• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA

A. Tematik Iklan Politik Televisi Partai Demokrat

1. Sukses Menjalankan Roda Pemerintahan

Wacana pertama yang peneliti rumuskan adalah citra Presiden SBY “sukses menjalankan roda pemerintahan”. Adrinof A. Chaniago, Peneliti Senior CIRUS berpendapat, konstitusi telah menetapkan bahwa seorang Presiden RI adalah seorang kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai Kepala Negara ia adalah simbol sekaligus pemimpin yang menjaga keselamatan dan kepentingan Negara. Sedangkan sebagai Kepala Pemerintahan yang mendapat mandat dari Pemilu demokratis, ia bertanggungjawab terhadap tiga tugas atau fungsi pemerintahan, yakni: (1) menggali, memobilisasi dan mendayagunakan sumberdaya yang terbatas secara efisien, lalu (2) mengalokasikan dan (3) mendistribusikannya secara efektif di dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Dengan demikian, salah satu cara untuk mengukur keberhasilan seorang presiden sebagai pemimpin pemerintahan dari kemampuannya mencari, menyiapkan dan menjalankan cara-cara paling efisien dan efektif untuk mewujudkan misi bernegara.109

Sedangkan salah satu indikator keberhasilan suatu pemerintahan adalah berhasilnya menjalankan pembangunan masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Hal ini karena pembangunan adalah salah satu cara utama untuk mencapai cita-

109

Adrinof A. Chaniago, “Sosok Ideal Presiden & Kepresidenan 2009-2014,” dalam Maswandi Rauf et. al, Op Cit, halm 152

cita dan tujuan negara, yakni menyejahterakan rakyat.110 Michael P. Todaro mendefinisikan pembangunan sebagai suatu proses yang berdimensi jamak yang melibatkan soal pengorganisasian dan peninjauan kembali keseluruhan sistem ekonomi dan sosial. Selain peningkatan pendapatan dan output, ia berurusan dengan perubahan mendasar tentang kelembagaan, sosial dan struktur administrasi serta sikap masyarakat dan bahkan dalam banyak hal, kebiasaan dan kepercayaan.111 Dari pengertian tersebut, pembangunan tidak hanya terkait dengan hal-hal ekonomis atau material saja, namun juga masalah sosial kemasyarakatan.

Setidak-tidaknya, selama tiga dasawarsa ini, model pembangunan di negara-negara ketiga (termasuk Indonesia) sangat dipengaruhi oleh tujuh formula “pertumbuhan dan pemerataan” sebagai berikut:112

a. Penyerapan tenaga kerja/padat karya (employment generation)

b. Pengerahan kembali investasi secara besar-besaran (redirecting invesment) c. Pemenuhan kebutuhan dasar (meeting basic needs)

d. Pembangunan sumber daya manusia (human resource development)

e. Pembangunan dengan mengutamakan pertanian (agricultural first development)

f. Pembangunan pedesaan terpadu (integrated rural development) g. Tata ekonomi dunia baru (the new international economic)

Menurut pernyataan di atas, usaha yang dilakukan Pemerintah dalam rangka pembangunan yakni dengan mengupayakan pertumbuhan dan pemerataan yang diantaranya meliputi penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi angka

110

”Catatan Pembangunan Indonesia,”Majalah Tempo edisi 17-23 Agustus 2009, suplemen Edisi Kemerdekaan halm 2

111

Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga edisi ketiga, Jakarta, PT Erlangga, 1993, halm 63

112

Ahmad Mahmudi, “Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat,” Jurnal Dinamika, Surakarta, FISIP UNS, 2002, halm 67

pengangguran, memenuhi kebutuhan dasar, mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia, juga mengutamakan sektor pertanian, dll.

Di negara lain pun, kebijakan-kebijakan seperti pada formula pembangunan di atas merupakan kebijakan populer yang dapat meraih simpati rakyat. Misalnya seperti yang dikemukakan Ernest Kadembo saat melakukan penelitian di Zimbabwe. Dari hasil peneltiannya, Ia mengemukakan, “In the main the following are moves that made the government popular with the voters:”113

a. Free education b. Agricultural support

c. Creation of growth points as rural centres for development d. Improved roadwork

e. Strong economy f. Black advancement

Melihat pernyataan di atas, usaha-usaha pemerintah dalam rangka pembangunan sekaligus pengambilan kebijakan yang populer di mata konstituen antara lain terkait dengan bidang pendidikan, pertanian, pekerjaan, dan perekonomian.

