• Tidak ada hasil yang ditemukan

B.Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Persampahan

Permasalahan pengelolaan sampah atau peningkatan pengelolaan kebersihan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

o Volume atau laju timbulan sampah yang setiap tahunnya meningkat

o Pola pelayanan yang mash menggunakan pola lama, yaitu kumpul, angkut, buang

o Keterbatasan anggaran

o Regulasi dan penegakan hukum

o Peran serta masyarakat yang masih perlu ditingkatkan

7.7.2Analisis Kebutuhan Persampahan

 Tingkat pelayanan minimal 75% pada tahun 2015

 Pewadahan individual pada

bin

40 l atau kantong plastik, wadah komunal dapat berupa TPS (volume > 1 m3),

container

(volume 6 – 8 m3)

 Pengumpulan dengan gerobak dilakukan

door to door

(daerah teratur dengan lebar jalan > 1 m)

 Perencanaan operasional perlu mempertimbangkan perencanaan rute/blok operasi, ritasi 3 – 4 kali/hari, periode pengumpulan tergantung pada kondisi daerah pelayanan, daerah pelayanan yang tertentu dan tetap, petugas pelaksana yang tetap dan dapat dipindahkan secara periodik serta pembebanan kerja yang merata

 Pemindahan sampah dari gerobak ke truk dilakukan di transfer depo, lokasi transfer depo harus dekat dengan daerah pelayanan (radius 500 m).

 Pengangkutan sampah dari transfer depo ke TPA dilakukan dengan truk (

dump truck

,

arm roll truck

,

compactor truck

) kapasitas 7 – 12 m3, ritasi 3 – 5 rit/hari

 UDPK (usaha daur ulang dan produksi kompos) skala kawasan (kapasitas 15 m3/hari) dapat menjadi salah satu pilihan

 Pengolahan sampah dilakukan dengan pengomposan dan daur ulang yang diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA minimal 10 – 20%

 Pengembangan fasilitas (sarana dan prasarana) TPA: o Jalan masuk (tipe kelas 1 dengan lebar 6 m)

o Saluran drainase (mengelilingi TPA, dimensi disesuaikan dengan curah hujan, luas TPA, dll.)

o Kantor TPA dan pos jaga yang berfungsi sebagai kantor pengendali dan pencatatan sampah yang masuk ke TPA, dilengkapi dengan kamar mandi/WC

o Pagar o Buffer zone

o Lapisan dasar kedap air (lapisan tanah lempung dengan tebal 30 cm X 2 atau lapisan geomembrane/geotextile)

o Jaringan pengumpul leachete

o Ventilasi gas (radius pipa gas 50 m)

o Pengolahan leachete (proses biologi, BOD 30 – 150 ppm) o Sumur uji, minimal 3 unit

o Alat berat (buldozer, excavator, wheel, track loader)

o Tanah penutup (tebal lapisan tanah penutup 20 – 30 cm dan penutup akhir 50 – 100 cm)

o Sarana pendukung (air bersih, bengkel perbaikan ringan, dll.) o Masa pakai TPA 5 – 10 tahun

o Pasca TPA disesuaikan dengan rencana peruntukan lahan dan rekomendasi teknis

7.7.3Usulan Program Dan Kegiatan

Beberapa kriteria program pengelolaan persampahan antara lain :

 Meningkatkan kinerja pengelolaan yang efektif dan efisien dengan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana persampahan yang tersedia baik

dari sarana pewadahan, pengumpulan, TPS dan transfer depo, serta pengangkutan dari TPS ke TPA/SPA, juga perluasan daerah pelayanan yang diikuti dengan penambahan tempat sampah, dengan penambahan alat pengumpul sampah (gerobak,

dump truck/compactor

), penambahan lokasi TPS/transfer depo untuk skala kawasan, kualitas pengangkutan dengan peningkatan ritase, frekuensi, jam operasional dan penambahan alat angkut, serta penambahan alat berat TPA.

 Pengadaan sarana untuk program 3R berupa sarana pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan karena proses pemilahan sampah yang telah dimulai dari sumber, membutuhkan sarana pengumpul (misalnya gerobak) yang terpisah agar sampah yang telah dipisah di tingkat sumber tersebut akan tetap terpisah berdasarkan jenisnya, termasuk sarana pengangkut dan pemrosesan.

 Pembentukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat (skala kelurahan) minimal 3 lokasi pengelolaan sampah 3 R di setiap kecamatan untuk setiap tahunnya, sehingga pada 5 tahun yang akan datang sudah ada 18 lokasi pengelolaan sampah 3 R di Kota Bogor.

 UDPK (usaha daur ulang dan produksi kompos) skala kawasan (kapasitas 15 m3/hari) dapat menjadi salah satu pilihan. Pengolahan sampah dilakukan dengan pengomposan dan daur ulang yang diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA minimal 10 – 20 %.

