PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI SUMBER INFORMASI PADA PETANI TANAMAN HIAS
DI BOGOR
RATIH SITI AMINAH
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemanfaatan Media Internet sebagai Sumber Informasi pada Petani Tanaman Hias di Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Ratih Siti Aminah
RINGKASAN
RATIH SITI AMINAH. Pemanfaatan Media Internet sebagai Sumber Informasi pada Petani Tanaman Hias di Bogor. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH dan KRISHNARINI MATINDAS.
Tanaman hias merupakan salah satu produk pertanian yang perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan pertanian tanaman hias, para petani memerlukan informasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya. Untuk memperoleh informasi diperlukan sumber informasi yang tepat. Salah satu sumber informasi yang kini banyak dipergunakan adalah media internet. Di Indonesia saat ini media internet sudah banyak dipergunakan masyarakat untuk berbagai bidang pembangunan, termasuk dalam pengembangan dan pembangunan bidang pertanian.
Saat ini informasi tentang pembangunan dan pengembangan pertanian di Indonesia masih sangat terbatas. Dalam mengembangkan usaha taninya, petani memerlukan informasi yang tepat dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung tugas dan fungsinya. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pertanian bidang hortikultura khususnya tanaman hias adalah mengetahui sejauhmana petani tanaman hias memanfaatkan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya, pemasaran dan pemilihan jenis tanaman hias. Media internet didefinisikan sebagai jaringan luas komputer yang dengan perizinan dapat saling berkoneksi antara satu dengan lainnya untuk menyebarluaskan dan membagikan digital files, serta memperpendek jarak antar negara.
Penelitian ini menganalisis karakteristik petani tanaman hias, motif menggunakan media internet, persepsi tentang media internet dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi oleh petani tanaman hias; menganalisis hubungan karakteristik petani tanaman hias dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi, menganalisis hubungan antara motif petani dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi dan menganalisis hubungan antara persepsi petani dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi tanaman hias. Penelitian dilakukan di Perhimpunan Florikultura Indonesia Cabang Kota Bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani tanaman hias yang menggunakan media internet sebagai sumber informasi. Jumlah populasi 35 petani. Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi pada bulan Juni sampai Desember 2012. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Statistik deskriptif dipergunakan untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan frekuensi, persentase, skor dan total skor. Analisis statistik inferensial dipergunakan untuk melihat hubungan antara variabel X dan Y dengan uji
rank Spearmandan Chi Square.
motif, secara umum petani memiliki motif tinggi dalam pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi. Sebagian besar petani memanfaatkan media internet untuk menambah informasi, memperluas wawasan, memudahkan mengatasi masalah, memperluas jaringan sosial dan memuaskan rasa ingin tahu. Sebagian besar petani memiliki persepsi cukup baik tentang media internet dan keuntungan pemanfaatan media internet. Pada pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi, sebagian besar petani memanfaatkan media internet sebagai sumber informasi tentang teknik budidaya, pemasaran tanaman dan pemilihan jenis tanaman.
Pada karakteristik pengalaman berusahatani berhubungan nyata dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi tentang pemasaran tanaman hias. Pada motif memperluas jaringan sosial berhubungan sangat nyata dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknik budidaya tanaman hias. Persepsi petani tentang media internet berhubungan sangat nyata dengan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias. Hal ini mengindikasikan semakin baik persepsi petani tentang internet akan semakin tinggi pemanfaatan petani terhadap media internet sebagai sumber informasi pemasaran tanaman hias.
SUMMARY
RATIH Siti Aminah. Utilization of the Media Internet as Information Source for Ornamental Plant Farmers in Bogor. Supervised by NINUK PURNANINGSIH and KRISHNARINI MATINDAS.
Ornamental plant is one of the agricultural products to be developed. For such necessities, the ornamental plant farmers need informations from the right sources. One of the sources frequently used is the internet media. Now adays, the people of Indonesia have been familiarized to use such a useful media for many field of development, including the agriculture.
At present, the information on the growth and development of agriculture is still very scarce. Whereas, farmers need the right information of agricultural development to support their functions. The question is at what extent do the ornamental plant farmers have utilized internet as the source of information on cultivation techniques, marketing, or the selection of ornamental plants. Internet media is defined as a vast network which is licensed not only to be able to connect each other to disseminate and share digital files, but also to shorten the distance between countries.
This research analyzes: the characteristics of ornamental plant farmers, their motivation in using internet media, their perception about internet media, and the internet media usage as a source of information; the relationship between the characteristics of ornamental farmers and internet media utilization as a source of information; the relationship between farmers’ perceptions and internet usage as the sources of information; and the relationship between perceptions of farmers with the use of the internet as an ornamental plant resources. The study was conducted in the Bogor branch of Indonesian Floriculture Association. The populations in this study are all the 35 ornamental plant growers who use the internet as a source of information.
Data were collected through questionnaires, observation, in-depth interviews and documentation from June to December 2012. The Data collected in this study consists of primary data and secondary data. Data were analyzed by descriptive statistics and inferential statistical analysis. Descriptive statistics were used to describe the data in general by using frequency, percentage, score and total score. Inferential statistical analysis is used to examine the relationship between variables X and Y with the Spearman Rank test and Chi Square.
The characteristic of farming experience has real connection to the usage of internet media as the source of information on ornamental plant marketing. Motivation to enlarge social network really connected to the usage of internet media as the source of information on the ornamental plant cultivation technique. Farmer’s perception about internet media has relevance to internet media utilization as the sources of information on the ornamental plant. It indicates that the better the farmer’s perception about internet the higher their usage of internet media as the source of ornamental plant marketing information.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI SUMBER INFORMASI PADA PETANI TANAMAN HIAS
DI BOGOR
RATIH SITI AMINAH
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Pemanfaatan Media Internet sebagai Sumber Informasi pada Petani Tanaman Hias di Bogor
Nama : Ratih Siti Aminah
NIM : I352100111
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr Ir NinukPurnaningsih, Msi Ketua
Dr dra Krishnarini Matindas, MS Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Dr Ir Djuara P Lubis, MS
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr Ir Dahrul Syah, MSc.Agr
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya sesuai dengan harapan dan keinginan penulis.
Tesis yang berjudul “PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI SUMBER INFORMASI PADA PETANI TANAMAN HIAS DI BOGOR ini disusun untuk menunjang pelaksanaan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir dalam usaha mencapai gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
Selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Dr. Ir. Djuara P Lubis, MS selaku koordinator Mayor Komunikasi Pembangunan dan Pedesaan.
2. Dr.Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis yang bersifat membangun.
3. Dr. dra. Krishnarini Matindas, MS selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran.
4. Para pengurus dan anggota Perhimpunan Florikultura Indonesia Pusat dan di cabang Kota Bogor.
5. Ibunda tercinta Hj. Sri Retnowati yang selalu memberikan dukungan, doa dan kesabaran sejak penulis memutuskan melanjutkan pendidikan sampai penelitian ini selesai.
