• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pada petani tanaman hias dilihat dari: (a) pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias (b) Pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias (c) Pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias.

Hubungan usia dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi

Usia petani pada penelitian ini terdiri dari tiga kategori yaitu petani usia muda, usia dewasa dan usia tua. Petani usia muda sebanyak 11 orang, petani dewasa sebanyak 19 orang dan petani tua sebanyak 5 orang. Pertanian tanaman hias banyak dilakukan oleh petani usia muda dan usia dewasa. Hal ini disebabkan pertanian tanaman hias cukup mudah dilakukan. Selain itu, pertanian tanaman hias menjanjikan peluang penghasilan cukup besar.

Hubungan usia dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi tentang teknik budidaya

Data hubungan usia dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi untuk teknik budidaya tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Persentase petani berdasarkan usia dan pemanfaatan media internet untuk teknik budidaya tanaman hias

Usia Pemanfaatan teknik budidaya

Total Rendah Tinggi Muda Dewasa Tua 0.00 0.00 20.00 100.00 100.00 80.00 100.00 100.00 100.00 Pvalue = 0.099

Tabel 6 memperlihatkan petani berusia muda, dewasa dan tua mempunyai kategori tinggi (100%) dalam pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias. Tingginya pemanfaatan media internet terjadi karena ketergantungan petani pada media internet sebagai sumber informasi yang juga tinggi. Hasil olah data menunjukkan bahwa petani muda dan dewasa merupakan responden yang tinggi (100%) dalam pemanfaatan terhadap media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias. Tingginya pemanfaatan media internet disebabkan petani merasa membutuhkan informasi tentang teknik budidaya tanaman hias. Data yang ada memperlihatkan bahwa usia petani tanaman hias tidak

berhubungan dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias.

Petani berusia muda dan dewasa tinggi pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi karena petani cenderung masih baru dalam berusahatani sehingga informasi yang dimiliki masih teribuatas. Hal ini sedikit beribueda dengan petani berusia tua yang sudah lebih lama berusahatani dan memiliki informasi lebih banyak dari pengalaman langsung di lahan pertaniannya.

Hubungan usia dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias

Tabel 7 Persentase petani berdasarkan usia dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias

Usia Pemanfaatan pemasaran tanaman

Total

Rendah Sedang Tinggi

Muda Dewasa Tua 9.10 5.30 20.00 9.10 10.50 40.00 81.80 84.20 40.00 100.00 100.00 100.00 Pvalue=0.216

Tabel 7 menunjukkan petani berusia muda, dewasa dan tua, pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias adalah tinggi. Dalam pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran, petani muda dan dewasa lebih tinggi ketergantungan pada informasi dari media internet dibandingkan petani tua. Hal ini terjadi karena petani muda masih mencari peluang pasar yang sesuai. Sedangkan petani dewasa sudah memiliki pelanggan dan sudah lebih luas mengetahui kondisi pasar. Pada petani tua cenderung tidak memiliki ketergantungan pada informasi pasar dari media internet karena telah memiliki pelanggan tetap, baik dari wilayah Bogor maupun dari wilayah di luar Bogor.

Informasi pemasaran yang biasa diakses meliputi tempat pemasaran, florist atau

instansi yang membutuhkan tanaman hias dan kesempatan kerjasama dalam pemasaran. Petani berusia muda dan dewasa memaksimalkan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi karena pengalaman yang dimiliki belum sebanyak petani tua. Selain itu, berdasarkan pengalaman petani berusia muda dan dewasa, informasi yang mereka dapatkan melalui internet sangat bermanfaat dan mudah untuk diaplikasikan saat mereka menghadapi masalah.

Petani berusia tua telah memiliki jaringan sosial yang lebih luas. Melalui jaringan sosial yang ada, mereka telah memiliki banyak teman dan jaringan kerjasama dengan sesama petani tanaman hias. Pada petani muda dan dewasa, untuk mengembangkan usahataninya mereka bertukar informasi dengan petani tua. Demikian pula sebaliknya. Pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi juga diikuti dengan komunikasi tatap muka antara sesama petani.

Hubungan usia dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias

Data hubungan usia dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Persentase petani menurut usia dan pemanfaatan media internet untuk Pemilihan jenis tanaman hias

Usia Pemanfaatan pemilihan jenis tanaman

Total Sedang Tinggi Muda Dewasa Tua 9.10 5.80 20.00 90.90 84.20 80.00 100.00 100.00 100.00 Pvalue=0.537

Tabel 8 memperlihatkan bahwa petani berusia muda ternyata tinggi (90.90%) dalam pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi untuk pemilihan jenis tanaman hias. Petani dewasa dan petani tua juga tinggi dalam pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias.