 Pengomposan sampah, misalnya dengan

composter

, diharapkan diterapkan di sumber (rumah tangga, kantor, sekolah, dll.) dan pengomposan skala kawasan dalam suatu area yang menimbulkan 5 – 50 ton sampah organik per hari. Pemerintah Kota Bogor membantu memberikan dukungan dalam hal penyuluhan, penyediaan lahan, modal awal, transpor suplai sampah, transpor residu keluar area pengomposan, dan penggunaan hasil kompos untuk taman-taman kota.

 Upaya 3 R membutuhkan partisipasi aktif seluruh stake holder yang terkait dengan masalah persampahan. Dalam melaksanakan penanganan sampah secara 3 R diperlukan sosialisasi yang dilakukan terus menerus kepada setiap lapisan masyarakat baik secara individu maupun kelompok, dengan menggunakan bahasa, sarana prasarana dan media yang sesuai dengan target kelompok yang dituju. Oleh karena itu diperlukan penyelenggaraan program promosi dan kampanye peningkatan upaya 3 R dan pengamanan

sampah B3 rumah tangga di setiap kecamatan. Pendidikan dan penyuluhan dapat difokuskan untuk mendorong pemilik rumah, komunitas, dan bisnis memilah sampahnya.

 Melaksanakan mekanisme insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan sampah dan 3 R.

 Penataan dan optimalisasi TPA Galuga.

 Revitalisasi TPA Galuga dengan meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah SLF.

 Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah.

 Meningkatkan pembinaan peran serta/kemitraan masyarakat dan kaum perempuan serta swasta dalam pengelolaan sampah.

 Peningkatan kerja sama dan koordinasi pengelolaan dan mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan persampahan skala regional.

 Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan tepat guna dan berwawasan lingkungan.

 Penyusunan pedoman pola pemulihan biaya (

cost recovery

).

 Fasilitasi dan pendampingan penyusunan tariff retribusi yang mengarah pada pemulihan biaya.

 Diseminasi pedoman pemulihan biaya kepada DPR, DPRD, dan instansi terkait.

 Menerapkan sistem pengawasan dan sanksi hukum secara konsisten dalam rangka pembinaan aparat, masyarakat, dan swasta oleh lembaga regulator.

Tabel 7.55 Rencana Target Pencapaian

No. INDIKATOR TINGKAT PELAYANAN DAN TARGET PELAYANAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015

A Reduksi Sampah di TPST

1 Volume Timbulan Sampah)* 2,402 2,469 2,538 2,609 2,682 m3/hari

2 Volume Sampah Tereduksi)* 80 110 130 150 170 m3/hari

di 8 lokasi

3 % Sampah Tereduksi)* 11% 15% 18% 20% 23% %

4 Volume Sampah Terlayani Sistem Komunal

No. INDIKATOR TINGKAT PELAYANAN DAN TARGET PELAYANAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015

5

Sistem pengurangan volume sampah yang diterapkan

(3R/Komposting/Lainnya)

4 12 14 16 18 Unit

6

Kapasitas dari pengurangan volume sampah yang dilakukan

20 163.5 193.5 223.5 253.5 m3/hari

7 Jumlah fasilitas reduksi sampah 8 11 13 15 17 Lokasi

B Pengangkutan Sampah

1 Volume Sampah Terangkut )* 1,685 1,756 1,827 1,904 1,984 m3/hari

2 % Volume Sampah Terangkut )* 70.14 71.00 72.00 73.00 74.00 %

3 Jumlah armada gerobak sampah 60 160 260 360 460 unit

4 Jumlah truk sampah biasa (dump truck) 64 64 84 94 100 unit

5 Jumlah truk sampah berlengan (arm roll) 28 34 39 44 50 unit

6 Jumlah truk compactor 2 4 5 10 8 unit

6 Jumlah container 97 111 121 131 141 unit

7 Jumlah TPS 957 962 967 972 977 unit

C Pengelelolaan Sampah di TPA

1 Volume sampah diolah di TPA )* 1654

1,723.69 1,793.38 1,868.97 1,947.49 m3 2 % Volume sampah diolah di TPA )* 98.16% 0.9816 0.9816 0.9816 0.9816 % 3 Jenis Pengolahan/Pemrosesan akhir

(timbun/bakar/lainnya)

Timbun

4 Jumlah fasilitas pengolahan/pemrosesan akhir sampah

3 unit

5 Kapasitas pengolahan/pemrosesan akhir sampah

m3/hari

6 Kapasitas tersisa dari system pengolahan akhir sampah yang ada

m3/hari

7 Sistem pengelolaan sampah yang ditimbun (open dumping/control landfill/sanitary landfill) Control Landfill Control Landfill Control Landfill Control Landfill Control Landfill