6. Teman-teman KMP 2010 dan Mas Sigit serta Mas Sardi (KMP 2009) atas segala kerjasama, keceriaan dan semangat nya.
7. Keluarga kecil penulis, Mas Suhardiyoto Haryadi, Selma Matahari Kebidupan Kirana Haryadi, Annan Samudra Kehidupan Kesawa Haryadi. 8. Teman-teman di PT Indomedia Global, khususnya Pak Sarbinoor Karim
selaku Pemilik perusahaan yang telah memberikan dukungan semangat sejak penulis mulai kuliah sampa menyelesaikan tugas akhir.
9. Teman-teman di Universitas Pakuan, Ibu Agnes, Ibu Sita, Ibu Rina, Pak Muslim, Ibu Dini dan lainnya yang rutin mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Amin.
Bogor, September 2013
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah Penelitian 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
2 TINJAUAN PUSTAKA
5
Pengertian Komunikasi Massa 5
Media Massa
Internet 7
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Internet 8
Usahatani Tanaman Hias 9
Petani Tanaman Hias 10
Teori Uses and Gratifications 11
Sumber Informasi 12
Motif penggunaan Media Internet 14
Persepsi Tentang Penggunaan Media Internet 15
Karakteristik Petani 16
Penelitian Terdahulu 18
Kerangka Pemikiran 21
Hipotesis Penelitian 23
3 METODE PENELITIAN 25
Lokasi dan Waktu Penelitian 25
Disain Penelitian 25
Populasi dan Sampel Penelitian 25
Data dan Instrumen 26
Definisi Operasional 26
Validitas dan Reliabilitas Penelitian 29
Teknik Pengumpulan Data 30
Teknik Pengolahan dan Analisis Data 31
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 33
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 33
Perhimpunan Florikultura Indonesia 34
Karakteristik Petani Menurut Jenis Kelamin 39 Karakteristik Petani Menurut Pendidikan Formal 40 Karakteristik Petani Menurut Pendidikan Non Formal 40 Karakteristik Petani Menurut Pengalaman Bertani 40 Karakteristik Petani Menurut Status Kepemilikan Lahan 41 Karakteristik Petani Menurut Alasan Berusahatani 42 Karakteristik Petani Menurut Sumber Pembelajaran 42 Karakteristik Petani Menurut Skala Usahatani 43 Karakteristik Petani Menurut Luas Lahan 43 Karakteristik Petani Menurut Aksesibilitas Media 44 MOTIF PENGGUNAAN MEDIA INTERNET SEBAGAI
SUMBER INFORMASI 46
Motif Menambah Informasi 46
Motif Memperluas Wawasan 46
Motif Memudahkan Mengatasi masalah 48
Motif Memperluas Jaringan Sosial 48
Motif Memuaskan Rasa Ingin Tahu 49
PERSEPSI TENTANG PENGGUNAAN MEDIA INTERNET 50
Persepsi Tentang Media Internet 50
Persepsi Tentang Keuntungan Penggunaan Media Internet 50
PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI 51
SUMBER INFORMASI
Pemanfaatan Media Internet sebagai Sumber Informasi Teknik
Budidaya, Pemasaran dan Pemilihan Jenis Tanaman Hias 51 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI TANAMAN
HIAS DENGAN PEMANFAATAN MEDIA INTERNET 53
Hubungan Usia dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai
Sumber Informasi tentang Teknik Budidaya Tanaman Hias 53
Hubungan Usia dengan Pemanfaatan Media Internet
Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 54
Hubungan Usia dengan Pemanfaatan Media Internet
Hubungan Jenis Kelamin dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi
Pemasaran Tanaman Hias 56
Hubungan Jenis Kelamin dengan Pemanfaatan Media Internet
Sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 57
Hubungan Pendidikan Formal dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya
Tanaman Hias 58
Hubungan Pendidikan Formal dengan Pemanfaatan
Media Internet sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 59
Hubungan Pendidikan Formal dengan Pemanfaatan Media
Internet sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 60 Hubungan Pendidikan Non Formal dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 61
Hubungan Pendidikan Non Formal dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 62
Hubungan Pendidikan Non Formal dengan Pemanfaatan Media
Internet sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 63 Hubungan Pengalaman Bertani dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 64
Hubungan Pengalaman Bertani dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 64
Hubungan Pengalaman Bertani dengan Pemanfaatan Media
Internet sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 65
Hubungan Luas Lahan dengan Pemanfaatan Media Internet
Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 66
Hubungan Luas Lahan dengan Pemanfaatan Media Internet
Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 66
Hubungan Luas Lahan dengan Pemanfaatan Media Internet
Hubungan Status Kepemilikan lahan dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 69 Hubungan Status Kepemilikan Lahan dengan Pemanfaatan Media
Internet sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 69 Hubungan Skala Usahatani dengan Pemanfaatan Media Internet
Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 70
Hubungan Skala Usahatani dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 71
Hubungan Skala Usahatani dengan Pemanfaatan Media
Internet sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 72 Hubungan Alasan Bertani dengan Pemanfaatan Media Internet
Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 72
Hubungan Alasan Bertani dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 73
Hubungan Alasan Bertani dengan Pemanfaatan Media
Internet sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 74 Hubungan Sumber Pembelajaran dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 75
Hubungan Sumber Pembelajaran dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 75
Hubungan Sumber Pembelajaran dengan Pemanfaatan Media
Internet sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis Tanaman Hias 76 Hubungan Aksesibilitas Media dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 77 Hubungan Aksesibilitas Media dengan Pemanfaatan Media
Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 78
Hubungan Aksesibilitas Media dengan Pemanfaatan Media
Hubungan Motif Menambah Informasi dengan Pemanfaatan
Media Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya 79 Tanaman Hias
Hubungan Motif Menambah Informasi dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran
Tanaman Hias 80
Hubungan Motif Menambah Informasi dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis
Tanaman Hias 80
Hubungan Motif Memperluas Wawasan dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya
Tanaman Hias 81
Hubungan Motif Memperluas Wawasan dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran
Tanaman Hias 81
Hubungan Motif Memperluas Wawasan dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis
Tanaman Hias 82
Hubungan Motif Mengatasi Masalah dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya
Tanaman Hias 82
Hubungan Motif Mengatasi Masalah dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran
Tanaman Hias 83
Hubungan Motif Mengatasi Masalah dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis
Tanaman Hias 84
Hubungan Motif Memperluas Jaringan Sosial dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik Budidaya
Tanaman Hias 85
Hubungan Motif Memperluas Jaringan Sosial dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 86
Hubungan Motif Memuaskan Rasa Ingin Tahu dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi
Teknik Budidaya Tanaman Hias 88
Hubungan Motif Memuaskan Rasa Ingin Tahu dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi
Pemasaran Tanaman Hias 89
Hubungan Motif Memuaskan Rasa Ingin Tahu dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi
Pemilihan Jenis Tanaman Hias Jenis Tanaman Hias 89 HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG MEDIA INTERNET DENGAN
PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI
SUMBER INFORMASI 90
Hubungan Persepsi Tentang Media Internet dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Teknik
Budidaya Tanaman Hias 90
Hubungan Persepsi Tentang Media Internet dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemasaran
Tanaman Hias 91
Hubungan Persepsi Tentang Media Internet dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Informasi Pemilihan Jenis
Tanaman Hias 91
HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KEUNTUNGAN
PENGGUNAAN MEDIA INTERNET 92
