• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa memegang peranan penting dalam sebuah wacana, karena wacana ditampilkan melalui penggunaan bahasa. Bahasa dipandang sebagai faktor penting untuk merepresentasikan maksud si pembuat wacana, termasuk juga dalam iklan televisi yang bersifat audio visual. Bahasa dalam iklan televisi dibentuk dari unsur

Pembentuk konstruksi citra iklan

produk Pesan image: Simbol-simbol budaya dan kelas sosial Kesan permbenaran Persuasi Tindakan

naratif dan unsur sinematik yang keduanya saling bertautan dan tidak dapat dipisahkan. Menyitir pendapat Himawan Pratista, unsur naratif merupakan sisi tema atau cerita, sedangkan unsur sinematik merupakan sisi teknis. Aspek sinematik dapat membantu mewujudkan aspek naratif.49 Bisa dikatakan bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya.50

Naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab-akibat (kausalitas) yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu. Logika sebab akibat muncul akibat tuntutan dan keinginan dari pelaku cerita. Hukum kausalitas merupakan dasar naratif yang terikat dalam sebuah ruang dan waktu. Ruang adalah tempat dimana para pelaku cerita bergerak dan beraktifitas. Selain itu, sebuah cerita tidak mungkin terjadi tanpa adanya unsur waktu. Terdapat beberapa aspek waktu yang berhubungan dengan naratif, yakni urutan waktu, durasi waktu, dan frekuensi waktu. Aspek naratif juga mempunyai elemen-elemen pokok seperti karakter, permasalahan, serta tujuan. Selain itu juga terdapat pola struktur naratif berupa tahapan-tahapan yang menjadikan karakter, masalah, tujuan, aspek ruang dan waktu masing-masing ditetapkan dan berkembang menjadi alur cerita secara keseluruhan.51

Jika aspek naratif terkait dengan tema serta cara bertuturnya, maka aspek sinematik terkait dengan aspek-aspek teknis dalam produksi cerita dan perlakuan estetik terhadap ceritanya. Aspek sinematik diantaranya meliputi setting, tata cahaya, perlakuan sineas terhadap kamera saat mengambil objek, transisi gambar,

49

Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008, halm vii

50

Ibid, halm 1

51Ibid

pengelolaan suara, dsb. Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur sinematik dalam pembuatan iklan televisi yang mendukung dalam menemukan wacana yang tersembunyi di balik teks iklan televisi.

a. Shot

Shot selama produksi memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot pasca produksi memiliki arti satu rangkaian gambar utuh yang tidak terinterupsi oleh potongan gambar (editing). Shot merupakan unsur terkecil dalam film. Adegan (scene) adalah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi kesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan biasanya terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan.52

b. Setting atau latar

Setting adalah seluruh latar bersama segala propertinya (semua benda yang tidak bergerak). Setting merupakan salah satu hal utama yang sangat mendukung aspek naratif. Fungsi utama setting adalah sebagai penunjuk ruang dan waktu untuk memberikan informasi yang kuat dalam mendukung tema. Selain berfungsi sebagai latar cerita, setting juga mampu membangun mood sesuai dengan tuntutan cerita.53 52 Ibid, halm 29 53Ibid , halm 66

c. Pencahayaan

Arah cahaya merujuk pada posisi sumber cahaya terhadap obyek yang dituju. Obyek yang dituju biasanya adalah pelaku cerita dan paling sering adalah bagian wajah.54

1. Frontal lighting, cenderung menghapus bayangan dan menegaskan bentuk sebuah obyek atau wajah karakter.

2. Side lighting, cenderung menampilkan bayangan ke arah samping tubuh karakter atau bayangan pada wajah.

3. Back lighting mampu menampilkan bentuk siluet sebuah obyek atau karakter jika tidak dikombinasi dengan arah cahaya lain. Dalam film-film bisu, back lighting digunakan untuk menutup sebuah adegan sebelum berganti ke adegan lain (seperti efek fade out).

4. Under lighting biasanya ditempatkan di bagian depan bawah karakter dan biasanya pada bagian wajah. Efeknya seperti cahaya senter atau api unggun yang diarahkan dari bawah. Arah cahaya seperti ini biasanya digunakan untuk mendukung efek horor atau sekedar untuk mempertegas sumber cahaya alami seperti lilin, api unggun, dan lampu minyak.