Hasil olah data menunjukkan usia tidak berhubungan dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias. Informasi pemilihan jenis tanaman hias yang biasa diakses petani meliputi spesifikasi dan karakteristik jenis tanaman hias, tingkat kesulitan teknik budidaya, kemudahan pemeliharaan dan perawatan tanaman hias, modal yang diperlukan serta informasi peluang pemasaran untuk jenis tanaman hias baru.

Petani tanaman hias berusia tua cenderung telah mampu membandingkan kesulitan dan kemudahan pemeliharaan, perawatan dan pemasaran jenis tanaman tertentu karena telah mengalami langsung. Saat ini petani usia muda yang berusahatani tanaman hias cenderung meningkat.

Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Sekjen PFI Kota Bogor, Agus Ardinata (2012) bahwa usahatani tanaman hias merupakan pekerjaan yang tidak berat, tidak kotor, tidak bergelut dengan lumpur dan terik matahari seperti halnya usahatani lainnya sehingga anak muda tidak malu melakukannya.

Selain itu, sosialisasi peluang usahatani tanaman hias yang dilakukan dengan

kemasan yang menarik beribuasis entrepreneurship akan mempermudah pemahaman

bagi para anak muda yang baru lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma ataupun Strata 1 untuk berwirausaha tanaman hias. Diperkuat dengan penjelasan dari pihak Kementerian Pertanian dan bantuan dana, akan menjadikan individu usia muda tertarik untuk berusahatani tanaman hias.

Hubungan jenis kelamin dengan pemanfaatanmedia internet sebagai sumber informasi

Saat ini jumlah perempuan yang melakukan usahatani tanaman hias di PFI Kota Bogor cenderung meningkat. Peningkatan ini terjadi karena peluang pasar tanaman hias kian teribuuka lebar. Selain itu kian banyak perempuan yang belum bekerja dan belum menikah memilih berusahatani tanaman hias sebagai sarana pemberdayaan diri. Perempuan yang sudah menikah dan berstatus sebagai ibu rumah

tangga juga meningkat jumlahnya yang melakukan pemberdayaan diri melalui usahatani

tanaman hias dan memanfaatkan media internet sebagai sumber informasi.

Hubungan jenis kelamin dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias

Tabel 9 Persentase petani menurut jenis kelamin dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya

Jenis Kelamin Pemanfaatan teknik budidaya

Total

Rendah Tinggi

Laki-Laki 0.00 100.00 100.00

Perempuan 5.00 95.00 100.00

Pvalue=0.38

Tabel 9 menyajikan data persentase jenis kelamin terhadap pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi. Data karakteristik jenis kelamin mendeskripsikan petani berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi teknik budidaya adalah tinggi.

Dari 35 petani, sebanyak 19 orang berjenis kelamin perempuan dan terkonsentrasi di Pamoyanan, taman Cimanggu dan jalan Semeru. Petani laki-laki sebanyak 16 orang terkonsentrasi di Pamoyanan dan Semeru. Petani laki-laki cenderung memilih berusahatani tanaman hias dengan tujuan awal untuk usaha dan menghasilkan materi. Pada petani perempuan cenderung mengawali usaha pertanian tanaman hias sebagai hobi atau mengikuti teman yang sudah lebih dulu berusahatani tanaman hias.

Hubungan jenis kelamin dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias.

Petani tanaman hias laki-laki dan perempuan membutuhkan informasi tentang pemasaran untuk memasarkan produk tanaman hiasnya. Informasi pemasaran meliputi peluang pasar, kebutuhan pasar dan kerjasama pemasaran produk tanaman hias. Tabel 10 Persentase petani menurut jenis kelamin dan pemanfaatan media Internet

sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias

Jenis Kelamin Pemanfaatan pemasaran tanaman

Total

Rendah Sedang Tinggi

Laki-Laki 0.00 13.30 86.70 100.00

Perempuan 15.00 15.00 70.00 100.00

Pvalue=0.276

Tabel 10 menunjukkan bahwa petani laki-laki termasuk tinggi ( 86,7%) dalam pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Petani perempuan juga tinggi (70%) dalam pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Menurut petani laki-laki dan perempuan, informasi pemasaran sangat dibutuhkan dan berusahatani tanaman hias. Pada sebagian petani laki- laki dan petani perempuan, selain berusahatani tanaman hias juga memiliki sumber mata

pencaharian lain. Informasi pemasaran merupakan salah satu informasi penting bagi para petani. Petani yang mata pencaharian pokoknya bersumber dari tanaman hias, mengibaratkan informasi pemasaran sebagai informasi pokok dalam keseharian mereka. Informasi pemasaran yang benar dan akurat dapat membantu petani baik perempuan maupun laki-laki bekerjasama dalam pemasaran dengan petani lainnya.