Hubungan Persepsi Tentang Keuntungan Menggunakan Media Internet dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai
Sumber Informasi Teknik Budidaya Tanaman Hias 92 Hubungan Persepsi Tentang Keuntungan Menggunakan
Media Internet dengan Pemanfaatan Media Internet Sebagai
Sumber Informasi Pemasaran Tanaman Hias 93 Hubungan Persepsi Tentang Keuntungan Menggunakan
Media Internet dengan Pemanfaatan Media Internet
DAFTAR LAMPIRAN 100
RIWAYAT HIDUP 103
1 Jumlah sampel penelitian 25
2 Karakteristik petani tanaman hias 45
3 Motif penggunaan media internet sebagai sumber informasi 49 4 Persepsi tentang media internet sebagai sumber informasi 50
5 Pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi teknk budidaya, pemasaran dan pemilihan jenis tanaman hias 51
6 Persentase petani berdasarkan usia dan pemanfaatan media internet
untuk teknik budidaya tanaman hias 53
7 Persentase petani berdasarkan usia dan pemanfaatan media internet
untuk pemasaran tanaman hias 54
8 Persentase petani berdasarkan usia dan pemanfaatan media internet
untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 55
9 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan pemanfaatan media
internet untuk teknik budidaya tanaman hias 56
10 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 56 11 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 57 12 Persentase petani berdasarkan pendidikan formal dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 58 13 Persentase petani berdasarkan pendidikan formal dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 59 14 Persentase petani berdasarkan pendidikan formal dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 60 15 Persentase petani berdasarkan pendidikan non formal dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 61 16 Persentase petani berdasarkan pendidikan non formal dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 62 17 Persentase petani berdasarkan pendidikan non formal dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 63 18 Persentase petani berdasarkan pengalaman bertani dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 64 19 Persentase petani berdasarkan pengalaman bertani dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 64 20 Persentase petani berdasarkan pengalaman bertani dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 65 21 Persentase petani berdasarkan luas lahan dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 66 22 Persentase petani berdasarkan luas lahan dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 66
23 Persentase petani berdasarkan luas lahan dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 67
24 Persentase petani berdasarkan status lahan dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 68
27 Persentase petani berdasarkan skala usaha dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 70
28 Persentase petani berdasarkan skala usaha dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 71
29 Persentase petani berdasarkan skala usaha dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 72 30 Persentase petani berdasarkan alasan bertani dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 72 31 Persentase petani berdasarkan alasan bertani dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 73 32 Persentase petani berdasarkan alasan bertani dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 74 33 Persentase petani berdasarkan sumber pembelajaran dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 75 34 Persentase petani berdasarkan sumber pembelajaran dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 75 35 Persentase petani berdasarkan sumber pembelajaran dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 76 36 Persentase petani berdasarkan aksesibilitas media dan pemanfaatan
media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 77 37 Persentase petani berdasarkan aksesibilitas media dan pemanfaatan
media internet untuk pemasaran tanaman hias 77 38 Persentase petani berdasarkan aksesibilitas media dan pemanfaatan
media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 78 39 Persentase petani berdasarkan motif menambah informasi dan
pemanfaatan media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 79 40 Persentase petani berdasarkan motif menambah informasi dan
pemanfaatan media internet untuk pemasaran tanaman hias 80 41 Persentase petani berdasarkan motif menambah informasi dan
pemanfaatan media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 80 42 Persentase petani berdasarkan motif memperluas wawasan dan
pemanfaatan media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 81 43 Persentase petani berdasarkan motif memperluas wawasan dan
pemanfaatan media internet untuk pemasaran tanaman hias 81
44 Persentase petani berdasarkan motif memperluas wawasan dan
pemanfaatan media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 82
45 Persentase petani berdasarkan motif memudahkan mengatasi masalah dan pemanfaatan media internet untuk
teknik budidaya tanaman hias 83
46 Persentase petani berdasarkan motif memudahkan mengatasi
masalah dan pemanfaatan media internet untuk pemasaran
tanaman hias 84
47 Persentase petani berdasarkan motif memudahkan mengatasi masalah dan pemanfaatan media internet untuk pemilihan
pemanfaatan media internet untuk pemasaran tanaman hias 86 50 Persentase petani berdasarkan motif memperluas jaringan sosial dan
pemanfaatan media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 87 51 Persentase petani berdasarkan motif memuaskan rasa ingin tahu dan
pemanfaatan media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 88 52 Persentase petani berdasarkan motif memuaskan rasa ingin tahu dan
pemanfaatan media internet untuk pemasaran tanaman hias 89 53 Persentase petani berdasarkan motif memuaskan rasa ingin tahu dan
pemanfaatan media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 89 54 Persentase petani berdasarkan persepsi tentang media internet dan
pemanfaatan media internet untuk teknik budidaya tanaman hias 90
55 Persentase petani berdasarkan persepsi tentang media internet dan
pemanfaatan media internet untuk pemasaran tanaman hias 91
56 Persentase petani berdasarkan persepsi tentang media internet dan
pemanfaatan media internet untuk pemilihan Jenis Tanaman Hias 91
57 Persentase petani berdasarkan persepsi tentang keuntungan penggunaan media internet dan pemanfaatan media internet untuk teknik budidaya
tanaman hias 92
58 Persentase petani berdasarkan persepsi tentang keuntungan penggunaan media internet dan pemanfaatan media internet untuk pemasaran tanaman
hias 93
59 Persentase petani berdasarkan persepsi tentang keuntungan penggunaan media internet dan pemanfaatan media internet untuk pemilihan Jenis
1. Kerangka pemikiran pemanfaatan media internet sebagai
sumber informasi pada petani tanaman hias di Bogor 22
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Bukti Penelitian 100 2. Peta Kota Bogor 101
1 PENDAHULUAN
Latar belakang
Saat ini media internet sudah banyak digunakan masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kehadiran media internet kian melengkapi keberagaman media massa yang telah ada dalam menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi. Masyarakat kian bergantung pada media internet yang dianggap praktis dalam menyajikan informasi teribuaru, mudah dipahami isi pesannya dan menarik penyajiannya karena dilengkapi dengan gambar, foto dan data.
Beribuagai manfaat dirasakan masyarakat Indonesia dengan kehadiran media internet. Promosi pemasaran produk dan jasa, pengumpulan dana, penyebaran informasi, pencitraan, penggalangan suara, publikasi dan sosialisasi program kerja dan berkomunikasi dengan teman dapat dilakukan melalui media internet. Kehadiran media internet telah mempermudah banyak hal dan memperpendek jarak. Mengenai hal ini Bungin (2009) berpendapat, perkembangan teknologi informasi juga mampu menciptakan masyarakat dunia global dan secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat sehingga tanpa disadari komunikasi manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan
kehidupan masyarakat maya (cybercommunity).
