• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI Penyajian Hasil Penelitian dan Analisis Temuan

METODE PENELITIAN

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1 Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang diperoleh melalui :

1.1 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari key informan yang berkaitan dengan program pengurangan pekerja anak yang bekerja dalam bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak. Wawancara dilakukan kepada orang-orang yang memilikli kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini.

Peneliti mengunakan cara wawancara tidak terencana atau unstan- dardized interview atau wawancara tidak terstruktur. Mallinowski dalam (Burhan Bugin, 2001;134) menunjukkan sangat pentingnya wawancara tidak tersetruktur dalam melakukan penelitian di lapangan dibandingkan wawancara berstruktur yang memiliki dua kelemahan yang diistilahkan capital offense. Selain itu, esensi interaksi dalam wawancara lebih berfungsi untuk mencari pemahaman dibanding menjelaskan, maka lebih tepat mengunakan wawancara tidak berstruktur.

Dalam pelaksanaan metode wawancara yang digunakan wawancara mendalam yang bersifat terbuka, dimana pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi.

Peneliti tidak percaya dengan begitu saja pada apa yang dikatakan informan, melainkan mencari pembuktian selanjutnya. Itulah sebabnya pengecekan dilakukan silih berganti dari hasil wawancara ke pengamatan di lapangan, atau dari informan yang satu ke informan lainnya.

Wawancara dilakukan terhadap Key informan yaitu Ibu Dra. Akrida (kepala bidang pengawasan Ketenagakerjaan). Adapun wawancara dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu tanggal 12 Maret 2014, tanggal 26 Maret 2012, dan tanggal 25 April 2014. Wawancara juga dilakukan kepada Bapak Timbul Tampubolon (bagian bina program) di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pada tanggal 26 Maret 2014 mengenai program Penghapusan Pekerja Anak dalam rangka Mendukung Progran Keluarga Harapan (PPA-PKH) sebagai program penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak yang di laksanakan oleh pemerintah kota Medan.

1.2 Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi kelompok terarah adalah suatu proses pengumpulan informasi suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. FGD adalah suatu metode riset yang didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dengan perkataan lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD termasuk metode kualitatif. Seperti

metode kualitatif lainnya (direct observation, indepth interview, dsb) FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how-and why (Irwanto, 1988:1).

Focus Group Discussion (FGD) dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh pekerja anak jalanan di kota Medan dan manfaat yang diperoleh memalui program- program penghapusan pekerja anak yang selama ini dilakukan pemerintah kota Medan, sehingga dapat dilihat dan dianalisis seberapa efektif pengimplementasian dari program tersebut. Focus Group Discussion (FGD) digunakan sebagai proses pengumpulan data dalam penelitian ini karena dianggap lebih efektif, dengan situasi keakraban antara peneliti dan informan diharapkan memudahkan proses pengumpulan data.

Pengumpulan data dalam FGD dilakukan dengan menggunakan beberapa pertayaan dan juga teknik yang memudahkan anak memahami permasalahan. Teknik-teknik yang digunakan adalah

1 Diagram Venn

Diagram venn digunakan untuk menjawab pertanyan barkaitan dengan Siapa saja pihak yang selama ini membantu atau memberi perhatian terhadap mereka, Baik LSM/Pemerintah/Masyarakat, dan Seberapa dekat/sering pihak tersebut memberikan bantuan. Sehingga hasil Diagram venn akan menggambarkan pihak-pihak yang selama ini memberikan bentuan kepada mereka (Pekerja Anak Jalanan) baik itu pemerintah, LSM, maupun masyarakat yang terlibat program

Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak (PBPTA) di kota Medan.

Gambar III.1 Focused Group Discussion, 5 Maret 2014 di Sanggar Kreativitas Anak PKPA terminal Pinang Baris saat menggunakan teknik Diagram Venn

Diagram venn digunakan dengan cara menyusun beberapa lingkaran dengan salah satu pusat lingkaran menggambarkan pekerja anak jalanan, dan beberapa lingkaran lainnya yang berukuran berbeda yang nantinya akan disusun untuk menggambarkan seberapa penting dan sering pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan terhadap mereka.

Metode ini dipilih untuk mengatasi beberapa anak yang diperkirakan nantinya sedikit mengeluarkan pendapat atau berbicara, sehingga dengan Diagram Venn mereka dapat menyusun beberapa

lingkaran seperti bermain dan untuk mengatasi beberapa anak yang tidak mengerti menulis atau membaca.

2 Menunjukkan photo berkaitan dengan permasalahan

Gambar III.2 Focused Group Discussion, 5 Maret 2014 di Sanggar Kreativitas Anak Jalanan terminal Pinang Baris dengan menggunakan teknik penggunaan photo.

Alat berikutnya yang digunakan di dalam FGD adalah photo. Menunjukkan beberapa photo yang berkaitan dengan pemerintah digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pekerja anak jalanan mengenal pemerintah dan program-programnya, dan untuk melengkapi data yang diperoleh dari penggunaan Diagram Venn. Setiap gambar akan di perlihatkan kepada peserta yang kemudian diikuti dengan pertanyaan mengenai pendapat peserta FGD (pekerja anak jalanan) terhadap gambar tersebut. Gambar yang ditunjukkan adalah gambar satgas Perlindungan Anak, Satpol PP, dan gedung pemerintahan walikota Medan.

