SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
UNI T SUMBER DAYA Spesies
Habit at Musim/ Lingk. Fisik
ASPEK LEGAL SI STEM I NFORMASI PROSES PRODUKSI Membangun Membuat menyelenggarakan Domestik Membayar Ekspor Dijual Produk Dijual oleh Diolah Hasil tangkapan didaratkan Menangkap Memasok
Gambar 2 Sistem agrobisnis perikanan tangkap (Kesteven 1973 dimodifikasi oleh Monintja 2001).
12
2.2.3 Proses produksi
Untuk mewujudkan sebuah sistem usaha perikanan tangkap nasional, perlu
kebijakan dan program yang bersifat terobosan (breakthrough) yaitu berdasarkan
pendekatan sistem industri perikanan tangkap. Berdasarkan pada pendekatan sistem tersebut, untuk merealisasikan tujuan industri perikanan tangkap nasional perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
(1) Upaya optimalisasi antara ketersediaan sumber daya (stock) ikan dengan
tingkat penangkapan (effort) pada setiap wilayah penangkapan ikan. Hal ini
sangat penting untuk menjamin sistem usaha perikanan tangkap yang efisien
dan menguntungkan (profitable) secara berkelanjutan. Apabila tingkat
penangkapan ikan disuatu wilayah penangkapan melebihi potensi lestarinya
(Maximum Sustainable Yied, MSY), maka akan terjadi fenomena tangkap
lebih (overfishing) yang berakibat pada menurunnya hasil tangkapan
persatuan upaya (catch per unit of effort), pada gilirannya mengakibatkan
penurunan pendapatan nelayan.
(2) Pengembangan teknologi penangkapan yang bersifat selektif, efisien dan
ramah lingkungan (eco-friendly), yang disainnya disesuaikan dengan kondisi
oseanografis fishing ground, sifat biologis ikan sasaran, serta siklus hidup
dan dinamika populasi ikan.
(3) Kapal penangkapan ikan yang disain sesuai dengan kondisi oseanografis
fishing ground, sifat biologis ikan sasaran, serta siklus hidup dan dinamika
populasi ikan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi teknis penangkapan ikan.
(4) Disamping penerapan manajemen perikanan yang baik, pemerintah
(goverment) perlu menerapkan suatu regulasi mengenai pengelolaan
perikanan yang bertanggung jawab sebagai mana yang tertuang FAO-Code of
Conduct for Responsible Fisheries, yang dewasa ini bergaung di dunia
internasional. Committee on Fisheries FAO telah menyepakati tentang
International Plan of Action on Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU)
fishing yang mengatur mengenai (1) praktik ilegal seperti pencurian ikan, (2)
13 perikanan yang tidak diatur sehingga mengancam kelestarian stok ikan global (unregulated).
Pemeliharaan habitat sumber daya ikan, sehingga rekuitmen dan pertumbuhan individu ikan terus membaik sekaligus menekan kematian alamiah ikan. Hal ini penting karena habitat yang sehat dan produktif akan mendukung produktivitas dan sumber daya ikan yang mendiaminya. Wiyono (2006) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai regulasi dalam memelihara kelangsungan sumber daya hayati ikan laut
diantaranya berupa penerapan MPA (Marine Protected Area) dan close season.
2.2.4 Prasarana pelabuhan
Prasarana yang ada dipelabuhan seperti kapasitas tambat labuh,
ketersediaan air bersih, fasilitas pabrik es, cold storage, dockyard, bengkel motor
kapal dan lain- lain, dapat menumbukan gairah dalam berinvestasi. Karena ketersedian infrastruktur tersebut merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan dan pasca operasi penangkapan ikan atau pendaratan ikan.
