• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat nelayan di kawasan pesisir Kota Donggala, Sulawesi Tengah. Berdasarkan topik kajian, maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah ruang permukiman nelayan dan ekowisata pesisir. Keterkaitan antara kedua hal tersebut diharapkan menjadi suatu temuan penelitian tentang integrasi ruang permukiman nelayan dengan ekowisata alam dan budaya pada kawasan pesisir di Donggala.

Adapun kawasan pesisir di Kota Donggala meliputi tiga kelurahan yakni Kelurahan Labuan Bajo, Boneoge dan Kaboga. Pusat perhatian dalam penelitian ini adalah kawasan pesisir yang terbentuk dari interaksi masyarakat dalam memanfaatkan potensi unsur-unsur ruang permukiman nelayan. Interaksi antara individu dengan individu maupun antar kelompok dalam penggunaan ruang dan sumber daya lokal. Interaksi ruang yang lebih spesifik adalah pada aspek sosial budaya dan perekonomian masyarakat nelayan.

Alasan penetapan ketiga kelurahan tersebut didasarkan pada kriteria

kawasan pesisir yang memiliki aktivitas dan karakteristik masyarakat nelayan di Kota Donggala, Sulawesi Tengah. Ketiga kelurahan tersebut memiliki potensi

sumber daya manusia yang mayoritas nelayan, serta aktivitas sosial budaya dan perekonomian. Selain masyarakat nelayan, juga dilengkapi ketersediaan prasarana dan sarana dalam ruang permukiman nelayan. Oleh karena itu, ketiga kelurahan pesisir tersebut di atas, dapat dijadikan kajian, analisis untuk menentukan kawasan penelitian.

80

Kawasan penelitian terkait dengan integrasi ruang permukiman nelayan dengan ekowisata pesisir di Kota Donggala. Kajian penelitian ini menggunakan disiplin ilmu arsitektur bidang permukiman yang berkaitan dengan ekowisata pesisir. Dengan demikian, jenis penelitian ini berada dalam lingkup penelitian arsitektur secara multi disiplin dengan kajian utamanya yaitu keterkaitan antara bidang arsitektur dengan ekowisata pesisir.

3.2. Paradigma dan Metode Penelitian 3.2.1. Paradigma Penelitian

Potensi aktivitas sosial, budaya dan perekonomian pada ruang permukiman nelayan belum dikembangkan sehingga produktivitas perekonomian masyarakat juga belum meningkat. Keterkaitan konsep pengembangan ruang permukiman nelayan dengan ruang ekowisata pesisir merupakan gabungan penggunaan ruang dengan fungsi aktivitas maupun pelayanan yang saling menunjang dan tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu, konsep integrasi ruang ditujukan untuk melakukan proses menyatukan fungsi ruang. Menyatukan fungsi ruang darat, dan ruang laut agar potensi lokasi, aktivitas ekonomi, sosial budaya dalam ruang permukiman nelayan dapat mengoptimalkan potensi ruang pesisir tersebut.

Proses menyatukan ruang darat, dan ruang laut kedalam aktivitas dan pelayanan ekowisata pesisir. Penyatuan ruang tersebut akan berpengaruh perilaku masyarakat untuk meningkatkan inovasi sehingga masyarakat nelayan dapat menerima perubahan, kesiapan, maupun keterbukaan, dalam meningkatkan fungsi ruang permukiman nelayan menjadi lebih produktif. Untuk meningkatkan produktivitas, maka perlu dikaji keterkaitan ruang permukiman nelayan, ruang ekowisata pesisir dijadikan variabel. Keterkaitan variabel yang dikemukakan di atas, disusun dari kajian pustaka dan teori, menjadi pola pikir metodologi kuantitatif.

Metode kuantitatif digunakan dengan format deskriptif, analisis statistik sebagai alat bantu untuk memahami hubungan antar variabel. Sugiyono (2012), menjelaskan penelitian kuantitatif didasari oleh paradigma positivistik yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, maka

81

penelitian kuantitatif didasari oleh paradigma positivistik. Paradigma positivistik memandang suatu realitas, fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konstan, terukur, teramati, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat).

3.2.2. Metode Penelitian

Kusuma (2007), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif dilaksanakan untuk memahami fenomena secara lebih terstruktur dengan memanfaatkan temuan-temuan baru yang diperoleh dari analisis data. Setiap jenis analisis data dari hubungan antar variabel integrasi ruang, ruang permukiman, dan ruang ekowisata pesisir memiliki kemampuan untuk mengungkap temuan berbeda. Perbedaan yang tersembunyi di dalam data masing-masing variabel. Dalam penelitian kuantitatif, digunakan beberapa faktor yang dianggap mewakili atau menjelaskan fenomena pencarian hubungan non kausal atau kausal antar faktor tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, metode pengumpulan data hanya dilaksanakan pada faktor-faktor yang dianggap mewakili atau menjelaskan fenomena. Sebagai konsekuensi data yang dikumpulkan tersebut akan membatasi kemungkinan temuan analisis. Adapun tahapan penelitian kuantitatif yang akan dilakukan dapat disajikan pada Gambar 3.1.