Todaro menyebutkan pembangunan pada semua masyarakat paling tidak harus mempunyai tiga sasaran, yaitu:114

a. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang kebutuhan pokok seperti pangan, papan, kesehatan dan perlindungan. b. Meningkatkan taraf hidup yaitu, selain meningkatkan pendapatan,

memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan juga perhatian yang lebih besar kepada nilai-nilai budaya dan kemanusiaan, yang keseluruhannya akan memperbaiki bukan hanya kesejahteraan material tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri sebagai individu maupun sebagai suatu bangsa.

c. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan membebaskan mereka dari perbudakan dan

113

Ernest Kadembo, “Dynamic Positioning for Survival in Political Marketing WarfareMugabe’s Manoeuvrings out of Crises in Zimbabwe,” Journal of Politics and Law, Vol 1. No. 1, 2008, p. 12

114

ketergantungan bukan hanya dalam hubungan dengan orang dan negara lain tetapi juga terhadap kebodohan dan kesengsaraan manusia.

Dari iklan-iklan politik televisi Partai Demokrat yang diteliti, peneliti memperoleh kesan bahwa Pemerintahan Presiden SBY telah mencapai sasaran- sasaran tersebut. Kesan ini peneliti dapatkan dari adegan-adegan pada keempat iklan tersebut tentang kebijakan-kebijakan Pemerintah di berbagai bidang seperti bidang ekonomi, bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya, yang mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tersebut se hingga diklaim sebagai keberhasilan Pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.

a. Bidang Ekonomi

Indikator yang kerap kali digunakan untuk menilai tentang kinerja ekonomi Pemerintah biasanya mencakup perbaikan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, penyediaan infrastruktur, dan pengendalian harga.115 Dalam iklan politik televisi Partai Demokrat, berbagai kebijakan di bidang ekonomi yang mengarah pada tercapainya sasaran pembangunan dan keberhasilan pemerintah, pertama ditunjukkan bahwa Pemerintahan Presiden SBY berhasil menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga tiga kali. Scene-scene yang menunjukkan tentang keberhasilan menurunkan harga BBM hingga tiga kali ini secara dominan terdapat dalam Iklan A dan sedikit pada bagian Iklan B. Berikut ini adalah scene-scene tersebut:

115

“Harga Membumbung, Pamor Terpuruk,” Majalah Tempo Edisi Khusus 3 Tahun SBY-JK 29 Oktobe-4 November 2007, halm 74

SceneA. 2 Shot 1 Scene A. 2 Shot 2 Scene A. 2 Shot 3 Scene A. 3 Scene A. 6 Shot 1 Scene B. 2 Sshot 2

Dalam iklan A tersebut ditonjolkan bahwa penurunan harga BBM hingga tiga kali merupakan sebuah prestasi Pemerintahan Presiden SBY. Penekanan ini nampak pada Iklan A scene 2 yang menampilkan aktivis Partai Demokrat bernama Putu Supadma Rudana yang mengatakan “harga BBM diturunkan” diulang hingga tiga kali. Dengan teknik rewind yang diulang hingga tiga kali, nampak bahwa ada penekanan pada bagian ini.

Lalu pada Iklan A Scene 3, digunakan unsur sinematik efek khusus dengan teknik Computer Generated Imagery (CGI) untuk memunculkan grafis

yang menonjolkan tulisan “harga BBM diturunkan tiga kali” dan narasi “pertama kali sepanjang sejarah”. Hal ini juga menunjukkan bahwa penurunan harga BBM hingga tiga kali ini adalah prestasi Presiden SBY dalam memerintah negara. Pasalnya, pernyataan tersebut mengindikasikan ketika Pemerintah bisa menurunkan harga BBM hingga tiga kali, merupakan rekor tersendiri bagi pemerintahan yang sedang berlangsung. Dalam hal ini adalah Pemerintahan Presiden SBY. Karena masa-masa pemerintahan sebelumnya belum pernah sama sekali ada yang bisa menurunkan harga BBM sampai tiga kali dengan nominal yang cukup besar. Malah yang ada adalah kenaikan harga BBM sesuai dengan kondisi yang berlangsung. Tabel berikut ini memberikan gambaran mengenai besaran kenaikan harga BBM di era pemerintahan reformasi.116