Kehadiran media internet dalam menunjang pembangunan nasional juga telah dirasakan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Banyak kementerian dan bidang pembangunan yang memanfaatkan media internet sebagai sumber informasi untuk mensosialisasikan program kerja dan kerjasama dengan masyarakat. Saat ini Kementerian di tingkat pusat dan daerah di segala tingkatan hampir semua memiliki website yang merupakan salah satu fasilitas yang disediakan di media internet sebagai sumber informasi.
Bagaimana dengan bidang pertanian di Indonesia? Apakah para petani di Indonesia telah memanfaatkan media internet sebagai sumber informasi untuk menunjang dan mengembangkan pertaniannya serta untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi? Saat ini kondisi pertanian di Indonesia menuntut petani untuk mampu menciptakan inovasi agar dapat bersaing dengan pertanian di negara lain dalam menghadapi pasar bebas. Selain itu, dalam mengadopsi teknologi baru, petani harus selektif dan mampu memilih teknologi yang sesuai dengan jenis pertanian, kondisi wilayah dan kebutuhan sosialnya. Petani memerlukan sumber informasi yang tepat untuk menjadi petani yang mampu bersaing. Di Indonesia, ada beragam jenis pertanian. Salah satunya pertanian tanaman hias. Tanaman hias merupakan komoditas pertanian yang cukup banyak diminati karena cukup prospektif dalam perkembangannya.
Manfaat informasi adalah untuk membantu memberi kejelasan dari sesuatu ketidakpastian atau mengurangi ketidakpastian tersebut sehingga manusia dapat membuat sesuatu keputusan dengan kepastian yang lebih baik dan menguntungkan. Makin besar bantuannya untuk mengurangi ketidakpastian makin tinggi nilai informasi tersebut.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi serta adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang pertanian menyebabkancepatnya arus penyampaian informasi melalui beribuagai media massa, salah satunya media internet. Ketersediaan informasi di media internet mengakibatkan masyarakat dapat bebas mencari, memilih dan mencukupi dirinya dengan beribuagai informasi yang dikehendaki.
Selain itu, keberadaan media internet telah menjadikan petani lebih mampu berkomunikasi dengan individu di luar sistem sosialnya dan lebih mampu berkomunikasi melalui media internet. Kondisi ini berdampak positif pada kemampuan petani memanfaatkan informasi dalam mengelola usahataninya yang berorientasi pada pengembangan pemasaran
Saat ini para petani, khususnya petani tanaman hias dapat memajukan pertanian dengan memanfaatkan media internet sebagai sumber informasi. Komoditi tanaman hias yang beragam dan memiliki sifat khusus, membuat petani tanaman hias aktif mencari, menyeleksi dan memanfaatkan informasi dari media internet untuk meningkatkan pengelolaan usahataninya.
Rumusan Masalah Penelitian
Perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia dipengaruhi banyak fakor. Salah satunya adalah ketersediaan informasi dan kemudahan dalam mengakses informasi. Setelah berkembangnya media internet di Indonesia, penyebaran informasi dan berita pertanian lebih banyak dilakukan menggunakan media internet. Menurut Saleh (2006) pengaruh positif internet bagi dunia pertanian salah satunya memicu peralihan pengelolaan pertanian secara konvensional kepada pertanian berkebudayaan industri. Pertanian berkebudayaan industri akan sangat tergantung pada informasi agar berjalan dengan analisis pasar yang benar.
Beberapa penelitian komunikasi melalui media internet pernah dilakukan antara lain oleh Zhang (1999). Dalam penelitiannya Zhang mengamati perkembangan teknologi komunikasi baru dan komunikasi massa di Shanghai. Media massa yang diteliti dalam penelitian Zhang adalah televisi dan website di internet. Dalam penelitiannya Zhang mengamati perubahan masyarakat dengan kehadiran teknologi informasi baru dengan menggunakan teori Mc Luhan. Penelitian Joshi (2001) pada pengguna internet di Cafe di Gujarat. Penelitian tentang penggunaan media internet di bidang politik pernah dilakukan oleh Wang (2007). Penelitian ini mengamati sikap politik dan partisipasi politik masyarakat melalui media internet. Penelitian Mulyandari
(2011) tentang pemanfaatan Cyber Extension sebagai media komunikasi inovasi
pertanian yang bersifat massa namun dapat sekaligus menjadi media yang interaktif
dalam perspektif hybrid media oleh petani sayuran. Beribueda dengan penelitian
sebelumnya, penelitian ini melihat pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi oleh petani tanaman hias di Kota Bogor dalam mengembangkan usahataninya.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang menarik untuk diteliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik petani tanaman hias, motif penggunaan media internet,
internet dan pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi oleh petani tanaman hias di Kota Bogor ?
2. Bagaimana hubungan karakteristik dengan pemanfaatan media internet sebagai
sumber informasi pada petani tanaman hias di Kota Bogor ?
3. Bagaimana hubungan antara motif dengan pemanfaatan media internet sebagai
sumber informasi pada petani tanaman hias di Kota Bogor?
4. Bagaimana hubungan antara persepsi tentang media internet dengan
pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi pada petani tanaman hias di Kota Bogor ?
Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Mengidentifikasi karakteristik petani tanaman hias, motif penggunaan media
internet, persepsi dan pemanfaatan sumber informasi oleh petani tanaman hias.
2. Menganalisis hubungan karakteristik dengan pemanfaatan media internet
sumber informasi.
3. Menganalisis hubungan antara motif petani dengan pemanfaatan sumber
informasi.
4. Menganalisis hubungan antara persepsi petani terhadap media internet dengan
persepsi tentang keuntungan penggunaan media internet.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Penelitian ini untuk memperoleh gambaran umum mengenai pemanfaatan media
internet sebagai sumber informasi pada petani tanaman hias Perhimpunan Florikultura Indonesia di Kota Bogor .
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam usaha mengembangkan pertanian tanaman hias.
3. Pengembangan dan pengayaan kajian dalam studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan.
4. Referensi untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pemanfaatan
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Komunikasi Massa
Menurut Effendy (2005) komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media. Dalam
definisi tersebut tersimpul tujuan yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude),
pendapat (opinion), atau perilaku (behaviour). Hovland dalam Effendy (2005)
mendefinisikan Komunikasi sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara
tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.
Dengan kemampuan membantu masyarakat, media memiliki potensi pembebas yang meluaskan cakrawala pemikiran agar tidak terpenjara dalam batas-batas ketidaktahuan dan keteribuatasan lain yang umum ditemui pada masyarakat yang belum maju terutama di pedesaan. Media diketahui memiliki kekuatan mengendalikan pengetahuan khalayaknya melalui apa-apa yang ditampilkan dengan mengorganisir sedemikian rupa isi pesan yang disampaikan. Media pada dasarnya dapat membantu masyarakat memusatkan perhatian pada masalah-masalah pembangunan, termasuk di dalamnya mengenai sikap-sikap baru yang diperlukan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk mengubah keadaan suatu bangsa yang sedang membangun.
Menurut Bungin (2009) Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan beribuagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Komunikator dalam Komunikasi massa adalah :
1. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern
sehinggadapat menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh publik.
2. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba bebagi informasi pemahaman,
wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka.
3. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi
formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi.
Media komunikasi merupakan saluran yang digunakan dalam proses komunikasi agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Nurudin (2011) mengatakan bahwa media massa adalah suatu saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern dan merupakan alat dalam komunikasi yang dapat
menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan
heterogen.
Nurudin (2011) menjelaskan bentuk media massa, antara lain adalah televisi dan radio (elektronik), surat kabar, majalah, tabloid dan buku (cetak). Dalam
perkembangannya, ditemukan media massa lain, seperti Compact Disk-Read Only
Memory (CD-ROM) dan internet. Ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya jelas internet
masuk dalam bentuk komunikasi massa. Kelebihan media massa internet dibanding
waktu, dan bahkan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak teribuatas. Karena itu, internet dapat menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan informasi.
Media Massa
Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya (Mc Quail, 1994). Sedangkan menurut Bungin (2009) Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal yang dapat diakses secara massal pula. Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal , bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi.
Saluran media massa adalah semua alat penyampaian pesan-pesan yang melibatkan mekanisme untuk mencapai audien yang luas dan tidak teribuatas. Pesan-pesan dalam media massa memang kurang kuat dalam merubah sikap, kecuali Pesan- pesan-pesan tersebut justru memperkuat nilai-nilai dan kepercayaan audien. Saluran komunikasi yang tepat harus dipilih berdasarkan tujuan dari sumber komunikasi serta pesan yang akan disampaikan pada audien.
Schramm dalam Jahi (1988) mengatakan bahwa media massa mencerminkan sistem kontrol sosial suatu negara, yang menentukan hubungan antara lembaga-lembaga dan individu-individu. Bungin (2009) menulis, Media Massa adalah institusi yang
berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Dalam
menjalankan paradigmanya media massa berperan:
1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi.
Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, teribuuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju.
2. Media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
3. Media massa sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya,
yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, saat ini dikenal adanya media massa baru. Istilah media massa baru memiliki arti sebagai media massa yang telah menggunakan aplikasi teknologi informasi multimedia, diantaranya adalah komputer, telepon, genggam dan jaringan internet. Media massa baru ini memiliki ciri-ciri:
1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui sms
atau internet)
2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh
individual.
3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada masing-masing individu dan komunikasi
Internet
Pada awal perkembangannya, internet bukan merupakan jaringan publik,
melainkan merupakan suatu sistem komunikasi data menggunakan komputer untuk menunjang sistem informasi sistem keamanan nasional di Amerika Serikat. Pada 1972
jaringan komputer terwujud danmelahirkan ARPANET dan didemonstrasikan di depan
konferensi Internasional dalam bidangkomputer dan komunikasi.
Internet merupakan salah satu media komunikasi yang popular dan disukai oleh para pencari informasi dikarenakan akses yang cepat dan data yang akurat serta selalu up to date.
Internet dapat dibagi ke dalam lima modalitas dasar yang secara fleksibel dapat digunakan untuk tujuan intervensi komunikasi Leeuwis (2009) :
1. Jaringan di seluruh dunia: Banyak organisasi dan individu kini memiliki website. Ini
pada pokoknya merupakan brosur (buku) multi-saluran yang maju (tekstual, auditif, visual) yang dapat “dibuka” di alamat elektronik khusus, misal, sebuah komputer
yang terhubung dengan jaringan komputer di seluruh dunia. “Brosur tersebut dapat
berisi beberapa halaman saja, tetapi juga dapat memasukkan animasi, gambar,
potongan video, suara, atau musik. Untuk membuka “halaman-halaman”yang
beribueda dari brosur, pengguna harus “meng-klik” (dengan mouse komputer) pada
kata-kata khusus dalam teks atau pada “tombol” khusus dan melalui semacam
“hubungan” dapat melompat bolak-balik. Hubungan semacam juga eksis dalam
website dan demikian juga kalau mungkin misalnya secara langsung “melompat”
dari website sebuah perusahan di Indonesia ke website yang berhubungan dengan perusahaan tersebut di AS, karena desainer website India membuat hubungan dapat terjadi.
2. Surat elektronik. Selain website, ada kotak surat elektronik. Individu atau organisasi
dapat menggunakan cara ini untuk mengirimkan dan menerima pesan elektronik.
3. Newsgroup: Newsgroup dapat dilihat sebagai kotak surat tematis yang dapat diakses
secara publik.
4. Ruang untuk chatting (percakapan): Surat elektronik dan newsgroup bekerja dalam
cara yang tidak sinkron. Pihak-pihak yang berkomunikasi tidak perlu aktif di internet pada saat yang sama.
5. Mentransfer file: Melalui internet kita dapat mentransfer tidak hanya pesan tetapi
juga paket elektronik (file). Misalnya, mengirimkan file bersama dengan surat
elektronik, mengunduh (download) file dari website maupun mengirimnya (misal,
Gambar) kepada orang-orang yang diajak chatting.
Menurut Darmawan (2012) internet memiliki beribuagai macam teknologi
yaitu: website, transfer file, email, jaringan pertemanan, forum, milis dan sebagainya.
1. Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum
dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World,
Wide Website (WWW) di internet. Sebuah halaman website adalah dokumen yang
ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu
dapat diakses melalui Hypertext Transfer Protocol (HTTP), yaitu protokol yang
melalui website browser. Semua publikasi dari website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.
2. Email atau electronic mail berfungsi seperti layaknya surat pada umumnya, yaitu
mengirimkan pesan secara tertulis dari satu orang ke orang lainnya atau ke
beberapa orang sekaligus. Bedanya , email memerlukan account layanan email
melalui jaringan internet.
3. Mailing List (milis) adalah daftar yang berisi alamat email dalam jumlah banyak (. Millis adalah group diskusi di internet dimana setiap orang dapat berlangganan dan turut serta di dalamnya. Anggota milis dapat membaca surat dari orang lain dan kemudian mengirimkan balasannya. Secara sederhana, milis adalah sebuah daftar alamat surat elektronik yang mempunyai kesukaan/kepentingan sama. 4. Facebook adalah website jaringan sosial pertemanan yang diluncurkan pada
Februari 2004. Pada 2010 tercatat 500 juta orang menggunakan facebook sebagai
media pertemanan dan pengiriman pesan serta mengupdate profil pribadi para
penggunanya.
5. Forum internet merupakan fasilitas yang tersedia di internet, dan penggunanya
dapat berdiskusi. Forum biasanya digunakan untuk membahas permasalahan yang sedang dihadapi oleh suatu anggota forum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media internet
Novak et.al dalam Pancaputra (2003) menjelaskan adanya tiga faktor kunci
dalam perubahan informasi, yaitu akses, sarana dan keahlian. Dengan dasar ini, faktor yang dianggap mempengaruhi pemanfaatan internet adalah :
1. Ketersediaan komputer sebagai sarana mengakses internet yang biasanya juga
berhubungan dengan masalah finansial.