Hubungan jenis kelamin dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias.

Jenis kelamin petani pada penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan. Petani perempuan jumlahnya lebih banyak dari petani laki-laki. Menurut salah seorang petani perempuan, pilihan berusahatani tanaman hias karena sesuai dengan minat dan kesukaannya akan bunga, keindahan, warna dan waktu serta teknik pemeliharaannya yang cenderung mudah.

Tabel 11 Persentase petani menurut jenis kelamin dan pemanfaatan media internet untuk pemilihan jenis tanaman hias

Jenis Kelamin Pemanfaatan pemilihan jenis tanaman

Total Sedang Tinggi Laki-Laki 6.70 93.30 100.00 Perempuan 20.00 80.00 100.00 Pvalue=0.265

Tabel 11 menunjukkan bahwa petani laki-laki dan petani perempuan pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias. adalah tinggi. Informasi teknik budidaya dan pemilihan jenis tanaman hias pada petani perempuan menjadi informasi penting. Pada petani laki-laki informasi pemasaran merupakan informasi yang harus diketahui pertama kali. Petani laki-laki yang memiliki lebih dari satu sumber mata pencaharian dan petani laki-laki yang murni berpenghasilan dari pertanian tanaman hias, sama-sama tinggi pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias.

Hubungan pendidikan formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi

Pendidikan petani pada penelitian ini didominasi berpendidikan rendah (SMA). Tingkat pendidikan petani tanaman hias di Kota Bogor cenderung beribueda dengan petani padi dan petani sayuran pada umumnya. Pada petani tanaman hias, pendidikan rendah berada pada tingkat SMA.

Hubungan pendidikan formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias

Pendidikan formal petani tanaman hias sebagian besar berada pada tingkat kategori pendidikan rendah (SMA) dengan pemanfaatan media internet yang tinggi sebagai sumber informasi. Di bawah ini ditampilkan data hubungan pendidikan formal

dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias.

Tabel 12 Persentase petani menurut pendidikan formal dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya

Pendidikan Formal Pemanfaatan teknik budidaya

Total Rendah Tinggi SMA Diploma Sarjana Pascasarjana 0.00 0.00 0.00 25.00 100.00 100.00 100.00 75.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Pvalue=0.099

Tabel 12 menunjukkan petani berpendidikan formal SMA, Diploma dan Sarjana, pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias adalah tinggi (100%). Petani berpendidikan formal Pascasarjana juga tinggi (75%), pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan petani, maka semakin rendah pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias. Hal ini disebabkan petani dengan pendidikan formal Pascasarjana juga memanfaatkan media massa lain seperti buku dan majalah. Selain itu, petani tanaman hias berpendidikan Pascasarjana cenderung lebih memilih memanfaatkan informasi berdasarkan pengalaman yang diperolehnya langsung.

Menurut salah seorang petani berpendidikan Pascasarjana, informasi yang ada di media internet tidak selalu sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Terkadang informasi yang ada di media internet ditulis oleh individu atau pihak yang bukan pelaku usahatani tanaman hias. Selain itu petani tanaman hias kategori usia tua juga memesan buku tentang teknik budidaya dari luar negeri untuk menambah informasi dan untuk mengetahui jenis tanaman hias baru yang mungkin untuk dikembangkan di Indonesia, khususnya di Bogor sesuai dengan tempat tinggal dan lokasi pertaniannya.

Hasil olah data dengan rank Spearman menunjukkan, pendidikan formal petani

tanaman hias tidak berhubungan nyata dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias. Petani berpendidikan Pascasarjanna pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi lebih rendah daripada petani berpendidikan SMA

Hubungan pendidikan formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias

Informasi pemasaran merupakan informasi penting yang sangat dibutuhkan petani tanaman hias. Meningkatnya permintaan tanaman hias di beberapa wilayah di Indonesia memberikan peluang kesempatan bagi para petani tanaman hias untuk mengembangkan usaha pertanian tanaman hias dengan lebih baik. Informasi pemasaran dibutuhkan oleh petani di semua kategori pendidikan. Hal ini terlihat pada Tabel 13 di bawah ini.