Tabel 3.1. Harga Kenaikan BBM Era Reformasi

Presiden Tanggal Premium

(Rp) Minyak Solar (Rp) 1/4/2000 1.100 600 BJ. Habibie 1/10/2000 1.150 600 Gusdur 15/6/2001 1.450 900 17/1/2002 1.550 1.150 1/7/2002 1.750 1.350 1/8/2002 1.735 1.325 1/9/2002 1.690 1.360 1/10/2002 1.750 1.440 2/12003 1.810 1.890 Megawati Soekarno Putri 1/3/2004 1.810 1.650 1/3/2005 2.400 2.300 1/10/2005 4.500 2.300 Soesilo Bambang Yudhoyono 24/5/2008 6.000 5.500

Sumber: Fatah (2006) dalam Indriyo (2008)

116

Di tahun akhir kepemimpinan Presiden SBY periode 2004-2009, Pemerintah memang menurunkan harga BBM hingga tiga kali, yaitu pada 1 dan 15 Desember 2008, serta 15 Januari 2009. Pada tanggal 1 Desember 2008, Pemerintah menurunkan harga premium menjadi Rp 5.500 dari harga semula Rp 6.000. Kalau pada 1 Desember 2008 hanya harga premium yang diturunkan, maka pada 15 Desember 2008 harga solar juga ikut diturunkan menjadi Rp 4.800 dari semula Rp Rp 5.500 dan harga premium menjadi Rp 5.000. Lalu pada tanggal 15 Januari 2009, harga premium dan solar sama- sama turun menjadi Rp 4.500.

Harga minyak dunia pada awal 2007 berada pada level sekitar US$ 57 per barel, dan terus naik sehingga pada September 2007 menjadi US$ 70 per barel.117 Lalu pada minggu pertama dan kedua Juli 2008, harga minyak dunia menyentuh kisaran US$ 140 per barel. Namun setelah itu harga minyak mulai terkulai dan memasuki November-Desember 2008 tinggal sekitar US$ 50 per barel. Bahkan pada pertengahan Desember 2008 harga minyak dunia sudah berada pada level US$ 42, 53 per barel.118

Dilihat dari segi kebijakan publik, keputusan Pemerintahan SBY-JK terkait dengan harga BBM dapat dikatakan menerapkan sistem harga berfluktuasi, yaitu mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. Ketika harga minyak dunia naik, Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri, misalnya pada tanggal 1 Oktober 2005 dan 24 Mei 2008 lalu. Demikian juga sebaliknya, ketika harga minyak dunia turun, Pemerintah mengikutinya

117

“Saya Tidak Cari Uang di Pertamina”, Majalah Warta Ekonomi No. 25 Tahun XX 15 Desember 2008, halm

118Ibid

dengan menurunkan pula harga BBM untuk konsumsi domestik. Hal ini karena sejak tahun 2000 Indonesia menjadi pengimpor minyak, sehingga perubahan harga BBM di dalam negeri dipengaruhi oleh harga minyak internasional. Oleh karena itu penurunan harga BBM yang dilakukan hingga tiga kali merupakan suatu keharusan dan konsekuensi logis dari turunnya minyak dunia.

Dengan menayangkan penurunan harga BBM hingga tiga kali yang diklaim sebagai keberhasilan pemerintah, pesan tersembunyi yang ingin ditonjolkan adalah Pemerintah berhasil dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Hal ini karena BBM menyangkut hajat hidup orang banyak dan berhubungan erat dengan kebutuhan pokok masyarakat. Hampir segala kebutuhan rakyat pasti berhubungan dengan BBM, antara lain sarana transportasi dan komunikasi, industri, harga Sembako, serta harga barang- barang kebutuhan masyarakat lainnya. Fluktuasi harga BBM akan memberi efek domino pada berbagai bidang kehidupan masyarakat. Penurunan harga BBM juga akan menimbulkan dampak positif bagi perekonomian dalam negeri. Penurunan harga BBM akan meningkatkan daya beli masyarakat umum sehingga sektor riil meningkat, selain itu produsen juga dapat meningkatkan produktivitasnya.

Imam Muhlis119 menyatakan BBM bersentuhan langsung atas dua konteks strategis: industri-industri yang tergantung padanya, dan masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah yang merupakan konsumen aktif.

119

Sehingga semakin nampaklah bahwa keberadaan BBM sangat berarti bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia.