2. Ketersediaan waktu untuk untuk mengakses internet.
3. Kredibilitas sumber informasi, yaitu kaitannya dengan mutu informasi yang terdapat
di internet (keterpercayaan pengguna atas informasi yang disajikan dalam internet) karena sekarang ini siapa saja bisa membuat halaman situs, sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap nilai kandungan informasinya.
4. Ketersediaan biaya untuk mengakses internet.
5. Perilaku penggunaan internet untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan
kebiasaan dengan menggunakan medium konvensional.
6. Aplikasi yang sederhana dan mudah dipergunakan (user friendliness).
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) memungkinkan terciptanya perangkat lunak yang makin canggih dan mudah dipergunakan sehingga dapat dipergunakan setiap orang.
7. Kecepatan akses internet. Pengguna internet adalah orang yang paling tidak loyal,
juga sulit untuk menaruh kepercayaan pada mereka. Sekali pengguna internet mengalami kesulitan atau kelambatan dalam mengakses, akan sulit mereka untuk kembali mencoba. Selain biaya, kebiasaan cara berpikir dengan menggunakan medium konvensional, kemudahan penggunaan menu dalam internet, dan relevani isi situs bagi pengakses maka kecepatan akses merupakan hal yang penting dalam
Menurut Garcia dalam Pancaputra (2003) keunggulan internet adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan komunikasi. Pengiriman data melalui internet berlangsung dengan
cepat karena langsung dikirim dari komputer.
2. Persepsi-persepsi pihak yang berkomunikasi melalui internet lebih mendalam.
3. Kapasitas storage dan fasilitas tempat mengakses informasi dengan
menggunakan mail box yang disiapkan bagi tiap pengguna oleh tiap website
tidak sama.
4. Densitas (kepekaan atau kepadatan) terhadap informasi yang disediakan di
internet.
5. Kekayaan arus-arus informasi.
6. Jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer.
7. Kerahasiaan. Setiap pengguna yang terdaftar untuk menjadi pelanggan internet
akan mendapatkan fasilitas password.
8. Efisien dan efektif.
Usahatani Tanaman Hias
Menurut Kepas (1988) usahatani adalah suatu organisasi produksi, petani sebagai pengelola usahatani mengorganisasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja dan modal) yang ditujukan kepada perolehan produksi pertanian, baik yang didasarkan pada perolehan laba maupun yang bukan. Cabang-cabang usaha yang dikelola petani mengikuti urutan tertentu membentuk suatu sistem usahatani. Pilihan komoditinya disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kepentingan keluarga petani yang bersangkutan.
Nicholson (1998) mengemukakan, berusahatani adalah suatu kegiatan untuk memperoleh produksi dan pendapatan di bidang pertanian. Pendapatan berupa selisih nilai produksi atas biaya-biaya yang secara eksplisit dikeluarkan petani dalam usahatani. Dalam hal ini salah satu cara yang dapat dilakukan petani dalam efisiensi usahatani yaitu dengan meminimumkan biaya untuk suatu tingkat produksi tertentu.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, yang dimaksud usahatani adalah organisasi produksi yang ditujukan pada perolehan produksi pertanian untuk mendapatkan laba dengan meminimumkan biaya produksi komoditi yang dipilih yang telah disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kepentingan petani.
Menurut Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura (2012) tanaman florikultura merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi, bahkan memberikan kontribusi yang besar dalam perdagangan dunia sekitar US $ 80 milyar. Beberapa negara memberikan perhatian kepada pembangunan industri tanaman florikultura di negaranya sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam perolehan devisa negara tersebut (lebih dari 40%), seperti Belanda, Kolombia, Kenya, Costarica, Thailand, Taiwan dan lain-lain.
trilyun. Namun, kontribusi Indonesia dalam perdagangan tanaman florikultura dunia masih sangat kecil, baru sekitar US $ 12 juta (2008). Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura 2012 menyatakan bahwa pembangunan florikultura masih menghadapi permasalahan berkenaan dengan penerapan teknologi, ketersediaan sarana dan prasarana produksi, sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan modal serta kelembagaan.
Petani tanaman hias
Secara teoritis, petani didefinisikan sebagai orang yang seluruh atau sebagian mata pencahariannya didapat dari sektor pertanian. Moore dalam Setiawa (2012) mengatakan bahwa “tak mungkin mendefinisikan perkataan petani dengan ketepatan mutlak, karena batasannya memang kabur pada ujung kenyataan sosial itu sendiri.
Winarni dalam Setiawan mengatakan bahwa “meskipun perilaku petani pada
beribuagai karakteristik beribueda-beda, namun data empiris mikro di Indonesia menunjukkan bahwa petani sesungguhnya sudah cukup lama meninggalkan pemikiran
dan cara-cara tradisional ke arah cara-cara modern yang berorientasi self-sufficient”.
Bahkan, petani yang sesungguhnya sudah rasional senantiasa menggunakan strategi di dalam menjalankan usahataninya, baik di dalam mengembangkan potensi dan pemanfaatan peluang, maupun dalam mengelola risiko dan ketidakpastian.
Dalam perkembangan pengertian dan pendefinisian kata petani, muncul istilah petani berdasi. Petani jenis ini identik dengan pengusaha pertanian, baik yang bergeak dalam perkebunan, tanaman pangan, sayuran, buah-buahan maupun tanaman hias. Baik yang diusahakan pada lahan-lahan yang luas maupun dalam rumah-rumah produksi
(seperti sistem hydroponic, aerophonic). Mereka umumnya berpendidikan tinggi,
bermodal besar, berjaringan luas, tinggal di kota dan kebanyakan tidak berlatar belakang dari keluarga non petani. Petani jenis ini sering disebut sebagai pebisnis agro atau investor pertanian, di samping ada yang sekedar hobi. Jenis usahanya bukan hanya berskala luas, berteknologi modern, berorientasi pasar (termasuk ekspor) dan melibatkan banyak tenaga kerja, tetapi juga bermanajemen profesional.
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan petani tanaman hias adalah orang yang mengusahakan tanaman hias berdaun indah, beribuunga indah termasuk anggrek dan non anggrek yang dikelola secara mandiri untuk mendapakan penghasilan dengan melakukan salah satu atau beribuagai tahap produksi seperti pembibitan, pembesaran ataupun pembungaan /pembenahan/pengepotan melalui pemeliharaan sebagai hasilnya dapat diperjual belikan baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Menurut Hasyim (2009) tanaman adalah mahluk hidup yang selalu tumbuh dan berkembang.Setiap tanaman memiliki ciri dan karakter sendiri yang membuatnya beribueda satu dengan yang lainnya. Keindahan dan keunikan suatu tanaman membuat tanaman tersebut menjadi popular dan dicari oleh banyak orang dan memiliki harga yang tinggi dan diinginkan kehadirannya dalam sebiuah taman. Tanaman hias adalah tanaman yang dipergunakan sebagai dekorasi baik ruangan ataupun luar ruangan.Tanaman hias memiliki beribuagai macam jenis mulai dari tanaman beribuunga sampai tanaman yang beribuentuk unik. Bentuk tanaman hias sangat beraneka ragam dan masing-masing tanaman memiliki daya tarik tersendiri untuk layak dikoleksi.
untuk memperindah lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik. Tanaman hias mempunyai peranan penting dalam dunia agribisnis antara lain dapat memberikan keindahan dan kesejukan bagi pemilik tanaman hias, sebagai lahan bisnis bagi pebisnis yang menyukai produk ini, sebagai tanaman obat, keindahan (estetika), pemelihara lingkungan, kesehatan serta ekonomi dan so sial, dan sebagai komoditi hortikultura yang dapat mendatangkan penghasilan bagi pelakunya.
Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications memfokuskan pada pengguna (khalayak) dan
menelaah perilaku khalayak dalam hal pengalamannya secara langsung terhadap media
yang menerpanya. Menurut teori Law of effect, perilaku yang tidak mendatangkan
kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak akan menggunakan media massa bila media tidak memberikan pada kebutuhan kita (Rakhmat, 2005). Khalayak menggunakan media massa karena didorong motif-motif tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. McQuail (1994) mengatakan bahwa motif penggunaan media meliputi mencari informasi dan saran, mempelajari masyarakat dan dunia, memperoleh pemahaman tentang kehidupan seseorang, mempunyai dasar untuk hubungan sosial, merasa terhubung dengan yang lain, memperoleh jalan ke dunia fiktif, mengisi waktu dan melepas ketegangan.
Pemikiran Katz, Blumler, Gurevitch dalam (Rakhmat, 2002) menguraikan sebagian waktu individu dipergunakan untuk mengkonsumsi media tertentu dalam upaya memenuhi sebagian kebutuhan dasar mereka. Dalam memenuhi kebutuhannya akan suatu informasi, individu memilih satu atau beberapa media untuk mendapatkan informasi sesuai yang dibutuhkan. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media internet. Para petani tanaman hias memilih mempergunakan media internet untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi tentang usahatani tanaman hias.
Blumler dan Katz dalam Fiske (2012) merumuskan asumsi-asumsi dari teori Uses and Gratifications sebagai berikut: Pertama, audiens aktif. Bukan penerima pasif dari apapun yang disiarkan media. Artinya, sebagian hal penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai tujuan. Kedua, dalam proses komunikasi massa
banyak inisiatif untuk mengkaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media
terletak pada anggota khalayak. Ketiga, media massa harus bersaing dengan
sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan media merupakan bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas.Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang
bersangkutan.Keempat,banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang
diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu. Kelima, penilaian tentang arti
kultural dari media massa harus ditangguhkan dan lebih berorientasi pada khalayak.
Teori Uses and Gratifications secara tak langsung menyatakan bahwa pesan
adalah apa yang dibutuhkan oleh khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim.
Dalam melihat media, Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada
memperlakukan media. Khalayak mempunyai banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media (lewat media mana) dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Fiske, 2012).
Sehubungan dengan pendapat Fiske tentang khalayak yang aktif dalam bermedia. McQuail (1994) mengatakan bahwa motif penggunaan media meliputi :
1.Mencari informasi dan saran 2.Mempelajari masyarakat dan dunia
3.Memperoleh pemahaman tentang kehidupan seseorang 4.Mempunyai dasar untuk hubungan sosial
5.Merasa terhubung dengan yang lain 6.Memperoleh jalan ke dunia fiktif
7.Mengisi waktu dan melepas ketegangan.
Sumber Informasi
Wardhani (1994) mengemukakan bahwa sumber informasi adalah partisipan atau peserta yang menghasilkan informasi. Sumber informasi dapat berupa individu atau lembaga yang menciptakan informasi sebagai pesan dalam suatu proses komunikasi. Sumber informasi memegang peranan penting dalam mempercepat kemajuan usaha pertania.. Tersedianya sumber informasi akan memberikan pesan pembangunan yang dapat dipergunakan sebagai sumber informasi oleh petani. Petani akan menggunakan sumber informasi yang relevan dengan kebutuhannya.
Menurut Purnaningsih (1999) sumber informasi memegang peranan penting dalam mempercepat kemajuan usaha pertanian di pedesaan. Tersedianya sumber informasi yang akan memberikan pesan pembangunan pedesaan belum dapat menjamin digunakannya sumber informasi tersebut oleh petani. Petani akan mempergunakan sumber informasi yang relevan dengan kebutuhannya.
Soekartawi (2005) menjelaskan, petani akan membuat keputusan untuk menerima atau menolak adopsi inovasi, salah satunya dipengaruhi oleh informasi yang dimilikinya. Mengenai informasi Rogers (2003) mengemukakan, masyarakat informasi
adalah “Suatu bangsa yang mayoritas angkatan kerjanya sudah menjadi pekerja
informasi”.
Untuk memahami informasi Fiske (2012) mengemukakan tiga konsep informasi sebagai berikut :
1. Informasi menunjukkan fakta atau data yang diperoleh selama proses
komunikasi. Informasi dikonseptualisasikan sebagai kuantitas fisik yang dapat dipindahkan dari satu titik ke titik yang lain, individu satu kepada individu lain, atau medium yang satu ke medium lainnya. Semakin banyak memperoleh data atau fakta, secara kuantitas seseorang juga memiliki banyak informasi.
2. Informasi menunjukkan makna data. Peranan seseorang sangat dominan di
dalam memberikan makna data. Suatu data akan mempunyai nilai informasi bila bermakna bagi seseorang yang menafsirkannya. Kemampuan seseorang untuk memberikan makna pada data akan menentukan kepemilikan informasi. Penafsiran terhadap data atau stimulus yang diterima otak akan menentukan
kualitas informasi. Sebagai produk sebuah “pabrik” (otak kita), kualitas
mengolah setiap stimulus yang masuk ke dalam diri seseorang melalui panca indera, kemudian diteruskan ke otak untuk diolah berdasarkan pengetahuan (frame of reference), pengalaman (field of experience), selera (frame of interest),
dan keimanan (spiritual) seseorang. Semakin luas pengetahuan, pengalaman,
dan semakin baik selera dan moralitas, maka informasi yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Proses di dalam otak kita tersebut dikenal sebagai proses
intelektual (intellectual process).
3. Informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang diukur dengan cara mereduksi
sejumlah alternatif yang ada. Informasi berkaitan erat dengan situasi ketidakpastian. Keadaan yang semakin tidak menentu akan menimbulkan banyak alternatif informasi, yang dapat digunakan untuk mereduksi ketidakpastian itu.
Informasi memegang peranan penting dalam proses pembangunan pertanian. Tersedianya beribuagai informasi yang akan menyebarkan atau menyampaikan informasi tentang teknologi pertanian akan dapat mempercepat kemajuan usaha pertanian di perdesaan. Menurut Yusup dalam Zam (2009) informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan menjadi informasi jika ada orang yang melihatnya atau menyaksikannya, atau bahkan kemudian mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan peristiwa atau fenomena itu yang dimaksudkan dengan informasi. Dalam hal ini informasi lebih bermakna berita. Berita adalah bentuk dari pesan-pesan komunikasi. Petani memanfaatkan sumber informasi untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan meliputi petani-petani lain, penyuluh, pedagang, agen pemerintah, organisasi petani dan swasta, media massa dan peneliti.