5. Top lighting sangat jarang digunakan dan umumnya untuk mempertegas sebuah benda atau karakter. Top lighting bisa pula sekedar menunjukkan jenis pencahayaan (buatan) dalam sebuah adegan, seperti lampu gantung dan lampu jalan.

54Ibid

d. Efek Khusus

Di era digital ini hampir tidak ada yang tidak mungkin dilakukan dalam sinema. Sineas dapat menambah atau mengurangi gambar apa saja dengan menggunakan teknik digital atau lebih dikenal dengan istilah Computer Generated Imagery (CGI). Sineas dapat menambah atau mengubah set dan properti, karakter, warna gambar, serta apapun yang diinginkan sesuai dengan tuntutan naratif serta estetiknya.55

e. Jarak kamera terhadap objek56

1. Extreme long shot, merupakan jarak kamera yang paling jauh dari obyeknya. Wujud manusia nyaris tidak nampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas.

2. Long shot, tubuh manusia tampak jelas namun latar belakang masih dominan. Long shot seringkali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat. 3. Medium long shot, pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut

sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.

4. Medium shot, memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gesture serta ekspresi wajah mulai nampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame.

55

Ibid, halm 99

56Ibid

5. Medium close up, memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak ini.

6. Close up, umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memeperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close up juga memperlihatkan sangat mendetail sebuah benda atau obyek. Dimensi jarak kamera juga mempengaruhi akting pemain, pengambilan close up mampu memperlihatkan ekspresi wajah sementara pengambilan long shot hanya memperlihatkan gerakan tubuh.

7. Extreme close up, mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti telinga, mata hidung, dan bagian lainnya.

f. Sudut pengambilan gambar57

Sudut kamera adalah sudut pandang kamera terhadap obyek yang berada dalam frame. Secara umum sudut kamera dapat dibagi menjadi tiga, yakni high-angel (kamera melihat obyek dalam frame yang berada di bawahnya), straight-on angel (kamera melihat obyek dalam frame lurus), serta low angel (kamera melihat obyek dalam frame yang berada di atasnya).

57Ibid

1. High angel

Sudut kamera high-angel mampu membuat obyek seolah tampak lebih kecil, lemah serta terintimidasi.

2. Low angel, membuat sebuah obyek seolah tampak lebih besar, dominan, percaya diri, serta kuat.

g. Editing58

Definisi editing pada tahap produksi adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah diambil. Sementara definisi editing pasca produksi adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya. Berdasarkan aspek temporal, editing dibagi menjadi dua jenis, yakni editing kontinu dan editing diskontinu. Editing kontinu adalah perpindahan shot langsung tanpa lompatan waktu. Sebaliknya, editing diskontinu adalah perpindahan shot dengan terjadi lompatan waktu.

Transisi shot diantaranya bisa dilakukan dalam bentuk cut dan wipe. Cut merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung. Shot A langsung berubah seketika menjadi shot B. Cut sifatnya amat fleksibel hingga memungkinkan untuk editing kontinu maupun editing diskontinu. Sedangkan wipe merupakan transisi shot dimana frame sebuah shot bergeser ke arah kiri, kanan, atas, bawah, atau lainnya hingga berganti menjadi sebuah shot baru. Teknik wipe biasanya digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu tidak berselisih jauh.

58Ibid,

h. Musik

Musik merupakan elemen yang berperan penting dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana. Himawan Pratista membagi musik menjadi dua macam, yaitu ilustrasi musik dan lagu, sebagai berikut:59

1.Ilustrasi musik, adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik latar sering berupa musik tema yang berfungsi memperkuat mood, cerita, serta tema. Seperti ilustrasi dengan tempo cepat yang mampu memberikan efek energik maupun tempo lambat yang memberikan efek sendu dan dramatis.

2.Lagu, sama halnya dengan ilustrasi musik lagu juga dapat membentuk kharakter serta mood. Lagu dengan didukung liriknya semakin memperkuat mood dalam adegan.