Setelah menunjukkan penurunan harga BBM hingga tiga kali, keberhasilan Presiden SBY di bidang ekonomi juga ditunjukkan dengan menurunkan harga-harga kebutuhan pokok seperti tarif angkutan umum, tarif listrik industri, dan harga-harga sembako (minyak goreng, daging ayam, tepung terigu, kedelai, dan deterjen) sebagai dampak dari turunnya harga BBM. Scene-scene yang menunjukkan tentang penurunan harga-harga tersebut terdapat dalam Iklan B, berikut ini gambar-gambarnya:

Scene2 Shot 3 Scene 2 Shot 4 Scene 2 Shot 5 Scene 3 Shot 4

Penurunan harga-harga seperti gambar di atas dijelaskan oleh seorang Dosen Ekonomi Darwin Z Shaleh, Ph. D, cd saat mengajar perkuliahan. Dalam iklan yang ditayangkan pada akhir Januari 2009 ini, Ia menjelaskan

bahwa harga minyak goreng turun sebesar 38 persen. Lalu tarif angkutan umum juga mengalami penurunan sebesar 10 persen. Dilanjutkan dengan penurunan tarif listrik industri sebesar 8 persen. Shot-shot tentang ketiga hal tersebut diambil dengan pencahayaan frontal lighting dan penggunaan efek khusus dengan teknik Computer Generated Imagery (CGI) pada grafis yang menjadi setting pernyataan dosen tersebut. Misalnya, gambar botol minyak goreng, bus, dan gambar arus listrik sebagai simbol PLN berserta angka-angka dan anak panah yang menurun. Sehingga grafis yang ada di papan tulis nampak mencolok dan menarik perhatian pemirsa, kemudian mendukung maksud yang ada di balik pesan-pesannya.

Ditampilkannya penurunan tarif angkutan umum karena turunnya harga BBM, menunjukkan bahwa penurunan tarif tersebut juga akan berdampak pada turunnya harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Hal ini karena tarif angkutan umum sebagai salah satu alat transportasi utama transaksi perdagangan terkait erat dengan harga-harga kebutuhan pokok. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofian Wanandi, selama ini biaya transportasi berkontribusi sekitar 25-30% dalam struktur biaya industri.120 Oleh karena itu salah satu pertimbangan utama dalam memberi harga suatu barang adalah besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut. Hal ini misalnya dibuktikan ketika terjadi kenaikan harga BBM pada Oktober 2005 dan Mei 2008 lalu

120

Harga BBM Akan Turun Lagi,

http://www.pajak.go.id/index.php?Itemid=182&catid=91:berita&id=8352:harga-bbm-akan-turun- lagi-selasa-16-desember-2008&option=com_content&view=article, diakses pada 14 Juli 2009, pukul 05.11 WIB

yang juga berimplikasi pada naiknya tarif angkutan umum dan juga naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Asumsinya, perubahan harga BBM akan diikuti oleh perubahan tarif angkutan umum, lalu akan diiringi pula dengan berubahnya harga-harga kebutuhan pokok. Sehingga maksud lain dari penanyangan penurunan tarif angkutan umum ini menunjukkan bahwa pemerintah telah berhasil membantu perekonomian masyarakat.

Kemudian pada scene 3 shot 4 ditunjukkan, berdasar papan yang ditempel di sebuah toko sembako, terdapat perbandingan penurunan harga- harga sembako. Misalnya, minyak goreng yang semula seharga Rp. 9300 per liter pada September 2008, telah menjadi Rp. 6700 per liter pada Januari 2009. Begitupun dengan harga-harga lainnya seperti daging ayam, telur ayam, tepung terigu, kedelai dan deterjen pada Januari 2009 yang juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan harga pada September 2009. Data ini bersumber dari “Departemen Perdagangan dan Berbagai Sumber (Sep 08-feb 09)” yang tertulis di bagian paling bawah.

Dengan sudut pengambilan gambar low angel (kamera melihat obyek dalam frame yang berada di atasnya), membuat shot tentang tabel perbandingan harga-harga ini menjadi tampak kuat dan dominan, sehingga semakin mempertegas maksud yang ingin disampaikan. Yakni, adegan mengenai penurunan harga-harga sembako tersebut ditunjukkan setelah terjadinya penurunan harga BBM yang mencapai tiga kali. Bisa dikatakan, penurunan harga BBM telah berdampak positif pada menurunnya harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, sehingga bisa meringankan kondisi

perekonomian masyarakat. Selain itu, analis politik Danareksa Research Institut, David Sumual, berpendapat harga menjadi acuan utama orang menilai kinerja Pemerintah.121