Kelompok sasaran dalam penelitian ini adalah pekerja anak jalanan yang berada di kota Medan. Oleh karena itu, FGD dilakukan terhadap anak jalanan yang bekerja disekitar terminal Pinang Baris yang selama ini menjadi salah satu wilayah yang memiliki jumlah pekerja anak terbanyak di Kota Medan. Pemilihan tempat FGD di terminal Pinang Baris untuk memenuhi kriteria pekerja anak jalanan yang dikelompokkan sebagai childdren on the street, children of the street, dan Children from families of the street.

Peneliti dibantu oleh Sanggar Kreativitas Anak Jalanan Pusat Kajian Perlindungan Anak (SKA PKPA) yang berlokasi di Jalan TB. Simatupang Gg. Rambutan Nomor 2 (Pinang Baris) Medan, yang selama ini memfasilitasi anak jalanan baik yang bekerja maupun tidak di sekitar terminal Pinang Baris Medan. Anak yang diikutsertakan dalam proses FGD adalah mereka yang digolongkan sebagai pekerja anak yang paling beresiko mendapatkan bentuk- bentuk pekerjaan terburuk bagi anak. Dengan rata-rata bekerja selama 7 jam setiap harinya.

Tabel III.1

Data Informan Focus Group Discussiom (FGD) Pekerja Anak Jalanan

NO NAMA UMUR PPEKERJAAN DI JALANAN

1 Rizky 15 thn Mengantar papan bunga/penyapu angkot 2 M. Sholeh 13 thn Menyapu angkot

3 Adit 13 thn Menyapu angkot 4 Dicky 13 thn Menyapu angkot 5 Nicolas 10 thn Menyapu angkot 6 Cahyono 11 thn Menyapu angkot

7 Samuel 13 thn Menyapu angkot 8 Adit 8 thn Menyapu angkot 9 Zakaria 10 thn Menyapu angkot 10 Umar 13 thn Menyapu angkot 11 Roni 12 thn Menyapu angkot Sumber: Focused Group Discussion, 5 Maret 2014

Tabel III.2

Tim Pelaksanaan FGD

1 orang moderator Sebagai fasilitator diskusi

2 orang pencatat proses Orang yang tekun mengamati proses FGD, dan membantu moderator

1 orang mendokumentasikan proses

1 orang sebagai penghubung peserta

Yaitu koordinator SKA-PKPA bapak Ali

2 orang bloker mencegah pengaruh-pengaruh negatif seperti anak-anak yang tidak fokus dalam diskusi.

Logistik dilakukan bersama-sama sebelum FGD Sumber: Focused Group Discussion, 5 Maret 2014

Pelaksanaan Focused Group Discussion (FGD) dibagi menjadi 4 (empat) topik utama, yaitu :

1 Penyebab anak turun kejalan untuk bekerja.

Teknik yang digunakan adalah dengan memberikan pertayaan yaitu kenapa memilih turun ke jalan sebagai pekerja anak?. pertanyaan diberikan kepada setiap anak.

Teknik yang digunakan juga dengan memberikan beberapa pertayaan yang sama kepada setiap anak seperti :

a. Bahaya seperti apa yang paling sering pekerja anak hadapi saat menjadi pekerja anak di jalanan?

b. Bentuk tindakan kekerasan oleh orang dewasa yang sering dihadapi? c. Bagamana persahabatan di dalam komunitas pekerja anak?

3 Pihak-pihak yang sering memperhatikan pekerja anak jalanan ditunjukkan melalui hasil Diagram venn.

4 Seberapa jauh Pekerja Anak mengenal Pemerintah dengan menggunakan teknik penggunaan photo.

Teknik Diagram Venn dan teknik menggunakan gambar dalam pelaksanaanya membantu anak menjelaskan apa yang mereka hadapi sebagai pekerja anak. Dalam penyusunan diagram venn terjadi diskusi diantara mereka dalam menentukan siapa saja pihak yang berperan dalam membantu pekerja anak jalanan. Terutama dalam penyusunan posisi masing-masing pihak yang paling berperan bagi mereka sehingga mereka sendiri yang menyepakati siapa dan dimana posisi pihak yang berperan bagi mereka sehingga pasrtisipasi peserta sangat tinggi di dalam FGD. Saat penggunaan photo setiap anak memberikan pendapatnya masing-masing dengan sesekali dibenarkan maupun tidak dibenarkan oleh teman-temannya. Dengan banyaknya interaksi diantara masing-masing anak membuat setiap anak dengan mudah mengeluarkan pendapatnya mengenai peran pemerintah maupun peran lembaga swadaya masyarakat di kota Medan terhadap pengurangan pekerja anak.

1.3 Metode observasi

Obsevasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Observasi (Burhan Bungin, 2008:115) adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi di beberapa tempat yang menjadi titik berkumpulnya pekerja anak jalanan di kota Medan, yaitu terminal Amplas, dan terminal Pinang Baris. Observasi yang dilakukan merupakan observasi non partisipasi dimana peneliti tidak melibatkan secara langsung dirinya sebagai kelompok yang diteliti. Peneliti secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek, peneliti juga terlebih dahulu menguasai ilmu tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati terutama melalui FGD (Burhan Bungin, 2008:116,117)

Teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena–fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana observasi perlu melihat obyek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. (Margono, 2007:159)

Observasi diperlukan peneliti untuk menemukan hal-hal yang tidak terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin

ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti ingin memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti, sehingga peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial untuk mendapatkan pandangan yang holistik atau menyeluruh.

2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dari buku- buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki hubungan dengan masalah yang di teliti.

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang di teliti dengan instansi terkait.

Dokumen terkait