Rumu

Pop

Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian Kuantitatif Sumber: Modifikasi Sugiyono (2012).

Kajian Teori Rumusan Masalah Hipotesis Populasi Pengembangan Instrumen Sampel Pengumpulan data Analisis data Pembahasan Kesimpulan Pengujian Instrumen

82

Berdasarkan Gambar 3.1. proses penelitian kuantitatif dibangun dari kajian teori dan pustaka, serta masalah, dibatasi sesuai tujuan penelitian. Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan, dan dinyatakan dalam pertanyaan penelitian. Selanjutnya dari pertanyaan penelitian akan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah. Hipotesis masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris di lapangan. Untuk itu, pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang sudah ditetapkan. Jika populasi jumlahnya besar, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Agar instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data vaild dan reliabel, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Dari hasil pengujian instrumen tersebut, dapat diketahui mana instrumen yang valid untuk dijadikan sebagai kuesioner serta pedoman observasi, dan wawancara. Adapun metode penyusunan kuesioner dalam penelitian ini berbentuk kuesioner tertutup, dan praktis, Arikunto (2002), menjelaskan dasar pertimbangan pemilihan kuesioner tertutup adalah dari segi kepraktisan, sistematis, dan waktu penelitian yang relatif pendek serta dapat memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban. Adapun data yang diperoleh dari jawaban responden dengan menggunakan skala Likert dapat mengukur sikap, dan pendapat dari responden tentang keberadaan dan potensi ekowisata pada ruang permukiman nelayan.

Priyatno (2010), menjelaskan pengukuran skala Likert dalam mengukur sikap dan pendapat dari populasi tentang keberadaan dan potensi ruang permukiman nelayan dengan ekowisata pesisir. Adapun skala pengujian misalnya sangat setuju = 4, setuju = 3, ragu-ragu = 2, tidak setuju = 1. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis, dalam analisis kuantitatif jenis data dikelompokkan menjadi interval dan rasio dimana pengolahan datanya menggunakan metode analisis statistik. Hal ini sesuai pendapat Sugiyono (2011), dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan analisis berupa statistik deskriptif dan inferensial.

Data yang terkumpul dianalisis menggunakan statistik. Analisis statistik yang digunakan berupa statistik deskriptif dan statistik parametrik. Analisis selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik.

83

Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan rasional dan mendalam. Hasil interprestasi terhadap data yang telah disajikan, selanjutnya dapat disimpulkan. Jika hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek kekeliruan teori, konstruk, dan instrumen, pengumpulan, atau pertanyaan, dan tujuan penelitian.

Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu, untuk mengetahui hubungan dan keeratan hubungan dari masing-masing variabel laten atau konstruk yang diteliti, Muhiddin dan Abdurrahman (2007), yang menjelaskan analisis korelasi, regresi dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan, keeratan dari variabel bebas dan terikat. Analisis korelasi, sebagai hubungan antar variabel. Sedangkan analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel bebas dan terikat atau lebih.

Terutama untuk menelusuri pola hubungan yang belum diketahui dengan sempurna. Sedangkan dalam penelitian ini hubungan dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependent dalam suatu fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, terkait dengan analisis regresi dan korelasi ini ada 4 kegiatan yang dilakukan diantaranya; a) mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris, b) menguji berapa besar variasi antar variabel, c) menguji antar variabel apakah signifikan, d) mengkaji apakah dari estimasi paramater cocok dengan konstruk.

Dengan demikian kompleksitas analisis regresi dan korelasi tersebut, belum dapat merumuskan model yang akan dikembangkan secara komprehensip. Untuk merumuskan model integrasi ruang permukiman nelayan dengan ekowisata pesisir secara komprehensif sesuai fenomena yang diteliti. Analisis korelasi, dan regresi ini perlu dilengkapi dengan analisis Structural Equation Model (SEM), Ghozali (2013), menjelaskan dalam SEM secara umum termasuk di dalamnya analisis untuk mengetahui hubungan dan kausal (korelasi, regresi) dan hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel sesuai tujuan penelitian untuk menemukan model integrasi ruang. Hal ini sesuai pendapat Widhiarso (2009), SEM juga dapat digunakan untuk membandingkan dan memilih model yang lebih sesuai fenomena berdasarkan data isian kuesioner.

84 3.3. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa; 1. Peta dasar dan peta citra satelit dalam bentuk digital

2. Data kependudukan Kelurahan Labuan Bajo Kota Donggala 3. RTRW dan data BPS Kota Donggala dalam Angka

Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Alat pengambil data secara digital menggunakan alat audio visual seperti kamera digital, voice recorder.

2. Alat pengolah data berbasis digital seperti perangkat komputer dengan program SPSS 21, AMOS 21, Auto Cad 2011, dan ArcGIS 10.1.