Scene-scene di atas salah satunya juga menyebutkan bahwa semenjak harga BBM diturunkan, tarif listrik industri turun sebesar 8 persen. Sejak tahun 2006, PT PLN menetapkan kebijakan penalti atas industri yang pemakaiannya berlebih di waktu beban puncak. Kebijakan yang disebut Daya Max Plus ini menyebabkan industri harus membayar empat kali lebih mahal dari tarif normal. Kemudian sebagai implikasi dari penurunan harga BBM, ada kebijakan baru yang diumumkan 12 Januari 2009, yaitu menetapkan potongan harga pada beban puncak yang dilakukan Pemerintah dengan mencabut sebagian Tarif Daya Maksimum. Kebijakan ini mulai berlaku untuk penagihan rekening bulan Januari 2009. Pencabutan pengenaan tarif tinggi pada beban puncak tersebut berlaku bagi pelanggan industri I-3 (dengan daya tersambung 201 kVA – 30 MVA) dan industri I-4 (dengan daya tersambung diatas 30 KVA). Pencabutan kebijakan tarif daya maks plus ini akan menurunkan biaya listrik industri rata-rata 8 persen. Biaya listrik akan turun lebih besar (12-15 persen) untuk industri yang kegiatannya padat energi seperti industri tekstil, serat sintetis, baja, semen, kimia, apalagi jika mereka beroperasi 24 jam sehari.122 Oleh karena itu, pemaparan penurunan tarif listrik industri pada

121

”Harga Membumbung, Pamor Terpuruk,” Op Cit, halm 74

122

Implikasi Kebijakan Penurunan Harga BBM 15 Januari 2009,

http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=29&id=3215&option=com_content&task=view, diakses pada 14 Juli 2009, pukul 05.11 WIB

scene B. 2 shot 5 menunjukkan bahwa Pemerintah telah membantu meringankan biaya produksi para pelaku industri di tanah air.

Dari scene-scene di atas, kebijakan Pemerintah untuk menurunkan harga BBM sebanyak tiga kali telah berdampak pada turunnya tarif angkutan umum dan tarif listrik industri. Kemudian turunnya tarif-tarif tersebut berimplikasi pada menurunnya harga-harga sembako. Dalam unsur naratif iklan televisi, hal ini terkait dengan aspek urutan waktu yang menyebabkan hubungan kausalitas. Peneliti berpendapat pesan yang ada di balik semua itu menggiring pemahaman bahwa kebijakan Pemerintah tersebut telah membantu meningkatkan ketersedian dan distribusi barang-barang kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu sasaran pembangunan masyarakat yang dikemukakan oleh Todaro.

Citra sukses menjalankan roda pemerintahan di bidang ekonomi juga ditunjukkan dengan adanya scene tentang turunnya angka pengangguran dan kemiskinan, serta naiknya angka pendapatan masyarakat. Scene-scene tersebut antara lain terdapat dalam Iklan B dan Iklan C, yaitu:

Scene B. 2 Shot 6 Scene C. 2 Shot 2 Scene C. 2 Shot 3

Melalui seorang dosen ekonomi, dijelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB per kapita dalam dolar, penghasilan rakyat pada 2009 meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2004. Selain itu, berdasarkan data BPS angka pengangguran pada 2008 di Indonesia terus berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2004 pada saat tahun pertama SBY menjabat sebagai presiden. Masih berdasarkan data BPS, angka kemiskinan pada 2004 (16,7%) menurun pada 2008 menjadi 15,4 persen. Ketiga hal tersebut diambil dengan sudut pengambilan gambar straight-on angle (kamera melihat obyek dalam frame lurus), dimaksudkan untuk memperlihatkan posisi dosen yang menjelaskan grafis-grafis peningkatan dan penurunan tersebut di papan tulis sebelah kanannya. Sudut pengambilan gambar seperti ini bermaksud untuk mempertegas keberadaan suatu objek dalam frame. Sehingga yang menjadi fokus dari frame ini adalah grafis-grafis di papan tulis sehingga menarik perhatian khalayak untuk melihatnya. Apalagi hal ini ditambah dengan penggunaan efek khusus dengan teknik Computer Generated Imagery (CGI) yang membentuk grafis-grafis tersebut.

