• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUNARDI • CEO Thanglong Cement Joint Stock Company (TLCC) Vietnam

Dalam dokumen Majalah Sinergi | Semen Indonesia (Halaman 38-40)

INSIDE

kualitas produk. Untuk pasar Filipina, merek TLCC sudah menjadi referensi bagi proyek-proyek pemerintah. Saat ini yang menjadi perhatian kami ada- lah masalah warna semen, meski tidak mempengaruhi kuat tekan.

Warna ini sangat ditentukan oleh warna dari raw material yang kami gunakan, di mana warnanya agak ce- rah, sehingga warna semen kami agak lebih cerah, bukan gelap. Ternyata warna ini juga ada pengaruhnya juga terhadap pasar. Untuk memperbaiki warna, kami menambahkan black lime- stone dan rice hush.

Disamping kualitas semen, masalah pelayanan ke customer (distributor) seperti kecepatan pemuatan ke truk maupun ke kapal menjadi perhatian serius kami. Keluhan sering diterima dari customer tentang rendahnya kapasitas pemuatan baik di packer ke truk maupun ke kapal. Mereka selalu membandingkan dengan pabrik lain. Ini merupakan tantangan bagi kami untuk menjadi lebih baik.

Tenaga kerja di packer sudah diganti dari tenaga kerja organik ke outsourcing dengan tarif berdasarkan tonase. Ini sangat membantu mening- katkan produktivitas pemuatan. Pengaturan kapal sandar keluar juga ditingkatkan efektivitasnya, sehingga mengurangi idle di jetty.

Kondisi peralatan produksi TLCC sendiri seperti apa?

Sejak beroperasi tahun 2008 dan di- akuisisi tahun 2012, dan saat ini pabrik sudah berumur delapan tahun, belum banyak mendapat perhatian dalam hal pemeliharaan. Terbatasnya spare part, apalagi security part yang sama sekali tidak punya, sehingga kegiatan pemeliharaan tidak dapat dilakukan secara maksimal.

Sering terjadi unbreakdown plan- ning, dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk memperbaikinya, sehingga kehilangan banyak waktu produksi. Seperti kejadian putusnya chain bucket elevator, motor cement mill, circuit breaker, putusnya sling loading crane, terbakarnya kabel power, semuanya terjadi di Grinding Plant, Ho Chi Minh. Belum lagi yang di Main Plant, seperti bearing motor

cement mill, keretakan gear box, table coal mill dan sebagainya. Solusinya? Secara bertahap kami lakukan peng- gantian berdasarkan skala prioritas.

Berapa banyak tenaga kerja di TLCC saat ini?

Total jumlah tenaga SDM TLCC sebanyak 821 orang dengan perincian 623 orang tenaga tetap dan 98 orang tenaga outsourcing. Jumlah itu terse- bar di mainplant Quang Ninh dan Ha- noi yakni 550 orang (460 orang tenaga tetap + 90 orang tenaga outsourcing) dan Grinding Plant Ho Chi Minh yak- ni 171 orang (163 orang tenaga tetap + 8 orang tenaga outsourcing). Untuk perusahaan industri semen dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun, jumlah tenaga kerja sebanyak itu rasanya kele- bihan dibandingkan dengan industri lain yang sejenis. Tenaga kerja tersebut banyak yang direkrut pada masa konstruksi (proyek) maupun pada saat mulai beroperasi (2007 -2008).

Mereka umumnya sejak diterima bekerja menempati suatu posisi dalam kurun waktu yang lama dan sampai sekarang. Relatif tidak ada mutasi dan rotasi. Bila dilakukan mutasi atau rotasi ke posisi yang lain, mereka akan menanyakan apa kesalahannya? Jadi seolah-olah jabatan yang dipegangnya itu untuk selamanya. Itulah kulturnya selama ini.

Kurang dinamis, learning process dan transfer knowledge-nya sangat lambat. Bekerja secara sektoral, kurang berupa team work, sehingga kordinasi antar seksi/divisi sangat lemah. Ada masalah di bawah, lebih banyak di bawa ke level lebih tinggi, yang sebe- narnya mereka harusnya bisa berkor- dinasi dan berkomunikasi antarseksi/ divisi untuk menyelesaikan masalah.

Apa yang menjadi kendala opera- sional selama ini?