Tabel 13 Persentase petani menurut pendidikan formal dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias

Pendidikan Formal Pemanfaatan pemasaran tanaman

Total

Rendah Sedang Tinggi

SMA 5.90 5.90 88.20 100.00

Diploma 20.00 0.00 80.00 100.00

Sarjana 0.00 33.33 66.67 100.00

Pascasarjana 25.00 25.00 50.00 100.00

Pvalue=0.091

Tabel 13 memperlihatkan petani berpendidikan formal SMA (88,2%) tinggi pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Petani berpendidikan formal Diploma sebanyak 80%, tinggi pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Petani berpendidikan formal Sarjana sebanyak 66,7% tinggi pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Petani berpendidikan formal Pascasarjana sebanyak 50 % juga tinggi pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi.

Tingginya pemanfaatan media internet sebagai saumber informasi oleh petani disebabkan adanya kesadaran petani untuk mengetahui kondisi pasar tanaman hias. Untuk mendapatkan informasi pasar tanaman hias, petani menggunakan media internet

untuk berkomunikasi dengan teman melalui mailinglist dan jejaring sosial. Untuk

transaksi pembelian, para petani cenderung lebih menyukai pembeli datang langsung. Apabila akan bertransaksi jual beli melalui media internet, biasanya antara penjual dan pembeli sudah saling mengenal sebelumnya dan sudah teribuangun rasa saling percaya.

Hasil olah data menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal tinggi (Pascasarjana) tidak diikuti dengan tingginya pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi. Hal ini disebabkan petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi memiliki beragam pertimbangan sebelum memutuskan menerima atau menolak informasi mengenai pemasaran tanaman hias yang diperoleh dari media internet. Selain itu petani tanaman hias berpendidikan Pascasarjana juga sudah memiliki pelanggan. Berikut salah satu pernyataan petani dengan tingkat pendidikan formal Pascasarjana:

“…Saya sering mendapat informasi tentang tanaman hias termasuk

pemasaran . Tapi, informasinya harus saya pertimbangkan kembali. Saya lebih memilih pembeli datang langsung ketimbang memesan lewat internet.”. (Bapak Ksm, 67 tahun)

Hubungan pendidikan formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias

Dalam memilih jenis tanaman hias yang akan ditanam, petani berpendidikan rendah, sedang dan tinggi mempertimbangkan beberapa hal seperti, peluang pengembangan jenis tanaman hias tertentu di masa depan, kemampuan pemeliharaan, peluang pasar dan kesesuaian dengan lingkungan hidup tanaman.

Tabel 14 Persentase petani menurut pendidikan formal dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias

Pendidikan Formal Pemanfaatan pemilihan jenis tanaman

Total Sedang Tinggi SMA 5.90 94.10 100.00 Diploma 20.00 80.00 100.00 Sarjana 22.20 77.80 100.00 Pascasarjana 25.00 75.00 100.00 Pvalue=0.183

Tabel 14 menyajikan data persentase hubungan tingkat pendidikan formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi. Pada setiap jenjang pendidikan menunjukkan bahwa pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi oleh petani adalah tinggi. Petani berpendidikan formal SMA (94,1%); petani berpendidikan Diploma (80%); petani berpendidikan Sarjana (77,8%) dan petani berpendidikan Pascasarjana (75%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal petani tanaman hias tidak berhubungan dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias. Walaupun memiliki tingkat pendidikan formal beribueda, petani sama-sama memanfaatkan media internet sebagai sumber informasi. Hal ini dilakukan petani karena kemudahan mengakses media internet dan kelengkapan informasi yang ada di media internet dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing- masing.

Hubungan pendidikan non formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi

Sumber informasi yang dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan petani sangat bermanfaat untuk pengembangan pertanian tanaman hias. Petani akan mencari dan mengaplikasikan informasi yang diperolehnya dalam mengelola pertanian tanaman hias. Informasi yang dibutuhkan petani diantaranya tentang teknik budidaya.

Petani yang tidak pernah mengikuti pendidikan non formal seperti kursus, workshop,

dan seminar berusaha meningkatkan keterampilannya dengan belajar melalui informasi di media internet.

Hubungan pendidikan non formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias

Pendidikan non formal merupakan pendidikan di luar tingkatan formal, seperti kursus dan pelatihan. Pelaksanaan pendidikan non formal bertujuan untuk meningkatkan keterampilan petani dalam mengembangkan usaha pertanian tanaman hias. Selain itu pendidikan non formal juga bertujuan memberikan informasi penunjang

tentang usahatani tanaman hias. Pelatihan, seminar, workshop atau kegiatan sejenis

lainnya sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani. Pelatihan yang penyajian materinya disampaikan secara dua arah akan lebih efektif untuk diakomodir oleh petani di lapangan dibandingkan pelatihan yang diberikan secara satu arah.

