• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Pelaksana Program PPA-PKH di kota Medan

BAB VI Penyajian Hasil Penelitian dan Analisis Temuan

PROGRAM PEMERINTAH KOTA MEDAN DALAM PENGHAPUSAN PEKERJA ANAK

5.1 Implementasi Pogram Penghapusan Pekerja Anak di Kota Medan

5.1.1 Struktur Pelaksana Program PPA-PKH di kota Medan

Struktur pelaksana menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi untuk memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif

Verifikasi data pekerja anak oleh tim pusat

Verifikasi data PA melalui Home Visit oleh pendamping

Penetapan Penerima Manfaat PPA-PKH oleh penjab Kota

Penyerahan rekomendasi hasil pendampingan kepada penanggungjawab kota untuk di tindaklanjuti Evaluasi hasil pendampingan selama di shelter oleh pendamping dan tutor Pendampingan penerima manfaat di shelter selama 1(satu) bulan Penanggungjawab meneruskan rekomendasi kepada dinas yang membidangi pendidikan dan ketrampilan untuk difasilitasi

- Pendidikan Formal (SD,SMP,SMA,PLK) - Non Formal (Paket A,B,C)

Pendidikan Ponpes (MI,MTS,MA)

Pendidikan Ketrampilan/ Kursus-Kursus (BLK)

dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Struktur menggambarkan pembagian tugas, menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab. Adapun yang struktur pelaksana program PPA-PKH di kota medan adalah sebagai berikut:

Gambar. V.2

Struktur Organisasi Tim Pelaksana PPA-PKH Kabupaten/Kota

Sumber: Pedoman Umum PPA-PKH 2010 Pembina bupati/walikota

Ketua tim pelaksana teknis Kasubdin Wasnaker

Penanggungjawab Kadis Ketenagakerjaan

Koordinator Shelter Anggota Tim Pelaksanaan Teknis

Juru Bayar

Sekretariat

Berdasarkan bagan tersebut, maka pembagian tugas setiap implementor yang terdiri Pembina, Penanggung jawab, Tim Pelaksaan Teknis, dan sekretariat adalah sebagai berikut:

1 Pembina yaitu Walikota Medan bertugas melakukan pembinaan pelaksanaan program PPA-PKH di kotanya.

2 Penanggung jawab yaitu kepala dinas ketenagakerjaan bertugas memberikan arahan teknis pelaksanaan program, melakukan koordinasi dengan instansi terkait, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program PPA-PKH secara umum maupun teknis, melakukan seleksi untuk menetapkan shelter sesuai kriteria yang ditetapkan, melakukan seleksi dan menetapkan pendamping serta tutor, menetapkan penyedia makan selamA di shelter, menetapkan pekerja anak penerima manfaat program, menunjuk koordinator shelter, menetapkan Ketua Pelaksana Teknis dan Juru Bayar serta membuka rekening pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) setempat untuk pelaksanaan program, dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pengembalian pekerja anak ke dunia pendidikan.

3 Tim pelaksana teknis yang diketuai Kasubdin Wasnaker bertugas melakukan seleksi calon pedamping, calon tutor dan pekerja anak calon penerima manfaat program PPA-PKH, menyampaikan hasil seleksi calon pedamping, calon tutor kepada penanggungjawab program PPA-PKH, menyampaikan hasil seleksi pekerja anak calon penerima manfaat berdasarkan hasil home visit kepada penangungjawab program PPA-PKH, mengadakan rapat koordinasi persiapan awal pelaksanaan program PPA-

PKH, melakukan pembinaan teknis kepada pedamping dan tutor, melakukan koordinasi dan pertemuan dengan berbagai pihak, memonitoring, mengevaluasi dan memecahkan permasalahan dalam pelaksanaan program PPA-PKH, melakukan rapat koordinasi untuk pengembalian pekerja anak ke dunia pendidikan, menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pendampingan, menyusun laporan pelaksanaan program secara berkala dan laporan akhir. 4 Sekretariat bertugas untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

administrasi teknis meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan guna mendukung kelancaran pelaksanaan program PPA-PKH (Pedoman umum PPA-PKH, 2010:29-30).