Antara tingkat pendapatan per kapita, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran memang mempunyai keterkaitan yang erat. Luasnya tingkat kemiskinan di dalam suatu negara tergantung pada dua faktor, tingkat pendapatan nasional rata-rata dan tingkat pemerataan dalam distribusi. Pada suatu tingkat pendapatan per kapita tertentu distribusi pendapatan menjadi semakin tidak merata dan kemiskinan menjadi semakin meluas. Demikian pula pada tingkat distribusi tertentu, semakin rendah tingkat pendapatan rata- rata semakin meluas pula proses kemelaratan.123 Oleh karena itu penanggulangan kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan merupakan masalah pokok dalam pembangunan dan sasaran utama kebijaksanaan pembangunan. Di lain sisi, tingginya tingkat pengangguran juga merupakan gejala yang nyata dengan rendahnya laju pembangunan di suatu negara.124

Menayangkan peningkatan penghasilan rakyat bisa menggiring persepsi khalayak bahwa pemerintah telah berhasil memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya penghasilan, pembiayaan kebutuhan hidup akan terasa lebih ringan. Hal ini bisa tercapai asalkan nilai pendapatan melebihi nilai daya beli kebutuhan masyarakat. Kondisi tidak akan lebih baik jika naiknya pendapatan juga diiringi oleh naiknya harga-harga kebutuhan pokok masyarakat.

Upaya perbaikan tingkat pendapatan penduduk miskin juga akan menstimulir meningkatnya permintaan terhadap barang-barang produksi dalam negeri, seperti makanan dan pakaian. Dengan naiknya permintaan

123

Todaro, Op Cit, halm 33

124Ibid

terhadap barang-barang lokal maka akan memberikan dorongan bagi produksi lokal, penciptaan lapangan pekerjaan dan meningkatkan investasi. Permintaan tersebut dengan sendirinya akan menciptakan kondisi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi dan peran serta yang lebih merata.125

Begitupun dengan menunjukkan turunnya angka kemiskinan, pesan yang ingin ditonjolkan adalah berhasilnya peran serta pemerintah dalam mengatasi masalah perokonomian. Serta tepatnya kebijakan yang diambil Pemerintah dalam mengatasi masalah pokok dalam pembangunan tersebut. Kemiskinan telah menjadi masalah sosial yang ada di seluruh belahan dunia, terutama di negara-negara dunia ketiga yang memiliki masalah serius dengan penduduk miskin. Indonesia sendiri adalah negara yang selalu berhadapan dengan masalah kemiskinan. Kemiskinan bukan masalah baru, tetapi sampai saat ini masih dipandang sebagai masalah serius. Oleh karenanya, negara ikut serta dalam penanggulan masalah ini.

Suatu generalisasi yang paling sahih menurut Todaro mengenai penduduk miskin adalah bahwa mereka bertempat tinggal di daerah pedesaan dan bahwa mereka memiliki kegiatan di bidang pertanian dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan itu. Sekitar dua pertiga penduduk miskin menggantungkan hidup mereka dari pertanian subsisten baik sebagai petani kecil atau buruh tani yang berpenghasilan rendah. Selebihnya dari itu yang merupakan sepertiga penduduk, sebagian ada yang tinggal di pedesaan dengan usaha jasa kecil-kecilan dan yang lainnya bertempat tinggal di pinggiran kota

125Ibid

dengan berbagai mata pencaharian, seperti penyapu jalan, dagang kecil- kecilan, jasa kecil-kecilan, dan usaha kecil-kecilan.126

Sedangkan menurut Bapenas, sebagaimana dikutip Indriyo, dimensi kemiskinan didefinisikan sebagai kurangnya kesempatan, rendahnya kemampuan, kurangnya jaminan sosial, dan ketidakberdayaan.127 Terdapat berbagai pandangan mengenai kemiskinan, baik dari segi penyebabnya maupun wujudnya.128

Dengan menunjukkan turunnya angka pengangguran, pesan yang ingin disampaikan adalah berhasilnya cara-cara pemerintah dalam mengatasi masalah yang terhitung pelik di Indonesia tersebut. Selain itu juga mengarahkan pemikiran bahwa Pemerintah bisa memberdayakan sumber daya manusia yang ada dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Sejak masa pemerintahan sebelum-sebelumnya, pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang susah ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Selain itu, turunnya angka penganguran juga menunjukkan bahwa Pemerintah telah berhasil menjalankan amanat Undang-Undang Dasar. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyebutkan bahwa Tiap-tiap warga Negara berhak

126Ibid

, halm 159

127

Debby wage Indriyo, Op Cit, halm 87