Tabel 15 Persentase petani menurut pendidikan non formal dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias

Pendidikan non Formal Pemanfaatan teknik Budidaya

Total

Rendah Tinggi

Tidak Pernah 0.00 100.00 100.00

Pernah 4.80 95.20 100.00

Pvalue=0.422

Tabel 15 memperlihatkan petani yang pernah mendapatkan pendidikan non

formal (seminar, workshop, pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian Daerah dan

Pusat) adalah tinggi (95,2%) pemanfaatan media internetnya. Sedangkan responden yang tidak pernah mendapatkan pendidikan non formal juga tinggi (100%) pemanfaatan media internetnya. Hal ini disebabkan petani mendapatkan informasi yang diharapkan dari media internet. Petani berpendapat walaupun tidak pernah mengikuti pendidikan non formal, mereka tetap dapat memperoleh informasi di media internet dan dapat dipraktekkan langsung. Petani yang tidak pernah mengiku

Hasil olah data menunjukkan bahwa petani yang pernah atau tidak pernah mengikuti pendidikan non formal pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi adalah tinggi. Petani yang tidak pernah mengikuti pendidikan non formal

seperti kursus, pelatihan, seminar dan workshop akan meningkatkan keterampilannya

dengan mencari informasi berupa teknik budidaya dan informasi lainnya di media internet dan mempraktekkannya langsung di lahan pertaniannya. Petani yang pernah mengikuti pendidikan non formal juga melakukan hal yang sama dengan tujuan untuk lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya.

Hubungan pendidikan non formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias

Pendidikan non formal berguna untuk meningkatkan keterampilan petani tanaman hias dalam mengembangkan usahataninya. Petani yang pernah mengikuti pendidikan non formal akan mempraktekkan keterampilan yang diperolehnya dalam pelatihan, kursus atau lainnya untuk pengelolaan dan pengembangan usaha pertaniannya.

Tabel 16 Persentase petani menurut pendidikan non formal dan pemanfaatan media internet untuk pemasaran tanaman hias

Pendidikan non Formal Pemanfaatan pemasaran tanaman

Total

Rendah Sedang Tinggi

Tidak Pernah 7.10 14.30 78.60 100.00

Pernah 9.50 14.30 76.20 100.00

Pvalue=0.857

Data menunjukkan petani yang pernah mendapatkan pendidikan non formal

(seminar, workshop, pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian Daerah dan Pusat)

tinggi (76,2%) pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Petani yang tidak pernah mendapatkan pendidikan non formal juga tinggi

(78,6%) pemanfaatan media internetnya sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Hasil olah data menunjukkan bahwa petani yang pernah atau tidak pernah mengikuti pendidikan non formal sama-sama tinggi pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias.

Informasi pemasaran merupakan informasi penting bagi petani. Biasanya, saat mengakses media internet, petani selalu mencari informasi tentang peluang pemasaran dan harga tanaman hias terlebih dahulu. Setelah mendapatkan informasi tentang harga dan kondisi pasar tanaman hias, barulah petani mencari informasi lainnya. Menurut petani, saat menggunakan media internet petani akan selalu mencari informasi pasar. Sedangkan informasi yang bukan harga pasar belum tentu akan dicari setiap menggunakan media internet.

Informasi pemasaran juga bermanfaat untuk membantu petani dalam menentukan jenis tanaman yang mungkin di tanam di lahan pertaniannya. Peluang pasar yang baik terhadap suatu jenis tanaman akan menjadi pertimbangan bagi petani untuk menanam satu atau lebih jenis tanaman hias tertentu. Kemampuan petani dalam mengembangkan dan membudidayakan varietas tanaman hias jenis baru diperoleh melalui pelatihan dan kursus serta perolehan informasi dari media internet dengan memanfaatkan beberapa fasilitas informasi yang ada di media internet.

Hubungan pendidikan non formal dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemilihan jenis tanaman hias

Informasi pemasaran bermanfaat untuk membantu petani dalam menentukan jenis tanaman yang mungkin di tanam di lahan pertaniannya. Peluang pasar yang baik terhadap suatu jenis tanaman akan menjadi pertimbangan bagi petani untuk menanam satu atau lebih jenis tanaman hias tertentu.

Tabel 17 Persentase petani menurut pendidikan non formal dan pemanfaatan media internet untuk pemilihan jenis tanaman hias

Pendidikan non formal Pemanfaatan pemilihan jenis tanaman

Total

Sedang Tinggi

Tidak pernah 7.10 92.90 100.00