Menurut Rogers dan Shoemaker dalam Suryantini (2001) jika seseorang sadar dan merasakan adanya kebutuhan atau masalah, maka ia akan berusaha mencari keterangan mengenai hal-hal baru/inovasi untuk memenuhi kebutuhannya. Seorang pengguna informasi kebutuhan informasinya dipengaruhi oleh (1) subyek bidang keahliannya dan (2) fungsi pengguna. Jadi, informasi digunakan untuk menambah pengetahuan, melengkapi informasi yang diperoleh dan menerapkan informasi yang diperoleh tersebut. Seseorang dalam melakukan suatu tindakan didasari oleh adanya suatu kebutuhan yang dirasakan. Hal ini akan dapat menimbulkan adanya suatu motif pada diri orang tersebut untuk melakukan suatu tindakan.
Menurut Soekartawi (2005) petani akan membuat keputusan untuk menerima atau menolak adopsi inovasi, salah satunya dipengaruhi oleh informasi yang dimilikinya. Petani memerlukan pengetahuan dan informasi mengenai beribuagai topik untuk mengelola usahataninya dengan baik, seperti :
1. Hasil penemuan dari penelitian beribuagai disiplin pengelolaan usahatani dan
teknologi produksi;
2. Pengalaman petani lain;
3. Situasi mutakhir dan perkembangan yang mungkin terjadi di pasaran input dan
hasil-hasil produksi; dan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sumber informasi adalah partisipan atau peserta yang menghasilkan informasi. Sumber informasi dapat berupa individu atau lembaga yang menciptakan informasi sebagai pesan dalam suatu proses komunikasi. Petani akan menggunakan sumber informasi yang relevan dengan kebutuhannya yang meliputi : (1) informasi tentang hasil penelitian beribuagai disiplin pengelolaan usahatani dan teknologi produksi, (2) informasi mengenai pengalaman
petani, (3) informasi pasar input dan output sesuai perkembangan terakhir dan (4)
informasi kebijakan kebijakan dan pemerintah.
Motif penggunaan media internet sebagai sumber informasi
Motif adalah kondisi intern yang mengatur dan menggalakkan tingkah laku menuju arah tertentu (Rakhmat, 2005). Faktor-faktor sosial yang menyebabkan timbulnya kebutuhan seseorang yang berhubungan dengan media yaitu : (1). Situasi sosial menimbulkan ketegangan dan pertentangan, orang berusaha melepaskan dirinya dari hal itu. (2). Situasi sosial menciptakan kesadaran akan adanya masalah yang membutuhkan perhatian dan informasi; informasi tersebut bisa dicari lewat media. (3). Situasi sosial menawarkan kesempatan-kesempatan peningkatan taraf hidup dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu yang semuanya bisa dipenuhi melalui media massa. (4). Situasi sosial memberikan dukungan yang menguatkan pada nilai-nilai tertentu melalui konsumsi media yang selaras.
Motif merupakan daya pendorong yang menyebabkan seseorang beribuuat sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkannya. Tujuan tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan yang dirasakan. Dalam konteks pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi,, motif merupakan salah satu faktor yang mendorong petani untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan menggunakan media internet. Motif penggunaan media dipengaruhi oleh jenis kebutuhan informasi dan ketersediaan media serta kemudahan mendapatkan dan menggunakan media Ada beribuagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Petani menggunakan media massa karena didorong oleh beraneka ragam motif. Pada setiap orang motif yang mendorong konsumsi media tidak sama.
Motif penggunaan media, meliputi : mencari informasi dan saran; mempelajari masyarakat dan dunia; memperoleh pemahaman tentang kehidupan seseorang; mempunyai dasar untuk hubungan sosial; merasa terhubung dengan yang lain; memperoleh jalan ke dunia fiktif; mengisi waktu dan melepas ketegangan.
Menurut Wardhani (1994), motif merupakan daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif menurut McQuail (1994) adalah penggunaan media meliputi mencari informasi dan saran, mempelajari masyarakat dan dunia, memperoleh pemahaman tentang kehidupan seseorang, mempunyai dasar untuk hubungan sosial, merasa terhubung dengan yang lain, memperoleh jalan ke dunia fiktif, mengisi waktu dan melepas ketegangan.
mempunyai dasar untuk hubungan sosial (memperluas jaringan sosial), memuaskan rasa ingin tahu dan mengisi waktu dan melepas ketegangan (memuaskan rasa ingin tahu terhadap informasi).
Mengenai motif yang mendorong orang menggunakan media massa, Rakhmat (2005) menjelaskan, manusia menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Ada beribuagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Menurut McQuail (1994) motif penggunaan media, meliputi: mencari informasi dan saran; mempelajari masyarakat dan dunia; memperoleh pemahaman tentang kehidupan seseorang; mempunyai dasar untuk hubungan sosial; merasa terhubung dengan yang lain; memperoleh jalan ke dunia fiktif; mengisi waktu dan melepas ketegangan. Motif merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri manusia yang menggerakkan ke arah tujuan untuk memuaskan kebutuhan. Motif khalayak mengkonsumsi media massa menyebabkan ia aktif dan selektif mencari dan menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan informasinya. Pemilihan media dan isi atau acara tertentu yang disukai didasarkan pada motif-motif tertentu dalam mengkonsumsi media massa. Motif itu biasanya didasarkan oleh kebutuhan untuk memuaskan kebutuhan biologis.
Rakhmat (2005) menyebutkan tiga orientasi sebenarnya daftar motif penggunaan
media massa: (1) orientasi kognitif: kebutuhan akan informasi, surveillance
(pengamatan lingkungan), atau eksplorasi realitas (2) diversi: kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan (3) identitas personal: menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi sendiri.
Motif penggunaan media internet merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri manusia, dalam penelitian ini adalah petani tanaman hias yang menggerakkan ke arah tujuan untuk memuaskan kebutuhan melalui penggunaan media internet. Menurut Teori Uses and Gratifications peribuedaan motif dalam mengkonsumsi media menyebabkan seseorang bereaksi pada media massa secara beribueda. Ini berarti bahwa
efek media massa juga berlainan pada khalayaknya. Pendekatan Uses and Gratifications
mempersoalkan beberapa hal yang dilakukan khalayak pada media, yakni menggunakan
media untuk memuaskan kebutuhan akan informasi. Teori Uses and Gratifications
memfokuskan pada kemampuan media dalam menambah pengetahuan, mnegubah sikap, dan menggerakkan perilaku. Motif khalayak mengkonsumsi media massa menyebabkan seseorang aktif, selektif mencari dan menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan akan informasi.
Persepsi tentang penggunaan media internet
Persepsi sangat penting kedudukan dan peranannya sebagai inti di dalam proses komunikasi karena akan sangat menentukan proses penafsiran dalam penerimaan pesan oleh penerima. Persepsi adalah proses dimana seseorang menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi inderanya. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimuli) atau pesan apa yang diserap dan apa makna yang diberikan ketika orang mencapai kesadaran (DeVito, 1997).