• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

ANGGA SUANGGANA H3406

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN

ANGGA SUANGGANA. Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani Padi,

(Studi Pada Gapoktan

Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

.

Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

(

Di bawah Bimbingan DWI RACHMINA).

Pertanian merupakan basis dasar dari kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Hal ini dikarenakan kebutuhan bangsa akan ketahanan pangan secara mandiri yaitu dari sektor pertanian. Permasalahan kemiskinan saat ini selalu terkait dengan sektor pertanian, terutama sektor pertanian di wilayah perdesaan. Keterbatasan akses informasi dan teknologi menjadi masalah yang serius bagi petani untuk mengetahui bagaimana mengakses modal dalam rangka pemenuhan kebutuhan usahatani. Peran organisasi tani di tingkat desa sangat erat dengan akses permodalan. Oleh karena itu, diperlukan organisasi tani yang kuat, terarah dan memiliki manajemen SDM yang bisa dipertanggungjawabkan. Berdasarkan permasalahan yang terjadi tersebut pemerintah melalui Kementrian Pertanian mencanangkan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang merupakan program revitalisasi pertanian Presiden Republik Indonesia pada tahun 2008. Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam kegiatan usaha di bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Kehadiran program PUAP diharapkan dapat mengatasi masalah kesulitan modal yang dihadapi petani.

Pada awal dicanangkan program PUAP, Provinsi Jawa Barat mendapatkan jatah 17 kabupaten dan 2 kota dengan jumlah Gapoktan sebanyak 529 desa. Kabupaten Bogor adalah salah satu daerah yang menerima dana Bantuan Langsung Mandiri PUAP yang tersebar di 10 kecamatan dan 25 desa. Kecamatan Pamijahan mendapatkan dana PUAP di lima desa potensi salah satu adalah Desa Cibitung Kulon yang merupakan daerah sentra tanaman pangan di kecamatan ini yang menerima dana PUAP sebesar 100 juta dan penghasil padi sebagai produk andalannya. Gapoktan ini mengalokasikan 90 persen dana PUAP untuk sektor tanaman padi terutama budidayanya.

Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Rukun Makmur desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan. Pengumpulan data dilaksanakan pada Juni 2009 hingga Agustus 2009. Responden penelitian adalah para petani padi yang merupakan anggota penerima dana BLM-PUAP sebanyak 30 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah pendapatan usahatani dan perhitungan uji t statistik.

Gapoktan di Desa Cibitung Kulon ini merupakan lembaga desa yang telah ada sebelum program PUAP dicanangkan oleh Pemerintah. Karakteristik Gapoktan ini adalah sebagai lembaga desa yang memiliki struktur organisasi seperti ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi di unit usaha. Seksi usaha yang dimiliki Gapoktan ini baru berjumlah dua diantaranya unit usaha simpan pinjam dan unit usaha sembako.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani padi di Desa Cibitung Kulon menunjukkan bahwa pelaksanaan program PUAP pada dasarnya memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan atas biaya total usahatani padi sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Produksi rata-rata yang dihasilkan petani meningkat dari 4.181 kilogram/hektar Per musim sebelum adanya PUAP menjadi 4.580 kilogram/hektar Per musim setelah mengikuti program PUAP. Penerimaan rata-rata petani atas biaya total sebelum adanya PUAP adalah sebesar Rp.9.198.200,00/hektar Per musim dan sesudah

adanya PUAP sebesar Rp.10.067.200,00/hektar Per musim. Sedangkan pendapatan rata- rata atas biaya tunai adalah Rp.2.315.029,00/hektar Per musim dan pendapatan rata-rata atas biaya total sebelum adanya program PUAP Rp.261.672,00/hektar Per musim. Begitu juga pendapatan rata-rata atas biaya tunai setelah adanya program PUAP naik menjadi Rp.2.845.594,00/hektar Per musim dan pendapatan rata-rata atas biaya total sebesar Rp.1.565.037,00/hektar Per musim. Jika dilihat dari perbandingan pendapatan terdapat kenaikan rata-rata sebesar 83,23 persen untuk pendapatan total dan 22,92 persen atas pendapatan tunai.

Sesuai dengan analisis imbangan penerimaan dan biaya usahatani padi yang diusahakan oleh petani responden menunjukkan bahwa usahatani ini memiliki penerimaan yang lebih besar dibandingkan biaya usahatani. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R/C rasio yang lebih dari satu yang artinya setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan maka akan memberikan penerimaan lebih dari satu satuan. Nilai R/C rasio atas biaya tunai sebelum PUAP adalah 1,34, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menerima sebesar Rp.1,34. Sementara itu R/C atas biaya tunai setelah PUAP sebesar Rp1,39 yang berarti ada kenaikan nilai rasio sebesar 0,06.

Sementara apabila nilai R/C rasio ditambahkan biaya yang diperhitungkan sebagai komponen total biaya maka R/C rasio sebelum adanya PUAP sebesar Rp.1,03 naik menjadi Rp.1,18 setelah adanya PUAP artinya walaupun sebelum ada PUAP, petani responden sudah mendapatkan keuntungan akan tetapi setelah adanya PUAP bertambah lagi keuntungannya walaupun dalam biaya tunai mengalami kenaikan 4,32 persen dan biaya total kenaikan sebesar 15,04 persen.

Berdasarkan hasil uji t berpasangan (paired test) terhadap pendapatan bersih responden sebelum mengikuti program PUAP dan pendapatan bersih responden sesudah mengikuti program diperoleh Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,00000293 (2.93). Nilai hasil perhitungan tersebut secara nyata masih lebih kecil dari pada level of significant ( ) yakni digunakan yakni 0,05 atau t-hitung (nilai mutlak) ± 1,98 > t-table 1,645. Hal ini dapat ditarik kesimpulan untuk menolak H0 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pendapatan antara sebelum dan sesudah mengikuti program PUAP. Dengan demikian secara nyata terdapat perbedaan pendapatan antara sebelum dan sesudah mengikuti program PUAP.

Sosialisasi secara lengkap dan menyeluruh kepada anggota baru yang dinilai masih kurang dikarenakan kesibukan pengurus Gapoktan dengan cara mengundang petugas penyuluh lapang (PPL) dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Desain program akan lebih baik jika dilakukan dan diikuti program pengembangan SDM terutama anggota Gapoktan usia produktif.Implementasi program PUAP akan lebih riil terlihat apabila bentuk pinjaman diberikan berupa pembelian benih unggul yang langsung dibagikan ke anggota sesuai nilai pinjaman dan sarana produksi diadakan secara kolektif dalam rangka efektivitas harga beli yang lebih murah. Mendirikan sejumlah unit-unit usaha bersama yang terkait dengan pengadaan bahan-bahan pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan input pertanian, sehingga petani tidak perlu lagi memberli keluar desa.

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI

(Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon,

Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANGGA SUANGGANA H 34067002

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Judul Skripsi : Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisinis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani Padi. (Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

Nama : Angga Suanggana

NIM : H 34067002

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MS NIP. 1963 1227 199003 2 001

Mengetahui Ketua Departemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani Petani Padi” Studi pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2011

Angga Suanggana H 34067002