5 Koordinator shelter bertugas melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi persiapan, pelaksanaan dan pasca pendampingan program PPA- PKH di shelter, menyelesaikan permasalahan yang timbul selama pendampingan di shelter, melaporkan secara tertulis kepada penanggung jawab kota hasil monitoring, mengkoordinir pelaksanaan kunjungan rumah (Home Visit), menyampaikan data pekerja anak penerima manfaat hasil kunjungan rumah (Home Visit) yang dilakukan oleh pendamping, menyampaikan data pekerja anak penerima manfaat hasil kunjungan rumah (Home Visit) kepada pelaksana teknis (Pedoman Umum PPA-PKH, 2010:32)

Program PPA-PKH juga melibatkan tutor dan pendamping yang melakukan kegiatan selama di shelter. pendamping dan tutor adalah orang yang paling mempengaruhi perkembangan anak selama di shelter. oleh karena itu

setiap pendamping dan tutor yang dipilih adalah mereka yang memenuhi persyaratan dan kemampuan untuk memotivasi anak. Adapun yang menjadi persyaratan pendamping dan tutor adalah:

1 Pendamping

Dalam menentukan pendamping ada beberapa syarat yang harus dipertimbangkan seperti mengutamakan pendidikan setara S1, telah berpengalaman dalam mendampingi anak minimal selama 1 tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman kerja, berkemampuan berkomunikasi dengan baik kepada anak, berasal dari kota Medan sebagai kota pelaksana program PPA-PKH, bersedia tinggal bersama dengan anak selama di shelter, dan bersedia mengikuti pelatihan terlebih dahulu (Pedoman Umum PPA-PKH, 2010:13)

Pendamping disetiap shelter terdiri dari 3 orang pendamping yang akan melakukan pendampingan sesuai dengan kelompok usia dan tingkat pendidikan anak penerima manfaat program PPA-PKH. Hal ini dilakukan agar pendamping tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pendampingan karena usia dan pendidikan anak dikelompokkan setara dengan tugas masing-masing pendamping.

Pendamping pertama adalah pendamping A yaitu pendamping yang melakukan pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat yang berpendidikan setara dengan pendidikan dasar/kesetaraan paket A. Pendamping kedua adalah pendamping B yang melakukan pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat yang berpendidikan setara dengan

pendidikan menengah pertama dan pendamping C yang melakukan pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat yang dari segi usia dan pendidikannya tidak memungkinkan untuk dikembalikan ke pendidikan formal melainkan lebih tepat untuk mengikuti pelatihan keterampilan dan kursus-kursus (Pedoman Pendampingan PPA-PKH, 2010:22).

Masing-masing pendamping memiliki peran yang sangat penting yaitu memberikan motivasi kepada anak penerima program PPA-PKH untuk kembali ke dunia pendidikan sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing anak. Oleh karena itu, pendamping harus berinteraksi dengan baik kepada setiap anak dan mencatat setiap perkembangan anak untuk menyimpulkan apa yang menjadi minat dan bakat setiap anak.

Peran pendamping selanjutnya adalah sebagai fasilitator bagi anak penerima manfaat PPA-PKH dalam memperoleh akses layanan pendidikan, baik melalui program yang ada pada instansi yang membidangi pendidikan maupun melalui lembaga pendidikan swasta lainnya. dan mendorong pemahaman kepada orang tua anak agar menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak, peran seorang pendamping ini dilakukan pasca shelter yang mengharuskan seorang pendamping bmenjalin hubungan denga keluarga anak penerima manfaat program PPA-PKH.

2 Tutor

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tim pelaksana dalam merekrut tutor yaitu mengutamakan mereka yang berpendidikan S1 memiliki kemampuan teknis di bidang pendidikan, berpengalaman dalam

proses belajar-mengajar (seperti guru, guru bantu, guru agama, dan instruktur) dan berasal dari kota Medan (Pedoman Umum PPA-PKH, 2010:13).

Seorang tutor memiliki tugas untuk melakukan kegiatan mengajar selama di shelter sesuai dengan jadwal. Peran tutor tidak jauh berbeda dengan seorang pendamping yaitu mempersiapkan anak penerima manfaat PPA-PKH untuk kembali ke dunia pendidikan dengan memberikan pelajaran agar mereka tidak kesulitan untuk beradaptasi ketika kembali ke sekolah. Oleh karena itu, tutor berkewajiban untuk melakukan penilaian hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya.

Dokumen terkait