pasar yang terjadi dari sudut penjual adalah monopoli sedangkan dari sudut pembeli adalah monopsoni. Tabel 6. Karakteristik dan struktur sistem pemasaran

Karakteristik Struktur Pasar

No. Jumlah

Perusahaan Sifat Produk Sudut Penjual Sudut Pembeli

1. Banyak Homogen Persaingan murni Persaingan murni

2. Banyak Diferensiasi Persaingan monopolistik Persaingan monopolistik 3. Sedikit Homogen Oligopoli Murni Oligopsoni murni

4. Sedikit Diferensiasi Oligopoli diferensiasi Oligopsoni diferensiasi 5. Satu Unik Diferensiasi monopoli Monopsoni

Perilaku pasar adalah strategi produksi dan konsumsi dari lembaga pemasaran dalam struktur pasar tertentu yang meliputi kegiatan pembelian dan penjualan, penentuan harga serta kerjasama antar lembaga pemasaran. Perilaku pasar adalah pola tindak tanduk pedagang beradaptasi dan mengantisipasi setiap keadaan pasar. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perilaku pasar merupakan tingkah laku lembaga pemasaran dalam struktur pasar

yang meliputi kegiatan penjualan, pembelian, penentuan harga dan siasat pemasaran. Perilaku pasar dapat dilihat dari proses pembentukan harga dan stabilitas pasar, serta ada tidaknya praktek jujur dari lembaga-lembaga pemasaran tersebut (Azzaino, 1982).

Kegiatan pemasaran dapat ditelaah dan dilakukan dari berbagai sudut pandang antara lain (Limbong dan sitorus, 1987) :

1. Pendekatan serba Fungsi

Pendekatan ini terdiri atas tiga fungsi utama yaitu : fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran merupakan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi ini terdiri atas fungsi pembelian dan penjualan. fungsi fisik merupakan semua tindakan yang lansung berhubungan dengan barang dan jasa yang menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan waktu. Fungsi ini terdiri atas fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan dan fungsi pengolahan. Fungsi fasilitas merupakan semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antar produsen dan konsumen. Fungsi ini terdiri atas fungsi standarisasi dan grading, fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan resiko dan fungsi informasi pasar.

2. Pendekatan Serba Lembaga

Pendekatan ini menekankan pada segi organisasi lembaga-lembaga yang ikut serta dalam proses penyampaian barang dan jasa dari titik produsen hingga konsumen. Pendekatan ini sangat penting karena lembaga-lembaga tersebut menjadi pusat pengambilan keputusan terhadap barang dan jasa yang dipasarkan. Untuk mencapai tingkat efisiensi pemasaran diperlukan pengkoordinasian antar lembaga-lembaga pemasaran tersebut.

Dokumen terkait