• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN

C. Sumber Data

C. Sumber Data

Data yang dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Menurut Sutopo (2002: 49-51), jenis-jenis sumber data dalam penelitian kualitatif adalah narumber/informan, periwtiwa/aktivitas, tempat/lokasi, dan dokumen/arsip. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dokumen

Dokumen yang digunakan ini berupa arsip soal Ulangan Umum Akhir Semester I dan II pada siswa kelas VI Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2008/2009 dan transkip hasil wawancara terhadap narasumber, baik guru dan kepala sekolah maupun siswa yang berupa catatan lapangan.

2. Informan

Informan yang dipilih adalah Kepala Sekolah SD Pondok 01, yaitu Ibu Munasiroh selaku yang orang memberikan informasi mengenai daftar tim penulis soal untuk tahun 2008/2009. Informan selanjutnya adalah tim penulis soal Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Dinas Pendidikan Kecamatan Nguter

yang berada dalam satu wadah, yaitu Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan ditunjuk langsung dari pengawas, yaitu:

a. Guru mata pelajaran

Untuk tahun ajaran 2008/2009 terdapat dua guru mata pelajaran yang ditunjuk sebagai tim penulis soal, yaitu

(1) H. Agus Sriantono, S. Pd. selaku guru mata pelajaran Penjasorkes berasal dari SDN Jangglengan 01 yang membuat soal Penjasorkes (2) Puji Raharjo, S. Ag., M. Pd. selaku guru mata pelajaran Agama berasal

dari SDN Nguter 05 yang ditunjuk untuk membuat soal Agama. b. Kepala Sekolah

Pengawas menunjuk tujuh kepala sekolah dalam pembuatan soal untuk tahun ajaran 2008/2009, yaitu (1) Kepala Sekolah SDN Tanjung 03 yang ditunjuk untuk membuat soal PKn, (2) Kepala Sekolah SDN Serut 01 membuat soal Bahasa Indonesia, (3) Kepala Sekolah SDN Jangglengan 01 yang membuat soal Matematika, (4) Kepala Sekolah SDN Celep 02 membuat soal IPA, (5) Kepala Sekolah SDN Pengkol 01 ditunjuk untuk membuat soal IPS, (6) Kepala Sekolah SDN Pondok 02 membuat soal Bahasa Jawa, dan Kepala Sekolah SDN Kedung Winong 01 membuat soal Bahasa Inggris.

Namun, peneliti hanya melakukan wawancara dengan lima kepala sekolah. Hal ini disesuaikan dengan sumber data yang ada, yaitu

(1) Sri Nuruningsih, M. Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Serut 01 yang ditunjuk membuat soal untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia,

(2) Sugeng Riyadi, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Jangglengan 01 yang ditunjuk membuat soal untuk mata pelajaran Matematika,

(3) Dra. Ratino selaku Kepala Sekolah SDN Celep 02 yang ditunjuk membuat soal untuk mata pelajaran IPA,

(4) Dra. Lilis S., M. Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Pengkol 01 yang ditunjuk membuat soal untuk mata pelajaran IPS, dan

(5) Drs. Slamet selaku Kepala Sekolah SDN Tanjung 03 ditunjuk membuat soal untuk mata pelajaran PKn.

Informan lain yang digunakan untuk memperoleh kelengkapan data adalah siswa. Berdasarkan narasumber di atas, terdapat enam SD di wilayah Kecamatan Nguter yang masing-masing SD terdapat guru atau kepala sekolah yang bertindak sebagai tim penulis. Dari keenam SD itu pula, diambil tiga siswa yang mewakili masing-masing SD, kecuali SDN Jangglengan 01 yang dalam SD tersebut terdapat dua tim penulis soal. Siswa yang dipilih untuk diwawancari adalah siswa yang mewakili kemampuan atau prestasi tinggi, sedang, dan menengah. Dari ketentuan tersebut, maka dapat dijabarkan siswa-siawa yang terlibat sebagai informasi adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Daftar siswa yang pilih sebagai informan No. Nama Sekolah Nama Siswa yang berprestasi

Prestasi tinggi Prestasi sedang Prestasi rendah 1. SDN Jangglengan 01 Sevi Hidayati Tegar Septian Zulfa Airin A. Dwi Fajar U. Aisyah Amal Udin S. 2. SDN Nguter 05 Dava Yurdika

Azhari

Nikita Yulinda Sari

Ariska Yuni Kartikasari 3. SDN Serut 01 Winda Dwi

Mulyati

Irfan Aji

Presetyo

Camelia Sekar Mustika 4. SDN Celep 01 Alex Prasetyo

Wibowo

Anggreni Nilam Saputri

Ahmad Canggih W. 5. SDN Pengkol 01 Safitri Mukti

Utami

Cahyo Dwi

Pamungkas

Ambar Dwi Astuti

6. SDN Tanjung 03 Syaida Suci Aprilia

Indah Kartika Wulan

Cholid Syaifullah D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Teknik purposive sampling ini gunakan karena sampel diambil berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu (Arikunto, 2006: 127-128). Pada penelitian ini diwujudkan dalam pemilihan butir-butir soal Ulangan Umum Akhir Semester I dan II pada siswa kelas VI Sekolah Dasar sebagai sampel.

Sumber data yang digunakan tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Jumlah keseluruhan mata pelajaran kelas VI adalah sebelas yang terdiri dari (1) Mata Pelajaran Inti, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Agama, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Pendidikan Berbudaya dan Keterampilan (PBK), dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjasorkes), (2) Mata Pelajaran Mulok, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Pertanian.

Mata pelajaran yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah Mata Pelajaran inti yang meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Agama, PKn, dan Penjasorkes. Mata pelajaran PBK tidak dipergunakan sebagai sampel karena untuk mata pelajaran tersebut sistem penilaian yang digunakan adalah praktik, sehingga tidak menggunakan tes tertulis sebagai alat evaluasi.

Sedangkan untuk pemilihan soal yang digunakan dalam menggali informasi atau yang diajukan kepada siswa saat wawancara, peneliti meminta saran kepada guru selaku tim penulis yang berasal dari sekolah setempat. Pemilihan soal tersebut difokuskan pada soal yang memiliki kesalahan, baik pada bidang ejaan, kata, kalimat atau paragraf .

Jumlah butir soal pada setiap mata pelajaran berbeda-beda, baik dari UAS I dan UAS II. Data yang diperoleh sebagai berikut.

Tabel 5. Jumlah Butir Soal dalam Setiap Mata Pelajaran

No. Mata Pelajaran Jumlah butir soal

UAS I UAS II 1 Bahasa Indonesia 50 50 2 Matematika 50 40 3 IPA 50 40 4 IPS 50 50 5 PKn 50 50 6 Agama 50 50 7 Penjasorkes 50 30 Jumlah 350 310

Adapun teknik snowball sampling merupakan teknik yang cara pelaksanaanya berlanjut dan berpindah-pindah dari informan satu ke informan lain sesuai dengan tingkat pemahaman terhadap penggunaan bahasa dalam penulisan soal. Lebih jelasnya, cara pelaksanaa teknik ini adalah peneliti datang pada seorang yang dianggap dapat dijadikan informan. Jika seseorang tersebut memiliki pandangan tentang orang yang dianggap lebih memahami tentang kaidah bahasa dalam soal, maka peneliti akan berganti meminta penjelasan kepada orang yang dirokemandasikan tersebut, begitu pula seterusnya.