Pembangunan prasarana pelabuhan merupakan pekerjaan yang kompleks dan memerlukan biaya yang sangat mahal, karena meliputi pekerjaan darat dan laut serta menyangkut sosial ekonomi masyarakat, sehingga perencanaannya memerlukan pentahapan yang matang. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2006) menetapkan tahapan dan metodologi pembangunan pelabuhan meliputi study, investigation, detail design, construction, operation and maintenance (SIDCOM) adalah sebagai berikut :
(1) Study, untuk mengidentifikasi, mempelajari dan mengetahui lokasi terbaik
bagi suatu pelabuhan baik secara teknis dan biaya serta parameter makro (ipoleksosbudhankam).
(2) Investigation, untuk menentukan layak/tidaknya rencana pembangunan
pelabuhan dari aspek teknis konstruksi, sosial dan ekonomi.
(3) Detail design, merupakan penyusunan secara detail dari masing- masing
bangunan/infrastruktur pelabuhan berdasarkan perhitungan struktur dan akan menghasilkan gambar rencana bangunan, rencana kerja dan spesifikasi teknis,
14 daftar kualitas masing- masing komponen pekerjaan, rencana anggaran biaya serta komponen lain yang dapat mendukung pelaksanaan konstruksi.
(4) Construction, merupakan implementasi dari desain yang telah dibuat.
Mengingat banyaknya jenis fasilitas di pelabuhan maka perlu dilakukan
network planning dalam pelaksanaannya agar dapat mengurangi dampak
negatif terhadap aktivitas masyarakat.
(5) Operation and maintenance, fasilitas pelabuhan yang dibangun dengan
spesifikasi tertentu untuk mencapai fungsi pemanfaatan maka pengelola pelabuhan perlu menyusun petunjuk teknis pemanfaatan, tata tertib penggunaan, dan petunjuk monitoring kondisi fasilitas, serta metode perawatan dan pemeliharaannya.
Prasarana perikanan yang ada di selatan Provinsi Jawa Barat dan berfungsi dengan baik sampai saat ini terdiri atas (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, 2005):
(1) Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu (PPN), memiliki fasilitas
yang tersedia berupa: perkantoran dan rumah karyawan, dermaga, cold
storage, pabrik es, bengkel, balai pertemuan nelayan, tempat pelelangan ikan
dan fasilitas lainnya.
(2) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok memiliki fasilitas: perkantoran dan
mess operator, dermaga, tempat pelelangan ikan, fasilitas pendukung dari PT.
Usaha Mina seperti cold storage, bengkel, docking, brine freezer.
(3) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pangandaran memiliki fasilitas yang tersedia
berupa : perkantoran dan rumah dinas, dermaga, tempat pelelangan ikan, balai pertemuan nelayan.
2.2.5 Unit pengolahan
Perikanan tangkap yang berorientasi bisnis menuntut ketersediaan komoditas perikanan dari segi kuantitas dan terlebih lagi kualitas, agar komoditas tersebut mempunyai nilai tambah yaitu dengan tetap terjaganya mutu hasil
tangkapan. Ikan hasil tangkapan perlu mendapat perlakuan (handling) di atas
kapal pasca pena ngkapan untuk menghindari penurunan kualitas. Setelah tiba di pelabuhan ikan tersebut diproses untuk menghindari penurunan mutu seperti
15 pencucian dengan air bersih, buang sisik, buang isi perut dan ingsang dan tahap akhir pengelolaan komoditas ikan hasil tangkapan yaitu dengan pengepakan
(packaging) agar komoditas tersebut terlindungi dan tahan lama. Strategi
pengembangan produk digambarkan oleh Charles (2001), sebagai berikut :
Gambar 3 Strategi pengembangan produk 2.2.6 Unit pemasaran
Peningkatan akses pasar dengan jalan memfasilitasi pemasaran langsung melalui: kerja sama bilateral dengan belajar dari pengalaman negara lain, melakukan peningkatan mutu ikan hasil tangkapan dan diversifikasi produk sesuai dengan segmen pasar internasional, mendorong dunia usaha untuk promosi ke berbagai negara, meningkatan mutu dan keamanan pangan dengan penerapan
sistem manajemen mutu seperti HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point), mengusulkan keringa nan bea masuk impor bahan baku untuk industri