Masih sering ada gangguan oleh penduduk di sekitar penambangan batu kapur dalam kegiatan operasional penambangan. Kami selalu berkor- dinasi dengan otoritas di sana, untuk menekan gangguan tersebut. Selain itu, masih ada beberapa perumahan penduduk yang belum pindah dari area lahan tanah liat, sehingga kami

tidak bisa leluasa menambang tanah liat sesuai dengan planning.

Disamping itu, juga ada juga masyarakat yang menggangu transpor- tasi material tambang menuju crusher atau pabrik, walupun sifatnya sporadis. Kami selalu secara intensif berkordinasi dengan pihak otoritas untuk mene- kan gangguan dan juga bagaimana memindahkan penduduk yang masih mendiami lahan area tambang.

Gambaran pasar tahun 2017 nanti?

Ada dua kondisi yang menyebabkan pasar tahun 2017 akan memberikan persaingan yang berat di domestik Vietnam. Pertama, pengenaan pajak ekspor, membuat kami dan pabrik- pabrik semen lainnya di Vietnam sulit mengekspor semen. Pasar ekspor sudah tidak menguntungkan lagi, sehingga se- bagian besar volume ekspor akan dipin- dahkan ke pasar domestik. Jadi semen akan membanjiri pasar domestik. Selain itu, masuknya semen murah dari China yang membanjiri pasar ekspor, seperti Filipina, Singapura, Brunei membuat kami peras otak untuk bersaing.

Apa saja yang menjadi tantangan TLCC di tahun tersebut?

Jelas tantangan terbesar kami adalah memenangkan persaingan di pasar dalam negeri, karena harus menjual semen di tahun 2017 sebesar 2.231.800 ton. Kemudian menjual se- men 377.000 ton ke pasar luar negeri yang memberikan keuntungan (harga lebih tinggi), demikian juga menjual kelebihan klinker 75.000 ton pada saat Tet Holiday (Hari Raya).

Siapa kompetitor TLCC selama ini?

Semua merek di luar TLCC adalah kompetitor. Di pasar kami bersaing. Ada keunikan di Vietnam, bahwasanya tidak ada distributor yang loyal pada satu merek. Umumnya setiap distributor memegang lebih dari tiga merek dan bahkan ada yang memegang sampai tujuh merek. Untuk aktivitas produksi, beberapa pabrik merek lain bisa beker- ja sama dengan baik, misalnya dalam hal pinjam meminjam sparepart, bahan baku. Namun soal pasar, tidak ada yang mau bekerja sama, kami tetap bersaing dan bahkan perang. (ram/SG)

P

ada 5 Oktober 2016, MA telah mengeluarkan keputusan. Isinya, membatalkan ijin lingkungan yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah. Ijin Lingkungan dengan nomor 660/1/17 itu dikeluarkan pada 7 Juni 2016. Ijin ini merupakan satu dari aspek ijin lain yang disematkan di Proyek Rembang. Tiga aspek lain- nya yakni tata ruang, operasional dan pertambangan. Keempat aspek ijin itu, terjabarkan dalam 38 ijin yang sebe- tulnya sudah dikantongi Semen Indo- nesia sejak kali pertama akan memulai kegiatan pembangunan pabrik.

“Semua ijin itu sudah kita kan- tongi sebelum kami memulai aktivitas pembangunan di Rembang,” terang Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra di hadapan rombong- an Komisi VI DPR RI yang berkunjung ke Pabrik Tuban, Sabtu (25/11). Selain Tuban, saat bersamaan sebagian ang- gota Komisi VI juga bergerak ke Pabrik Rembang. Kunjungan ini dimaksud un- tuk melihat secara langsung pengelo- laan lingkungan di Tuban dan rencana

di Rembang yang dijalankan Semen Indonesia.

“Terus terang, kami juga penasaran seperti apa pengelolaan lingkungan yang dijalankan Semen Indonesia di sini. Kenapa investasi yang begitu besar harus terganjal oleh soal itu (ijin lingkungan, red),” tukas Teguh Juwar- no, Ketua Komisi VI yang memimpin rombongan di Tuban.

Pasca kunjungan tersebut, Komisi VI, tandas Teguh Juwarno, tanpa ragu memberi dukungan penuh kepada Semen Indonesia guna melanjutkan

Dalam dokumen Majalah Sinergi | Semen Indonesia (Halaman 38-40)

Dokumen terkait